Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktifitas anak yang meningkat namun kondisi daya tahan tubuh lemah
menjadikan anak rentang terserang penyakit, sehingga anak perlu menjalani
hospitalisasi. Hospitalisasi ini merupakan salah satu penyebab kecemasan.
Kecemasan pada anak merupakan hal yang harus segera diatasi karena sangat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan (Supartini, 2012).
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan masalah utama pada anak. Anak
akan mengalami perasaan tertekan apabila mengalami hospitalisasi. Reaksi anak
dalam mengatasi hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia,
pengalaman pernah dirawat di rumah sakit, proses penyakit dan dirawat, sistem
dukungan yang tersedia serta keterampilan koping dalam menghadapi stress terutama
pada anak usia prasekolah (Kyle & Carman, 2014). Respon anak prasekolah
terhadap penyakit dan hospitalisasi dapat menyebabkan mereka memandang bahwa
kedua hal tesebut adalah suatu hukuman dan menyebabkan anak takut dengan
tindakan invasif (Adriana, 2013).
Berdasarkan survei World Health Organiation (WHO) pada tahun 2008,
hampir 80% anak mengalami perawatan dirumah sakit. Sedangkan di Indonesia
berdasarkan survei kesehatan ibu dan anak tahun 2010 didapatkan hasil bahwa dari
1.425 anak mengalami dampak hospitalisasi (Wicaksane, 2014). Berdasarkan survei
WHO (2013), 80% anak mendapat perawatan di rumah sakit, dan sekitar 5% anak di
Amerika Serikat mengalami hospitalisasi setiap tahunnya. Berdasarkan survei
ekonomi nasional (SUSENAS) tahun 2014 jumlah anak prasekolah di Indonesia yang
mengalami hospitalisasi sebesar 20,72%.
Salah satu intervensi untk mengurangi stres hospitalisasi yang dapat dilakukan
adalah terapi bermain. Permainan akan membuat anak terlepas dari ketegangan dan
stres yang dialami. Selain itu dengan melakukan permainan anak dapat mengalihkan
rasa sakit melalui kesenanganya melakukan permainan (Supartini, 2012). Bermain
adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Azis, 2010). Bermain
merupakan suatu aktivitas bagi anak-anak untuk mempraktekkan keterampilan
mereka, mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, membuat mereka
menjadi kreatif dan mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa
(Azis, 2010).
Bermain di rumah sakit banyak manfaatnya, antara lain dapat memberikan
pengalihan dan menyebabkan relaksasi sehingga menghilangkan ketakutan dan
ketegangan, membantu anak merasa lebih aman dilingkungan asing atau baru
baginya, membantu mengurangi stres akibat perpisahan dan perasaan rindu rumah,
mengurangi stres akibat tindakan keperawatan yang dilakukan dan sebagai alat
ekspresi ide-ide dan minat (Wong, 2009). Contoh terapi bermain yang dapat
dilakukan di rumah sakit yaitu ular tangga. Menurut penelitian Aziz,2010 terapi
bermain ular tangga terbukti efektif untuk meningkatkan tingkat kooperatif pasien
anak usia prasekolah selama menjalani perawatan di Rumah sakit. Penelitian lain juga
mengatakan bahwa terapi bermain ular tangga berpengaruh terhadap perubahan
kecemasan anak usia pra sekolah (3-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi di ruang
perawatan anak (Alini,2017).

B. Rumusan Masalah
A. Tujuan Terapi Bermain Ular Tangga
B. Sasaran Terapi Bermain Ular Tangga
C. Metode Terapi Bermain Ular Tangga
D. Media Terapi Bermain Ular Tangga
E. Waktu Dan Tempat Terapi Bermain Ular Tangga
F. Pengorganisasian Terapi Bermain Ular Tangga
G. Setting Tempat Terapi Bermain Ular Tangga
H. Kegiatan Terapi Bermain Ular Tangga
I. Evaluasi Terapi Bermain Ular Tangga

C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum:
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktivitas dan kreativitas serta kesabaran melalui permainan ular tangga.
b. Tujuan khusus
1. Mengenal benda.
2. Penggunaan permainan ular tangga dapat membantu anak melatih
keterampilan fisik dengan tangan ketika mereka memanipulasi pion dengan
jari mereka. Anak dapat berlatih seperti mencubit, memegang dan
menggerakkan pion.
3. Membantu anak dalam melatih imajinasi dan kemampuan kognitif lainnya
seperti imitasi, simbolisme dan pemecahan masalah. Hal ini membantu anak
belajar lebih banyak tentang lingkungan saat ia meniru bentuk benda sehari-
hari dengan gambar pada bidang ular tangga .
4. Membantu anak untuk tenang disaat frustasi atau marah. Memegang dan
memindahkan pion dapat menghasilkan efek menenangkan pada si anak dan
berguna untuk mengajarkan keterampilan manajemen kemarahan, dan lebih
nyaman untuk mengekspresikan.
5. Mengembangkan keterampilan sosial saat ia bermain bersama dengan anak-
anak lain dan dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk latihan bekerja
sama dan berbagi.
6. Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.
7. Dapat mengenal warna-warna.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Anak
Sebagai sarana atau metode yang dapat memacu anak untuk menemukan ide-
ide, kreativitas, seta membantu perkembangan kognitif dan memberi kontribusi
pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berpikir dengan menentukan jalan
menuju berbagai pengalaman yang tentu saja memperkaya cara berpikirnya.
2. Bagi Orang Tua
Sebagai masukan bagi orang tua dan tenaga pengajar agar menggunakan terapi
bermain sebagai salah satu metode dalam usaha mengembangkan aktivitas dan
kreativitas serta kesabarannya melalui permainan ular tangga.
3. Bagi Perawat
Sebagai masukan agar menggunakan terapi bermain sebagai salah satu metode
dalam usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas melalui permainan ular
tangga.
4. Bagi Mahasiswa
Sebagai informasi untuk mengembangkan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan anak dalam pemberian terapi modalitas bermain dengan sebagai
salah satu metode dalam usaha mengembangkan aktivitas dan kreativitas melalui
permainan ular tangga.

Anda mungkin juga menyukai