Anda di halaman 1dari 24

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

NON HEMORAGIK STROKE

Disusun Oleh :

Indah Lestari Alwi, S.Ked.

105505 4057 18

Pembimbing :

dr. Hj. Siti Nurhani S, Sp. S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Indah Lestari Alwi, S.Ked.


Stambuk : 105505 4057 18

Judul Laporan kasus : Non Hemoragik Stroke

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian


Ilmu Penyakit Saraf Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Mei 2019

Pembimbing

dr. Hj. Siti Nurhani S, Sp. S

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul Non
Hemoragik Stroke. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Saraf.

Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas Laporan Kasus ini,


namun berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-
teman sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Penulis sampaikan terima kasih banyak kepada, dr. Hj. Siti Nurhani S, Sp. S ,
selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar
dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan
tugas ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari yang
diharapkan oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga Laporan
Kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.

Makassar, Mei 2019

Indah Lestari Alwi, S.Ked

2
PENDAHULUAN

Pertama kali yang terjadi jika otak mengalami kekurangan aliran darah

adalah iskemik, yang mana terjadi kehilangan fungsi yang reversible. Selain itu,

jika berkurangnya aliran darah otak yang berat atau lama, akan mengakibatkan

infark dengan kematian sel otak yang permanen. Infark serebri adalah kematian

neuron-neuron, sel glia dan sistem pembuluh darah yang disebabkan oleh

kekurangan oksigen dan nutrisi. Menurut WHO, stroke adalah manifestasi

klinis dari gangguan fungsi cerebral, baik fokal maupun menyeluruh (global),

yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir

dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan

vaskular. Berdasarkan penyebabnya infark dapat dibagi menjadi 3, yaitu:Infark

anoksik, disebabkan dari kekurangan oksigen, walaupun aliran darahnya

normal, misalnya asfiksia.

1. Infark hipoglikemik, terjadi bila kadar glukosa darah di bawah batas kritis

untuk waktu yang lama, misalnya koma hipoglikemik.

2. Infark iskemik, terjadi gangguan aliran darah yang menyebabkan

berkurangnya aliran oksigen dan nutrisi.

Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya, stroke dapat

diklasifikasikan atas:

1. Stroke Iskemik/infark

- Trombosis Arteri

- Emboli Serebri

3
2. Stroke hemoragik

- Perdarahan Intra Serebral (PIS)

- Perdarahan Sub Arachnoid (PSA).

Lesi vaskuler regional sebagian besar disebabkan oleh proses oklusi pada

lumen arteri serebri. Sebagian lainnya disebabkan oleh pecahnya vaskuler.

Infark otak-kematian neuron, glia, dan vaskuler disebabkan oleh tiadanya

oksigen atau nutrien atau terganggunya metabolisme. Paling sering dijumpai

penyebab infark otak tersebut adalah infark iskemik yang menyebabkan

terjadinya hipoksia sekunder, terganggunya nutrisi seluler, dan kematian batang

otak.

4
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
Nama : Tn. BA
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Status : Menikah
Pekerjaan : TNI
Alamat : Jl. Pampang Raya

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Lemah Separuh Badan Kanan
Anamnesis Terpimpin :
Seorang Laki-laki umur 46 tahun datang ke Rumah Sakit Pelamonia
dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kanan, yang dialami sejak kurang
lebih 1 yang lalu, rasa kram pada ekstremitas kanan. Pasien mengeluhkan
berbicara pelo, dan merasakan nyeri pada kepala. Tidak ada mual dan muntah.
Tidak ada riwayat trauma dan infeksi. Tidak ada sesak. BAB dan BAK normal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Sebelumnya tidak mempunyai penyakit seperti ini. Riwayat penyakit
hipertensi ada, riwayat diabetes ada. riwayat penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita hal yang serupa
seperti pasien.

