Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL PROYEK PERENCANAAN ALAT TEKNOLOGI

PERENCANAAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH


RUMPUT GAJAH DENGAN KAPASITAS
100 KG / JAM

Oleh :

RIZKY DWI HARFIAN

NIM : 2016040037

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GRESIK

2019
1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PROYEK PERENCANAAN ALAT TEKNOLOGI

PERENCANAAN PEMBUATAN MESIN PENCACAH


RUMPUT GAJAH DENGAN KAPASITAS 100 KG / JAM

1. Judul Penelitian : Perancangan Alat Pencacah Rumput Gajah


a. Bidang Ilmu : Teknologi / Teknik Mesin
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Rizky Dwi Harfian
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknik Mesin
3. Alamat Ketua Peneliti
a. Alamat Kantor : Jalan Mayjen Sungkono No. 4 Gresik
b. Alamat Rumah : Jalan Veteran IX D1 / 8A Gresik
c. Telepon : 085106292666
4. Jumlah Anggota Tim Peneliti
a. Nama Peneliti : Ahmad Fashiul Fikri
b. Nama Peneliti : M. Fitrul Tazuddin
c. Nama Peneliti : Setiyo Budi
d. Nama Peneliti : Oom Dharman
e. Nama Peneliti : Achmad Wahyu Ashari
f. Nama Peneliti : Azis Ganang Setiawan
5. Lokasi Penelitian : Desa Manyar
6. Kerjasama dengan Instansi Lain
7. Lama Penelitian : 3 Bulan
8. Biaya yang diperlukan : Rp. 3.500.000,-

Gresik, 06 April 2019

Mengetahui,

Kaprodi Teknik Mesin Ketua Peneliti / Proyek

Wardjito, ST., MT Rizky Dwi Harfian

2
3
KATA PERNGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan

Tugas Perancangan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Tugas Perencanaan Alat Teknologi ini berisikan materi serta rancang

bangun perencanaan Mesin Pencacah Rumput Gajah dengan Kapasitas 100 kg /

jam. Diharapkan Tugas Perencanaan Alat Teknologi ini dapat memberikan

informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa mengenai materi peraktikum

ini. Ketika penyusunan Tugas Perencanaan Alat Teknologi ini, banyak pihak yang

turut membantu serta memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena

itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah memberi dukungan moril dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Ucapan

terima kasih penyusun sampaikan kepada Bapak Wardjito ST., MT. selaku dosen

Mata Kuliah Proyek Perencanaan Elemen Mesin atas bimbingan, tuntunan, dan

bantuan selama proses penyusunan tugas Perencanaan Mesin Pencacah Rumput /

Daun dengan kapasitas 100 kg / jam ini.

4
Akhir kata penyusun menyadari bahwa laporan praktikum masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah tugas Perencanaan

Mesin Pencacah Rumput / Daun dengan kapasitas 100 kg / jam ini.

Gresik, 01 Juli 2019

Penyusun

5
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….... 2

KATA PENGANTAR …………………………………………………………... 4

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. 6

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..... 9

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… 10

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 11

I.1 Latar Belakang …………………………………………………. 11

I.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 13

I.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………. 13

I.4 Manfaat Penelitian …………………………………………..…. 13

I.5 Batasan Masalah ……………………………………………...… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………...… 15

II.1 Rumput Gajah ………………………………………………..… 15

II.2 Mesin Pencacah Rumput ……………………………………….. 17

II.3 Teknik Perancangan Mesin Pencacah Rumput ………………… 24

6
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………... 34

III.1 Diagram Alir …………………………………………………… 34

III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………... 35

III.3 Sumber dan Jenis Data Penelitian ……………………………… 36

III.4 Instrumen Penelitian ………………………………………….… 37

III.5 Perkiraan Biaya Penelitian …………………………………...… 38

III.6 Diagram Alir Proses Perancangan …………………………...… 38

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA …………………………………... 45

IV.1 Perhitungan Kebutuhan ………………………………………… 45

IV.2 Analisa Kebutuhan ……………………………………………... 45

IV.3 Pertimbangan Perancangan …………………………………….. 47

IV.4 Tuntutan Perancangan ………………………………………….. 48

IV.5 Perancangan Rencana Kerangka Mesin…………….…………... 50

IV.6 Perhitungan Kapasitas Penggerak ……………….……………... 51

IV.7 Perhitungan Poros …………………………………………….... 52

IV.8 Perhitungan Pasak ……………………………………………... 54

IV.9 Perhitungan Bantalan ………………………………………….. 55

7
IV.10 Perhitungan pada Perencanaan Sistem Pulley ……………..…… 57

IV.11 Perhitungan pada Perencanaan V-Belt …………………………. 58

IV.12 Analisa Gerak Pisau Pencacah …………………………………. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………... 61

V.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 61

V.2 Saran ………………………………………………………….… 62

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 63

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mesin Pencacah Rumput …………………………………………… 24

Gambar 2. Flowchart Proses Metode Penelitian ……………………………….. 34

Gambar 3. Flowchart Proses Perencanaan ……………………………………... 39

Gambar 4. Desain Kerangka Mesin Pencacah Rumput ……………………..…. 51

Gambar 5. Ilustrasi Gaya yang dialami Motor Penggerak …………………...… 51

Gambar 6. Alur Pasak ………………………………………………………….. 54

Gambar 7. Perhitungan Ukuran Putaran Pulley 1 dan Pulley 2 ……………..… 57

Gambar 8. Ilustrasi Pembebanan pada Ujung Batang …………………………. 60

9
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pertimbangan Perancangan Mesin Pencacah Rumput ……………...… 20

Tabel 2. Analisis Morfologi Mesin Pencacah Rumput ………………………… 21

Tabel 3. Faktor Keamanan Berdasarkan Tegangan Luluh ……………………... 32

Tabel 4. Jadwal Perencanaan dan Pelaksanaan ………………………………… 35

Tabel 5. Rekapitulasi Anggaran Biaya …………………………………………. 38

10
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang dianugerahi alam

yang subur dan kaya. Indonesia dilintasi oleh garis Khatulistiwa dam

merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Secara geografis,

letak Indonesia termasuk sangat strategis karena diapit oleh dua benua dan

dua samudra. Keadaan geografis Indonesia pun mempengaruhi keadaan

penduduk Indonesia seperti pekerjaan, pola pemukiman serta sektor

ekonomi dan perdagangan.

Sebagai salah satu negara agraris yang menunjang

perekonomiannya dalam bidang sektor pertanian yang notabene luas lahan

yang sangat luas dan keaneka ragaman hayati yang sangat beragam. Sektor

pertanian di Indonesia mempunyai kontribusi penting baik terhadap

perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,

apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti

bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat.

Luasnya lahan di sektor pertanian memungkinkan tumbuhnya

tanaman liar seperti rumput gajah. Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

merupakan salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak,

sehingga perlu adanya pemanfaatan lain yang lebih berguna. Dengan

11
pertumbuhan rumput gajah yang sengat signifikan maka diperlukan suatu

alat untuk memudahkan pengolahan dalam pemanfaatan sebagai bahan

baku pakan ternak.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada

dasarnya bertujuan untuk menjawab kebutuhan akan efisiensi peralatan,

baik yang telah ada maupun yang akan dirancang. Sehingga pada akhirnya

suatu upaya pengembangan teknologi yang efektif dan efisien, hal yang

paling mendasar dalam merencanakan suatu produk adalah pada

permintaan pasar, baik yang telah ada atau yang mulai diperlukan oleh

pasar. Kemampuan produk tersebut itu harus dilengkapi dengan

terjemahan sesuai dengan kebutuhan pasar, salah satunya bidang

peternakan.

