Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Fajrul Alim/41818214

SISTEM KEGIATAN SOSIAL

Sistem sosial dapat dipahami sebagai suatu sistem atau pemolaan dari hubunganhubungan
sosial yang terdapat dan berkembang dalam masyarakat tertentu, sebagai wahana fungsional dalam
masyarakat tersebut. Dalam pengertian umum demikian, suatu masyarakat atau organisasi sosial
atau kelompok, di mana dan kapan pun ia berada, merupakan suatu sistem sosial, yang di dalamnya
dapat mengandung subsistem sosial dan dalam pola sistematik yang sangat beragam. Sebagai
satuan masyarakat, sistem sosial merupakan sistem yang menjadi wadah bagi totalitas hubungan
antara seorang manusia dan manusia lainnya, manusia dan kelompoknya atau kelompok lain,
kelompok manusia dan kelompok manusia lainnya, untuk memenuhi hajat, mempertahankan dan
mengembangkan hidupnya, sesuai fungsi masing-masing. Manusia dan kelompok-kelompok
manusia tersebut masing-masing secara relatif memiliki batas dan ikatan kewilayahan dan
mengembangkan (unsur-unsur) kebudayaannya, termasuk lembaga-lembaganya seperti
organisasi-organisasi sosial beserta peraturan-peraturannya yang tertulis dan tak tertulis

PENGERTIAN SISTEM SOSIAL

Istilah "sistem" berasal dari bahasa Yunani "Systema" yang mempunyai pengertian :

a) Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.

b) Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.

Jadi, dengan kata lain istilah "systema" itu mengandung arti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.

Sedangkan pengertian "sistem sosial", menurut Jabal Tarik Ibrahim dalam bukunya
Sosiologi Pedesaan, adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan
timbal balik relatif konstan.

"Sistem sosial" mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu "sistem sosial"
tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggota-anggota
masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial" pada tingkat-tingkat tertentu selalu mempertahankan
batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya ("sistem sosial" lainnya).
Selain itu, di dalam "sistem sosial" ditemukan juga mekanisme-mekanisme yang dipergunakan
atau berfungsi mempertahankan "sistem sosial" tersebut.

Memahami sistem sosial ialah proses belajar mengenali, menganalisis dan


mempertimbangkan eksistensi dan perilaku organisasi dan institusi sosial kemasyarakatan dalam
berbagai ranah kehidupan manusia. Peran manusia di sini lebih dilihat sebagai makhluk sosial dan
bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Ketika kita mengamati suatu
fenomena sosial, maka sebenarnya kita sedang mencerna realitas kehidupan yang membawakan
kondisi sistem masyarakat tertentu yang sedang bekerja, berusaha tetap langgeng, dan seringkali
berbenturan dengan sistem-sistem lainnya. Sistem ini mencirikan karakteristik sifat, tata nilai,
ukuran, kualitas dan kedudukan relasional di dalam dan antarsistem. Oleh karenanya, fenomena
sosial pada hakikatnya adalah proses dialog, transaksi dan negosiasi sejumlah sistem sosial pada
konteks waktu dan tempat tertentu.

MENURUT PARA AHLI

Jhonson (1986)

Sistem sosial hanyalah salah satu dari sistem-sistem yang termasuk dalam kenyataan sosial.
Sistem sistem sosial tersebut adalah bentukan dari tindakan-tindakan sosial individu.

Nasikun (1993)

Sistem sosial tidak lain ialah suatu sistem daripada tindakan-tindakan, yang terbentuk dari
interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, tumbuh dan berkembang tidak secara
kebetulan, tapi tumbuh dan berkembang di atas standar penilaiaan umum masyarakat. Sistem
Sosial merupakan sistem bermasyarakat itu sendiri.
MACAM SISTEM SOSIAL

Terdapat bermacam-macam klasifikasi sistem sosial yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

Klasifikasi oleh Morgan dan Evolusionis lainnya

Morgan dan evolusionis lain telah menyajikan klasifikasi sistem sosial berdasarkan
evolusinya. Menurut mereka, masyarakat atau sistem sosial telah melewati tiga tahap: (a) sistem
sosial Savagery, (b) sistem sosial Barbar, dan (c) sistem sosial yang beradab.

Mereka juga telah mengklasifikasikan sistem sosial berdasarkan alat penghidupan. Jadi
sistem sosial ini adalah (a) Sistem sosial perburuan, (b) Sistem sosial pastoral/penggembalaan, (c)
Sistem sosial pertanian, dan (d) Sistem sosial industri.

Klasifikasi Durkheim

Durkheim menggambarkan dua jenis sistem sosial (a) sistem sosial mekanis, dan (b) sistem
sosial organic. Masyarakat kuno memiliki sistem mekanis sedangkan dalam masyarakat modern
kita menemukan sistem sosial organik.

