BAB 4 Pengujian Impak
BAB 4 Pengujian Impak
PENGUJIAN IMPAK
4.1 Tujuan
1. Mengetahui cara pengujian impack.
2. Mengetahui pengaruh baja apabila diberi beban tiba – tiba.
3. Mengetahui pada temperatur berapa material berubah sifat yang asalnya ulet
menjadi getas.
4. Mengetahui sifat patahan baja karbon rendah (BJTP 24).
39
BAB IV PENGUJIAN IMPAK KELOMPOK 5
Kekurangan:
1. Biaya pengujian yang lebih mahal.
2. Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil
yang diperoleh kurang baik.
Kekurangan:
1. Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal
2. Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak dicekam
3. Pengujian hanya dapat dilakukan pada specimen yang kecil
4. Hasil pengujian kurang dapat atau tepat dimanfaatkan dalam
perancangan karena level tegangan yang diberikan tidak rata.
Secara umum sebagai mana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik m
aka perpatahan impak digolongkanmenjadi tiga jenis, yaitu:
1. Patahan berserat (fibrous fracture), yang mengakibatkan mekanisme
pergeseran bidang – bidang kristal didalam bahan (logam) yang ulet (ductile).
Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang terbentuk dimple yang
menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
2. Patahan granular/kristalin yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan
(cleavage) pada butir – butir dari bahan (logam) yang rapuh (brittle). Ditandai
dengan permukaan patahan yang datar yang mampu memberikan daya pantul
cahaya yang tinggi (mengikat).
3. Patahan campuran (berserat dan granular) merupan kombinasi jenis patahan
diatas.
Ka = ( 1 + π/2 – ω/2)
Keterangan :
ω = sudut antara sisi takik
Ka = konsentrasi tegangan
Nilai relatif ketiga tegangan utama sangat tergantung pada dimensi batang
dan ukuran takik. Benda uji standar cukup tebal untuk menjamin pembebanan
regangan bidang yang tinggi dan terbentuknya triaksidialitas pada hampir di
seluruh penampang lintang takik. Dengan demikian, benda uji takik V Charpy
standar, memberikan kondisi yang baik bagi pengujian patah getas. Oleh karena itu,
pemakaian benda ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Lepaskan pendulum
4.4.2 Bahan
1. Baja Karbon Rendah (BJTP 24) (Charpy) : 1 Buah
= 0,018788 J/mm2
Dari kelebihan diatas bisa menjadi alasan kuat mengapa metode charpy lebih
banyak digunakan dibandingkan metode izod.
4.7 Kesimpulan
1. Patahan yang dihasilkan oleh material termasuk pataha ulet karena memiliki
ciri – ciri warna patahan kelabu dan berserabut.
2. Temperatur kamar tidak berpengaruh terhadap perubahan sktruktur material
dari ulet menjadi getas.
3. Temperature ruangan tidak berpengaruh kepada terjadinya patah pada
material.
4. Dari praktikum kali ini telah didapatkan 4 perhitungan data, diantaranya:
1. Kedalaman Takikan = 3,05 mm
2. Luas Penampang = 6119,35 mm2
3. Energi Impack (T) = 12,2 Joule
4. Harga Impack ( J/mm2 ) = 0,018788 J/mm2
5. Yang sangat berpengaruh terjadinya patah pada material adalah beban yang
diberikan sangat tinggi.