Perkembangan di dunia peternakan di Indonesia sudah sangat

pesat. Beberapa sektor jenis hewan ternak sudah dibudidayakan secara

baik dan optimal. Namun, di berbagai daerah di Indonesia masih

menggunakan cara-cara manual untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak

terutama sapi yang mengkonsumsi jerami sebagai makanan pokok. Oleh

karena itu, demi keoptimalan kebutuhan pemenuhan konsumsi ternak

terutama sapi, kami membuat alat yang membantu untuk pemenuhan

kebutuhan pakan ternak dengan tujuan membantu mencacah rumput gajah

sehingga akan lebih mudah untuk dikonsumsi sapi sehingga hasil

peternakan akan semakin meningkat.

12
I.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya potensi pertumbuhan rumput gajah yang dapat

dimanfaatkan dalam bidang peternakan, memungkinkan perancangan

mesin pencacah untuk memanfaatkan pengolahan untuk bahan baku pakan

ternak. Dalam perancangan mesin ini, terdapat rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana merencanakan mesin pencacah rumput gajah berkapasitas

100 kg/jam?

2. Bagaimana membuat mesin pencacah rumput gajah berkapasitas 100

kg/jam?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan perancangan

mesin pencacah rumput gajah pakan ternak ini adalah :

1. Sebagai sarana fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk

pemanfaatan pengolahan rumput gajah menjadi bahan baku pakan

ternak

2. Sebagai salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari pembuatan alat ini adalah sebagai sarana fasilitas

yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk pemanfaatan pengolahan

rumput gajah menjadi bahan baku pakan ternak. Dalam bentuk pengabdian

13
mahasiswa kepada masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi di

bidang perekonomian yang bermanfaat dengan adanya alat pencacah

rumput gajah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pakan ternak.

I.5 Batasan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan mesin

pencacah rumput gajah ini akan dibatasi pada :

1. Kapasitas mesin untuk pencacah rumput gajah sebanyak 100 kg/jam.

2. Komponen pendukung dalam alat pencacah rumput gajah terdiri dari

Pulley, V-Belt, Motor Listrik dan Bantalan yang digunakan komponen

yang telah tersedia di pasaran.

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Rumput Gajah

Rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah rumput berukuran

besar bernutrisi tinggi yang biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti

sapi, kambing, gajah, dll. Rumput gajah banyak dibudidayakan di Afrika

karena ketahanannya terhadap cuaca panas. Dalam bahasa Inggris dikenal

sebagai elephant grass, naper grass, atau uganda grass.

Rumput gajah juga dapat hidup diberbagai tempat pada ketinggian

(0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta

menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah tumbuh

merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus

menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.

Rumput gajah ini selain bermanfaat sebagai sebagai pakan ternak,

berperan juga dalam pengawetan tanah dan air, namun hal ini dapat

berfungsi ganda yaitu kemampuan untuk membantu mencegah

berlangsungnya erosi. Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat

ditanam pada guludan-guludan sebagai pencegah longsor akibat erosi.

Karakteristik morfologi rumput gajah adalah tumbuh tegak lurus,

merumpun lebat, tinggi tanaman dapat mencapai 7 meter, berbatang tebal

dan keras, daun panjang, dan berbunga seperti es lilin. Kandungan zat gizi

15
rumput gajah terdiri dari 19,9% bahan kering; 10,2 % protein kasar; 1,6%

lemak; 34%,2 serat kasar; 11,7% abu; dan 42,3% bahan esktrak tanpa

nitrogen.

Rumput gajah mempunyai beberapa varietas, antara lain varietas

Afrika dan Hawai.

 Varietas Afrika ditandai dengan batang dan daun kecil, tumbuh

tegak, berbunga, dan produksi lebih rendah dari varietas

Hawai.

 Varietas Hawai ditandai dengan batang dan daun lebar,

pertumbuhan rumpun sedikit menyamping, produksi lebih

tinggi, juga berbunga.

Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau

sobekan rumpun (pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang

sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling

sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada waktu penanaman ruas mata

dapat untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun / anakan (pols)

sebaiknya berasal dari rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan

calon anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan

rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang

tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air.

Rumput gajah banyak dibudidaya untuk keperluan makanan ternak.

Untuk penggemukan sapi, kebutuhan minimal berkisar 1,5 - 0,8 bahan

16
kering dari bobot sapi yang digemukkan. Jadi, seekor sapi yang akan

digemukkan berbobot 200 kg akan diberikan rumput gajah segar yang

mengandung 21% bahan kering. Dengan demikian, kebutuhan minimal

hijauan sapi yang akan digemukkan itu adalah 200 x 0,5 / 100 x 1kg = 1.0

kg bahan kering atau 4,8 kg bentuk segar rumput gajah. Namun,

dikarenakan selalu ada bagian yang tidak dimakan (sisa batang), maka

pemberian dilebihi 5% dari kebutuhan, jadi kira kira rumput gajah segar

yang akan diberikan kepada sapi yang akan digemukkan sebanyak 105 /

100 x 4,8 kg = 5,05 kg

II.2 Mesin Pencacah Rumput

Mesin ini merupakan mesin serbaguna untuk perajang hijauan,

khususnya digunakan untuk merajang rumput pakan ternak. Pencacahan

ini dimaksudkan untuk mempermudah ternak dalam memakan, disamping

itu juga untuk memperirit rumput.

Mesin pencacah rumput pakan ternak hasil modifikasi ini

menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak. Mesin ini

mempunyai sistem transmisi tunggal yang berupa sepasang pulley dengan

perantara v-belt. Saat motor listrik dinyalakan, maka putaran motor listrik

akan langsung ditransmisikan pulley 1 yang dipasang seporos dengan

motor listrik. Dari pulley 1, putaran akan ditransmisikan ke pulley 2

melalui perantara v-belt, kemudian pulley 2 berputar, maka poros yang

berhubungan dengan pulley akan berputar sekaligus memutar pisau

17
perajang. Hal tersebut dikarenakan pisau perajang dipasang seporos

dengan pulley.

Meski terkesan memiliki fungsi yang sederhana namun mesin

berperan cukup besar dalam proses pencacahan. Mesin pencacah rumput

ini terdapat beberapa bagian utama seperti; motor penggerak, poros,

casing, sistem transmisi dan pisau perajang.

Mesin pencacah rumput ini merupakan sebuah alat yang berfungsi

untuk membantu pencacahan rumput bagi peternak, pertanian. Mesin ini

memiliki berbagai tuntutan yang harus dipenuhi sehingga nantinya mesin

ini dapat diterima dan digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan

pengguna.

Sebagian besar masalah atau kegagalan desain disebabkan karena

kurang jelasnya kriteria tuntutan pemakai. Alasan utama penolakan desain

dari konsumen adalah faktor investasi atau ekonomi yang tidak sepadan.

Oleh karena itu, diperlukan cara khusus sebagai langkah awal

pengembangan desain dengan mempelajari tuntutan produk dari pemakai.

Perancangan mesin pencacah rumput ini didasarkan pada kontruksi

dan sistem transmisi yang sederhana yang mampu memotong rumput

dengan waktu kurang lebih 1 jam menghasilkan cacahan 100-120 kg.

Selain itu faktor keamanan harus diperhatikan dan perawatanya mudah.

18
Berdasarkan tuntutan diatas, diharapkan mesin ini dapat beroperasi

sesuai standar yang diminta, biaya pembuatan yang ekonomis, mudah

dibuat, proses perakitan dan penggantian suku cadang mudah

Analisis morfologi merupakan suatu pendekatan yang sistematis

dan terstruktur untuk mencari alternatif penyelesaian dengan

menggunakan matriks sederhana. Analisis morfologi ini dibuat sebagai

pertimbangan yang sistematis untuk memilih komponen dan mekasnime

mesin yang terbaik. Spesifikasi mesin dapat dikategorikan menjadi dua,

yaitu :

1. Keharusan (demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus

dimiliki mesin (jika tidak terpenuhi maka mesin merupakan solusi

yang tidak diterima).

2. Keinginan (wishes) disingkat W, yaitu syarat yang masih dapat

dipertimbangan keberadaannya agar dapat dimiliki oleh mesin yang

dirancang

19
Tabel 1. Pertimbangan Perancangan Mesin Pencacah Rumput

Tuntutan Tingkat
No. Persyaratan
Perancangan Kebutuhan
a. Menggunakan tenaga motor D
1 Energi b. Dapat diganti dengan penggerak W
lain
a. Mekanismenya mudah beroperasi D
2 Kinematika b. Menggunakan transmisi untuk D
memperoleh keuntungan mekanis
a. Mudah didapat dan murah D
harganya
b. Baik kualitas mutunya W
c. Sesuai dengan standar umum D
3 Material
d. Memiliki umur pakai yang D
panjang
e. Mempunyai sifat mekanis yang D
baik
a. Panjang area kerja ± 850 cm D
b. Lebar ± 50 cm D
4 Geometri c. Tinggi ± 70 cm D
d. Dimensi dapat W
diperbesar/diberkecil
a. Sesuai dengan tuntutan D
kebutuhan
5 Ergonomi b. Mudah dipindahkan D
c. Tidak bising D
d. Mudah pengoperasiannya D
a. Konstruksi harus kuat dan kokoh D
6 Keselamatan b. Bagian yang berbahaya ditutup D
c. Tidak menimbulkan polusi W
a. Dapat diproduksi bengkel kecil D
b. Suku cadang murah dan mudah D
7 Produksi didapat
c. Biaya produksi relatif murah W
d. Dapat dikembangkan lagi W
a. Biaya perawatan murah D
8 Perawatan b. Perawatannya mudah dilakukan D
c. Perawatannya secara berkala W
a. Mudah dipindahkan D
9 Transportasi b. Tidak perlu alat khusus untuk D
memindahkan

20
Dilihat dari spesifikasi diatas, maka didapat gambaran mengenai

komponen pembentuk mesin pencacah rumput. Dengan demikian dapat

disusun suatu skema klasifikasi dengan matriks morfologi seperti tabel di

bawah ini

Tabel 2. Analisis Morfologi Mesin Pencacah Rumput

Varian
No. Variabel
1 2 3

Sumber
1 tenaga
penggerak
Motor listrik ac Motor torak Manual

Profil rangka
2
mesin

Profil L (siku) Profil U Profil I

Sistem
3 transmisi
(penggerak)

V-belt dan pulley Roda gigi Gear dan rantai

4 Poros
Besi berlapis
Besi
stainless steel

5 Pisau Rajang

Persegi panjang Roda gila

21
Tempat
6
pencacahan

Bulat
Kotak

Bantalan
7
(bearing)
Pillow block Flange bearing
bearing

Saluran
8 masuk dan
keluar
Persegi panjang Prisma Kerucut

9 Casing

Plat aluminium Plat stainless


Plat eyzer Steel

Penutup
10 komponen
berputar
Bulat
Lonjong
Kotak

22
Dari berbagai macam variasi komponen-komponen mesin yang

mungkin digunakan pada mesin pencacah rumput ini, komponen yang

terpilih adalah sebagai berikut :

a. Penggerak mesin : Motor listrik

b. Profil rangka : Profil L (siku)

c. Sistem transmisi (penggerak) : Sabuk (v-belt) dengan pulley

d. Poros : Besi

e. Pisau : Persegi panjang

f. Pencacahan : Bulat

g. Bantalan (bearing) : Pillow block bearing

h. Saluran masuk dan keluar : Persegi panjang

i. Casing : Plat eyzer

j. Penutup komponen berputar : Lonjong

Berdasarkan beberapa pilihan dan solusi dari hasil analisis

morfologi di atas, serta tuntutan dari calon pengguna dan hasil identifiksi

produk sebelumnya digunakan untuk memberikan gambaran bentuk dari

Mesin Pencacah Rumput.

23
Gambaran bentuk dari Mesin Pencacah Rumput dapat dilihat pada

gambar 1.

Gambar 1. Mesin Pencacah Rumput

II.3 Teknik Perancangan Mesin Pencacah Rumput

a. Gaya Potong Hijauan Pakan Ternak

Langkah utama yang menjadi awal perancangan mesin pencacah

rumput adalah mengetahui besarnya gaya potong yang dibutuhkan

untuk dapat memotong batang rumput gajah. Besarnya gaya potong

kemudian digunakan untuk menghitung daya yang diperlukan mesin

untuk dapat memotong rumput. Data ini selanjutnya akan sangat

24
menentukan dalam perancangan daya tenaga penggerak, transmisi, dan

penghitungan lain.

Besarnya gaya potong dapat diketahui melalui uji gaya potong

dengan menggunakan alat bantu neraca tekan ataupun dengan memberi

beban secara berkala pada pisau.

b. Perencanaan daya penggerak

Setelah gaya potong rumput diketahui maka daya motor listrik

yang dibutuhkan bisa dihitung. Untuk menghitung daya mesin (P)

terlebih dahulu dihitung torsinya (T), yaitu:

T = F x r (Robert L. Mott, 2009 : 81) .......................................... (1)

Keterangan:

T = Torsi (Nm)

F = gaya potong (N)

r = jari-jari lingkaran, titik potong (mm)

Setelah mengetahui besarnya torsi yang dihasilkan gaya potong

hijauan, selanjutnya bisa dihitung daya mesin. Daya mesin (P) dihitung

dengan:

Pα = T . ω → T = F . r ……………………....................................... (2)

c. Poros

Elemen mesin yang merupakan salah satu bagian terpenting dari

tiap-tiap mesin adalah poros (shaft). Pada umumnya mesin

meneruskan daya bersamasama dengan putaran yang dilakukan oleh

poros. Poros tersebut dapat dipasang pulley, roda gigi, dan naf yang

25
ikut berputar bersama poros. Pembebanan pada poros sangat

tergantung pada besarnya daya dan putaran mesin yang diteruskan,

serta pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh bagianbagian mesin yang

didukung dan ikut berputar bersama poros. Beban punter disebabkan

oleh daya dan putaran mesin, sedangkan beban lentur disebabkan oleh

gaya-gaya radial dan aksial yang timbul. Dalam hal tertentu poros

dapat terjadi beban puntir atau lentur saja. Namun demikian,

kombinasi beban lentur dan beban puntir dapat juga sekaligus terjadi

pada poros, bahkan bisa pula disertai oleh beban aksial.

Pendekatan yang dilakukan dalam merencanakan poros untuk

berbagai jenis pembebebanan berdasarkan tegangan geser, tegangan

tarik atau tekan, dan tegangan lentur. Selain itu juga faktor kombinasi

kejut dan lelah untuk momen lentur dan torsi juga dipergunakan agar

diperoleh hasil perencanaan poros yang baik. Berikut adalah

perhitungan yang digunakan dalam merancang sebuah poros yang

mengalami beban lentur maupun puntir, yaitu:

1. Menghitung Daya Rencana (Pd)

Pd = fc x P (Sularso, 1991 : 7) ................................................ (3)

Keterangan :

Pd = Daya Rencana (kW)

P = Daya yang akan dipindahkan (kg-m/detik),

fc = Faktor koreksi

26
2. Menghitung momen yang terjadi pada poros (T)

Pd
T = 9,74 x 105 x (Sularso, 1991 : 7)…………………….. (4)
𝑛₁

Keterangan :

T = Momen puntir (kg/mm)

Pd = Daya rencana (kW)

n1 = kecepatan putaran/menit.

3. Gaya tarik v-belt pada pembebanan poros


𝑇
(T1 – T2) = (Daryanto, 2000 : 117) ………………………(5)
𝑅

Keterangan :

T = torsi motor listrik (kg.mm)

R = jari-jari pulley pada poros (rpm)

4. Mencari tegangan geser yang diizinkan (𝜏𝑎 )

𝜎𝐵
𝜏𝑎 = 𝑠𝑓 ……………………………………………… (6)
1 x 𝑠𝑓2

Keterangan :

𝜎𝐵 = Kekuatan tarik (kg/mm2)

𝜏𝑎 = Tegangan geser ijin (kg/mm2)

sf1 = Faktor keamanan yang tergantung pada jenis bahan,

dimana untuk bahan S-C besarnya adalah 6,0

sf2 = Faktor keamanan yang bergantung dari bentuk poros,

dimana harganya berkisar antara 1,3 – 3,0.

27
5. Menentukan diameter poros (ds)
1
5,1 3
ds = [ 𝜏 x 𝐾𝑡 x 𝐶𝑏 x T] ……………………………………. (7)
𝑎

Keterangan :

ds = Diameter poros (mm)

𝜏𝑎 = Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2)

M = Momen lentur (kg.mm)

Kt = Faktor koreksi 2

T = Momen puntir (kg.mm)

Cb = faktor koreksi lenturan 2, {harganya antara 1,2 – 2,3, jika

diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka

diambil = 2,0} (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004 : 8)

d. Sabuk-V (V-belt)

Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros

mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi

langsung dengan roda gigi. V-Belt merupakan sebuah solusi yang dapat

digunakan. V-Belt adalah salah satu transmisi penghubung yang

terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam

penggunaannya V-Belt dibelitkan mengelilingi alur pulley yang

berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit pada pulley akan

mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan

bertambah besar (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1991:163)

28
Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam

penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki

keungulan lain dimana sabuk-V akan menghasilkan transmisi daya

yang besar pada tegangan yang relatif rendah serta jika dibandingkan

dengan transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan

tak bersuara. Berdasarkan penampang sabuk-V terdapat beberapa tipe

seperti terlihat pada Gambar 4. Selain memiliki keungulan

dibandingkan dengan transmisitransmisi yang lain, sabuk-V juga

memiliki kelemahan yaitu memungkinkan terjadinya slip.

Oleh karena itu, maka perencanaan V-Belt perlu dilakukan untuk

memperhitungkan jenis sabuk yang digunakan dan panjang sabuk yang

akan digunakan. Berikut adalah perhitungan yang digunakan dalam

perancangan V-Belt antara lain :

1) Daya rencana (Pd)

Pd = fc x P (Sularso, 1991 : 7) ................................................ (8)

Keterangan:

Pd = Daya Rencana (kW)

P = Daya yang akan dipindahkan (kg-m/detik),

fc = Faktor koreksi

29
2) Momen (T)

Pd
T = 9,74 x 105 x (Sularso, 1991 : 7)…………………….. (9)
𝑛₁

Keterangan :

T = Momen puntir (kg/mm)

Pd = Daya rencana (kW)

n1 = kecepatan putaran/menit.

3) Diameter luar puli (dk)

dk = dp + 2 x 5,5 (Sularso, 2004 : 177) …………..….....…. (10)

Keterangan :

dk = diameter kerangka (mm)

dp = diameter pulley (mm)

4) Kecepatan sabuk (V)

𝜋 . 𝑑𝑝 . 𝑛
V= …………………………………….…………. (11)
60

Keterangan :

V = Kecepatan sabuk (m/s)

dp = Diameter puli (mm)

n = Putaran motor (rpm)

30
5) Gaya tangensial
𝐹𝑒 . 𝑣
P= …………………………………………………… (12)
102

Keterangan :

Fe = Gaya tangensial sabuk-V

P = Daya rencana

v = kecepatan sabuk (m/s)

6) Panjang keliling (L)


𝜋 1
L = 2C + 2 (Dp + dp) + 4𝐶 (Dp + dp)2 …………………….. (13)

Keterangan :

L = Panjang keliling sabuk

C = Jarak sumbu poros

dp = Diameter puli kecil

Dp = Diameter puli besar

7) Sudut kontak (θ)

57 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
𝜃 = 180 − ………………………….………… (14)
𝐶

e. Faktor keamanan

Faktor keamanan (n) adalah faktor yang digunakan untuk

mengevaluasi keamanan dari suatu elemen mesin (Achmad,1999:3).

Analisa faktor keamanan banyak digunakan pada proses

membandingkan antara tegangan dengan kekuatan untuk menaksir

angka keamanannya. Cara menentukan faktor keamanan adalah :

31
𝐹𝑝 σp
n= = ……………………………………………………. (15)
𝐹 σ

Keterangan :

Fp = Beban yang diijinkan (kg)

F = Beban yang bekerja (kg)

σp = Tegangan yang diijinkan

σ = tegangan yang bekerja

Beberapa hal yang mempengaruhi faktor keamanan sebagai berikut

1. Sifat material dan spesifikasi keandalannya.

2. Sifat pembebanan (sifat mampu beban).

3. Sifat ketahanan material dari korosi.

4. Kemungkinan ampak dari pengerjaan permesinan.

5. Akibat kegagalan (kelelahan) material pada waktu proses

pembentukan

32
Dalam Achmad (1999), berikut ini adalah rekomendasi nilai

factor keamanan menurut P.Vidosic.

Tabel 3. Faktor Keamanan Berdasarkan Tegangan Luluh

Nilai
No. Keterangan
keamanan (n)
Untuk bahan yang sesuai dengan
penggunaan pada kondisi terkontrol dan
1 1,25- 1,5
beban tegangan yang bekerja dapat
ditentukan dengan pasti.
Untuk bahan yang sudah diketahui dan
pada kondisi lingkungan beban dan
2 1,5- 2,0
tegangan yang tetap dan mudah
ditentukan dengan mudah
Untuk bahan yang beroperasi pada
3 2,0- 2,5 lingkungan biasa dan beban serta
tegangan dapat ditentukan
Untuk bahan getas di bawah kondisi,
4 2,5- 3,0 lingkungan beban dan tegangan dapat
ditentukan.
Untuk bahan belum diuji yang digunakan
pada kondisi lingkungan, beban dan
5 3,0 - 3,5 tegangan rata-rata atau untuk bahan yang
sudah diketahui baik yang bekerja pada
tegangan yang tidak pasti.

Menurut Achmad (1999), elemen mesin dengan beban berulang, faktor ketetapan

nomor 1 sampai 5 sudah sesuai, tetapi harus disalurkan pada batas ketahanan lelah

daripada kekuatan luluh bahan. Apabila elemen mesin dengan gaya kejut, faktor

keamanan yang sesuai adalah nomor 3 sampai 5 tetapi faktor kejut termasuk

dalam beban kejut. Tegangan maksimum yang digunakan secara teoritis adalah

harga faktor keamanan yang dipresentasikan pada nomor 1 sampai 5 yang

diperkirakan 2 kalinya.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Diagram Alir

Start

Lokasi dan waktu


penelitian / survey

Sumber dan jenis data


penelitian / studi literatur

Bahan penelitian / pengujian


material

No
Evaluasi data,
hasil pengujian,
perhitungan, dll

Yes

Kesimpulan

Selesai

34
Gambar 2. Flowchart Proses Metode Penelitian

III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tabel 4. Jadwal Perencanaan dan Pelaksanaan

Proyek Alat Pencacah Rumput Gajah

Maret April Juni


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Start
1. Survey lapangan
2. Pengumpulan data
Penentuan kapasitas
3.
mesin
4. Perhitungan
a. motor
b. poros
c. pulley
d. sabuk
e. pisau
f. bantalan
g. pisau
h. kerangka
Kebutuhan material
5.
yang diperlukan
6. Gambar desain
7. Pengerjaan kerangka
8. Pengerjaan shaft
9. Pengerjaan pulley
10. Pengerjaan cute
Pengerjaan piringan dan
11.
pisau
12. Penyiapan motor
13. Perakitan
14. Uji coba
15. Pengecatan

35
III.3 Sumber dan Jenis Data Penelitian

1. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan

informasi mengenai data. Berdasarkansumbernya, data dibedakan

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder

a. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk

maksudkhusus menyelesaikan permasalahan yang sedang

ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung

dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

b. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk

maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini

yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel,

jurnal Serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian

yang dilakukan.

Selain data primer, sumber data yang dipakai peneliti adalah

sumber data sekunder, data sekunder didapat melalui berbagai sumber

yaitu literatur artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan.

36
2. Jenis Data Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian metode

kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari

angka yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data

dalam perhitungan dengan rumus.

III.4 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan

berbagai metode- metode penelitian seperti observasi, wawancara, studi

banding dan dokumentasi, memerlukan alat bantu sebagai instrumen.

Instrumen yang dimaksud yaitu handphone, pensil, ballpoint, dan buku

tulis. Instrumen yang digunakan adalah melalui observasi dan wawancara.

Observasi yang dilakukan peneliti meliputi apa saja fokus kajian yang

diteliti yaitu sebagai berikut :

1) Keberadaan populasi rumput gajah di desa Manyat

2) Kebutuhan pakan ternak yang meningkat

3) Banyaknya peternak sebagai pekerjaan sampingan selain bertani

Sedangkan melalui wawancara / interview, peneliti mempersiapkan

beberapa pertanyaan untuk dijadikan bahan data atau sumber yang relevan

dalam penelitian tersebut.

37
III.5 Perkiraan Biaya Penelitian

Tabel 5. Rekapitulasi Anggaran Biaya

Nama Harga Jumlah


No. Satuan Volume
Material Satuan (Rp.) (Rp.)
1 Motor 6,5 HP unit 1 1.400.000 1.400.000
2 Shaft buah 1 500.000 500.000
3 Pulley 2 EA buah 2 25.000 50.000
4 Belt buah 1 45.000 45.000
5 Bearing 2 EA buah 2 50.000 100.000
6 Piringan pisau buah 1 125.000 125.000
7 Pisau set 1 300.000 300.000
8 Profil L (siku) lonjor 2 150.000 300.000
9 Besi plat lembar 1 75.000 75.000
10 Cat kaleng 2 35.000 70.000
11 Transportasi lot 1 150.000 150.000
12 Fabrikasi lot 1 500.000 500.000
13 Uji coba lot 1 50.000 50.000
Total
Rp. 3.665.000

III.6 Diagram Alir Proses Perancangan

Perancangan merupakan sebuah kegiatan awal dari sebuah usaha

dalam merealisasikan sebuah produk yang keberadaannya diperlukan oleh

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Darmawan,

2004). Sedangkan perancangan mesin berarti perancanaan dari sistem dan

segala yang berkaitan dengan sifat mesin–mesin, produk, struktur, alat-

alat, dan instrument (Joseph and Larry, 1986).

Dalam sebuah perancangan, khususnya perancangan mesin banyak

menggunakan berbagai ilmu yang harus diterapkan di dalamnya. Ilmu-

ilmu tersebut digunakan untuk mendapatkan sebuah rancangan yang baik,

tepat dan akurat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada umumnya ilmu-

38
ilmu yang diterapkan antara lain ilmu matematika, ilmu bahan, dan ilmu

mekanika teknik (Shigley dan Mitchell, 2000)

Pada dasarnya, perancangan itu sendiri terdiri dari serangkaian

kegiatan yang berurutan, karena itu perancangan disebut sebagai proses

perancangan yang mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam

perancangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam proses perancanagan di

sebut fase. Fase-fase dalam proses peracangan berbeda satu dengan yang

lainnya. Fase-fase proses perancangan tersebut dapat di gambar dalam

diagram alir berikut :

Kebutuhan

Analisis masalah, spesifikasi


produk dan perencanaan proyek

Perancangan Produk

Kinerja mesin
Tidak sesuai
tidak sesuai
gambar kerja

Evaluasi produk
hasil perancangan

Dokumen untuk pembuatan

39
Gambar 3. Flowchart Proses Perencanaan

Keterangan gambar diagram alir diatas adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan

Fase pertama dari proses perancangan adalah mengetahui kebutuhan

apa yang diperlukan disuatu wilayah. Dari hasil pengamatan kami di

desa Manyar, Gresik, banyak peternak sapi dalam setiap harinya harus

menyediakan rumput dalam jumlah yang banyak untuk dirajang

sebagai bahan pakan ternak. Peternak tersebut dalam mencacah rumput

masih menggunakan sabit, sehingga membutuhkan tenaga dan waktu

yang cukup banyak. Untuk membantu peternak dalam proses

pencacahan maka kebutuhan analisis masalah ; spesifikasi produk dan

perencanaan proyek ; perancangan produk ; evaluasi produk hasil

perancangan ; dokumen untuk pembuatan dibutuhkan mesin pencacah

rumput yang sederhana tetapi menghasilkan kapasitas yang besar.

b. Analisis masalah dan spesifikasi produk

Setelah fase pertama selesai diteruskan fase kedua yaitu bagaimana

tindak lanjut untuk mengatasi masalah mesin pencacah rumput yang

sudah ada adalah sebagai berikut:

 Fase rancangan mesin pencacah yang akan dikerjakan

Pada mesin pencacah yang sebelumnya masih ada

kekurangan sehingga timbul masalah pada mesin yang harus

40
direnovasi. Masalah-masalah pada mesin besarta perbaikannya

adalah sebagai berikut:

1. Rangka pada mesin pencacah rumput yang akan dibuat

lebih sederhana dibanding dengan mesin yang

terdahulu, maksutnya komponenya lebih sedikit

2. Poros yang akan dibuat panjangnya lebik pendek dari

poros mesin yang terdahulu, dimaksudkan agar poros

lebih kuat dalam menerima beban punter

3. Mata pisau perajangnya dibuat lebih melengkung,

dimaksudkan agar lebih tajam.

4. Saluran masuk rumput dibuat lebih pendek, agar dalam

memasukan rumput lebih mudah

 Mengetahui tingkat keamanan dari mesin pencacah

Hasil modifikasi mesin pencacah rumput sudah dirancang

dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan

bagi operator mesin. Selain itu mesin pencacah rumput juga

akan mempunyai umur tahan lama dengan menggunakan bahan

dari besi yang dilapisi cat agar tahan terhadap korosi.

 Taksiran harga mesin pencacah rumput

Harga yang ditawarkan untuk mesin pencacah rumput tersebut

cukup terjangkau bagi peternak dengan mempertimbangkan

dari proses dan pembuatannya, yaitu sebagai berikut:

1. Proses pembuatan mesin relatif mudah

41
2. Bahan baku mudah dicari dipasaran

3. Pengoperasian mesin mudah, dengan menghidupkan

motor listrik, lalu memasukan rumput kedalam saluran

masuk dengan cara didorong perlahan.

4. Mudah dalam penggantian/mengasah pisau perajang

5. Komponen mesin mudah didapat

6. Pemeliharaan dan perawatannya mudah

7. Mesin mudah dipindah

c. Perancangan produk

1. Membuat daftar komponen yang akan dibuat.

2. Membuat sketsa awal konsep perancangan mesin pencacah

rumput

3. Membuat layout awal semua komponen

4. Mengkaji layout dengan mempertimbangan fungsi, bentuk,

material, dan produksi

5. Memilih dan memakai suku cadang komponen yang banyak

tersedia dipasaran

d. Analisis Teknik

Dalam pembuatan mesin pencacah rumput dirancang dengan

menganalisa bahan yang akan dipakai, agar memperoleh kinerja mesin

yang lebih optimal dan tepat guna. Bahan untuk pembuatan rangka

pada mesinpencacah rumput adalah menggunakan besi baja profil L

42
(siku). Sistem transmisi yang digunakan adalah V-belt dengan 2 pulley.

Penggerak dari mesin pencacah rumput menggunakan motor listrik

e. Pemodelan

Rancangan produk dari mesin pencacah rumput yang akan dibuat

bertujuan untuk pengembangan alternatif dalam bentuk skema atau

skets menjadi produk atau benda teknik yang bentuk, material dan

dimensi elemen-elemennya ditentukan. Fase perancangan produk

diakhiri dengan perancangan detail elemen-elemen produk, yang

kemudian dituangkan dalam gambar-gambar detail untuk proses

pembuatan

f. Gambar kerja

Dokumen atau gambar hasil perancangan produk tersebut dapat

dituangkan dalam bentuk gambar tradisional diatas kertas (2 dimensi)

atau gambar dalam bentuk modern yaitu informasi digital yang

disimpan dalam memori komputer. Informasi dalam digital tersebut

dapat berupa print-out untuk menghasilkan gambar tradisional atau

dapat dibaca oleh sebuah software komputer

43
Gambar hasil rancangan produk terdiri dari:

1. Gambar semua elemen produk lengkap dengan geometri,

dimensi, kekasaran/kehalusan permukaan dan materialnya.

2. Spesifikasi yang membuat keterangan-keterangan yang

tidak dapat dimuat dalam gambar.

3. Gambar susunan komponen (assembly)

4. Gambar susunan produk

Diagram alir di atas digunakan untuk dasar urut-urutan dalam

bekerja. Perancangan mesin membutuhkan suatu diagram alir bertujuan

agar dalam pelaksanaan proses perancangan lebih mudah.

44
BAB IV

PERHITUNGAN DAN ANALISA

IV.1 Perhitungan Kebutuhan

Dalam perancangan Mesin Pencacah Rumput Gajah didasarkan

pada kebutuhan umumnya di daerah desa Manyar untuk lebih

meningkatkan produktifitas dan efektifitas penyediaan pakan ternak.

Mesin Pencacah Rumput Gajah ini diharapkan dapat membantu peternak

dalam melakukan proses pencacahan rumput setiap harinya. Berdasarkan

analisis tuntutan calon pengguna diperoleh beberapa pernyataan kebutuhan

terhadap mesin tersebut antara lain :

1. Diperlukan konstruksi mesin yang kuat, kokoh, mudah dipindah-

pindah, dan mempunyai harga yang terjangkau.

2. Mesin mudah dalam penggunaan dan perawatannya.

3. Sumber tenaga motor harus sebanding dengan kinerja mesin dan

tidak boros biaya

4. Dibutuhkan mesin pencacah rumput yang mudah untuk dibongkar

pasang terutama pada bagian pisau perajang.

IV.2 Analisa Kebutuhan

a) Perencanaan mesin

1. Digerakkan dengan mesin diesel bensin 6,5 HP

2. Dimensi mesin 39 x 33 x 35 cm

45
b) Standar Penampilan

Mesin pencacah rumput ini memiliki tinggi 70 cm, diharapkan

dapat memberi kemudahan dan kenyamanan bagi operator saat

pengoperasianya. Kerangka dibuat dari besi profil L ukuran 40 x 40 x

4 mm untuk menopang beban, baik beban dinamis maupun statis.

Casing penutup dibuat bukatutup dan pisau pencacah dibuat tidak

permanen sehingga mudah dibongkar pasang, yang bertujuan untuk

mempermudah dalam proses perawatanya. Saklar diletakkan pada

tempat yang mudah untuk dijangkau sehingga mudah untuk

mengoperasikannya dan tidak menggangu saat mesin bekerja. Casing

tersebut terbuat dari pelat lembaran berukuran 50 x 205 mm dengan

tebal 0,8 mm.

Untuk pengecatan mesin pencacah rumput ini menggunakan warna

orange pada casing saluran masuk, warna silver pada rangka dan

casing penutup rangka, hal tersebut bertujuan untuk memberikan kesan

menarik dan kelihatan lebih cerah serta untuk mencegah terjadinya

korosi pada komponen-komponen mesin.

c) Target Keunggulan Produk

Target yang ingin dicapai sebagai keunggulan pada perencanaan

mesin pencacah rumput ini adalah :

1. Multifungsi, selain sebagai alat untuk pencacah rumput juga

dapat digunakan untuk pencacahan segala macam tumbuhan

dan dedaunan.

46
2. Biaya keseluruhan pembuatan mesin terjangkau.

3. Mudah dalam pengoperasian dan perawatan

4. Mesin tidak bising dan tidak menimbulkan polusi (ramah

lingkungan).

5. Safety operator sehingga mampu mendukung efektivitas proses

produksi.

6. Mampu meningkatkan kapasitas hasil produksi

7. Mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai dengan ruang

industri kecil serta mudah dipindah tempatkan.

IV.3 Pertimbangan Perancangan

a. Pertimbangan Teknis

1. Kemudahan dalam pengoperasian mesin

2. Konstruksi yang kuat dan proses pengerjaan yang baik untuk

menambah umur mesin

3. Konstruksi yang kuat dan proses pengerjaan yang baik untuk

menambah umur mesin

4. Kontruksi mesin tidak bergetar saat mesin dihidupkan

b. Pertimbangan Ekonomis

1. Mesin ini sangat sederhana sehingga biaya produksi untuk

pembuatanya relatif murah

2. Harga mesin yang terjangkau untuk kalangan industri

menengah kebawah.

47
3. Suku cadang yang berkualitas dengan harga murah, mudah

didapat serta perawatannya yang mudah

c. Pertimbangan Ergonomis

1. Konstruksi mesin yang sederhana sehingga dapat memberikan

kemudahan pada saat pengoperasian mesin dan dapat

memberikan nilai comfortable atau kenyamanan terhadap

kinerja operator

2. Mesin tidak menimbulkan getaran yang berlebihan ketika

mesin dioperasikan.

d. Pertimbangan Lingkungan

Pertimbangan lingkungan ini didasarkan pada penggunaan alat

yang pengoperasiannya tidak menimbulkan polusi serta bising ataupun

getar sehingga dapat memberikan kenyamanan calon pengguna.

e. Pertimbangan Keselamatan Kerja

Pertimbangan keselamatan kerja merupakan syarat ketentuan

mesin untuk dapat dikatakan layak dipakai. Syarat tersebut dapat

berupa perlindungan terhadap putaran pisau dan sistem kelistrikan

pada bagian mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja.

IV.4 Tuntutan Perancangan

a) Tuntutan Spesifikasi

1. Mesin harus memiliki dimensi kurang dari 1 x 1 x 1 m.

2. Mesin harus dapat mencacah rumput 100-120 kg dalam 1 jam

48
b) Tuntutan Konstruksi

1. Konstruksi harus kuat, kokoh, ringan dan mudah dipindahkan

2. Konstruksi mudah untuk dibongkar pasang

3. Konstruksi tahan terhadap getaran

c) Tuntutan Ekonomi

1. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin relatif murah

atau terjangkau.

2. Perawatan mesin dapat dilakukan dengan mudah dengan biaya

murah.

d) Tuntutan Fungsi

1. Pengoperasian tidak rumit

2. Mesin dilengkapi catatan pengoperasian

e) Tuntutan Pengoperasian

1. Mesin mampu beroperasi dengan kapasitas 100-120 kg/jam

2. Multi fungsi yaitu sebagai pencacah tumbuhan dan dedaunan

f) Tuntutan Keamanan

Komponen-komponen mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan

kerja operator dibutuhkan pelindung atau pengamanan dalam bentuk

komponen yang sesuai.

g) Tuntutan Ergonomis

1. Mesin tidak memerlukan ruangan yang luas karena ukurannya

tidak terlalu besar

49
2. Mesin tersebut dapat dipindah-pindah tempat sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan

3. Bentuk mesin harus menarik dan mudah untuk diposisikan

h) Tuntutan Lingkungan

1. Mesin tidak bising.

2. Mesin tidak menimbulkan polusi

3. Mesin harus ramah lingkungan.

IV.5 Perancangan Rencana Kerangka Mesin

Setelah di analisis kontruksi dan uji kinerja mesin pecacah sampah

organic, dengan kapasitas 100-200kg / Jam maka spesifikasi hasil

Pengujian dimensi rangka merupakan salah satu langkah penting karena

dapat mendeteksi tingkat penyimpangan rangka yang dibuat oleh seorang

fabrikan. Dimensi disain konstruksi rangka dari perancang diantaranya:

Tabel 6. Spesifikasi Ukuran Kerangka Mesin

Demensi Rangka Ukuran-dari Ukuran Jadi Presentase


Perancang (mm) (mm) Penyimpangan %
Panjang 700 704 1,43 %
Lebar 400 413 3,75 %
Tinggi 600 601 0,16 %

50
Gambar 4. Desain Kerangka Mesin Pencacah Rumput Gajah

IV.6 Perhitungan Kapasitas Penggerak

Pengukuran pada jarak (R) terjauh yaitu 142,7 mm, menunjukkan

gaya (F) tiap batang yang dibutuhkan sebesar 200 kg (20 N), faktor

koreksi daya (𝑓c) sebesar 1,5 putaran poros (n) sebesar 3800 rpm = 1400

rpm daya yang bekerja adalah :

R2 =30mm

F₁ =20,0 N
R1=100mm

Gambar 5. Ilustrasi Gaya yang dialami Motor Penggerak

51
1. Perhitungan Daya Torsi Motor Penggerak
𝑟2 300
T= Fx = 20 x 3 x = 180 N
𝑟1 100

maka :

F2 = T x F1 = 180 x 60 = 10,8 Nm

2. Perhitungan Pemilihan Daya Motor

2xπx𝑛xT 2 x 𝜋 x 10 x 8 x 3800 𝑟𝑎𝑑 257,7


P= =( )= = 4,295 kW ≈ 5,7 HP
60 60 60

Jadi dengan perhitungan di atas maka motor bakar dibulatkan di angka

6,5 HP, hal tersebut dikarenakan disesuaikan dengan motor bakar

yang tersedia di pasaran.

IV.7 Perhitungan Poros

Menentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya

4,2 kW pada 3800 rpm. Disamping beban puntir, diperkirakan pula akan

dikenakannya beban lentur.Sebuah alur pasak perlu dibuat dan dalam

sehari akan bekerja selama 8 jam dengan tumbukan ringan. Bahan diambil

baja batang difinis dingin S45C.

1. Perhitungan Daya Rencana (Pd) :

Pd = Fc x P = 1,0 x 4,2 = 4,2 kW

2. Perhitungan Momen puntir / momen rencana (T)

Pd 4,2
T = 9,74 x 105 x = 9,74 x 105 x 3800 = 1,07 kg/mm
𝑛₁

52
3. Perhitungan Tegangan Geser (𝜏) yaitu pada suatu diameter poros ds

(mm)

5,1 x T 5,1 x 1,07


𝜏= = = 0,30 kg/mm
𝑑𝑠3 28

4. Perhitungan Tegangan Geser (𝜏𝑎 ) untuk pemakaian umum pada poros

𝜎𝐵
𝜏𝑎 =
𝑠𝑓1 x 𝑠𝑓2

S45C 𝜎𝐵 = 85 kg/mm2

sf1 = 6,0

sf2 = 2,0

𝜎𝐵 85
𝜏𝑎 = 𝑠𝑓 = 6,0 x 2,0 = 4,83 kg/mm2
1 x 𝑠𝑓2

5. Perhitungan diameter poros (ds)


1
5,1 3
ds = [ 𝜏 x 𝐾𝑡 x 𝐶𝑏 x T]
𝑎

Jika memang diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur

maka dapat dipertimbangkan pemakaian faktor Cb yang nilainya antara

1,2 – 2,3

Jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb = 2,0

dan kt =1,5

maka :
1 1
5,1 3 5,1 3
ds = [ 𝜏 x 𝑘𝑡 x 𝐶𝑏 x T] = [4,83 x 1,5 x 2,0 x 1,07] = 272 ≈ 300 mm
𝑎

Jadi diameter poros (ds) = 272 mm di bulatkan menjadi 300 mm untuk

mempermudah mendapatkan ukuran bearing di pasaran.

53
IV.8 Perhitungan Pasak

Sambungan pasak memanjang meneruskan daya 10 kW pada

kecepatan putar 1450 rpm. Panjang pasak tidak boleh melebihi 1,3 x

diameter porosnya. Tentukan ukuran sambungan pasak tersebut.

Gambar 6. Alur Pasak

1. Perhitungan Daya Rencana

Pd = Fc x P = 4,1 x 1 = 4,1 kW

2. Perhitungan Torsi

Pd 4,1
T = 9,74 x 105 x = 9,74 x 105 x 2500 = 0,00164 kg.mm
𝑛₁

3. Tegangan Geser Ijin

Dari standar JIS , dipilih bahan poros dan pasak dari S30C dengan 𝜎𝐵

= 58 kg/mm2, faktor keamanan berdasarkan bahan sf1 = 6, dan faktor

kerja beban karena ada alur pasak pada poros sf2 = 2

𝜎𝐵 85
𝜏𝑔 = 𝑠𝑓 = 6 x 2 = 4,83 kg/mm2
1 x 𝑠𝑓2

54
4. Perhitungan Diameter Poros

Faktor koreksi terhadap puntiran dipilih Kt = 2, dan faktor adanya

bengkokan Cb = 2
1 1
5,1 3 5,1 3
ds = [ 𝜏 x 𝐾𝑡 x 𝐶𝑏 x T] = [4,83 x 2 x 2 x 6717] = 30,4 mm ≈ 31,5
𝑔

mm

5. Perhitungan Gaya Keliling

T 6717
Ft = = (31,5)∶ 2 = 426 kg
R

IV.9 Perhitungan Bantalan

Pemilihan bantalan.Untuk memilih banatalan yang harus dikoreksi


adalah toleransi, karena diameter poros yang dipakai adalah (30 mm)
maka nilai toleransinya adalah (0,02 mm) toleransi ini ditujukan agar
poros pemasangan poros ke bearing tidak sulit dan masih minim getaran,
maka bearing yang dipakai adalah bearing P206 UCP memiliki diameter
dalam sebesar (300 mm),berdasarkan ukuran bantalan yang umum di
gunakan dan tersedia di pasaran, berikut spesifikasi dimensi bantalan yang
akan digunakan ;

a) Diameter dalam ( d ) = 300 mm,


b) Diameter luar ( D ) = 307mm,
c) Lebar (B) = 154mm,
d) Kapasitas nominal dinamis spesifik ( C ) = 1.9 kg,
e) Kapasitas nominal statis spesifik ( Co ) = 915 kg
f) Jenis Bantalan Pillow Block = UCP 206
g) P = Bantalan bola garis tunggal alur dalam

55
h) 2 = singkatan dari lambang 02, berarti diameter luar 307 mm
i) 06 = diameter dalam 300 mm

Analisa perhitungan kekuatan dan umur bantalan sebagai berikut :

1) Analisa pada Tumpuan B


 Menentukan gaya radial yang terjadi pada titik B
Fr = rb = 4,8 kg
 Menentukan beban ekuivalen dinamis (Pr)
Pr = X.V.Fr + Y.Fa
= 0,56 x 1 x 4,8 + Y.0
= 2,68 kg
 Menentukan beban ekuivalen situs (P0)
Po = Xo . Fr = 0,6 x 4,8 = 2,88 kg
 Menentukan factor kecepatan (fn)
1 1
33.3 3 33.3 3
Fn = [ ] = [38000] = 0,20 m/s
𝑛

