PENDAHULUAN
BAB II
ISI
Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan
(slurry) menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat
konsentrasinya),
Pemisahan dapat berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang terjadi pada
butiran tersebut. Proses sedimentasi dalam industry kimia banyak digunakan
,misalnya pada proses pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur selulose
yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water
treatment),dan proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.
1. Pada unit pemisahan , misalnya untuk mengambil senyawa magnesium dari air
laut
2. Untuk memisahkan bahan buangan dari bahan yang akan diolah, misalnya
pada pabrik gula
3. Pengolahan air sungai menjadi boiler feed water.
4. Proses pemisahan padatan berdasarkan ukurannya dalam clarifier dengan
prinsip perbedaan terminal velocity.
1. Cara Batch
Cara ini cocok dilakukan untuk skala laboratorium, karena sedimentasi batch
paling mudah dilakukan, pengamatan penurunan ketinggian mudah. Mekanisme
sedimentasi batch pada suatu silinder / tabung bisa dilihat pada gambar berikut :
Gambar1 .MekanismeSedimentasiBatch
Keterangan :
A = cairanbening
B = zonakonsentrasiseragam
C = zonaukuranbutirtidakseragam
D = zonapartikelpadatterendapkan
Gambar di atas menunjukkan slurry awal yang memiliki konsentrasi seragam
dengan partikel padatan yang seragam di dalam tabung (zona B). Partikel mulai
mengendap dan diasumsikan mencapai kecepatan maksimum dengan cepat. Zona
D yang terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga lebih cepat mengendap.
Pada zona transisi, fluida mengalir keatas karena tekanan dari zona D. Zona C
adalah daerah dengan distribusi ukuran yang berbeda-beda dan konsentrasi tidak
seragam. Zona B adalah daerah konsentrasi seragam, dengan konsentrasi dan
distribusi sama dengan keadaan awal. Di atas zona B, adalah zonaA yang
merupakan cairan bening.
2. Cara Semi-Batch
Pada sedimentasi semi-batch ,hanya ada cairan keluar saja, atau cairan masuk
saja. Jadi, kemungkinan yang ada bisa berupa slurry yang masuk atau beningan
yang keluar.Mekanisme sedimentasi semi-batch bisa dilihat pada gambar berikut
:
Gambar 2.Mekanisme Sedimentasi Semi-Batch
Keterangan :
A = cairan bening
3. Cara Kontinyu
Pada cara ini, ada cairan slurry yang masuk dan beningan yang dikeluarkan
secara kontinyu. Saat steady state, ketinggian tiap zona akan konstan. Mekanisme
sedimentasi kontinyu bisa dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.Mekanisme Sedimentasi Kontinyu
Keterangan :
A = cairan bening
Kondisi free settling dan hindered settling dapat diamati pada grafik hubungan
antara ZL dan θL. Dimana untuk kondisi free settling ditunjukkan saat grafik masih
berupa garis lurus, sedangkan saat grafik mulai melengkung merupakan kondisi
hindered settling.
Penjernihan Air
1. Karakteristik tipikal air permukaan di indonesia adalah masalah kekeruhan, yang
berfluktuasi tergantung musim. Sehingga sasaran utama adalah “jernih”.
2. Rangkaian proses penjernihan tergantung dari:
Suspensi koloidal :
1. Stabil sehingga sulit diendapkan
2. Ukuran 10-3 – 10-6 mm, memiliki kecepatan mengendap sekitar 1 mm/jam sampai
1 mm/tahun
Non koloidal :
1. Tidak stabil sehingga mudah diendapkan
2. Siap untuk mengendap
3. Proses penjernihan air akan melibatkan unit-unit operasi dan proses berdasarkan
sifat fisik dan kimia dari koloid
5. Sedimentasi
Partikel flok yang semakin besar volume dan beratnya akan diendapakan secara
gravitasi pada bak sedimentasi. Di sini juga dialkukan pembubuhan polimer.