5
Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 200/110 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36oC

D. STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Deviasi Septum (-), Sekret (-)
Telinga : Normotia, Sekret (-)
Mulut : Bibir tampak kering
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan Tiroid
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi
Paru : Suara napas vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi SI & SII normal, regular, gallop (-) & murmur (-)

Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar
Auskultasi : Bising usus normal

6
Perkusi : Timpani di seluruh region abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegaly (-)

Ekstremitas
Superior : Akral hangat, RCT < 2detik, edema (-), sianosis (-)
Inferior : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)

E. STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15  Eye: 4, Verbal: 5, Motorik: 6
Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : Negatif
Kernig : Negatif
Lasegue : Negatif
Brudzinski I & II : Negatif

F. PEMERIKSAAN NERVUS CRANIAL


1. Nervus Olfaktorius

Dextra Sinistra

Daya pembau Normosmia Normosmia

2. Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
Pengenalan Warna Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan

7
Papil edema
Arteri:Vena

3. Nervus Okulomotorius
Dextra Sinistra
Ptosis - +
Gerakan Bola Mata
Baik Baik
 Medial
Baik Baik
 Atas
Baik Baik
 Bawah

Ukuran Pupil Pupil bulat isokor Ø ODS 3 mm

Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya
+ +
Konsensual
Akomodasi Baik Baik

4. Nervus Trokhlearis
Dextra Sinistra
Gerakan Mata
Baik Baik
Medial Bawah

5. Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
Membuka mulut Normal
Sensibilitas
 Oftalmikus + +

8
 Maksilaris + +
 Mandibularis + +
Refleks kornea Tidak dilakukan
Refleks bersin Tidak dilakukan

6. Nervus Abdusens
Dextra Sinistra
Gerakan mata ke lateral + +

7. Nervus Facialis
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menutup mata + +
Menyeringai - +
Daya pengecap 2/3
Tidak dapat merasakan manis.
depan

8. Nervus Vestibulochoclearis
Dextra Sinistra
Tes Romberg Tidak dilakukan
Tes bisik Normal Normal
Tes Rinne
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Schwabach

9. Nervus Glosofaringeus & Nervus Vagus


Arkus faring Gerakan simetris
Daya Kecap Lidah 1/3 belakang Tidak dilakukan

9
Uvula Letak di tengah
Menelan Normal
Refleks muntah Tidak dilakukan

10. Nervus Assesorius


Dextra Sinistra
Memalingkan kepala Baik Baik
Mengangkat bahu Baik Baik

11. Nervus Hipoglosus

Sikap lidah Tidak ada deviasi

Fasikulasi -

Tremor lidah -

Atrofi otot lidah -

G. PEMERIKSAAN MOTORIK
Anggota Gerak Atas
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Kekuatan 5 5
Reflex Bisep + +
Reflex Trisep + +

Anggota Gerak Bawah


Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Kekuatan 4 4

10
Reflex Patella + +
Reflex Achilles + +

Refleks Patologis
Dextra Sinistra
Babinski - -
Chaddocck - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Hoffman Trommer - -

H. PEMERIKSAAN SENSORIK
Dextra Sinistra
Rasa Raba
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah

I. FUNGSI VEGETATIF
Miksi Defekasi
Inkontinensia Inkontinensia
- -
urin alvi
Retensio urine - Retensio alvi -

11
Poliuria -
Anuria -

J. RESUME
Seorang Laki-laki umur 46 tahun datang ke Rumah Sakit Pelamonia
dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kanan, yang dialami sejak kurang
lebih sejak satu hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. rasa kram pada
ekstremitas kanan. Pasien mengeluhkan berbicara pelo, dan merasakan nyeri
pada kepala (NPRS 2-3). Tidak ada mual dan muntah. Tidak ada riwayat trauma
dan infeksi. Tidak ada sesak. BAB dan BAK normal.

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 200/110 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36oC

Status neurologis

Di dapatkan pasien terjadi gangguan di nervus VII dan XII Dextra Tipe
Central.