 Menentukan factor umur (fh)


𝑐 1000
fh = fn . 𝑝 = 0,20 x = 6,94 jam
2,88

 Menentukan umur bantalan (Lh)


Lh = 500 . (fh)3 = 500 x (6,94)3 = 167.127,69 jam
Karena bantalan B lebih dari umur mimum maka bantalan tersebut baik.
2) Analisa pada Tumpuan A
 Menentukan gaya radial yang terjadi pada titik B
Fr = ra = 2 kg
 Menentukan beban ekuivalen dinamis (Pr)
Pr = X .V. Fr + Y.Fa
= 0,56 x 1 x 2 + Y.0
= 1,12 kg
 Menentukan beban ekuivalen situs (P0)
Po = Xo . Fr = 0,6 x 2 = 1,2 kg
 Menentukan factor kecepatan (fn)

56
1 1
33.3 3 33.3 3
Fn = [ 𝑛 ] = [38000] = 0,20 m/s

 Menentukan factor umur (fh)


𝑐 1000
fh = fn x 𝑝 = 0,20 x = 183,3 jam
1,2

 Menentukan umur bantalan (Lh)


Lh = 500 x (fh)3 = 500 x (183,3)3 = 3.079.338.268,5 jam

IV.10 Perhitungan pada Perencanaan Sistem Pulley

Sistem transmisi pada mesin pencacah sampah organik terdapat


dua transmisi pulley dengan diameter yanga berbeda dengan asumsi pulli
motor penggerak dengan diameter 100 mm dan diameter pulley yang
digerakkan 300 mm putaran motor penggerak yaitu 3500 rpm : 2 = 750
Rpm dengan perhitungan sebagai berikut :

Pulley 2 Pulley 1

Gambar 7. Perhitungan ukuran putaran pulley 1 dan pulley 2

𝑛₁. 𝐷₁
𝐷2 =
𝑛₂

𝑛₁ 𝐷₂
=
𝑛₂ 𝐷₁

𝑛₁ 300
=
1750 100

57
n1 = 583,3 rpm

IV.11 Perhitungan pada Perencanaan V-Belt

Perhitungan panjang sabuk-1 v-belt yang menghubungkan pulley

poros penggerak dan pulley pisau penggerak, besar diameter pulley pada

poros penggerak adalah 100 mm dan diameter pulley untuk pisau

penggerak berdiameter 30 0mm. Jarak pulley yang ditransmisikan (x)

400mm, sehingga perhitungan panjang v-belt adalah sebagai berikut :

1. Menentukan panjang sabuk (L)

(𝑟₁+𝑟₂)2
L = 𝜋(𝑟₁ + 𝑟₂) + 2 . 𝑥 + { }
𝑥

(100+300)2
= 3,14 (100+300)+ 2 x 400 + { }
400

= 1,125 mm

2. Mengetahui kecepatan sabuk (V)


𝜋 . 𝐷𝑝 . 𝑛 3,14 . 100 . 750
V= 60
= 60
= 3,925 m/s

58
3. Mengetahui sudut kontak untuk sabuk terbuka

Mencari sudut kontak pada pulley (𝜃). Besar diameter pulley yang
ditransmisikan adalah 100 mm dan diameter pulley untuk penggerak
pisau berdiameter 300 mm. Besar sudut kontak pada pulley yang
berjarak 400 mm. Dari data diatas dapat diketahui :
𝑟₁ − 𝑟₂
sin 𝑎 =
𝑐
𝑟₁−𝑟₂
sin 𝑎 = 𝑐

100−300
sin 𝑎 = 400

sin 𝑎 = 99,25

𝛼 = 0,986ᶿ
Jadi Diperoleh sudut kontak V-belt adalah

𝜃12 = 180 − 2𝛼

𝜃 = 180 − 2(0,986)

𝜃 = 180 − 1,972

𝜃 = 178,0

𝜋
= x 178,0
180

3,14
= x 178,0 = 3,10 rad
180

59
IV.12 Analisa Gerak Pisau Pencacah

Batang pencacah pada mesin pencaca sampah organik berjumlah


tiga batang plat. Tiap batang penyuir mengalami gaya (F) sebesar 3,16 kg.
Massa tiap batang (m) sebesar 0,16 kg. Lebar batang 7,5 x 19 cm Panjang
batang (l) .

Gambar 8. Ilustrasi Pembebanan pada Ujung Batang

Perhitungan menggunakan persamaan rumus :

𝑅 = 𝐹 = 3,16 kg

maka :

M = -F . l = -3,16 x 7,5 x 19 = -450,3 𝑘𝑔.c𝑚

Defleksi yang terjadi pada batang plat :

F . 𝑙3 3,16 . (7,5 𝑥 19)ᵌ


Ymax = 3 𝐸 . 𝐿 = − 3 . 210000
= -145,1 cm2 = -1,451 mm2

60
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Hasil perancangan Mesin Pencacah Rumput Gajah adalah sebagai berikut :

1. Proses pencacahan mesin pencacah rumput menggunakan pisau

berputar, yaitu dengan menggunakan pisau berbentuk lurus dengan

mata pisau berbentuk melengkung.

2. Sistem transmisi yang dipilih adalah transmisi tunggal yang terdiri dari

sepasang pulley berdiameter 2,5 inch untuk pulley motor dan 3 inch

untuk pulley yang digerakkan.

3. Kapasitas produksi Mesin pencacah rumput setiap 60 menit mampu

memotong rumput sebanyak ± 100 kg, ketajaman pisau perajang

mampu digunakan memotong dalam waktu 10-12 jam/hari, hasil

ukuran dan panjang pemotongan rumput gajah beragam.

4. Mesin pencacah rumput menggunakan daya motor 6,5 HP.

5. Tingkat keamanan desain kontruksi mesin pencacah rumput

berdasarkan beberapa ketentuan dari hasil analisis teknik dapat

dikategorikan baik karena memenuhi beberapa syarat, antara lain :

a. Konstruksi poros akibat pembebanan pada mesin masih dalam

batas aman, karena defleksi yang terjadi masih dalam batas aman.

b. Sumber penggerak yang bebas polusi dan tidak bising.

c. Memenuhi syarat keselematan kerja bagi operator.

61
6. Gambar kerja modifikasi mesin pencacah rumput digunakan untuk

proses pembuatan mesin yang terdapat dalam lampiran.

V.2 Saran

Proses penyempurnaan produk masih diperlukan untuk

meningkatkan efisiensi, usulan perbaikan rancangan mesin antara lain :

1. Dilihat dari segi sistem transmisi, putaran output mesin masih sangat

besar sehingga menjadikan hasil cacahan rumput menjadi sangat kecil-

kecil. Perbandinngan diameter pulley sebaiknya diperbesar untuk

mengatasi masalah tersebut.

2. Getaran pada casing masih terlalu besar sehingga harus diperlukan

karet peredam.

3. Dalam memindahkan mesin masih kesulitan, sehingga perlu adanya

roda pada kaki rangka.

62
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Z. 1999. Elemen Mesin 1. Bandung: Refika Aditama.

Darmawan, H. 2000. Pengantar Perancangan Teknik (Perancangan Produk).

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional.

G. Niemann. 1999. Elemen Mesin jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Harahap, G. 2000. Perencanaan Teknik Mesin Edisi Keempat Jilid 1 (Shigley,

J.E., dan Mitchell, L.D. Terjemahan) Jakarta: Erlangga.

Saito, S., & Surdia, T. 2005. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya

Paramita

Sularso dan Suga, Kiyokatsu, (2004). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen

Mesin. Jakarta : Pradnya Paramita.

63

Anda mungkin juga menyukai