Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO ROLE PLAY TIMBANG TERIMA (Operan)

1. Pre Timbang Trima


Di nurse station kepala ruangan membuka timbang terima dan sekaligus mendata
perawat yang dinas malam dan dinas pagi
KARU (Zamri) : Assalamualaikum Wr,Wb. Sebelum kita semua melakukan operan
(timbang terima) mari kita semua berdoa sesuai dengan yakinan
masing-masing agar pasien yang kita rawat hari ini bisa mendapatkan
yang terbaik dan cepat sembuh. Berdoa dimulai. Selesai. Pada hari ini
kita akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan
pada setiap pergantian shift, namun sebelumnya saya akan mendata
perawat terlebih dahulu. Untuk yang dinas malam, perawat putra,
perawat nia, dan perawat lia?
PP Putra (malam): hadir semua pak.
KARU (Zamri): untuk yang akan dinas pagi, perawat farhatun, nina dan hikmah?
PP pagi(semua): Hadir pak
KARU (Zamri): baik sekarang kita akan melakukan timbang terima, untuk
selanjutnya kepada Perawat Pelaksana yang dinas malam
dipersilahkan untuk menyampaikan dan menjelaskan kondisi masing-
masing pasien saat ini kepada Perawat Pelaksana yang dinas pagi.

2. Proses Timbang Terima (Operan)


Perawat yang berdinas malam menyampaikan data-data pasien sesuai dengan
keadaan yang ada dan sesuai dengan data yang dicatat, dan perawat yang berdinas
pagi mencatat apa yang disampaikan terkait data pasien
PP Putra (Malam): Jumlah pasien saat ini adalah 11 orang dengan tingkat ketergantungan
: minimal care 2 orang, partial care 3orang, dan total care 6 orang.
Identitas untuk pasien dengan tingkat ketergantungan total care yang pertama,
Nama Tn.W dengan diagnosa medis post laparatomi. Pasien memerlukan keperawatan
penuh. Pasien juga mengeluh masih merasakan lemas dan pusing. Tidak ada masalah
keperawatan yang di temukan. Implementasi yang sudah di lakukan adalah pemberian
obat dengan cara injeksi. Intervensi yang belum di lakukan adalah melakukan tindakan
relaksasi distraksi.
Pasien dengan tingkat ketergantungan total care yang kedua adalah Ny. C dengan
diagnosa medis post fraktur humerus. Pasien masih mengeluh nyeri dibagian lengannya
dan dari pihak perawat sudah memberikan obat untuk menghilangkan rasa nyerinya.
Tindakan yang belum dilakukan adalah melakukan relaksasi untuk sedikit mengurangi
rasa nyeri.
Selanjutnya adalah pasien dengan tingkat ketergantungan partial care. Yang pertama
adalah Tn. Ba dengan diagnosa medis post ileostomi. Keluhan pasien adalah merasa lapar
dan risih terhadap pakaian yang dikenakannya. Tindakan yang sudah dilakukan adalah
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Yang belum dilakukan adalah membantu
pasien makan dan membantu pasien mengganti pakaian.
Pasien self care yang pertama adalah Ny. Z dengan diagnosa medis post laparatomi hari
ketujuh dan pasien sedang dalam persiapan pulang.
Selanjutnya akan disampaikan oleh perawat Nia
PP Nia (malam): baik, terkait data pasien. Pasien yang pertama dengan tingkat
ketergantungan total care adalah Ny. D dengan diagnose post
apendiktomi. Pasien masih merasa nyeri pada bagian abdomen kanan
bawah. Perawat sudah membantu pasien dengan memposisikan
pasien yang benar untuk sedikit mencegah rasa nyerinya bertambah.
Dari perawat belum memberikan obat untuk menghilangkan rasa
nyerinya.
Pasien total care yang kedua adalah Tn. B dengan diagnosa medis persiapan colonostomi.
Pasien merasa tegang dan cemas. Perawat sudah menjelaskan ke pasien tentang tujuan
tindakan yang akan dilakukan dan perawat sudah mengatur posisi tidur pasien.
Selanjutnya pasien partial care pertama adalah Ny. A dengan diagnosa medis persiapan
operasi apendiktomi. Pasien merasa cemas. Dari perawat sudah melakukan relaksasi
untuk mengurangi kecemasan pasien. Perawat belum menjelaskan secara detail ke pasien
dan keluarga terkait tindakan yang akan dilakukan.
Pasien partial care yang kedua adalah Tn. M dengan diagnosa medis persiapan
apendiktomi. Pasien merasa cemas dan nyeri di bagian abdomen bagian kanan bawah tapi
sudah dilakukan injeksi obat untuk mengurangi rasa nyerinya.
Selanjutnya akan disampaikan oleh perawat Tri Puji.
PP Lia (malam): dan selanjutnya data terkait pasien total care yang pertama adalah Tn. F
dengan diagnosa medis post pemasangan WSD. Pasien masih mengeluh nyeri di
bagian bekas pemasangan slang dan terasa pada saat bernafas. Perawat sudah
memberikan obat analgetik.
Pasien total care yang selanjutnya adalah Tn. Ku dengan diagnosa medis pre
pemasangan WSD. Pasien merasa sesak pada bagian dada dan terkadang terdengar bunyi
dari bagian dada. Perawat sudah menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Pasien dengan tingkat ketergantungan self care yang pertama adalah Tn. F dengan
diagnosa apendiktomi hari ketiga.
Demikian yang dapat kami sampaikan tentang keadaan pasien.
KARU (Zamri): Terimakasih untuk perawat pelaksana malam yang telah menyampaikan
kondisi dari semua pasien saat ini, mungkin ada yang perlu ditambahkan dari KATIM?.
KATIM (Rifa): untuk perawat pelaksana yang dinas pagi apakah sudah jelas semua
mengenai kondisi pasien yang ada saat ini, dan apakah ada yang dipertanyakan?
PP pagi (semua): cukup jelas.
3. Post
Kegiatan Timbang Terima sudah selesei dan selanjutnya Kepala Ruang
menutup kegiatan Timbang Terima.
KARU (Zamri): Baik terimakasih atas kerjasamanya kita tadi sudah
melakukan kegiatan Timbang Terima saya harap dengan
adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas bisa jelas dan
terstruktur.

Dimikian role play Timbang Terima dari kelompok kami. Maaf jika ada
kekurangan. Terima kasih atas perhatiannya. Assalamu’alaikum Wr Wb
SKENARIO ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT

1. Kepala Ruangan Karu


2. Kepala Tim Katim
3. Perawat Asosiet PA
4. Keluarga Pasien KP
5. Perawat Penerima Pasien

Pada hari Kamis 22 Oktober 2015


Sekitar pukul 09.00 WIB Pasien Calvin dengan diagnosis Typoid dari ruangan UGD di rujuk ke
ruangan Dahlia Rumah sakit Patria Husada Blitar. Pasien diantar oleh keluarga dan perawat
UGD menuju ruang Dahlia dengan kursi roda. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran
compos mentis. Sesampai di ruang Dahlia, perawat ruangan dan perawat UGD melaksanakan
serah terima pasien baru. Setelah pasien baru (OB) diterima di Ruang Dahlia kemudian perawat
ruang akan melaksanakan kegiatan desentralisasi/sentralisasi obat.

P(OB) : Selamat pagi Ns., Saya Ns. Nisa ingin memberitahu bahwa ada pasien baru Tn. Calvin
diagnosis medis Typoid dari ruangan UGD di rawat inap di ruang Dahlia. Keadaan
umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Saya telah menerima pasien dan
saat ini pasien sudah berada di ruang rawat inap Dahlia dan saat ini saya limpahkan
wewenang untuk tindakan desentralisasi/sentralisasi obat kepada Ns. Wahyu.
Katim : baik Ns.Nisa saya terima pelimpahan wewenang perawatan Tn. Calvin untuk tindakan
selanjutnya Prosedur desentralisasi/sentralisasi obat pasien.
P(OB) : baik Ns. Kalau begitu saya lanjutkan tugas saya yang lainnya.
Katim : iya Ns. Nisa silahkan dan terima kasih.
P(OB) : sama-sama Ns. Wahyu, selamat pagi

Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan desentralisasi/sentralisasi obat pasien
Katim : selamat pagi Ns. Agus
Karu : iya selamat pagi Ns. Wahyu, ada apa ini Ns?
Katim : ini Ns, kita memiliki pasien baru Tn. Calvin dengan diagnose Typoid dengan keadaan
umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi sudah dilakukan
Penerimaan Pasien Baru oleh Ns. Nissa, nah, sekarang saya akan melakukan
Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns. Agus?
Karu : baik Ns. Wahyu, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien
baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
Katim : untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada
pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan pengelolaan obat
adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : untuk formatnya bias saya lihat Ns?
Katim : ini pak (menunjukan format).
Karu : baik Ns. Wahyu, saya rasa persiapannya sudah matang bias dilakukan sekarang Ns.
Katim : baik Ns.Agus terimakasih untuk perijinannya.
Ns. Ana…
PA : iya Ns. Wahyu
Katim : kita segera saja lakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru bangsal 2A.
PA : iya Ns. Wahyu Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?
Katim : baik Ns. Ana kita bagi tugas, saya persiapkan lembar persetujuannya, Ns. Ana yang
memanggil keluarga pasien.
PA : baik Ns.Wahyu.. segera saya laksanakan.
Katim : terima kasih Ns.
PA : sama-sama Ns.
Perawat asosiet menuju ruang bangsal pasien

PA : selamat pagi, dengan keluarga pasien Calvin yang masuk pagi ini tadi?
KP : iya sus, saya orang tua sdr.Calvin, ada apa ya sus?
PA : perkenal nama saya Ns. Ana, saya perawat pelaksana dapa Dinas Sift pagi hari ini.
Bapak tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh Ns. Nita,
sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan
Dahlia RSU Patria Husada Blitar, maka saya akan meminta persetujuan bapak untuk
pengaturan dan pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan
obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi. Bagaimana bapak setuju?
KP : baik sus, saya setuju.. selanjutnya bagaimana sus?
Kami belum memiliki obat apa pun sus.
PA : baik pak, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang bapak ikuti saya
keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.
KP : sebentar ya nak, bapak tinggal ke ruangan sebentar, biar kamu segera mendapatkan
perawatan yang baik.

Perawat Asosiet dan keluarga pasien menuju ruangan

PA : selamat siang Ns. Wahyu


Katim : iya, selamat siang Ns. Ana… ini yang keluarga Tn. Calvin?
KP : iya pak, saya orang tua Calvin..
Katim : ohh iya pak silahkan duduk.. perkenalkan saya Ns. Wahyu saya bagian Kepala Tim
perawat Dinas Pagi diruangan ini, bapak sudah sedikit dijelaskan alas an bapak saya
undang keruangan hari ini?
KP : iya pak, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya Ns. Ana akan
dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan meminta persetujuan saya.
Katim : iya pak benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon diperhatikan dengan
baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.
Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan
melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal
berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi,
antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah
batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat –
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
pasien
Penambahan Obat:
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat
Obat khusus :
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat
Bagaimana pak, ada yang ditanyakan?
Atau sudah cukup jelas?
KP : sudah pak, sudah sangat jelas..
Katim : baik pak mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP : baik pak..

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat

KP : sudah pak.
Katim : baik pak, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini untuk surat
pengambilan obat pak. saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah ditebus ilahkan
diantar kesini.
KP : baik pak, saya tebus resep dulu pak.

Setelah keluarga pasien menebus obat

KP : permisi pak, ini obat yang sudah saya tebus.


Katim : baik pak, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan bapak duduk disini.
KP : baik pak.
Katim : pak ini ada obat …… (katim menunjukan obat yang sudah ditebus kepada keluarga
Pasien) .
Silahkan bapak bertandatangan di format pernyataan serah terima ini, tapi sebelumnya
silahkan dipelajari yang tertera didalam persetujuannya.
KP : baik pak, saya setuju dan saya tanda tangan di sebelah sini pak.
Katim : iya pak benar … baik bapak bisa kembali keruangan dan menemani Tn. Calvin nanti
saat konsumsi obat di antar oleh perawat pelaksana.

Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse stationer

Katim : Ns. Ana tolong ini obat Tn. Calvin di atur dalam rak obat pasien dan berikan obat untuk
siang ini.
PA : baik Ns. Wahyu

Katim melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan obat pasien kepada
Perawat Asosiet

PA : permisi selamat siang pak ?


PX : Iya sus
PA : perkenalkan nama saya Ns. Ana, saya perawat pelaksana yang bertugas pada dinas siang
ini. Saya akan memberikan obat injeksi maupun obat oral kepada tuan calvin. Sesuai
dengan standar aturan keselamatan pasien, maka sebelum memberikan obat saya akan
menanyakan identitas bapak terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menjaga hak pasien
dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar :
Benar obat, benar pasien, benar dosis, benar rute, benar waktu, benar dokumentasi.
Maka dari itu saya akan melaksanakan dengan Benar Pasien terlebih dahulu saya ingin
tanyakan identitas bapak sesuai dengan gelang yang bapak gunakan. Jadi bapak
sebutkan nama dan alamat bapak saya cocokan dengan yang tertera di gelang. Bisa
dipahami pak?
PX : iya sus, nama saya Calvin Linome, alamat sawahan Garum
PA : baik bapak, identitas yang bapak sebutkan sudah sesuai dengan yang tertera di dalam
Gelang. Selanjutnya saya akan menginjeksikan obat ini melalui selang infus bapak, saya
harap bapak rileks saaat saya suntikkan obatnya. Obat akan terasa sedikit sakit saat
memasuki pembuluh darah bapak, reaksi obat jika sudah diserap oleh tubuh adalah
bapak akan merasakan mengantuk, dan itu baik untuk memulihkan kesehatan bapak.
Nanti kalau ada yang ditanyakan lagi, atau butuh bantuan keperawatan, bapak bisa
memanggil saya di ruang keperawatan
PX : baik sus terima kasih
PA : baik pak kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat beristirahat.

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan

PA : Ns. Wahyu saya sudah memberikan obat injeksi kepada pasien Tn. Calvin sesuai
standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien Tn. Calvin sudah saya rapikan
di loker obat pasien.
Katim : baik Ns. Ana terima kasih sudah bekerja dengan baik.
Ns. Agus tindakan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien Tn. Calvin sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : baik Ns. Wahyu, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai Standart operasional
Prosedur.
ROLE PLAY PENERIMAAN PASIEN BARU

1. Prolog
Pada hari jumat jam 09.00 seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi serta kepala ruangan
berkumpul di nurse station, untuk melakukan penerimaan pasien baru.
2. Sesi I sebelum pasien datang
Perawat UGD menelpon ruangan dan memberitahukan bahwa akan ada pasien baru
Perawat UGD : “assalamualaikum, selamat pagi dengan ruang ismail?”
Karu : “waalaikumsalam, dengan saya andhi, iya betul ada yang bisa dibantu?”
Perawat UGD : “Ini dari UGD dengan saya amir mau menyampaikan bahwa ada pasien
baru An….. umur… dengan diagnose DHF apakah ada kamar kosong?”
Karu : “ iya mbak masih ada ruangan kosong di kamar 8B, kondisi pasien
bagaimana? Dan mendapat terapi apa saja untuk kami siapkan?”
Perawat UGD : “Kondisi pasien stabil tanpa obat-obatan yang dipump, Baik pak
terimakasih, sebelum mengantar akan kami konfirmasi kembali,
terimakasih banyak bapak Assalamualaikum”
Karu : “ Baik kami tunggu, waalaikumsalam”,
Kemudian karu menyampaikan pada PP pada saat itu untuk menyiapkan
pasien baru.
“ Bu indah akan ada pasien baru atas nama An…. Umur …. tahun dengan
diagnose medis DHF kondisi stabil, tolong siapkan ruangan di 8B dan
kelengkapan lainnya”
PP : “Baik pak akan saya siapkan”
Karu : “Terimakasih bu indah”
Perawat primer meminta bantuan perawat associate menyiapkan kelengkapan kamar sesuai
pesanan, menyiapkan penerimaan pasien baru, menyiapkan nursing kit, menyiapkan format
pengkajian.
Karu : “ Bu indah bagaimana untuk persiapan Pasien baru?”
PP : “ Sudah siap pak, kamar sudah siap status juga sudah siap
Karu : “Baik terimakasih atas kerjasamanya bu indah”
PP : “sama-sama pak”
Perawat UGD : (menelfon ke ismail) Asslamualaikm ismail…dari UGD, kamar untuk
pasien An…. Apa sudah siap?
KARU : waalaikmsalam….baik sudah siap pasien bisa.
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
a Pasien baru datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan perawat assoasited.
KARU : “Assalamualaikum, selamat pagi Bapak/ibu, saya Andhi kepala ruangan, dan
ini perawat Indah dibantu oleh perawat dita yang akan merawat anak Bapak/ ibu”
b Perawat primer menunjukan kamar / tempat tidur klien dan mengantar ketempat yang
telah di tetapkan. Perawat associated bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien
ketempat tidur (apabila ada pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan diberikan
posisi yang nyaman serta memperkenalkan dengan pasien satu kamar.
Perawat primer : “Bapak/ ibu ini ruangan yang akan anak Bapak/ ibu tempati selama
dirawat disini, satu kamar berisi 2 pasien saat ini sudah terisi 1 pasien di 8A ada an.
Abdul rahman.
Perawat Primer yang diberi delegasi oleh KARU memberikan informasi tentang segala
hal yang berhubungan dengan kebutuhan pasien mulai dari, kamar mandi, Nurse Station,
dll.
Perawat primer : “Bapak/ ibu itu kamar mandi pasien, nanti kalau pasien ingin BAK
atau BAB bisa ke kamar mandi yang ada di sebelah kamar ini”
c Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan informasi
kepada klien dan keluarga tentang :
1. Dokter, kepala ruangan, dan perawat yang bertanggung jawab/akan merawat klien.
Perawat primer : “bapak nanti dokter yang bertanggung jawab pada anak Bapak/
ibu yaitu dr. interna, kepala ruangannya Pak andhi, perawat yang bertanggung
jawab saat ini saya indah, nanti setiap sift perawat penanggung jawab akan
bergantian dan akan ditempel dipapan ini (PP sambil menunjuk papan pj sift)”
2. Jam berkunjung :
Senin s/d Minggu, Hari libur pukul 16.00-19.00 WIB
Perawat primer : “Bapak/ ibu nanti berkunjungnya satu-satu ya, bergantian dan
untuk Jam berkunjungnya Senin s/d Sabtu, Hari libur pukul 16.00-19.00 WIB”.
3. Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga terdekat.
4. Sentralisasi obat
Perawat primer : ““Bapak/ ibu obatnya pasien nanti kami sentralkan ditaruh di
meja tempat obat dekat ruang perawat dan nanti kalau jadwalnya minum/injeksi
obat akan diberikan pada pasien, untuk persetujuan sentralisasi obat mohon
keluarga ke nurse station untuk tanda tangan persetujuan”
d Perawat primer melakukan pemeriksaan fisik dibantu perawat pelaksana
Perawat primer :” Bapak mohon permisi saya akan melakukan pemeriksaan fisik awal
pada An….yang akan dibantu oleh perawat dita” (PA melakukan pemeriksaan fisik)
Perawat primer : mari amir operan dengan saya di nurse stasion
Perawat UGD : baik bu… ini pasien atas nama An…., umur….. berat badan 20 Kg
diagnose medis DHF, Dengan Diagnosa keperawatan Peningkatan Suhu
tubuh, pasiennya dr. dariroh Sp.A keluhan panas sudah 4 hari.di UGD
sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap dengan Hasil Hb
: 9.1, trombosit 75.000 Lekosit 4.0 hematokrit 45 %. Infus D5 ½ Ns 500
cc/ 24 jam, Inj antrain 3 x 200 mg, pola nafas spontan, rr : 20 x menit,
perfusi KHM suhu 39.0 C, Nadi 112 x/ menit, Gcs 456. Hari ini BAK 2
kali, nafsu makan menurun.. rencana keperawatan . monitor TTV, anjurkan
pemberian kompres kolaborasi dalam pemberian antipiretik. Ada yang
ditanyakan?

e Perawat primer melakukan anamnese dan mengisi lembar pengkajian pasien masuk
Perawat primer : “adek saat ini keluhannya apa yang dirasakan?
Pasien : “ panas”
Perawat primer : “sejak kapan keluhan dirasakan hingga bapak dibawa kerumah sakit?”
Pasien : “ sejak.4hari yang lalu”
Perawat primer : “sebelumnya apkah adek pernah menderita penyakit yang sama?”
Pasien : “ Tidak”
Perawat primer : “apakah ada riwayat alergi?”
Pasien : “Tidak”
f Perawat primer menjelaskan identifikasi gelang pasien dan mengajarkan cara mencuci
tangan dengan benar.
g Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan,
misalnya : mengenai tata tertib pengunjung.
Perawat primer : “dari penjelasan saya tadi apakah ada yang belum dimengerti, bisa
Bapak/ ibu tanyakan”
h Setelah selesai PP Memberikan buku saku ruangan kepada pasien
“Bapak ini ada leaflet ruangan ismail silahkan bapak baca-baca sebagai pedoman
selama perawatan disini” Kemudian PP dan PA kembali ke ruangan.
PA : (memberikan hasil pemeriksaan fisik)” ini bu hasil pemeriksaan saya”
4. Epilogiks
Kembali ke nurse station. Mendokumentasikan semua penjelasan tentang penerimaan pasien
baru. Kemudian PP melakukan laporan kepada DPJP dengan menggunakan teknik
komunikasi SBAR.
Perawat primer : “selamat pagi dokter... dari ruang ismail dengan perawat indah
melaporkan pasien baru dari IGD atas nama An…. dengan diagnosa. DHF saat ini pasien
mengeluh panas sudah ada hasil lab dari ugd sudah dapat antrain 200mg .kondisi saat ini
suhu 37,8 mohon advisnya”
PP menuliskan hasil konsul dokter di lembar CPPT.

Anda mungkin juga menyukai