K. DIAGNOSA
 Diagnosa Klinis : Hemipharese dextra tipika.
 Diagnosa Etiologi : Non Hemoragik Stroke
 Diagnosa Topis : Susp. Hemisfer cerebrum dextra

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
1. Glukosa puasa = 144 mg/dl*
2. HbA1c = 7,7 %*

12
3. Kolesterol Total = 283 mg/dl*
4. Triglyserida = 383 mg/dl*
5. SGOT = 16 U/L
6. SGPT = 13 U /L
 Ct-Scan Kepala

Kesan : Infark lakunar pada kapsula interna dan corona radiata sinistra

-Brain Atrophy

13
M. TERAPI
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. Inj. Citicolin 500 mg/12 jam Intravena
3. Sohobion Amp/24 jam/oral.
4. PEDA Caps/24 jam/oral.
5. Gabapentin 100 mg/12jam/oral.

N. PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam

DATA FOLLOW UP

Tanggal/ TTV Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter

03/05/2019 S: Seorang Laki-laki umur 46 tahun datang -IVFD RL 20 tetes


TD: ke Rumah Sakit Pelamonia dengan keluhan /menit
200/110 mmHg lemah separuh badan sebelah kanan, yang -Inj. Citicolin 500 mg
N: dialami sejak kurang lebih 1 hari yang lalu /12 jam Intravena
81 x/menit sebelum masuk rumah sakit, rasa kram pada -Sohobion Amp / 24
P: ekstremitas kanan. Pasien mengeluhkan jam / oral.
22 x/menit berbicara pelo, dan merasakan nyeri pada -PEDA Caps /24 jam
S: kepala (NPRS 2-3). Tidak ada mual dan /oral.
360C muntah. Tidak ada riwayat trauma dan -Gabapentin 100
infeksi . Tidak ada sesak. BAB dan BAK mg/12jam/oral.
Day 1 normal. -CPG 75 mg/24jam/oral
O: GCS : E4M6V5
Nn. Cr. : Parese N. VII dan XII dextra Tipe CT-Scan Kepala
Central Kesan : Infark lakunar
pada kapsula interna

14
Motorik : dan corona radiata
sinistra
P K T
-Brain Atrophy
N N 4 5 N N
N N 4 5 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : DBN
A: -Hemipharese dextra tipika, Disatria ec
susp. NHS
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II

04/05/2019 S:keram pada tangan dan kaki sebelah kiri - IVFD RL 20 tpm
TD: dirasakan berkurang, pusing dirasakan - Citicolin 500 mg /
200/100 mmHg berkurang. 12jam / IV
N: O: GCS : E4M6V5 - Sohobion
80 x/menit Nn. Cr. : Parese N. VII dan XII dextra Tipe Amp/12jam/iv
P: Central - Peda Caps/ 24 jam /
20 x/menit RM : kk (-) oral
S: Motorik : - Gabapentin 100 mg/12
36 0C P K T jam/oral
-CPG 75 mg/24jam/oral
Day 2 Hasil Lab:
N N 4 5 N N
-Glukosa puasa :
N N 4 5 N N
144mg/dl
-g2pp : 123 mg/dl

15
N N RF RP -Kolesterol total :283
- - mg/dl
N N - - -Triglyserida : 383
mg/dl
Sensorik : DBN Hba1c : 7,7%
Otonom : Bab : Belum pagi ini Lapor dpjp :
A: -Hemipharese dextra tipika, Disatria ec Simvastatin
NHS 20mg/24jam/oral
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II

05/09/2018 S:keram pada tangan dan kaki sebelah kiri - IVFD RL 20 tpm
TD: dirasakan berkurang, pusing sudah tidak di - Citicolin 500 mg /
140/90 mmHg rasakan. 12jam / IV
N: - Sohobion
80 x/menit O: GCS : E4M6V5 Amp/12jam/iv
P: Nn. Cr. : Parese N. VII dan XII dextra Tipe - Peda Caps/ 24 jam /
20 x/menit Central oral
S: RM : kk (-) - Gabapentin 100 mg /
36 0C Motorik : 12 jam / oral
P K T -CPG 75 mg/24jam/oral
Day 3 -Simvastatin 20 mg / 24
N N 4 5 N N
jam/ oral
N N 4 5 N N

