Indah Lapsus Nhs
Indah Lapsus Nhs
Disusun Oleh :
105505 4057 18
Pembimbing :
Pembimbing
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan hamba-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul Non
Hemoragik Stroke. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Saraf.
Penulis sampaikan terima kasih banyak kepada, dr. Hj. Siti Nurhani S, Sp. S ,
selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar
dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penyusunan
tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari yang
diharapkan oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga Laporan
Kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.
2
PENDAHULUAN
Pertama kali yang terjadi jika otak mengalami kekurangan aliran darah
adalah iskemik, yang mana terjadi kehilangan fungsi yang reversible. Selain itu,
jika berkurangnya aliran darah otak yang berat atau lama, akan mengakibatkan
infark dengan kematian sel otak yang permanen. Infark serebri adalah kematian
neuron-neuron, sel glia dan sistem pembuluh darah yang disebabkan oleh
klinis dari gangguan fungsi cerebral, baik fokal maupun menyeluruh (global),
yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir
1. Infark hipoglikemik, terjadi bila kadar glukosa darah di bawah batas kritis
diklasifikasikan atas:
1. Stroke Iskemik/infark
- Trombosis Arteri
- Emboli Serebri
3
2. Stroke hemoragik
Lesi vaskuler regional sebagian besar disebabkan oleh proses oklusi pada
otak.
4
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn. BA
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Status : Menikah
Pekerjaan : TNI
Alamat : Jl. Pampang Raya
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Lemah Separuh Badan Kanan
Anamnesis Terpimpin :
Seorang Laki-laki umur 46 tahun datang ke Rumah Sakit Pelamonia
dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kanan, yang dialami sejak kurang
lebih 1 yang lalu, rasa kram pada ekstremitas kanan. Pasien mengeluhkan
berbicara pelo, dan merasakan nyeri pada kepala. Tidak ada mual dan muntah.
Tidak ada riwayat trauma dan infeksi. Tidak ada sesak. BAB dan BAK normal.
5
Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 200/110 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36oC
D. STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Deviasi Septum (-), Sekret (-)
Telinga : Normotia, Sekret (-)
Mulut : Bibir tampak kering
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan Tiroid
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Vocal fremitus normal
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi
Paru : Suara napas vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi SI & SII normal, regular, gallop (-) & murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar
Auskultasi : Bising usus normal
6
Perkusi : Timpani di seluruh region abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegaly (-)
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, RCT < 2detik, edema (-), sianosis (-)
Inferior : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-), sianosis (-)
E. STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 Eye: 4, Verbal: 5, Motorik: 6
Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : Negatif
Kernig : Negatif
Lasegue : Negatif
Brudzinski I & II : Negatif
Dextra Sinistra
2. Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Tajam Penglihatan Normal Normal
Lapang Pandang Normal Normal
Pengenalan Warna Normal Normal
Funduskopi Tidak dilakukan
7
Papil edema
Arteri:Vena
3. Nervus Okulomotorius
Dextra Sinistra
Ptosis - +
Gerakan Bola Mata
Baik Baik
Medial
Baik Baik
Atas
Baik Baik
Bawah
Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya
+ +
Konsensual
Akomodasi Baik Baik
4. Nervus Trokhlearis
Dextra Sinistra
Gerakan Mata
Baik Baik
Medial Bawah
5. Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
Membuka mulut Normal
Sensibilitas
Oftalmikus + +
8
Maksilaris + +
Mandibularis + +
Refleks kornea Tidak dilakukan
Refleks bersin Tidak dilakukan
6. Nervus Abdusens
Dextra Sinistra
Gerakan mata ke lateral + +
7. Nervus Facialis
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menutup mata + +
Menyeringai - +
Daya pengecap 2/3
Tidak dapat merasakan manis.
depan
8. Nervus Vestibulochoclearis
Dextra Sinistra
Tes Romberg Tidak dilakukan
Tes bisik Normal Normal
Tes Rinne
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Schwabach
9
Uvula Letak di tengah
Menelan Normal
Refleks muntah Tidak dilakukan
Fasikulasi -
Tremor lidah -
G. PEMERIKSAAN MOTORIK
Anggota Gerak Atas
Dextra Sinistra
Bentuk Tidak ada deformitas
Kekuatan 5 5
Reflex Bisep + +
Reflex Trisep + +
10
Reflex Patella + +
Reflex Achilles + +
Refleks Patologis
Dextra Sinistra
Babinski - -
Chaddocck - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Hoffman Trommer - -
H. PEMERIKSAAN SENSORIK
Dextra Sinistra
Rasa Raba
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah
I. FUNGSI VEGETATIF
Miksi Defekasi
Inkontinensia Inkontinensia
- -
urin alvi
Retensio urine - Retensio alvi -
11
Poliuria -
Anuria -
J. RESUME
Seorang Laki-laki umur 46 tahun datang ke Rumah Sakit Pelamonia
dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kanan, yang dialami sejak kurang
lebih sejak satu hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. rasa kram pada
ekstremitas kanan. Pasien mengeluhkan berbicara pelo, dan merasakan nyeri
pada kepala (NPRS 2-3). Tidak ada mual dan muntah. Tidak ada riwayat trauma
dan infeksi. Tidak ada sesak. BAB dan BAK normal.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 200/110 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36oC
Status neurologis
Di dapatkan pasien terjadi gangguan di nervus VII dan XII Dextra Tipe
Central.
K. DIAGNOSA
Diagnosa Klinis : Hemipharese dextra tipika.
Diagnosa Etiologi : Non Hemoragik Stroke
Diagnosa Topis : Susp. Hemisfer cerebrum dextra
L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
1. Glukosa puasa = 144 mg/dl*
2. HbA1c = 7,7 %*
12
3. Kolesterol Total = 283 mg/dl*
4. Triglyserida = 383 mg/dl*
5. SGOT = 16 U/L
6. SGPT = 13 U /L
Ct-Scan Kepala
Kesan : Infark lakunar pada kapsula interna dan corona radiata sinistra
-Brain Atrophy
13
M. TERAPI
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. Inj. Citicolin 500 mg/12 jam Intravena
3. Sohobion Amp/24 jam/oral.
4. PEDA Caps/24 jam/oral.
5. Gabapentin 100 mg/12jam/oral.
N. PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
DATA FOLLOW UP
14
Motorik : dan corona radiata
sinistra
P K T
-Brain Atrophy
N N 4 5 N N
N N 4 5 N N
RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : DBN
A: -Hemipharese dextra tipika, Disatria ec
susp. NHS
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II
04/05/2019 S:keram pada tangan dan kaki sebelah kiri - IVFD RL 20 tpm
TD: dirasakan berkurang, pusing dirasakan - Citicolin 500 mg /
200/100 mmHg berkurang. 12jam / IV
N: O: GCS : E4M6V5 - Sohobion
80 x/menit Nn. Cr. : Parese N. VII dan XII dextra Tipe Amp/12jam/iv
P: Central - Peda Caps/ 24 jam /
20 x/menit RM : kk (-) oral
S: Motorik : - Gabapentin 100 mg/12
36 0C P K T jam/oral
-CPG 75 mg/24jam/oral
Day 2 Hasil Lab:
N N 4 5 N N
-Glukosa puasa :
N N 4 5 N N
144mg/dl
-g2pp : 123 mg/dl
15
N N RF RP -Kolesterol total :283
- - mg/dl
N N - - -Triglyserida : 383
mg/dl
Sensorik : DBN Hba1c : 7,7%
Otonom : Bab : Belum pagi ini Lapor dpjp :
A: -Hemipharese dextra tipika, Disatria ec Simvastatin
NHS 20mg/24jam/oral
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II
05/09/2018 S:keram pada tangan dan kaki sebelah kiri - IVFD RL 20 tpm
TD: dirasakan berkurang, pusing sudah tidak di - Citicolin 500 mg /
140/90 mmHg rasakan. 12jam / IV
N: - Sohobion
80 x/menit O: GCS : E4M6V5 Amp/12jam/iv
P: Nn. Cr. : Parese N. VII dan XII dextra Tipe - Peda Caps/ 24 jam /
