Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

SEJARAH PERADABAN ISLAM

OLEH:
Zahro Husna Asy-syahiroh
NIM. 2018491300017

Dosen Pengampu:
M. Prayitno, M.Pd.I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu saya haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya, sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Sejarah Peradaban Islam dengan judul
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.

Saya selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak M.
Prayitno, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini serta orang tua yang selalu
mendukung kelancaran tugas saya.

Makalah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang dibimbing
oleh Bapak M. Prayitno, M.Pd.I. Dalam makalah dengan tema Sejarah Masuk dan
Berkembangnya Islam di Indonesia ini, saya akan membahas tentang teori-teori masuknya
islam ke indonesia, sejarah masuknya islam ke indonesia dan perkembangan islam di
indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang. Dan saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi saya penyusun dan para pembaca semuanya. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

Cover Makalah
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Teori-teori Masuknya Islam di Indonesia
B. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
C. Perkembangan Islam di Indonesia
Bab II Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadirnya Islam di muka bumi merupakan sebuah anugrah yang di berikan Allah
SWT kepada umat manusia, sehingga dapat membenahi kemerosotan dan kebobrokan
pemikira dan perbuatan umat manusia pada saat itu.
Kejahiliahan masyarakat pada saat itu sedikit demi sedikit dapat ditangani oleh
Islam melalui penyebaran ajarannya dengan dakwah islam yang mulia, walaupun hal
tersebut mulanya di tentang oleh masyarakat. Berkat ketekunan, ketangguhan, dan
kesabaran Nabi Muhammad dan sahabat, Islam dapat tersebar luas hingga ke plosok
dunia, dan Indonesia merupakan salah satu didalamnya.
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antar kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah
didataran Asia Tenggara.
Wilayah barat Nusantara dan sekitar malaka sejak masa kuno merupakan wilayah
yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik
para pedagang, serta menjadi daerah lintasan penting antara cina dan india. Pelabuhan-
pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke 1 dan ke 7 M sering disinggahi
pedagang asing.
Pedagang muslim asal Arab, Persia, dan India juga ada yang sampai ke kepulauan
Indonesia untuk berdagang. Berawal dari situlah islam mulai dikenal dan tersebar secara
luas di Indonesia. Untuk memperjelas hal tersebut, makalah ini berusaha menguak
sejarah awal masuk dan berkembangnya islam di Indonesai, mulai dari teorinya, cara
mengislamkan penduduk Indonesia, hingga perkembangannya di Nusantara.

B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan dalam latar belakang, maka kami rumuskan rumusan
masalah dalam makalah ini, diantaranya:
1. Apa saja teori-teori masuknya Islam di Indonesia?
2. Bagaimana sejarah awal masuknya Islam ke Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan Islam di Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI), di samping itu agar kita dapat
mengetahui:
1. Untuk mengetahui apa saja teori-teori masuknya Islam di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah awal masuknya Islam ke Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Islam di Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA

A. Teori-Teori Masuknya Islam di Indionesia


Mengenai kedatangan Islam di Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan yang
panjang di antara ahli sejarah, mengenai tiga masalah pokok, yakni tempat asal
kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan
pembahasan yang berusaha menjawab tiga masalah pokok ini belum tuntas. Tidak hanya
kurangnya data yang dapat mendukung teori tertentu, tetapi juga karena sifat sepihak dari
berbagai teori yang ada. Terdapat kcenderungan kuat adanya suatu teori yang hanya
menekankan sifat-sifat khusus dari ketiga masalah pokok, tetapi mengabaikan aspek-
aspek lainnya. Oleh karena itu, kebanyakan teori yang ada dalam segi-segi tertentu gagal
menjelaskan kedatangan Islam, konversi agama yang terjadi, dan proses Islamisasi yang
terlibat di dalamnya.[1]
Terdapat beberapa teori yang membahas tentang masuknya Islam di Indonesia
diantaranya yaitu: teori Gujarat, teori Mekah, teori Persia, teori Bengal dan teori Malabar.
1. Teori Gujarat
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (cambay), India.[2] Adapun peletak dasar teori ini
kemungkinan besar adalah Snouck Hurgronje. Hal ini dapat dilihat dalam
bukunya L’Arabie et les Indes Neerlandaises, atau Revua de I’ Histoire des Religious,jilit
Ivil. Tokoh lain yaitu W.F.Stuterheim dalam bukunya De Islamen Zijn Komst In de
Archipel .[3] Dasar dari teori ini yaitu sebagai berikut:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam
di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia-
Cambay-Timur Tengah-Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada
saat timbulnya kekuasaan politik Islam yakni adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini
juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di
Perlak tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang
memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari india yang menyebarkan Islam.[4]
2. Teori Makkah
Teori Makkah atau yang lebih dikenal dengan teori Makkah ini datang ke Melayu
secara langsung dari Arab, karena muslim wilayah Melayu berpegang pada madzhab
Syafi’I yang lahir di Semenanjung tanah Arab. Teori ini disokong oleh Sir John
Crawford.[5]
2
Menurut pendapat Hamka menyatakan bahwa beliau menolak pendapat agama
Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 berasal dari Gujarat, Hamka lebih
mendasarkan pandangannya pada peranan Bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam
ke Indonesia. Gujarat dinyatakan seperti tempat singgah semata dan Makkah sebagai
pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam. Selain itu Hamka menolak
pendapat yang menyatakan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13
karena di Indonesia pada abad ke-13 telah berdiri kekuasaan politik Islam. Jadi masuknya
Islam ke Nusantara terjadi jauh sebelumnya yakni pada abad ke-7.
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama yaitu teori Gujarat. Teori mekah berpendapat bahwa Islam msuk ke Indonesia abad
ke-7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).[6] Dasar teori ini yaitu sebagai berikut:

a. Pada abad ke-7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatra sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita
Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran madzhab Syafi’I, dimana pengaruh
madzhab Syafi’I terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekah. Sedangkan Gujarat /
India adalah penganut madzhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar “Al Malik”, yaitu gelar tersebut
berasal dari Mesir.
Pendukung teori Mekah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli
yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik
Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke-7 dan yang
berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.[7]
3. Teori Persia
Teori Persia menjelaskan bahwa agama Islam ke Indonesia adalah dibawa oleh
bangsa Persia yang berdasarkan pada sumber bukti sejarah berupa berita Cina yaitu
adanya koloni para pedagang Islam di Tashih yang berada di Sumatra bagian barat.
Kemudian proses penyebaran Islam dimuali dari pesisir pantai pulau Sumatera,
lalu menyebar ke wilayah lainnya, seperti Sumatera tengah, Tapanuli, dan Sumatra
Selatan. Dari pulau Sumatera dakwah Islam menyebar ke pulau Jawa.
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya
masyarakat Islam Indonesia seperti berikut:[8]
a. Peringatan 10 Muharrom atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein, cucu
Nabi Muhammad saw., yang sangat dijunjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di
Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.

3
b. Kesamaan ajaran sufi yang dianut Syaih Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu al
hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-
tanda bunyi harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkembangan Leren/Leran di Giri daerah gresik. Leren adalah nama
salah satu pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husein dan P.A. Husein
Jayadiningrat.[9]
4. Teori Bengal
Teori ini berpendapat bahwa Islam datang dari Bengal. Pendapat ini didasarkan
pada adanya batu nisan Fatimah binti Maemun yang ditemukan di leran Gresik Jawa
Timur pada tahun 475 H atau 1882 M. memiliki kesamaan dengan batu nisan yang ada di
wilayah Bengal.
5. Teori Malabar.
Teori ini berpendapat bahwa Islam yang datang ke Indonesia itu berasal dari
Colamander dan Malabar. Teori ini didasarkan pada pendapat W. Arnold dan
Marrison.[10]

B. SEJARAH AWAL MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA


Indonesia telah dikenal sejak zaman dahulu oleh bangsa-bangsa baik di timur maupun di
barat, karena menjadi jalur lalulintas perjalanan. Sebagai wilayah yang mudah dijangkau dan
menghasilkan banyak hasil bumi, maka amat logis jika Indonesia menjadi wilayah untuk
memperoleh pengaruh, dan tidak terkecuali untuk penyebaran agama Islam.[11]
Mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia pertama kali melalui lapisan bawah,
yakni masyarakat sepanjang pesisir utara. Dalam hal ini yang membawa dan memperkenalkan
Islam kepada masyarakat Nusantara adalah para saudagar-sudagar muslim baik yang datang dari
Gujarat maupun Arab dengan cara berdagang. Dari hubungan dagang inilah maka akhirnya
mereka aling mengenal dan terjadilah hubungan yang dinamis da antara mereka. Latar belakang
sejarah berkembngnya kelompok-kelompok pedagang muslim di kepulauan nusantara ini
merupakan indikasi bahwa Islam disebarluaskan kepada masyarakat nusntara. Oleh para
saudagar muslim. Mereka tidak semata-mata berdagang melaikan juga berdakwah. Pada mulanya
proses penyebaran Islam (terutama di pulau Jawa) masih terbatas hanya di daerah-daerah pantai,
namun sejak abad XV kota-kota di dekat pantai, baik Jawa, Sumatera, maupun daerah-daerah
lain berubah menjadi wilayah yang berpenduduk muslim. Dari uraian di atas jelaslah bahwa
masuknya Islam ke Nusantara adalah melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut.
Melalui jalur darat Islam dibawa dari Makkah melalui Baghdad-Kabul-Kashmir, lalu
singgah di Siangkiang Malaka melalui daerah pesisir. Setelah mendapat pengikut di
Semenanjung melaluijalur laut, mula-mula Islam disebarkan dari Jedah menuju Aden (sekarang
Yaman) terus ke Maskat dan Baisut (keduanya termasuk daerah Oman).

4
Dari Oman kemudian ke pantai Malabar terus ke Kodonggalor, Qulam Nali (Qutan) dan
kalian (semuanya termasuk wilayah Indonesia), kemudian ke negeri Cyilon dan melalui
Chittagong (Bangladesh) dan Akhjab (Birma) kemudian dari Birma akhirnya Islam sampai ke
Nusantara melalui dua jalur:[12]
Melalui Malaka, pantai Kantom (Cina Selatan), Kucin Barunai dan akhinya sampai di
kepulauan Mindanau, Peurelak, Samudra Pasai, Kuta Raja, Lamua, Barus, Padang, Banten,
Jepara, Gresik, Ujung Pandang.
Para sejarawan menetapkan bahwa Islam ke Indonesia ada dua golongan yaitu saudagar
dari Gujarat dan Arab:
a. Orang Gujarat terbukti dengan:
1) Perdagangan (hubungan dagang)
2) Ukir-ukiran Arab dalam kuburan Islam di Indonesia dengan motif Gujarat
3) Adanya gelar Syah
4) Adanya persamaan antara India dengan Indonesia
5) Adanya madhzab Syi’ah di Indonesia, seperti wahdatul wujud.
b. Para saudagar dari Arab dengan alasan:
1) Sudah adanya perdagangan pantai antara Arab dan Indonesia, melalui lautan
sebagai terminal menuju Cina
2) Franus Daj dalam bukunya The Lord of Preverela, menyebutkan bahwa orang Arab
sudah lama menetap di Malabor India, yaitu orang Oman dan Hadramzut
3) Adanya berita al-Mas’udi, ia mengatakan bahwa pada tahun 675 M terdapat lebih
kurang 10.000 orang berasl dari Oman, Siraz, Basrah dan Baghdad, yang berasl dri
Malabor (Nunjud Dzannab)
4) Telah ada keluarga orang Arab di Sumatera pada tahun 675 M sebagai utusan dari
Arab untuk kunjungan ke Kalingga.[13]
Berdasarkan hasil seminar nasional tentang masuknya Islam ke Indonesia yang diadakan
di Medan pada tahun 1963 disimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 1
Hijriyah (ke-7 M) secara langsung dari tanah Arab. Daerah yang pertama kali menjadi daerah
masuknya Islam adalah pesisis Sumatra. Agama Islam disebarkan oleh para saudagar muslim
dengan cara damai. Setelah agama Islam diterima oleh masyarakat Indonesia, terjadilah proses
Islamisasi. Hal itu terjadi melalui beberapa cara seperti perdagangan, perkawinan, tasawuf,
pendidikan, kesenian dan politik.[14] Rincian hasil seminar masuknya Islam di
Indonesia yaitu:
a. Menurut sumber-sumber yang diketahui, Islam untuk pertama kalinya telah masuk ke
Indonesia pada abad pertama Hijriyah (abad ke 7 M) dan langsung dari Arab.
b. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera, dan bahwa setelah
terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
c. Dalam proses pengislaman selanjutnya, orang-orang di Indonesia ikit aktif mengambil
bagian.
d. Mubaligh-mubaligh Islam yang pertama-tama itu selain sebagai penyiar Islam juga sebagai
saudagar.
5
e. Penyiaran Islam di Indonesia dilakukan dengan cara yang damai.
f. Kedatangan Islam ke Indonesia, membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia.[15]

C. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA


Perkembangan Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase. Singgahnya
pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar
negeri, terutama Cina. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan
Indonesia. Sumbernya, di samping berita-berita asing, juga makam-makam Islam, dan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam.[16]
Islam datang di Indonesia dengan membawa peradaban baru yang memiliki corak
keislaman secara khusus. Beberapa bentuk peradaban Islam mewarnai kehidupan dan pemikiran
masyarakat Islam di Indonesia. Akulturasi antara peradaban Islam dan peradaban masyarakat
setempat menjadi terpadu yang membawa dampak positif bagi perkembangan budaya Islam
Indonesia. Di antara peradaban Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut:[17]
1. Sistem birokrasi keagamaan
Karena penyebaran Islam di Indonesia pertama kali dilakukan oleh para pedagang,
pertumbuhan komunitas islam bermula di berbagai pelabuhan penting di Sumatra, Jawa dan
pulau lainnya. Kerajaan-kerajaan yang pertama kali berdiri juga didaerah pesisir. Demikian
halnya dengan kerajaan Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Ternate dan Tidore.
Ibu kota kerajaan selain merupakan pusat politik dan perdagangan, juga merupakan
tempat berkumpul para ulama dan mubaligh Islam. Ibnu Batutah menceritakan, Sultan Kerajaan
Samedra Pasai, Sultan Al-Malik Az-zahir, di kelilingi oleh ulama dan mubaligh Islam, dan Raja
sendiri sangat menggemari diskusi mengenai masalah-masalah keagamaan. Raja-raja aceh
mengangkat para ulama menjadi penasihat dan pejabaat di bidang Keagamaan. Keberadaan
Ulama sebagai penasehat raja, terutama dalam bidang keagamaan juga terdapat dikerajaan-
kerajaan Islam lainnya. Adapun disamping sebagai penasehat raja , para ulama juga duduk dalam
jabatan-jabatan keagamaan yang memiliki tingkat dan istilah berbeda-beda antara satu daerah
dengan daerah lainnya, pada umumnya disebut qadhi .meskipun dengan istilah yang berbeda,
tetapi penetapan hukum Islam di satu kerajaan lebih jelas dibandingkan dengan kerajaan lain.
Kedudukan jabatan ulama yang terkuat diantarannya adalah di Aceh dan di Banten.
Birokrasi keagamaan juga berlangsung di beberapa keraajaan Islam seperti di
Kesultanan Demak di Jawa. Semasa menjadi raja, Sultan Fatah diangkat oleh para walisongo
sebagai raja Demak. demikian pula yang berlaku di kerajaan Mataram Islam, sultan agung
bahkan memberlakukan kebijakan perpaduan tahun jawa Saka disesuaikan disesuaikan dengan
tahun hijriyah. Hal ini menunjukan perpaduan akulturasi budaya setempat (jawa) dengan tradisi
hukum Islam yang dituangkan dengan system birokrasi keagamaan. Demikian pula yang berlaku
di beberapa kerajaan lain di Indonesia pada umumnya.[18]

