Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

EVALUASI PEMBELAJARAN

OLEH

NAMA : SITI AZIZA MUSTIKA


STAMBUK : A1K117053
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
KELAS : TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
TUGAS INDIVIDU

1. Mengambil 2 kompetensi dasar dari standar isi KI3 (1 KD dari KI3 dan 1
KD dari KI4) untuk IPA SMP atau Fisika SMA.
2. Menjawab pertanyaan :
a. Apa perbedaan atau kesamaan evaluasi,tes,pengukuran,asesmen dan
penilaian?
b. Apa dan mengapa validitas dan reliabilitas suatu tes harus diketahui dan
bagaimana cara atau teknik atau dtrategi untuk mengetahuinya?
3. Mencari format kisi kisi soal tes dan contoh soal tes IPA atau fisika di
sekolah yang pernah dipakai oleh guru (esay dan PG)

1.1 Kompetensi Dasar Fisika Kelas X ( Ki3 Dan Ki4) Dan Indikator Pencapaian
Kumulatif

Kompotensi Dasar :

Menentukan IPK (INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI)

RUMUS : IPK = KKO/DPK+ Materi Pokok+ Degre

KI3 SMA KELAS X

KD : 3.5 Mendeskripsikan hukum hukum pada fluida statik dan penerapannya


dalam kehidupan sehari hari.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK):

 Mengimplementasikan konsep hukum-hukum statis dan penerapannya


dalam kehidupan sehari hari dengan benar. CP3 (MENGAPLIKASIKAN)
 Menggunakan konsep hukum-hukum statis dan penerapannya dalam
krhidupan sehari hari dengan benar. CP2 (MEMAHAMI)
TUGAS INDIVIDU

KI4 SMA KELAS X

KD: 4.4 Merancang dan membuat suatu peralatan yang memanfaatkan sifat
sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK):


 Merencanakan dan mendesain suatu peralatan yang memanfaatkan
sifat sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan dengan benar.
CP6 (MENCIPTA).

2.1 Perbedaan Dan Persamaan, Tes, Pengukuran, Penilaian, Asesmen


Dan Evaluasi

Definisi Proses Hasil


Alat ukur untuk
mengukur Hasil tes atau
Tes Testing
kemampuan lembar kerja
seseorang
Proses untuk
Membandingkan Angka atau
menentukan
hasil tes dengan skor
Pengukuran kuantitas sesuatu
standar ukuran Bersifat
yang menghasilkan
tertentu kuantitatif
angka.
Mengambil
keputusan terhadap Pemberian atribut Deskripsi
Penilaian sesuatu dengan terhadap hasil Bersifat
ukuran baik atau pengukuran kualitatif
buruk.
Pengambilan
Kegiatan yang
keputusan Keputusan
meliputi dua unsur
Evaluasi terhadap hasil atau
yaitu pengukuran
penilaian Justifikasi
dan penilaian.
lulus/tidak
Asesmen Asesmen hanya Asesmen lebih
menyangkut ditekankan pada
penilaian proses
kompetensi siswa
TUGAS INDIVIDU

dan perbaikan mencakup


program kompetensi
lulusan dan Evaluasi
pembelajaran.
perbaikan cara
belajar siswa.

A. Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian,Asesmen dan Evaluasi


Tes adalah seperangkat soal atau tugas yang direncankan untuk memperoleh
informasi mengenai kemampuan kognitif siswa. Dengan kata lain tes adalah
seperangkst pertanyaan yang memerlukan jawaban benar atau salah. Yang
termasuk ke dalam kelompok tes adalah tes objektif atau biasa di kenal dengan
pilihan ganda, dan tes uraian.

Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa Asesmen lebih ditekankan


pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar.
Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen lebih
berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil
asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar.
Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak kepada
kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara
evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program
pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas,
dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen yang saling
berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu
asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila
dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Kumano (2001)
TUGAS INDIVIDU

asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program


pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian
adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes
maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar
yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah
kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk
pengertian masing-masing :
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
anak didik melalui program kegiatan belajar.
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan
Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris.
Perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian terletak pada waktu dan
fungsinya. Tes digunakan sebagai alat atau media untuk memperoleh informasi
tentang orang lain. Pengukuran digunakan untuk memberi angka pada
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek yang diambil dari
TUGAS INDIVIDU

sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk mengambil keputusan


berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran sebelumnya.

B. Hubungan/persamaan Tes, Pengukuran,Penilaian,Asesmen Dan Evaluasi.

Kumano (2001) mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan


makna/pengertian, asesmen dan evaluasi memiliki hubungan. Menurut Zainul &
Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah sebagai
berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar apabila
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu
alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut
dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan alat ukur non tes
seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa guru mengukur berbagai
kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam
menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan
standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka
kegiatan guru tersebut telah melangkah lebih jauh menjadi evaluasi.
Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel
(1993) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian
terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen.
Sementara itu Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa asesmen
merupakan bagian dari evaluasi. Apabila kita membicarakan tentang evaluasi,
maka asesmen sudah termasuk di dalamnya. Untuk lebih memperjelas hubungan
antara tes, pengukuran, dan evaluasi, pada Tabel 2. diberikan contoh tes, non-tes,
pengukuran, dan evaluasi dalam praktek pembelajaran sehari-hari.
TUGAS INDIVIDU

Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian


merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan
dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran
kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian
merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan
penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen
pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan, menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik.

2.2 Apa dan Mengapa Validitas dan Reliabilitas suatu tes harus diketahui,
dan cara/teknik/strategi untuk mengetahuinya.

1. Apa Itu Validitas.

Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang


mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki
validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
pengukuran. Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada
suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai
tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang
dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan kemudian memberikan hasil
pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki
validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi
TUGAS INDIVIDU

menghasilkan data mengenai variabel A’ atau bahkan B, dikatakan sebagai


alat ukur yang memiliki validitas rendah untuk mengukur variabel A dan
tinggi validitasnya untuk mengukur variabel A’ atau B (Azwar 1986).

a. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai.
Sebagai contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya
diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar
ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak
memahami pertanyaannya. Contoh lain adalah menilai kemampuan berbicara,
tetapi ditanyakan mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau
sajak. Penilaian tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal
sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat penilaian yang telah
valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang
lain.
Contoh prestasi belajar dan motivasi belajar dapat dinilai oleh tes ataupun
oleh kuesioner. Caranya juga bisa berbeda, bisa dilaksanakan secara tertulis
atau bisa secara lisan.
a. Macam-Macam Validitas.
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan
validitas empiris.
1) Validitas Logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata
“logika” atau validitas logis sering juga disebut sebagai analisis kualitatif
yaitu berupa penalaran atau penelaahan. Ada dua macam validitas logis yang
dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu validitas isi dan validitas konstrak
(construct validity).
TUGAS INDIVIDU

2) Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya
“pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman.
Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat
dilakukan untuk menguji bahwa sebuah instrumen memang valid..
Ada empat jenis validitas yang sering digunakan, yakni:
a) Validitas isi (content validity) yaitu berupa tes.
b) Validitas konstruksi (construct validity). Pengujian validitas dengan
menggunakan pendapat para ahli mengenai aspek yang akan di ukur.
c) Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)
d) Validitas prediksi (predictive validity)
e) Validitas Faktor

2. Reliabilitas

Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah
hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas
adalah "...the degree of which test score are free from error measurement"
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut
reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001: 295) reliabilitas merupakan karakteristik skor,
bukan tentang tes ataupun bentuk tes.

a. Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes


Sudah diterangkan dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
TUGAS INDIVIDU

hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan


masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila
pembaca telah memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen
evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai
dengan kenyataan. Dalam hal reliabilitas ini tuntutannya tidak jauh berbeda.
Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka
konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang
baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai
dengan kenyataan.
Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak
sekali. Namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:
1) Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan
kualitas butir-butir soalnya
2) Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
3) Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes

b. Cara-Cara Mencari Besarnya Reliabilitas

Sekali lagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan


kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya
dilihat kesejajaran hasil. Seperti halnya beberapa teknik juga menggunakan
rumus korelasi product moment untuk mengetahui validitas, kesejajaran hasil
dalam reliabilitas tes.
Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang
berada di luar tes (consistency eternal) dan pada tes itu sendiri (consistency
internal).
TUGAS INDIVIDU

1) Metode bentuk paralel (equivalent)


Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda.
Dalam istilah bahasa Inggris disebut alternative-form method (parallel forms).
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena
harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk
mencobakan dua kali tes.
2) Metode tes ulang (test-retest method)
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri
tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri
tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali,
maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian
hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
3) Metode belah dua atau split-half method
Kelemahan penggunaan metode dua-tes dua kali percobaan dan satu-tes dua
kali percobaan diatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua. Dalam
menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan
satu kali. Oleh karena itu, disebut juga single-test-single-trial method.
Banyak pemakai metode ini salah membela hasil tes pada waktu,
menganalisis. Yang mereka lakukan adalah mengelompokkan hasil separo subjek
peserta tes dan separo yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini dikorelasikan.
Yang benar adalah membelah item atau butir soal. Tidak akan keliru kiranya bagi
pemakai metode ini harus ingat bahwa banyaknya butir soal harus genap agar dapat
dibelah.
Ada dua cara membelah butir soal ini, yaitu:
 Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya
disebut belahan ganjil-genap, dan
TUGAS INDIVIDU

 Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah
pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya
disebut belahan awal-akhir.

1. Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Penilaian tersebut
tidak tepat (valid). Alat penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum
otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
2. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti.
3. Validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya
data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas
terkait dengan pemotretan berkali-kali.
TUGAS INDIVIDU

Soal

1. Apa, mengapa, dan bagaimana soal/tes PG ?

Jawab :

Tes pilihan ganda ( multiple choice test ) yaitu tes dimana setiap butir soalnya
memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Biasanya terdapat dua sampai lima
alternatif jawaban yang disuguhkan dan jumlah alternatif jawaban tersebut tidak
boleh terlalu banyak karena akan sangat membingungkan dan juga sangat
menyulitkan penyusunan butir soal.
Soal pilihan ganda atau dengan kata lain multiple choise, terdiri atas suatu
pertanyaan atau keterangan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, dan untuk
melengkapinya harus memilih satu dari terdiri atas bagian keterangan (stem) dan
bagian kemungkinan jawaban atau alternative (option). Kemungkinan jawaban terdiri
atas satu jawaban yang benar (sebagai kunci jawaban) dan beberapa pengecoh
(distractor).
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan
ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda
adalah menuliskan pengecohnya. Dalam menulis soal pilihan ganda ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. Artinya, soal harus
menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan
indikator soal.
2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
TUGAS INDIVIDU

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling
benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika
terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya
adalah pilihan jawaban yang paling benar.
b. Konstruksi
1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya
kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak
menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang
dimaksudkan penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap
nomor.
2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang
sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut
dihilangkan saja.
3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya
pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase, atau ungkapan yang
dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
4) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu
diperhatikan karena adanya kecenderungan peserta didik untuk memilih
jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang lebih panjang
itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
5) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di
atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya, dengan
adanya pilihan jawaban seperti ini, maka dari segi materi pilihan jawaban
berkurang satu, karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi
dari jawaban sebelumnya.
6) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka
yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.
TUGAS INDIVIDU

7) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus
jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang
ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik.
8) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang
tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan
benar soal berikutnya.
c. Bahasa
1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2) Jangan menggunaan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan
untuk daerah lain atau nasional.
3) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.
Soal bentuk pilihan ganda sangat berguna untuk mengukur tingkat hasil
pembelajaran dari sebuah ilmu pengetahuan, tingkat pemahaman, serta tingkat
pengaplikasiannya/penerapannya. Karena berbagai bentuk kecerdasan yang terdapat
didalamnya, soal pilihan ganda sering digunakan dalam jenis soal objektif.
TUGAS INDIVIDU

Anda mungkin juga menyukai