Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Bahan Bangunan

Bahan bangunan merupakan unsur utama yang memegang peranan penting


dalam keberlangsungan suatu proyek/pekerjaan sipil, sehingga diperlukan suatu
ketentuan teknis dari suatu bahan bangunan agar dapat digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan konstruksi. Bahan bangunan yang dipakai harus dipilih dari
bahan yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam pelaksanaanya banyak sekali bahan-bahan yang digunakan agar
pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Dibawah ini adalah beberapa bahan bangunan yang paling dominan digunakan
dilihat dari volume dan banyaknya kebutuhan yang diperlukan adalah sebagai
berikut :
1. Beton Ready Mix
Beton Readymix adalah adukan beton pabrikan yang siap digunakan untuk
pengecoran yang diangkut oleh truck mixer dimana telah ditentukan mutu beton
yang didatangkan sesuai dengan mutu beton pekerjaan di lapangan yang telah
ditentukan. Supplier beton readymix proyek ini adalah PT. RJP Beton. Syarat-syarat
dalam penyediaan readymix adalah:

a. Sebelum beton readymix digunakan, dilakukan rancangan campuran


beton sesuai dengan persyaratan yang ada dalam spesifikasi,
kemudian apabila sudah mencapai seperti yang di syaratkan, maka
bisa dipakai oleh kontraktor.

b. Contoh beton adukan diambil untuk benda uji.

c. Jarak antara batching plant dengan lokasi proyek tidak jauh.

Pada proyek ini, untuk pengerjaan pengecoran mengunakan readymix,


dimana campuran beton harus direncanakan oleh supplier beton dan dikontrol oleh
kontraktor dan pengawas, sehingga didapatkan mutu beton sesuai dengan mutu
beton yang disyaratkan.
Pertimbangan menggunakan beton readymix adalah luas lokasi proyek
untuk membuat adukan beton dalam jumlah besar tidak memungkinkan. Dengan
memakai readymix, selain hemat tempat juga efisien terhadap faktor pekerjaan.
Yang dimaksud dengan efisien terhadap faktor pekerjaan adalah sebagai berikut:

1. Dipandang dari segi waktu

Jika menggunakan beton Readymix, waktu pembuatan


adukan beton dalam jumlah besar akan lebih cepat apabila
dibandingkan dengan menggunakan molen. Pemilihan PT. RJP
Beton. karena jarak antara batching plant (lokasi pembuatan adukan
beton) dengan lokasi proyek yang relatif dekat.

2. Dipandang dari segi mutu

Mutu beton Readymix lebih terjaga bila dibandingkan


dengan pengerjaan yang menggunakan tenaga manusia. Hal ini disebabkan
pembuatan beton Readymix ditangani oleh ahli yang profesional di
bidangnya. Selain itu karena produksinya dalam jumlah yang besar, maka
faktor kesalahan dalam pencampuran adukan beton akan semakin kecil.

Setiap pengecoran yang akan dilakukan, dilakukan pengecekan dan


menjamin mutu beton dari mix design yang dibuat, dari pihak kontraktor dan
perusahaan beton ready mix membuat masing-masing tiga benda uji untuk
dilakukan pengujian kuat tekan di laboratorium.

Gambar III.1 Beton Ready Mix


2. Besi Tulangan

Sebuah bangunan yang baik, tidak dapat dikatakan sempurna jika belum
Besi tulangan merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton
atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung
batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut
bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua
jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Tulangan
menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan mampu menahan gaya tekan
beton tersebut tidak mampu menerima gaya tarik sehingga mengakibatkan
terjadinya retak-retak yang lama-lama bisa mengakibatkan elemen beton akan
pecah. Untuk menjaga retak lebih lanjut, diperlukan pemasangan tulangan-tulangan
besi pada daerah yang tertarik dan daerah dimana beton akan mengalami retak-
retak. Alasan menggunakan tulangan besi ialah karena baja sangat baik dan mampu
menerima gaya tarik.
Untuk pekerjaan beton, besi tulangan yang dipakai adalah tipe besi tulangan
ulir atau deform yang memiliki fy 400 Mpa. Seluruh tulangan memakai tipe ulir
karena bendungan ini direncanakan untuk tahan gempa, sehingga dipakai tulangan
ulir yang lebih dapat menahan beban gempa dibandingkan tulangan polos.

Gambar III.2 Besi Tulangan


3. Multiplek (Plywood)
Multipleks merupakan kayu olahan yang terbuat dari lembaran-lembaran
kayu tipis yang kemudian dipres dan di lem menjadi satu. Lembaran-lembaran
yang telah diolah menjadi sebuah papan kayu ini biasa juga disebut dengan
plywood. Triplek dan multiplek memiliki perbedaan hanya terletak pada jumlah
lapisan kayunya saja. Apabila lapis lembaran kayu berjumlah tiga lembar maka
disebut dengan tripleks sedangkan jika lapisan penyusunnya terdiri dari tiga
lembar lebih disebut dengan multipleks.
Pada umumnya bahan multiplek digunakan untuk pembuatan acuan
bekisting pada pondasi, dinding, dan pelat lantai, maupun tangga. Pada proyek
ini, papan yang digunakan adalah jenis kayu miranti dengan tebal ± 9 mm.
Seperti pada kayu, papan yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik
(permukaanya kuat dan rata) sehingga apabila bekisting sudah pada waktunya
dibongkar diharapkan papan tersebut permukaanya tidak mudah rusak dan dapat
dipakai lagi untuk bekisting selanjutnya.

Gambar III.3 Multiplek


B. Peralatan Proyek

Untuk kelancaran suatu proyek diperlukan kerja sama yang baik serta sarana
atau peralatan yang memadai. Peralatan merupakan suatu sarana atau sumber daya
yang penting untuk membantu dan memudahkan pelaksanaan serta efektifitas
pelayanan proyek tersebut. Penyediaan dan pemilihan peralatan harus direncanakan
dengan baik sehingga menghasilkan kerja yang lebih efektif dan efisien.
1. Truk Molen (Concrete Mixer Truck)
Mesin aduk beton merupakan alat yang digunakan untuk pekerjaan
pengadukan beton. Alat ini sangat membantu pekerjaan dari segi kecepatan
dan untuk menghasilkan adukan beton yang memenuhi persyaratan. Prinsip
kerjanya adalah bahan-bahan campuran beton seperti semen, agregat (pasir,
split) dan air yang jumlahnya sesuai dengan perbandingan yang
direncanakan dimasukkan ke dalam truck molen. Alat ini digerakkan oleh
mesin diesel yang memutar cawan tersebut dilengkapi dengan bilah-bilah
(pengaduk) sehingga adukan beton cepat homogen.

Gambar III.4 Truk Molen


2. Concrete Pump
Concrete pump adalah sebuah mesin/alat yang digunakan untuk
menyalurkan adonan beton segar dari bawah ke tempat pengecoran atau
tempat pengecoran yang letaknya sulit dijangkau oleh truck mixer. maka
diperlukan alat-alat konstruksi yang dapat menunjang proses pembangunan
tersebut.
Gambar III.5 Concrete Pump

