Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 8

Alfan Rohibani 10090216070

Aprilia Nur Aeni 10090216072

Salsabila Fitria 10090216073

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

3.1.2 Tantangan dan Prospek Ekonomi Daerah

Analisis atas kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan kondisi eksternal

(peluang dan ancaman) terhadap pencapaian tujuan pembangunan daerah berdasarkan hasil

analisis gambaran umum kondisi daerah, evaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan

RKPD sampai tahun 2016, realisasi RPJMD, dan kondisi ekonomi daerah tahun 2016 dan

perkirakan tahun 2018 meliputi :

1. Kondisi internal

a. Faktor kekuatan

1) Potensi sumber daya alam

Potensi sumber daya alam yang sangat besar di Kabupaten Kulon Progo

didominasi pada sektor pertanian, pertambangan, dan pariwisata terutama

wisata alam dan wisata edukasi.

2) Aspek demograf

Aspek demograf di Kabupaten Kulon Progo cenderung mengalami

pertambahan pada setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kulon Progo jumlah Penduduk

Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2016 sebesar 437.441 jiwa. Dengan

didukung oleh sumber daya manusia, usia angkatan kerja yang cukup besar

maka di harapkan menjadi kekuatan untuk menggerakkan roda perekonomian

pembangunan Kabupaten Kulon Progo.


3) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita ADHB Kabupaten Kulon

Progo cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014

setiap penduduk Kabupaten Kulon Progo dapat menghasilkan nilai tambah

sebesar Rp17,41 Juta, pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp 18,75 juta

dan pada tahun 2016 terus meningkat pada angka Rp20,14 juta dengan

demikian tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Kulon Progo

diharapkan semakin baik yang dapat menjadi modal untuk menumbuhkan

perekonomian Kabupaten Kulon Progo. Hal tersebut ditopang dengan

peranan sektor pertanian yang berperan besar dalam struktur perekonomian

Kabupaten Kulon Progo sebesar 20,44 % pada tahun 2015, 20,42 % pada

tahun 2015, dan 19,96 % pada tahun 2016.

4) Investasi

Investasi Kabupaten Kulon Progo cenderung meningkat. Nilai realisasi

investasi tahun 2017 adalah sebesar Rp.1.208.722 juta rupiah (dengan angka

riil sebesar Rp.1.208.722.530.482,00) dari target Rp.1.187.550 juta rupiah,

mengalami peningkatan sebesar 6,78% dari realisasi investasi komulatif

sampai tahun 2016. Kondisi ini didukung oleh ketersediaan sumber daya

alam dan infrastuktur yang memadai, kondisi keamanan dan ketertiban yang relatif kondusif, dimulainya
pembangunan bandara internasional, dan adanya

kawasan peruntukan industri menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

Adanya regulasi tentang kemudahan berinvestasi dan pemberian insentif bagi

investor.

5) Komitmen pemerintah daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah daerah berkomitmen

untuk memberikan peningkatan pelayanan publik yang transparan, akuntabel,

dan partisipatif. Hal tersebut diwujudkan dengan berbagai inovasi daerah

yang mengoptimalkan potensi lokal yang mensejahterakan masyarakat.

b. Faktor kelemahan
1) Pemanfaatan sumber daya alam

Pemanfaatan sumber daya alam yang belum optimal.

2) Nilai tambah produk pertanian

Nilai tambah produk-produk pertanian di Kabupaten Kulon Progo masih

belum di manfaatkan secara optimal menjadi bahan-bahan olahan, sehingga

keragaman hasil produk pertanian belum memungkinkan memiliki nilai

tambah (added values).

3) Tingkat pengangguran

Tingkat pengangguran di Kabupaten Kulon Progo tergolong masih tinggi

meskipun cenderung menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2015 tingkat

pengangguran terbuka sebesar 3,72% dan pada tahun 2016 sebesar 2,37%.

4) Tingkat dekadensi moral.

Tingkat dekadensi moral di Kabupaten Kulon Progo cenderung meningkat

seperti penyalahgunaan narkoba tahun 2014 sejumlah 56 orang meningkat

menjadi 441 orang pada tahun 2015.

2. Kondisi eksternal

a. Faktor peluang

1) Posisi geostrategic

Dengan adanya pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon dan telah

ditetapkannya Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur akan

menjadi suatu koridor pertumbuhan ekonomi baru di Kulon Progo. Adanya

jalur JJLS di sepanjang pantai Kulon Progo juga membuka akses atau jalur

baru bagi distribusi barang/jasa dan penumpang khususnya untuk Jawa

bagian selatan. Posisi geostrategic tersebut dapat memberikan keuntungan

bagi perkembangan wilayah kabupaten maupun perkembangan wilayah

Provinsi DI Yogyakarta.

2) Kebijakan investasi nasional

Mendorong pertumbuhan investasi di Indonesia menjadi fokus dari paket

kebijakan ekonomi melalui beberapa strategi antara lain kemudahan perijinan,


insentif investasi dan percepatan infrastruktur pendukung.

3) Pasar bebas ASEAN

Kondisi pasar bebas ASEAN membuka peluang bagi produk-produk lokal baik

dari segi tenaga kerja, produksi maupun pemasaran.

b. Faktor ancaman.

1) Pasar bebas ASEAN.

Pasar bebas ASEAN menjadi ancaman yang serius bagi pelaku ekonomi di

Kabupaten Kulon Progo sebab persaingan akan semakin tajam. Ketidaksiapan

daerah dalam menghadapi persaingan tersebut akan menyebabkan

Kabupaten Kulon Progo menjadi tujuan bagi pemasaran produk dan tenaga

kerja terlatih.

2) Perubahan iklim.

Perubahan iklim akibat pengaruh pemanasan global memberikan dampak

pada dunia. Kecenderungan perubahan iklim yang tidak menentu

mengganggu pola tanam petani, perkembangan dan penyebaran organisme

pengganggu tanaman, sehingga berpotensi mengakibatkan kerugian fnansial.

3) Bencana alam.

Kabupaten Kulon Progo termasuk bagian dari jalur yang rawan bencana alam,

karena kedudukan wilayah Kabupaten Kulon Progo yang sebagian merupakan

dataran tinggi (Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo dan Kokap)

menjadikan rawan terhadap bencana tanah longsor.

4) Faktor politik.

Penyelenggaraan pemilihan bupati dan wakil bupati akan menyedot banyak

energi masyarakat kearah politik dan berpotensi meningkatkan kerentanan di

bidang keamanan dan ketertiban masyarakat bila semua pihak tidak dewasa

dalam berpolitik.

Tantangan dan prospek perekonomian daerah dalam pelaksanaan pembangunan

Kabupaten Kulon Progo tahun 2019 adalah keberadaan bandara baru di Kecamatan Temon dan

ditetapkannya Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur akan menjadi pemicu
pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo. Hal ini didukung juga oleh ketersediaan sumber daya

alam dan infrastuktur yang memadai, kondisi keamanan dan ketertiban yang relatif kondusif,

dan adanya kawasan peruntukan industri menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Kondisi

Pasar Bebas ASEAN memberikan tantangan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan

kualitas dan kuntunuitas produk-produk lokal, tenaga kerja, maupun pemasaran ke luar daerah sehingga
mampu bersaing di pasar. Selain itu masyarakat diharapkan tidak hanya sebagai

penonton tetapi juga menjadi bagian dari pelaku pasar.

Beberapa strategi yang dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah yaitu:

1. Pengoptimalan dan pengembangan pemanfaatan sumber daya alam

2. Peningkatan kualitas tenaga kerja

3. Peningkatan infrastruktur untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi

4. Peningkatan kualitas dan kuntunuitas produk lokal

5. Menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mewujudkan strategi di atas antara lain : (1)

pengelolaan perencanaan untuk meningkatkan efektivitas tugas pokok pemerintah daerah dalam

dalam penyediaan pelayanan publik, (2) pengembangan potensi wilayah, (3) Peningkatan

komoditas produksi unggulan, (4) pemberdayaan masyarakat, (5) Peningkatan ketrampilan bagi

tenaga usia kerja dan (6) pengembangan infrastruktur wilayah.

LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI


TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)

PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Kategori Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017


A Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan 2,45 (0,99) 1,67 1,76 1,88

B Pertambangan dan Penggalian 4,60 1,49 0,55 1,72 13,68

C Industri Pengolahan 7,37 8,28 3,52 5,28 8,14

D Pengadaan Listrik dan Gas 6,50 5,47 2,96 14,40 3,75

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,


E 1,06 1,21 2,18 2,54 4,51
Limbah dan Daur Ulang

F Konstruksi 4,21 5,17 4,30 6,48 12,09

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi


G 5,33 5,22 6,52 6,20 8,46
Mobil dan Sepeda Motor

H Transportasi dan Pergudangan 3,19 2,05 3,61 2,66 3,52

Penyediaan Akomodasi dan Makan


I 7,39 4,78 5,37 5,93 5,04
Minum

J Informasi dan Komunikasi 6,15 7,37 5,44 7,92 5,86

K Jasa Keuangan dan Asuransi 13,62 11,24 8,09 4,41 1,06

L Real Estat 4,48 5,27 6,25 5,53 6,23

M,N Jasa Perusahaan 4,03 6,72 6,79 3,46 5,06

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan


O 5,11 6,02 5,02 6,16 4,96
dan Jaminan Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan 3,96 7,08 7,24 3,90 7,01


Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,27 7,08 7,14 5,66 6,54

R,S,T,U Jasa lainnya 4,55 5,89 8,02 5,48 4,26

Produk Domestik Regional Bruto 4,87 4,57 4,62 4,76 4,88

Struktur ekonomi

Struktur ekonomi Kulon Progo yaitu struktur agraris apabila dikaitkan dengan ekonomi saat ini masih
belum adanya perhatian khusus dari pemerintah dikarenakan tingkat penyerapan tenaga kerja dalam
sektor pertanian sangatlah kurang maka dari itu perlu adanya pergantian struktur ekonomi dari agraris
menjadi industri.

PDRB PERKAPITA

Anda mungkin juga menyukai