20 x/menit Central oral
S: RM : kk (-) - Gabapentin 100 mg /
36 0C Motorik : 12 jam / oral
P K T -CPG 75 mg/24jam/oral
Day 3 -Simvastatin 20 mg / 24
N N 4 5 N N
jam/ oral
N N 4 5 N N
RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : Bab : DBN
A: -Hemipharese dextra,tipika Disatria ec
NHS
16
-Esensial Hipertensi
-DM Tipe II
17
80 x/menit Nn. Cr. : Normal. - Peda Caps/ 24 jam /
P: RM : kk (-) oral
20 x/menit Motorik : - Gabapentin 100 mg /
S: P K T 12 jam / oral
36 0C -Simvastatin 20 mg / 24
N N 5 5 N N
jam/ oral
N N 5 5 N N
Day 5 -CPG 75 mg/24jam/oral
RF RP
N N - -
N N - -
Sensorik : DBN
Otonom : Bab : DBN
A: -Hemipharese dextra,tipika Disatria ec
NHS
Esensial Hipertensi
18
DISKUSI
Defisit neurologis akut yang terjadi secara spontan tanpa adanya faktor
pencetus yang jelas berupa trauma dan gejala infeksi sebelumnya mengarah ke
suatu lesi vaskuler karena onsetnya yang mendadak. Sehingga pada pasien ini
mengarah pada diagnosis stroke. Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis
yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke
terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan pembuluh darah otak
dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah
otak. Otak yang seharusnya mendapatkan pasokan oksigen dan zat makanan jadi
kematian sel. Gangguan fungsi otak ini bisa menimbulkan gejala stroke. Suatu
penyumbatan total dari aliran darah pada sebagian otak akan menyebabkan
hilangnya fungsi neuron yang bersangkutan pada saat itu juga. Bila anoksia ini
berlanjut sampai 5 menit maka sel tersebut dengan sel penyangganya yaitu sel glia
19
Pasien berusia 46 tahun, berjenis kelamin laki-laki, diabetes dan menderita
dibetes dimana keempat faktor tersebut adalah faktor resiko terkena stroke. US
National Stroke Association menyatakan bahwa pada usia 45 tahun anda makin
rentan terkena serangan stroke. Begitupun juga dengan jenis kelamin. Pria lebih
banyak terkena stroke dibanding wanita. Orang-orang Afrika, Hispanik, dan Asia
juga di anggap lebih rentan disbanding orang-orang kulit putih. Demikian juga
dan mengkonsumsi minuman keras. Maka, pasien ini memiliki faktor resiko untuk
Ada beberapa sistem skoring yang dapat dipakai untuk membantu dokter
membedakan antara stroke non hemoragik atau stroke hemoragik, salah satunya
SKOR HASANUDDIN
1. Tekanan Darah
Sistole≥200:Diastole≥110 7,5
Sistole<200:Diastole<110 1
2. Waktu Serangan
3. Sakit Kepala
20
Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak 0
4. Kesadaran Menurun
onset 7,5
Tidak ada
5. Muntah Proyektil
onset 7,5
Tidak ada
sehingga diagnosis mengacu pada stroke non hemoragik. Namun, hal ini tidak
lantas dijadikan acuan karena penentuan diagnosis baku emas (gold standard)
vaskularisasi, superfisial atau dalam, kecil atau luas. Namun pada hasil CT-Scan
21
kepala pasien didapatkan kesan infark lacunar pada kapsula interna dan corona
radiata sinistra dan brain atrophy. yang menegaskan bahwa diagnosis klinis pasien
normal, serta mengurangi jaringan otak yang rusak akibat cidera. Selain itu juga
citicoline juga mampu mengikatkan aliran darah dan konsumsi oksigen diotak.
dan oksigenasi di otak maka dari itu pada pasien ini dia mendapatkan terapi
digunakan pada gangguan cerebral yang mengacu pada penurunan suplay darah
ke otak.
Pada pasien ini dia juga mengalami sakit kepala, makanya diberikan
senyawa kimia dalam tubuh yang terlibat dalam munculnya kejang dan nyeri.
fibrin dan fibrinogen oleh plasmin sehingga membantu larutnya bekuan darah.
22
DAFTAR PUSTAKA
Dian Rakyat.
23