6. Filtrasi
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang masih
terkandung dalam air dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang
dihasilkan tidak mengandung bakteri (sterile) dan rasa serta aroma air. Partikel
tersuspensi dan partikel koloid yang tidak dapat dipisahkan pada proses
sebelumnya dan akan dipisahkan dengan proses penyaringan. Yaitu proses
penyaringan dengan media granular, yang umumnya adalah pasir untuk single
media, serta pasir dan antrasit untuk dual media. Pemisahan partikel ini terjadi
karena kombinasi proses fisis dan kimiawi. Beberapa 11ystem yang
mempengaruhi pemisahan partikel pada proses ini adalah :
Penyaringan yang terjadi pada permukaan filter bed.
Sedimentasi yang terjadi dalam filter bed
Kontak antara partikel flokulen dengan permukaan butir pasir atau
dengan permukaan partikel flokulen yang telah terdeposit.
Absorbsi.
Koagulasi di dalam filter bed.
Aktivitas biologis yang tergantung dari pada konsentrasi partikel
11ystem11 yang ada dlam air.
7. Desinfeksi
Desinfeksi bertujuan untuk memenuhi persyaratan bakteriologi air minum, yaitu
bebas dari bakteri pathogen. Desinfektan yang umum digunakan adalah gas Cloor
dengan waktu kontak minimum 20 – 30 menit dengan sisa Chloor 0,05 – 0,2
mg/L. Waktu kontak dan sisa Chloor sangat dipengaruhi oleh kadar 11ystem11 di
dalam air. Jika menggunakan ozone, maka untuk menghasilkan kadar sisa yang
sama dibutuhkan waktu kontak hanya kurang lebih 5 menit.
8. Reservoir
Air yang sudah di desinfeksi dimasukkan dalam 11ystem air (11system11e11)
kemudian didistribusikan ke pelanggan.
Pendistribusian Air
Air yang telah diolah siap untuk didistribusikan kepada para pemakai.
Sarana yang digunakan biasanya menggunakan perpipaan, dikenal sebagai
jaringan distribusi air minum.
1. Selama perjalanannya dari reservoirpenampung air, sampai ke keran air di
pelangggan, kualitas air harus tetap terjaga. Biasanya dilakukan pengecekan sisa
khlordi titik dalam jaringan, agar dijamin tidak ada bakteri 12ystem12e yang
masuk selama perjalanannya.
2. Air yang dialirkan oleh jaringan distribusi ini harus dijamin kuantitasnya, tidak
boleh terlalu banyak hilang akibat kebocoran. Kebocoran air yang ideal tidak
lebih dari 15%. Namun di Indonesia, kebocoran air bisa mencapai 40-45%,
bahkan lebih.
3. Air di konsumen juga hendaknya dijamin masih mempunyai tekanan air.
Minimum tekanan air di keran konsumen seharusnya adalah 10 m-kolom air.
Untuk mencapai nilai tersebut, biasanya dibutuhkan bantuan pompa atau menara
air, kecuali konsumen terletak 12ystem12e lebih rendah dari reservoir distribusi
air dari 12ystem penyediaan air tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry)
menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya).
2. Proses sedimentasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu : cara batch,
semibatch dan kontinyu.
3. Proses pengolahan air bersih terdiri dari beberapa tahap, yaitu koagulasi dan flokulasi,
penambahan zat kimia, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi. Pegolahan air di Indonesia belum
maksimal, hal ini bisa dilihat dari banyaknya warga yang masih suit mendapatkan air
bersih.
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Farida. 2002. Proses Pengolahan Air Sungai untuk Keperluan Air Minum.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1845/1/kimia-farida.pdf. Sitasi 6
Oktober 2012.
Rahadi, Aprian Eka. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di
Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang.
http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wp-
content/uploads/2010/11/pi-w1-aprian-eka-rahadi-15305088.pdf. Sitasi 6 Oktober
2012
http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/03/26/pengolahan-air-minum-2/ Sitasi 6
Oktober 2012
http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/03/26/pengolahan-air-minum-2/ Sitasi 6
Oktober 2012
http://bhupalaka.files.wordpress.com/2010/12/sedimentasi.pdf Sitasi 6 Oktober
2012http://adekbacatulisbagi.wordpress.com/2012/06/23/sedimentasi/ Sitasi 6
Oktober 2012
http://heru024.wordpress.com/2009/02/12/10/
http://wezadzzz.wordpress.com/2011/06/26/teknik-pengolahan-air-sedimentasi/
http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/03/26/pengolahan-air-minum-2/