6
2. Peran Ulama dan karya-karyanya
Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan umat islam di Indonesia terletak di pundak para
ulama. Paling tidak ada dua cara yang dilakukan. Yang pertama, membentuk para kader ulama
yang akan bertugas sebagai mubaligh ke berbagai daerah yang lebih luas. Cara ini dilakukan di
dalam lembaga-lembaga pendidikan islam yang dikenal dengan pesantren di jawa, dayah di
Aceh, surau di minangkabau. Yang kedua, melalui karya-karya yang tersebar dan dibaca di
berbagai tempat yang jauh. Karya-karya tersebut mencerminkan perkembangan pemikiran dan
ilmu-ilmu keagamaan di Indonesia pada masa itu. Pada abad ke 16 dan 17, banyak sekali muncul
tulisan para cendekiawan Islam di Indonesia. Syed Muhammad Nuqaib Al-Attas menyatakan,
Abad-abad itu menyaksikan suatu kesuburan dalam penuulisan sastra, filsafat, metafisika, dan
teologi rasional yang tidak terdapat tolak bandingannya dimana-mana di zaman apapun di Asia
Tenggara. Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa ketika tradisi pemikiran Islam mulai
terbentuk di kepulauan Indonesia ini, di pusat dunia islam, bidang pemikiran itu telah mapan.[19]
3. Corak bangunan arsitek
Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan umat islam di Indonesia terletak di pundak
para ulama. Paling tidak ada dua cara yang dilakukan. Yang pertama, membentuk para kader
ulama yang akan bertugas sebagai mubaligh ke berbagai daerah yang lebih luas. Cara ini
dilakukan di dalam lembaga-lembaga pendidikan islam yang dikenal dengan pesantren di
jawa, dayah di Aceh, surau di minangkabau. Yang kedua, melalui karya-karya yang tersebar dan
dibaca di berbagai tempat yang jauh. Karya-karya tersebut mencerminkan perkembangan
pemikiran dan ilmu-ilmu keagamaan di Indonesia pada masa itu. Pada abad ke 16 dan 17,
banyak sekali muncul tulisan para cendekiawan Islam di Indonesia. Syed Muhammad Nuqaib
Al-Attas menyatakan, Abad-abad itu menyaksikan suatu kesuburan dalam penuulisan sastra,
filsafat, metafisika, dan teologi rasional yang tidak terdapat tolak bandingannya dimana-mana di
zaman apapun di Asia Tenggara. Akan tetapi, perlu juga diketahui bahwa ketika tradisi
pemikiran Islam mulai terbentuk di kepulauan Indonesia ini, di pusat dunia islam, bidang
pemikiran itu telah mapan.[20]
4. Lembaga pendidikan Islam
Lembaga-lembaga pendidikan Islam sudah berkembang dalam beberapa bentuk sejak
zaman penjajahan Belanda. Salah satu bentuk pendidikan islam tertua di Indonesia adalah
pesantren yang tersebar di berbagai pelosok. Lembaga pesantren di pimpin oleh seseorang ulama
atau kiai. Untuk tingkatan lanjutan, tidak ada kurikulum yang jelas pada lembaga ini. Kemajuan
seorang penuntut sangat perlu ditentukan oleh kerajinan, kesunguhan dan ketekunan masing-
masing. Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam mempunyai konstribusi yang sangat besar
dalam pembentukan budaya masyarakat Islam di Indonesia.[21]

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah “Masuk dan Berkembangnya Islam ke Indonesia” dapat
pemakalah simpulkan yaitu terdapat beberapa teori yang membahas tentang masuknya Islam di
Indonesia diantaranya yaitu: teori Gujarat, teori Mekah, teori Persia, teori Bengal dan teori
Malabar.
Sejarah Awal Masuknya Islam di Indonesia telah dikenal sejak zaman dahulu oleh
bangsa-bangsa baik di timur maupun di barat, karena menjadi jalur lalulintas perjalanan. Sebagai
wilayah yang mudah dijangkau dan menghasilkan banyak hasil bumi, maka amat logis jika
Indonesia menjadi wilayah untuk memperoleh pengaruh, dan tidak terkecuali untuk penyebaran
agama Islam.
Perkembangan Islam di Indonesia dengan membawa peradaban baru yang memiliki corak
keislaman secara khusus. Akulturasi antara peradaban Islam dan peradaban masyarakat setempat
menjadi terpadu yang membawa dampak positif bagi perkembangan budaya Islam Indonesia. Di
antara peradaban Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Sistem birokrasi keagamaan
2. Peran para ulama dan karya-karyannya
3. Corak bangunan arsitek
4. Lembaga pendidikan Islam

B. Saran
Alhamdulillah saya telah menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan,
maka dari itu saya mohon kritik dan saran yang dapat memotivasi saya ke depannya
agar lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: AMZAH, 2009.


Asnawi, Muh. Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009.
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Suryanto, Bahroin. dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, Bogor:Yudhistira, 2010.
Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009.
Wahid, N. Abbas dan Suratno, Khazanah Sejarah kebudayaan Islam, Solo :Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2009.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo, 2014

[1] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm 188.
[2] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bogor:Yudhistira,
2010), hlm 2.
[3] Muh.Asnawi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009), hlm 4.
[4] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 2-3.
[5] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 191.
[6] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 3.
[7] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 3.
[8] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 3-4.
[9] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm 4.
[10] Bahroin Suryanto dan Syarifudin Juhri, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm 4-5.
[11] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2009), hlm 302.
[12]Fatah Syukur NC. Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009),
hlm. 181.
[13] Fatah Syukur NC. Sejarah Peradaban Islam, hlm. 181-182.
[14] N. Abbas Wahid dan Suratno, Khazanah Sejarah kebudayaan Islam, (Solo : PT tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm. 102-103.
[15] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 303.
[16]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: RajaGrafindo, 2014), hlm.193.
[17] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 408.
[18] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 408-410
[19] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 410-411
[20] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 410-411
[21] Samsul MunirAmin, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 419-420.

Anda mungkin juga menyukai