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : Bab : DBN
A: -Hemipharese dextra,tipika Disatria ec
NHS

16
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II

06/05/2019 S:keram dirasakan pada telapak tangan kanan - On Conecta


TD: , pusing sudah tidak di rasakan. - Citicolin 500 mg /
140/90 mmHg 12jam / IV
N: O: GCS : E4M6V5 - Sohobion
78 x/menit Nn. Cr. : Normal Amp/12jam/iv
P: RM : kk (-) - Peda Caps/ 24 jam /
20 x/menit Motorik : oral
S: - Gabapentin 100 mg /
36 0C P K T 12 jam / oral
-CPG 75 mg/24jam/oral
N N 5 5 N N
Day 4 -Simvastatin 20 mg / 24
N N 5 5 N N
Jam/ oral
RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : Bab : DBN
A: -Hemipharese dextra tipica , Disatria ec
NHS
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II

07/05/2019 S:keram sudah tidak dirasakan , pusing


TD: sudah tidak di rasakan. - Citicolin 500 mg /
150/90 mmHg 12jam/ oral
N: O: GCS : E4M6V5 - Neurodex/ 24 jam/oral

17
80 x/menit Nn. Cr. : Normal. - Peda Caps/ 24 jam /
P: RM : kk (-) oral
20 x/menit Motorik : - Gabapentin 100 mg /
S: P K T 12 jam / oral
36 0C -Simvastatin 20 mg / 24
N N 5 5 N N
jam/ oral
N N 5 5 N N
Day 5 -CPG 75 mg/24jam/oral

RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : Bab : DBN
A: -Hemipharese dextra,tipika Disatria ec
NHS
Esensial Hipertensi

18
DISKUSI

Defisit neurologis akut yang terjadi secara spontan tanpa adanya faktor

pencetus yang jelas berupa trauma dan gejala infeksi sebelumnya mengarah ke

suatu lesi vaskuler karena onsetnya yang mendadak. Sehingga pada pasien ini

mengarah pada diagnosis stroke. Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis

yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan

gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan

kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.1

Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) sistem saraf yang terjadi

mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke

terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan pembuluh darah otak

dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah

otak. Otak yang seharusnya mendapatkan pasokan oksigen dan zat makanan jadi

terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke sel otak (neuron) akan memunculkan

kematian sel. Gangguan fungsi otak ini bisa menimbulkan gejala stroke. Suatu

penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan menyebabkan

hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila anoksia ini

berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu sel glia

akan mengalami kerusakan ireversibel sampai nekrosis beberapa jam kemudian

yang diikuti perubahan permeabilitas vaskular disekitarnya dan masuknya cairan

serta sel-sel radang

19
Pasien berusia 46 tahun, berjenis kelamin laki-laki, diabetes dan menderita

dibetes dimana keempat faktor tersebut adalah faktor resiko terkena stroke. US

National Stroke Association menyatakan bahwa pada usia 45 tahun anda makin

rentan terkena serangan stroke. Begitupun juga dengan jenis kelamin. Pria lebih

banyak terkena stroke dibanding wanita. Orang-orang Afrika, Hispanik, dan Asia

juga di anggap lebih rentan disbanding orang-orang kulit putih. Demikian juga

seseorang memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, perokok

dan mengkonsumsi minuman keras. Maka, pasien ini memiliki faktor resiko untuk

terkena serangan stroke.

Ada beberapa sistem skoring yang dapat dipakai untuk membantu dokter

membedakan antara stroke non hemoragik atau stroke hemoragik, salah satunya

dengan menggunakan Skor Hasanuddin dimana interpretasi hasilnya apabila skor

<15 dicuriga NHS dan apabila ≥ 15 dicurigai HS.