FUNGSI SISTEM SOSIAL

Adaptasi

Kemampuan beradaptasi sistem sosial terhadap lingkungan yang berubah sangat penting.
Tidak diragukan lagi, sistem sosial adalah hasil dari lingkungan geografis dan proses sejarah yang
telah berlangsung lama. Namun, itu seharusnya tidak membuatnya menjadi kaku dan tidak elastis.
Perlu fenomena yang fleksibel dan fungsional.
Pencapaian Tujuan

Pencapaian tujuan dan kemampuan beradaptasi sangat terkait satu sama lain. Keduanya
berkontribusi pada pemeliharaan tatanan sosial. Setiap sistem sosial memiliki satu atau lebih tujuan
yang ingin dicapai melalui upaya kerja sama.

Mungkin contoh terbaik dari tujuan sosial adalah keamanan nasional. Adaptasi dengan lingkungan
sosial dan non-sosial, tentu saja, perlu jika tujuan ingin dicapai. Tetapi di samping itu, sumber daya
manusia dan non-manusia harus dikerahkan dengan cara yang efektif, sesuai dengan sifat spesifik
dari tugas.

Integrasi

Sistem sosial pada dasarnya adalah berbagai bentuk integrasi sosial. Dalam rutinitas
kehidupan umum, itu bukan masyarakat tetapi kelompok atau subkelompok di mana orang merasa
lebih terlibat dan tertarik. Masyarakat, secara keseluruhan tidak masuk ke dalam perhitungan
seseorang.

Namun, kita tahu sebagaimana ditunjukkan oleh Durkheim, bahwa individu adalah produk
masyarakat. Emosi, sentimen, dan kekuatan sejarah begitu kuat sehingga seseorang tidak dapat
melepaskan diri dari tambatannya.

Pemeliharaan Pola Laten

Pemeliharaan pola dan manajemen ketegangan adalah fungsi utama dari sistem sosial.
Dengan tidak adanya upaya yang tepat dalam hal ini, pemeliharaan dan kontinuitas tatanan sosial
tidak mungkin terjadi. Bahkan dalam setiap sistem sosial ada mekanisme yang dibangun untuk
tujuan tersebut.

Setiap individu dan subkelompok mempelajari pola dalam proses internalisasi norma dan
nilai agar sikap masyarakat sesuai terhadap norma-norma dan institusi, sehingga sosialisasi
berjalan. Masalah menanamkan pola, sama pentingnya dengan membuat aktor untuk
mengikutinya. Untuk ini selalu ada upaya terus menerus – dalam hal operasional kontrol sosial.
MASYARAKAT DAN SISTEM SOSIAL

Pluralitas masyarakat yang bersifat multidimensional telah menimbulkan persoalan tentang


bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horisontal, sementara stratifikasi sosial
sebagaimana diwujudkan oleh masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada Integrasi nasional
yang bersifat vertikal. Suatu sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas landasan dua hal yaitu:
pertama, masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagaian besar
anggota masyarakat akan nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Kedua,
masyarakat terintegrasi karena menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross
cutting affiliations). Dengan sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain, mudah sekali
menimbulkan konflik. Dalam hal ini ada dua tingkatan konflik :

a) Konflik ideologis

b) Konflik antar sistem nilai yang dianut serta menjadi ideologi berbagai kesatuan sosial.

c) Konflik politikus

d) Konflik dalam bentuk pertentangan di dalam pembagian status kekuasaan dan sumber
ekonomi.

Perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, daerah, dan pelapisan sosial saling silang
menyilang satu sama lain menghasilkan suatu keanggotaan golongan yang bersifat silang
menyilang pula. Jadi dari sini dapat disimpulkan untuk tidak memberlakukan kedua macam
pendekatan yang telah berulang kali disebutkan yakni, fungsionalisme struktural dan pendekatan
konflik secara sepihak.

UNSUR SISTEM SOSIAL


1. Kepercayaan dan Pengetahuan
Dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran,
sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta.

2. Perasaan
Perasaan adalah keadaan jiwa manusia yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya
termasuk juga di dalamnya sesama manusia.
3. Tujuan
. Tujuan yaitu suatu hasil akhir atas suatu tindakan dan perilaku seseorang yang harus
dicapai, baik melalui perubahan maupun dengan cara mempertahankan keadaan yang sudah ada.

4. Norma/Kaidah/PeraturanSosial
pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau
masyarakat.

5. Kedudukan(Status)
Kedudukan adalah posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan
dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestasi, hak-hak, serta kewajibannya.
6. Tingkat/Pangkat
Pangkat berkaitan dengan kedudukan dan peranan seseorang dalam
masyarakat.7. Kekuasaan
Kekuasaan adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak lain. Kalau
seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya maka itulah yang disebut wewenang.

8. Sanksi
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan yang diberikan terhadap seseorang atas perilakunya

9. Fasilitas(Sarana)
Fasilitas adalah semua bentuk cara, jalan, metode, benda-benda yang digunakan manusia untuk
menciptakan tujuan sistem sosial itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai