Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

TUGAS
PEMBANGKIT ENERGI ALTERNATIF

Oleh :
Dinda Ayu Elsinta
1910003421914

UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan
air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber energi listrik utama yang
ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat
Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di
Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga
dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik
tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang
melimpah, dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal
ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit
listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan.
Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti
pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik
tenaga nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n b a n t u a n t u r b i n a i r )
d a n a i r d a r i e n e r g y mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas
PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak
atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya.
Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh para mahasiswa sebagai
modal awal untuk kedepannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi PLTA?
2. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
3. Bagaimana konversi energi pada PLTA?\
4. Apa saja klasiifikasi dari PLTA?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Definisi PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air)
dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator) Pembangkit listrik
tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air
dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir
sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang
masuk pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam
waduk / dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan
untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang
didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik,
sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan
efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat
beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b) Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah
tersebut.
c) Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau jaringan
transmisi.
2. Prinsip Kerja PLTA
a) Bendungan
Bendungan berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi
jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energy.
b) Turbine
Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin
air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk
memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin
merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.
Adapun jenis-jenis dari turbin sesuai dengan cara kerjanya yaitu sebagai berikut:
a. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar
dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya.
Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin
dirubah menjadi energi kecepatan.
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozzle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar.
b. Turbin Pelton
Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station. Turbin
pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu
jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yang disebut nosel.
Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien.
Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa
membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan
airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran
air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin Pelton untuk
pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter tetapi
untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
c. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan
putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi
total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
d. Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin
Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin
Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin
crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec
hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m. Turbin Zcrossflow
menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar
runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi
konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar
membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat
masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari
beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
e. Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar)
dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini
dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya
tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.
f. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan
rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.
Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah
pad turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap
ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan
pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat
diatur merupakan pilihan yang tepat.
g. Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin
ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.
c) Generator
Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA
bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya.
Generator mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Tergantung pada
karakteristik jaringan yang dipasok, produsen bisa memilih antara: Generator
sinkronus yang dilengkapi dengan sistem eksitasi DC (rotasi atau statis) yang
terkait dengan regulator tegangan, untuk memberikan tegangan, frekuensi dan
control sudut fase sebelum generator disambungkan ke jaringan dan memasok
energi reaktif yang diperlukan oleh sistem tenaga ketika generator telah
disambungkan ke jaringan.
Generator ansinkronus adalah motor induksi sederhana yang tidak menggunakan
pengaturan voltage dan berjalan pada kecepatan yang secara langsung terkait
dengan frekuensi sistem. Mereka menarik arus eksitasinya dari jaringan, sehingga
menyerap energi reaktif dari magnetismenya sendiri. Efisiensi generator
ansinkronus adalah 2 sampai 4 per sen di bawah efisiensi generator sinkronus
selama seluruh kisaran operasi. Secara umum, ketika daya melebihi 5000 kVA
maka generator sinkronus perlu dipasang. Tegangan kerja dari generator
bervariasi sesuai dengan dayanya. Tegangan pembangkitan standard adalah 380 V
atau 430 V sampai dengan 1400 kVA dan 6000/6600 untuk pembangkit yang
lebih besar. Pembangkitan pada tegangan 380 V atau 430 V memungkinkan
penggunaan transformer distribusi strandard sebagai transformer saluran keluar
dan penggunaan arus buatan untuk memasok ke dalam sistem daya pembangkit.
d) Jalur Transmisi
PLTA umumnya terletak jauh dari tempat-tempat di mana tenaga listrik itu
digunakan atau pusat-pusat beban ( load contres). Karena itu tenaga listrik yang
dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat atau saluran transmisi. Karena
tegangan generator pada umumnya rendah, antara 6 KV sampai 24 KV, maka
tegangan ini biasanya dinaikkan dengan pertolongan transformator daya ke tingkat
tegangan yang lebih tinggi antara 30 KV sampai 500 KV (di beberapa negara
maju bahkan sudah sampai 1000 KV).
Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini,selain untuk memperbesar daya hantar dari
saluran yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan,juga untuk memperkecil
rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran. Sudah jelas, dengan
mempertinggi tegangan tingkat isolasi-pun harus lebih tinggi, dengan demikian
biaya peralatan juga tinggi.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-tama dilakukan pada
gardu induk ( GI ), di mana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah
misalnya : dari 500 KV ke 150 KV atau dari 150 KV ke 70 KV. Kemudian
penurunan kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 KV ke 20 KV
atau dari 70 KV ke 20 KV.

3. Konversi energy dalam PLTA


Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya
aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik
melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan
sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar
jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:
a) Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya
perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b) Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c) Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi
mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi
mekanis.
Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d) Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai
persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

4. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air


Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
a. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air, irigasi,
kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik.
b. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip
dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan
prinsip ini.
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan permintaan,
atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai banyak
unit.
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan
ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam
penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan normal.
e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di
pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa
tanggul.
f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW
Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW
Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW
g. Berdasarkan ketinggian tekanan air
PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari : 15 m
PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m
PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m
PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m
Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi pembangkit
listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk
penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur jalannya air dari
kolam penyimpanan itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan
pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar
2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air
yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti
kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Anda mungkin juga menyukai