Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker serviks merupakan penyakit kanker perempuan yang menimbulkan
kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di negara berkembang.
Diperkirakan di jumpai kanker serviks baru sebanyak 500.000 orang di seluruh
dunia dan sebagian besar terjadi di negara berkembang.1
Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000
kasus. Data ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi, registrasi
data vital, dan data otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980 sampai 2010.
Per tahun insiden dari kanker serviks meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada
tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000 kematian terkait kanker serviks, dan
46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun yang hidup di negara sedang
berkembang.2 Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000
penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke
23. Angka kejadian kanker serviks atau kanker leher rahim sebesar 23,4 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk yang
merupakan urutan kedua dari kanker payudara.2
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kasus kanker di
Indonesia terjadi sebanyak lebih kurang 330.000 orang dengan kasus terbesar
adalah kanker serviks atau kanker leher rahim. Sementara itu, data dari WHO
Information Centre on HPV and Cervical Cancer menyatakan bahwa 2 dari
10.000 wanita di Indonesia menderita kanker serviks dan diperkirakan 26 wanita
meninggal karena kanker serviks setiap harinya.3
Berdasarkan data Globocan (IARC) (2018) kanker rahim menempati urutan
kedua dari seluruh kanker pada perempuan dengan insiden per 100.000
perempuan, kasus baru ditemukan sebanyak 9.3 %, dengan jumlah kematian 8.8%
per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di Indonesia.3

1
Salah satu penyebab kanker serviks adalah karena infeksi human Papiloma
Virus (HPV) yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Dalam
perkembangan kemajuan di bidang biologi molekuler dan epidemiologi tentang
HPV, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV. Infeksi HPV mempunyai
prevalensi yang tinggi pada kelompok usia muda, sementara kanker serviks baru
timbul pada usia tiga puluh tahunan atau lebih. 1 Resiko terinfeksi virus HPV dan
beberapa kondisi lain seperti aktivitas seksual pada usia muda (< 16 tahun),
penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas merupakan faktor resiko
terjadinya kanker serviks.1,2
Diagnosis karsinoma serviks dapat ditegakkan berdasarkan tingkatannya.
Oleh karena itu perlu dilakukan screening yang tepat agar diagnosis tidak
terlambat. Screening dilakukan dengan deteksi, eradikasi, dan pengamatan
terhadap lesi prakanker serviks. Kemampuan untuk mendeteksi dini kanker
serviks disertai dengan kemampuan dalam penatalaksanaan yang tepat akan dapat
menurunkan angka kematian akibat karsinoma serviks.4
Berdasarkan uraian pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk
membahas referat mengenai “kanker serviks”.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi, faktor resiko, patogenesis, gejala klinis, diagnosis serta


penatalaksanaan kanker serviks.
2. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik di Bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
3. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.

1.3 Manfaat Penulisan


Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai kanker serviks, pencegahan
dan deteksi dini kanker serviks serta penatalaksanaan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai