Alhamdulillah, puja dan puji syukur hanya layak tercurahkan kepada allah SWT,
Karena atas limpahan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda kita rasulullah SAW,
manusia yang paling kuat imannya, paling indah ketaqwaannya, ia yang maha jujur cer-
das, dan amanah.
Saya sangat tertarik untuk mengajukan judul : KOROSI. Banyak kesulitan dan hambatan
yang saya hadapi dalam membuat tugas mandiri ini, namun dengan semangat dan bimbingan dari
segala pihak sehingga saya mampu menyelesaikan mandiri ini dengan baik, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi merupakan perkaratan logam.korosi ini juga biasa diterjadi pada logam besi (Fe),reaksi
yang terjadi pada korosi ini adalah reaksi redoks karena besi jika didiamkan atau disimpan dialam
akan mengalami oksidasi sedangkan oksigen akan mengalami reduksi.Reaksi redoks adalah reaksi
kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi atau yang didalamnya terdapat serah terima elec-
tron antar zat.
Ternyata dalam kehidupan sehari-hari juga korosi ini sangat merugikan sekali bagi masyara-
kat.karena, jika logam besi terkena korosi nilai jual besi tersebut akan turun drastis.bahkan di Nega-
ra Amerika Serikat dirugikan oleh korosi sampai 70 milyar dolar setiap tahunnya. maka dari itu
orang ahli kimia melakukan penelitian agar dapat mengetahui logam apa saja yang dapat mencegah
korosi.
1.3 Tujuan
a. Bisa mengetahui logam-logam yang mudah berkorosi dan tidak mudah berkorosi
b. Bisa mencegah proses perkaratan lebih lama
c. Bisa mengetahui penyebab terjadinya korosi
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Korosi
Nama lain korosi disebut dengan karatan. Korosi sendiri umumnya terjadi
pada benda-benda logam seperti besi,seng dll. Korosi adalah reaksi antara logam
dengan zat-zat disekitarnya misalnya udara dan air sehingga menimbulkan
senyawa baru. Dalam perkaratan senyawa baru yang dimaksud ialah zat padat
berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.Rumus kimia dari
karat besi adalah Fe2O3.xH2O
Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Maka sangat lazim jika besi
mengalami korosi. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa
korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang mempunyai sifat
rapuh serta berpori.
Korosi terjadi pada proses elektrokimia umumnya pada reaksi redoks disini
korosi yang kita ambil misalnya korosi pada besi,besi ini akan terkorosi jika
logam besi bukan merupakan logam besi murni melainkan logam besi yang cam-
puran. besi tersebut akan teroksidasi dan akan menuju anoda(-) sedangkan oksi-
gen akan tereduksi dan akan menuju katoda(+).
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Besi bisa bertindak sebagai anode atau sebagai katode, bergantung pada berbagai
faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
3
Korosi dapat juga diartikan serangan yang merusak logam karena logam bereaksi
secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dariproses ekstrasi.
Contohnya biji mineral logam besi dialam bebas berbentuk senyawa besi
oksida atau besi sulfida, setelah diolah akan menghasilkan besi untuk pembuat ba-
ja, selama pemakaian baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang me-
nyebabkan korosi menjadi senyawa besi oksida.
Kita dapat mengetahui terjadinya korosi melalui Deret Volta dan Hukum Nernst.
4
2.2 Macam-macam Korosi
1. Uniform/General Corrosion (Korosi Menyeluruh)
Pada korosi jenis korosi menyeluruh, seluruh permukaan logam yang terek-
spose dengan lingkungan( terkorosi secara merata). Jenis korosi ini mengakibat-
kan rusaknya konstruksi secara total.
Mekanisme Uniform Corrosion : dengan distribusi seragam dari reaktan
katodik atas seluruh permukaan logam yang terekspose. Pada lingkungan asam
(pH < 7), terjadi reduksi ion hidrogen dan pada lingkungan basa (pH > 7) atau
netral (pH = 7), terjadi reduksi oksigen. Kedua berlangsung secara "seragam" dan
tidak ada lokasi preferensial atau lokasi untuk reaksi katodik atau anodik. Katoda
dan anoda terletak secara acak dan bergantian dengan waktu.
2.Crevice Corrosion (Korosi Celah)
5
Korosi celah mengacu pada serangan lokal pada permukaan logam pada, atau
berbatasan langsung dengan kesenjangan atau celah antara dua permukaan
bergabung. Kesenjangan atau celah dapat terbentuk antara dua logam atau logam
dan bahan non-logam. Di luar kesenjangan atau tanpa celah, kedua logam yang ta-
han terhadap korosi. Kerusakan yang disebabkan oleh korosi celah biasanya di-
batasi pada satu logam yang dekat dengan permukaan yang bergabung.
Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai dari perbedaan konsentrasi beberapa
kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel elektrokimia.
Di luar dari celah (katoda), kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida
lebih rendah.
6
Gambar 1.4 korosi sumuran
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada
satu titik atau area kecil, dan membentuk rongga. Korosi sumuran adalah salah sa-
tu bentuk yang paling merusak dari korosi, selain korosi uniform.
7
Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut "korosi interden-
dritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi sepanjang batas
butir dan jenis korosi ini sering disebut "intergranular retak korosi tegangan
(IGSCC)" atau hanya "intergranular stress corrosion cracking".
Gerakan air laut, seperti juga fluida lainnya dapat menimbulkan aksi
mekanis misalnya erosi (pengikisan). Immpingement attack dan cavitation
adalah bentuk extrem dari tipe korosi ini. Korosi erosi cenderung
mengarah pada penghilangan lapis protektif dari permukaan metal oleh
aksi partikel abrasive yang ada di dalam air. Umumnya laju serangan
korosi membesar dengan membesarnya kecepatan. Ada lagi bentuk erosi
8
atau mekanisme lain, misalnya korosi lembaran baja yang terpancang di
pantai, dipengaruhi oleh aksi abrasive dari pasir, dibantu oleh aksi
pasang/surut atau angin.
Mekanisme erosion corrosion : efek mekanik aliran atau kecepatan fluida
dikombinasikan dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan
hilangnya dari logam. Tahap awal melibatkan penghapusan mekanik film
pelindung logam dan kemudian korosi logam telanjang oleh cairan
korosif yang mengalir. Proses siklus ini sampai pelubangan komponen
terjadi.
6. Korosi Kavitasi
9
kembali ke tekanan normal, cavity pecah, dengan membebaskan energi.
Hal ini dapat merusakan permukaan paduan logam.
Kavitasi biasa terjadi pada propeller kapal dan impeller pompa.
Cara kerjanya adalah ketika fluida air melewati foil maka bagian atas foil
akan mempercepat diri karena pengaruh bentuk foil (konsep Cf dan Cd
Foil). ketika kecepatan menambah maka tekanan menjadi turun. aliran flu-
ida yang terjadi berbentuk swing yang sangat cepat. Apabila teman-teman
ingat diagram T-s pada thermodinamika ada bagaian liquid dikanan dan
vavor dikiri kubah uap, karena tekanan turun maka memuat fluida
melewati batas saturasi dan timbulah gelembung berisi vavor. mem-
besarnya vavor dipengaruhi oleh konsep heat transfer seperti proses ter-
jadinya pendidihan (kalau teman-teman ingin mendalami saya recommend
buku “Fenomena Pendidihan” karya Prof Raldi). Proses kavitasi yang
dapat merusak pinggik foil karena pecahnya gelembung-gelembung secara
continue.
10
7. Stress Corrosion Cracking (SCC)
11
2.3 Faktor Penyebab Korosi
Korosi sendiri terjadi karena adanya logam dan zat-zat di sekitarnya.
Berikut faktor-faktornya
12
3. Temperatur (Suhu)
Semakin tinggi suhu maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini
disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi
kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada
reaksi redoks semakin besar dan laju korosi pada logam semakin mening-
kat. Efek korosi yang disebabkan karena pengaruh temperatur dapat kita
lihat di perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya
menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai
panas secara langsung (seperti mesin kendaraan mobil, motor dsb).
4. pH
2H+ + 2e– → H2
5. Metalurgi
a. Permukaan logam
13
jadinya efek ini, yakni karena timbulnya perbedaan potensial pada per-
mukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang
berbeda dan Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui pen-
ingkatan reaksi oksidasi pada daerah anode.
6. Bakteri
Tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka
akan menghasilkan karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S),
selama masa putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH dengan cukup
signifikan sehingga akan menaikan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida,
Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42-) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi
anaerob, dapat mempercepat korosi bisa sulfat ada didalam air. Zat-zat ini
dapat menaikan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal
ini dapat mendorong bakteri besi( iron bacteria) untuk berkembang karena
mereka senang dengan air yang mengandung besi.
14
Dalam korosi ini disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Bak-
teri ini mengubah garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan menyebab-
kan karat.
Mikroorganisme bakteri yang membentuk lapisan berlendir men-
nyebabkan deposisi besi. Bakteri ini melubangi filter dan menyebabkan
karat dengan cara membuntu pipa-pipa dingin
15
2.4 Logam yang Dapat Mengalami Korosi
A. Seng
1. Pengertian Senyawa Seng
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia
dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39.
Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa
aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion
kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga
memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah
ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang
paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
16
sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-
sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk
ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa
kompleks dengan pendonor N- dan S-.
17
5. Korosi seng pada korosif atmosfer
Secara umum diketahui jika laju korosi seng rendah; itu berkisar
dari 0,13 pM / tahun di atmosfer pedesaan kering untuk 0,013 mm / tahun
di lebih lingkungan atmosfer industri yang lembab. Lebih rendah
dibandingkan dengan besi.
Faktor-faktor penting yang mengontrol tingkat di korosi seng
dalam paparan atmosfer adalah:
Pada udara kering, seng secara perlahan diserang oleh oksigen at-
mosfer. Sebuah lapisan tipis oksida padat terbentuk pada permukaan
seng, dan kemudian membentuk lapisan luar di atasnya. Meskipun ka-
dang-kadang lapisan luar tersebut melepaskan diri, lapisan bawah tetap
dan melindungi logam membatasi interaksi dengan oksigen. Dengan
kondisi tersebut, yang terjadi di beberapa daerah beriklim tropis, seng
teroksidasi dengan sangat lambat.
18
6. Korosi Seng dalam Air
19
B. Alumunium
Pemilihan material
Pelapisan
Penggunaan inhibitor
20
2.4 Pecegahan Korosi
a. Mencegah dengan oksigen atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah denganmelapisi
besi dengan cat, oil, logam yang lain yang tahan korosi(logam yang lebih
aktif seperti seng dan krom). Logam lain yang kurang aktif( timah dan
tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur
ditanah. Timah atau tembaga bersifat mempercepat proses korosi.
b. Perlindungan katoda
Besi yang dilapisi atau dihubungkan dengan logam lain yang lebih aktif
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Disini ber-
fungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain ber-
peran sebagai anoda dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi
sebagai katoda,terlindung oleh logam lain(sebagai anoda, dikorbankan).
Besi akan aman melindungi selama logam masih memeliki pelindungnya
atau belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa
bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, logam ini secara berka-
laharus dikontrol dan harus diganti
c. Pengecetan
Jembatan dan pagar biasanya dicat, dicat menghindarkan kontak dengan
udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink atau seng akan lebih
baik, karena keduannya melindungi besi terhadap korosi.
d. Melumuri oli
Cara ini digunakan untuk berbagai perkakas dan mesin . oli dan gemuk
mencegah kontak dengan air
f. Tin plating
Kaleng-kaleng kemasan yang biasa terbuat dari besi dan dilapisi oleh ti-
mah. Pelapisan dapat dilkukan dengan cara elektrolisis yang disebut elec-
21
tro planting. Timah tergolong logam yang tahan karat, akan tetapi lapisan
timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh atau tidak cacat.
Apabila lapisan timah itu rusak atau tergores, maka timah akan memper-
cepat korosi besi. Hal itu terjadi karenapotensial reduksi besi lebih
negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah
akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anoda.
Dengan demikian timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru
diharapkan sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam perkaratan senyawa baru yang dimaksud ialah zat padat
berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori.Rumus kimia
dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O
Korosi juga ada beberapa macam yaitu korosi uniform, korosi su-
muran,korosi interdentik, korosi kavitasi, korosi erosi dan korosi scc.
Selain korosi besi, ada juga korosi alumunium dan korosi seng.
Faktor yang mempengaruhi korosi alumunium dan korosi seng juga sama
seperti korosi pada besi. Yaitu keberadaan zat pengotor, kontak langsung
dengan H2O dan O2, pH, temperatur atau suhu, metagluri dan bakteri.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
oleh sebab itu kamu sangat mengharapkan kritik dan saran yang mem-
bangun agar memperluas wawasan kami.
http://nasrahanjani.blogspot.co.id
http://brainly.co.id/tugas/1720547
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id
http://m10mechanicalengineering.blogspot.co.id
23