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek, baik alat


berat maupun alat ringan sangat menunjang dalam penyelesain suatu
pekerjaan, alat proyek ini digunakan untuk :
a. Meningkatkan kualitas suatu pekerjaan
b. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerjaan serta menghemat
biaya
c. Mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan
Dalam manajemen ini perlu diperhatikan masalah pengelolaan
peralatan proyek yang terdiri dari penyewaan, pembelian, dan masalah
perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat di lapangan.
Adapun data-data yang perlu diperhatikan adalah waktu pendatangan alat,
lama penggunaan dan kondisi alat baik melalui penyewaan maupun
pembelian atau milik sendiri. Khusus alat-alat yang dipinjam harus dicek
kesesuaiannya dengan perjanjian peminjaman. Dan dalam pembuatan
perjanjian peminjaman harus jelas sehingga tidak merugikan salah satu
pihak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jenis alat yang diperlukan
dalam suatu proyek adalah sebagai berikut :
a. Besar kecilnya proyek
b. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan
c. Jenis pekerjaan
d. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada
e. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
f. Kondisi dan keadaan di lapangan
g. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia
h. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan
keinginan pemilik proyek.
3. Vibrator
Alat ini digunakan untuk menggetarkan adukan beton yang telah
dituangkan sehingga tidak ada rongga udara pada adukan beton tersebut. Dengan
menggunakan alat ini kemungkinan terjadi keropos pada beton akan berkurang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian vibrator :
a. Posisi ujung yang masuk ke dalam adukan beton harus vertikal agar tidak
terjadi pemisahan bahan susun beton.
b. Selama proses pemadatan, ujung getar tidak boleh digerakkan ke arah
horisontal, karena dapat menyebabkan pemisahan bahan susun beton.
c. Ujung getar tidak boleh mengenai bekesting, beton yang sudah mengering
dan tulangan.
d. Lapisan yang digetarkan tidak boleh melebihi panjang ujung jarum/ujung
penggetar dan tidak boleh lebih dari 50 cm.
e. Jika bagian yang akan dicor cukup tebal, maka pengecoran harus
dilaksanakan selapis demi selapis, sehingga setiap lapis dapat dipadatkan
dengan baik.
f. Penarikan ujung getar dilaksanakan dengan perlahan-lahan agar bekas ujung
getar dapat terisi kembali dengan adukan beton dari sampingnya.
g. Ujung getar harus ditarik setelah dimasukkan ke dalam adukan sedalam ± 30
detik. Jika penarikan ujung getar terlalu lama maka dapat mengakibatkan
pemisahan bahan susunnya.
h. Jarak antara permukaan ujung getar harus dipilih sedemikian rupa sehingga
daerah pengaruhnya saling menutup.
i. Dalam pemadatan dengan alat vibrator diusahakan alat jangan sampai kena
tulangan.

Gambar III.6 Vibrator

4. Alat pemotong Baja Tulangan


Untuk mendapatkan baja tulangan dengan ukuran yang sesuai
dengan gambar, maka baja tulangan yang tersedia perlu dipotong, dengan
alat bar cutter. Keuntungan dari bar cutter listrik dibandingkan bar cutter
manual adalah bar cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan
diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi, disamping itu juga dapat
mempersingkat waktu pengerjaan.
Gambar III.7 Alat Pemtong Baja ( Bar Cutter )

5. Alat pembengkok baja tulangan ( Bar Bender )


Bar Bender merupakan alat membengkokkan baja tulangan sesuai
dengan dimensi dan ukuran dari tulangan beton sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Alat ini menggunakan mesin penggerak untuk membantu
meringankaan pekerjaan pembengkoaan tulangan.
1. Baja tulangan yang akan dibengkokkan diletakkan antara poros tekan
dan poros pembengkok.
2. Ujung tulangan yang ada pada poros pembengkok dipegang dengan
kunci pembengkok, sehingga didapat sudut pembengkok yang
diinginkan.

Gambar III.8 Alat Pembengkok Baja Tulangan (Bar Bender).

6. Bekisting
Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan
beton selama dilakukan pengecoran dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang
diinginkan. bekisting mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa
memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Gambar menunjukan peralatan proyek bekisting yang digunakan oleh
kontraktor.
Gambar III.9 Bekisting
7. Perancah ( Scaffolding )
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung
dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu
sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat
menggunakan bahan-bahan lain. Scaffolding digunakan untuk menopang
bekisting pada pengecoran plat lantai, kolom dan balok juga dapat sebagai
tangga. Scaffolding yang digunakan pada proyek ini terbuat dari besi
berongga, dengan putaran yang dapat diatur tinggi rendahnya dan dapat
digunakan berkali-kali sehingga pemakaian perancah menjadi lebih hemat
dibandingkan menggunakan perancah kayu maupun bambu. Lebar
scaffolding bervariasi antara 1,5 s/d 2,5 m dengan jarak pemasangan
minimum sebaiknya 0,8 m.
Scaffolding menopang bekisting pada saat pengecoran dan baru
boleh dilepas bila beton yang dicor sudah memiliki kekuatan yang cukup
untuk menahan beban sendiri dan beban pekerja sebelum struktur tersebut
bekerja secara optimal. Gambar Menunjukkan Perancah (scaffolding)
Gambar III.10 Perancah (Scaffolding)

8. Genset
Genset adalah rangkaian mesin dan generator yang bila mana
disatukan dapat menghasilkan tenaga listrik. Genset digunakan untuk
menyuplai kebutuhan listrik pada proyek yang mudah dimobilisasi.
Sekaligus berfungsi sebagai Air Compresor untuk membersihkan lokasi
kerja dari pertikel kasar.

Gambar III.11 Genset

9. Backhoe/excavator
Penggunaan tenaga manusia pada pekerjaan galian tanah akan tidak
efisien, dan memakan waktu yang lama. Karena volume pekerjaan yang
besar, sehingga diperlukan alat berat berupa backhoe. Backhoe merupakan
alat penggali (excavator) hidrolis dengan bucket yang dipasangkan di
lengannya. Alat penggeraknya berupa traktor dengan roda ban atau roda
kelabang (crawler). Crawler atau roda kelabang pada backhoe membuat
backhoe dapat bekerja di medan yang buruk.

Gambar III.12 Excavator


10. Waterpass / Theodolit
Penggunaan alat waterpass / theodolit untuk menentukan titik galian
yang akan di kerjakan, mengecek kemiringan galian yang sedang dikerjakan
ataupun sudah dikerjakan sudah tegak lurus atau sesuai dengan titik
kemiringan yang direncanakan, membantu menentukan elevasi yang
dibutuhkan.

Gambar III.13 Theodolit

C. Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan


Dalam kegiatan kerja praktek selama dua bulan, pekerjaan yang
diikuti adalah pekerjaan bangunan pengelak pada proyek pembangunan
Bendungan Randugunting. Selama dua bulan tersebut pekerjaan sudah
mencapai sekitar 50% yang sebelumnya mencapai 40%.
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pekerjaan saluran pengelak
yang sesuai dengan rencana dan untuk menghindari kendala di lapangan,
maka perlu dilakukan beberapa tahap kegiatan baik yang menyangkut
masalah teknis maupun masalah non teknis ( lapangan ). Pelaksanaan
Bangunan pengelak pada Bendungan Randugunting masih dalam pekerjaan,
sehingga selama pelaksanaan kerja praktek penulis menyampaikan tentang
Metode pekerjaan saluran pengelak. Sistem pelaksanaan bangunan pengelak
pada bendungan Randugunting secara umum sebagai berikut.
Gambar III.13 Alur Pelaksanaan Bangunan Pengelak

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Metode Pelakasnaan Pekerjaan Bangunan Pengelak


Pelaksanaan kerja praktik pada pembangunan Bendungan Randugunting
yang dimulai pada tanggal 01 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 01 Oktober
2019. Pada pengerjaan pengelak yang saya amati terfokus pada saluran pengelak
yaitu dari bagian hilir saluran terletak pada STA 0+000 sampai STA 0+040. Selama
pelaksanaan Kerja praktik, penulis mendapatkan wawasan dalam penerapan teori di
lapangan dan berbagai pengetahuan dalam pelaksanaan proyek.
Pekerjaan yang diamati penulis selama kerja praktik, antara lain :
a. Pekerjaan Galian Tanah
b. Pekerjaan Struktur Inlet pada STA 0+000 s/d 0+040
Walaupun demikian, penulis akan membahas pekerjaan mulai dari persiapan
sampai pengecoran baik waktu pengamatan (kerja praktik) maupun secara garis
besar pekerjaan yang belum di laksanakan.

A.1 Hasil Pengamatan


A.1.1 Definisi Bangunan Pengelak
Bangunan pengelak adalah bangunan utama yang benar-benar dibangun
didalam air. Bangunan pengelak diperlukan untuk memungkinkan dibelokannya air
sungai ke jaringan irigasi dengan jalan menaikkan muka air disungai atau dengan
memperlebar pengambilan didasar sungai seperti pada tipe bendung saringan sawah
(bottom rock weir).
Pengelak terdiri dari 3 bagian yaitu :
1) Saluran Inlet ( pengambilan )
Saluran Inlet merupakan bentuk saluran terbuka dari saluran
pengelak.

Gambar IV.1 Penampang Inlet


2) Saluran Utama (berupa konduit)
Dalam saluran utama / konduit pengelak ini adalah box culvert. Namun,
desain saluran ini berbeda dengan box culvert pada umumnya yang hanya
terdapat 1 lubang. Pada pengerjaan saluran konduit ini dibuat 2 lubang. Pada
awalnya, dua lubang ini akan digunakan sebagai aliran air sementara saat
pembangunan coverdam dilaksanakan. Dua buah saluran ini untuk
memenuhi volume rencana aliran air.

Gambar IV.2 Box Culvert


3) Saluran outlet ( pembuangan )
Saluran Outlet yaitu saluran terusan dari saluran utama yang merupakan
saluran pembuangan bentuk saluran tersebut terbuka.

Gambar IV.4 Penampang Outlet

A.1.2 Metode Pelaksanaan


Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pekerjaan saluran pengelak yang
sesuai dengan rencana dan untuk menghindari kendala di lapangan, maka perlu
dilakukan beberapa tahap kegiatan baik yang menyangkut masalah teknis maupun
masalah non teknis ( lapangan ). Pelaksanaan Bangunan pengelak pada Bendungan
Randugunting masih dalam pekerjaan, sehingga selama pelaksanaan kerja praktik
penulis menyampaikan tentang Metode pekerjaan saluran pengelak.
Gambar IV.5 Denah Bangunan Pengelak
Gambar IV. 6 Potongan Memanjang Pengelak
A.1.2.1 Pekerjaan Persiapan
Sebagai penyedia jasa dalam pelaksanaan persiapan akan dimulai
setelah mendapat SPMK ( Surat Perintah Mulai Kerja ) dari pihak pemilik
pekerjaan. Perkerjaan yang harus dilakukan dalam tahap persiapan berupa
pembersihan lahan, survey lokasi, pengukuran, dan kelengkapan pendukung.
Untuk kenyamanan pelaksanaan penyedia membangun bangunan fasilitas
berupa kontraktor keet, ruang rapat, direksi keet, barak kerja, dan
laboratorium diarea proyek guna mempermudah pelaksanaan.

A.1.2.2 Pekerjaan Galian


Pada pekerjaan galian tanah untuk saluran pengelak ada beberapa

tahap galian sebagai berikut :

MULAI

LAND CLEARING

GALIAN TANAH

GALIAN BATU

STRIPPING

SELESAI

Gambar IV.7 Tahapan Pekerjaan Galian


1. Pekerjaan Land Clearing
Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan
pembersihan tempat kerja dari semak-semak, pohon–pohon besar
kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, kemudian membuang bagian
tanah atau batuan yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya.
Seluruh pekerjaan tersebut dapat dikerjakan sebelum pemindahan itu
sendiri dilakukan, atau dikerjakan bersama-sama.

2. Pekerjaan Galian Tanah

Anda mungkin juga menyukai