SKOR HASANUDDIN

No. Kriteria Skor

1. Tekanan Darah

Sistole≥200:Diastole≥110 7,5

Sistole<200:Diastole<110 1

2. Waktu Serangan

Sedang bergiat 6,5

Tidak sedang bergiat 1

3. Sakit Kepala

20
Sangat hebat 10

Hebat 7,5

Ringan 1

Tidak 0

4. Kesadaran Menurun

Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10

onset 7,5

1 jam s/d 24 jam setelah onset 6

Sesaat tapi pulih kembali 1

24 jam setelah onset 0

Tidak ada

5. Muntah Proyektil

Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10

onset 7,5

1 jam s/d <24 jam setelah onset 1

24 jam setelah onset 0

Tidak ada

Berdasarkan hasil anamnesa pasien didapatkan jumlah skor Hasanuddin <15

sehingga diagnosis mengacu pada stroke non hemoragik. Namun, hal ini tidak

lantas dijadikan acuan karena penentuan diagnosis baku emas (gold standard)

pasien dengan strok adalah dengan menggunakan CT Scan. CT Scan dapat

membantu menentukan lokasi dan ukuran abnormalitaas, seperti daerah

vaskularisasi, superfisial atau dalam, kecil atau luas. Namun pada hasil CT-Scan

21
kepala pasien didapatkan kesan infark lacunar pada kapsula interna dan corona

radiata sinistra dan brain atrophy. yang menegaskan bahwa diagnosis klinis pasien

adalah stroke non hemoragik

Pada pasien yang menderita Non Hemoragik Stroke mengalami difisit

neurologi untuk penanganan diberikan neuroprotector berupa citicoline. Senyawa

ini memiliki efek untuk melindungi otak,mempertahankan fungsi otak secara

normal, serta mengurangi jaringan otak yang rusak akibat cidera. Selain itu juga

citicoline juga mampu mengikatkan aliran darah dan konsumsi oksigen diotak.

Pada pasien dengan diagnosis stroke menyebabkan terjadi gangguan vaskularisasi

dan oksigenasi di otak maka dari itu pada pasien ini dia mendapatkan terapi

neurotropik yaitu sohobion1 ampul/24jam/iv , obat ini merupakan obat yang

digunakan pada gangguan cerebral yang mengacu pada penurunan suplay darah

ke otak.

Pada pasien ini dia juga mengalami sakit kepala, makanya diberikan

gabapentin, dimana gabapentin bekerja dengan mempengaruhi system saraf dan

senyawa kimia dalam tubuh yang terlibat dalam munculnya kejang dan nyeri.

Pada pasien dengan diagnosis Non Hemoragik Stroke diberikan anti

agragasi trombosit, dimana tujuan pemberiannya adalah mempercepat degradasi

fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga membantu larutnya bekuan darah.

Pada pasien ini deberikan obat clopidogrel 75 mg, 1x1.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono, Mahar. Sidharta, Priguna. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta.

Dian Rakyat.

2. Harsono. 2011. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jogjakarta: UGM

3. Warlow CP. 1997. Stroke a Practical Guide management.1 ed. Blackwell

science, pp. 190-202.

4. Gubitz G, Sandercock P. Extracts from clinical evidence.Acute ischemic

stroke. BMJ 2000; 320: 692-6

5. Gonzales RG. Imaging-guided acute ischemic stroke therapy: from time is

brain to physiology is brain. AJNR Am J Neuroradiol 2006; 27: 728-35.

6. Widjaja, L 1993. Stroke patofisiologi dan penatalaksanaan. Lab/bagian

Ilmu Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr.Soetomo, Surabay.Hal 1-48.

7. Wilkinson I, Graham L. 2005. Essential Neurology. Fourth Edition. Main

Street,Malden, Massachusetts, USA: Blackwell Publishing Ltd, pp 25-6.

8. Sidharta Priguna, DR Prof dan Mardjono Mahar, DR Prof. 2008. Neurologi

Kinis Dasar. Penerbit Dian Rakyat: Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai