Anda di halaman 1dari 40

Salam Redaksi

di buktikan saat ini, dari maraknya


pemberitaan media lokal dan nasional
serta data hasil kajian tentang kejadian-
kejadian yang berkaitan dengan perebutan

U
sumber daya alam, penangkapan petani,
ntaian kata syukur kami panjatkan demonstrasi petani, gugatan masyarakat
kepada Tuhan Yang Maha Esa, adat, dan banyak lainya.
Tuhan Pencipta bumi dengan segala
kekayaanya. Berkata rahmat dan karunia Dari persoalan-persoalan diatas, kami
yang diberikan kepada kami, buletin perisai menyajikan beberapa sub judul. Pertama
akhirnya bisa menyapa kembali dalam pembunuh manusia dan Kemanusian, yang
edisi ke48-. Dengan terbitnya buletin ini di tulis oleh Sahabat Arifan, menyajikan
redaktur berharap agar bisa menghadirkan tentang konflik agrarian yang memakan
bacaan dan pemikiran yang selalu dinamis korban baik manusia dan rasa kemanusiaan.
dan bisa merekontruksi pergerakan para Dalam tulisanya sahabat arifan
aktifis serta bermanfat sebagai kerangka memaparkan beberap contoh kejadian
berfikir untuk sahabat-sahabati. nyata yang terjadi dalam masyarakat.
Adapun sub judul yang kedua yaitu
Untuk mengetahui wajah dari PMII jembatan dialektis antara marxisme dan
Rayon Syariah Komisariat Walisongo fikih, menuju pembebasan, tulisan Sahabat
tentu salah satunya dilihat dari buletin Rusda Khoiruz memaparkan tenatang
yang di terbitkan oleh Lembaga Kajian bagaimana pikiran Marxis dan fikih dalam
dan Penerbitan (eLKP). Tulisan yang ada membaca masalah-masalah agrarian. Tidak
dilaman merupakan salah satu cerminan berhenti dalam pemikiran tapi juga jalan
wajah PMII Rayon Syariah, walau tidak di dialektis yang dihasilkan antara marxis dan
pungkiri masih banyak wajah-wajah lain fiqih mengenai agrarian. Tulisan ketiga oleh
yang menggambarkan PMII Rayon Syariah. Sahabat Ahmad Zainul Fuad. Ia mebahas
Keberhasilan menerbitkan tulisan ini mengenai alih fungsi lahan dan dampaknya
tentunya tidak lepas dari kerja Sahabat- bagi para petani Indonesia. Tulisan ke-
Sahabati yang ulet, mempunyai konsisten empat bertema Tantangan Komunitas
dan loyalitas yang tinggi terhadap PMII. Agama terhadap Pedesaan Petani oleh
Selain itu niat untuk terus berproses dan Sahabat Abdullah Faiz. dan Tulisan yang
belajar di PMII adalah menjadi modal yang terakhir oleh Sahabati Adiyta Pramandira
besar yang mesti tertanam di setiap hati Pembicaraan Agraria dalam Tubuh NU,
para kader. sebagai organisasi terbesar di Indonesia
dengan umatnya yang juga menjadi korban
Perjalanan yang jauh dan berbagai dari korban agrarian bagaimana sikap NU
kesulitan serta kendala menjadi semangat mengenai masalah agrarian.
sendiri bagi kami, serta tidak ada kata
mundur dalam kamus kami, hal itu adalah Pada akhirnya redaktur Buletin Perisai
wujud bentuk mengabdi kepada PMII. Mengucapkan selamat membaca. Semoga
Moment-moment seperti itu kami jadikan para pembaca tertarik dan berkenan untuk
sebagai tantangan dan pembelajaran dalam mendiskusiakan masalah agrarian yang
rangka berproses dalam PMII. nantinya tergerak hatinya untuk mengawal
isu-isu tersebut. kritik dan saran selalu
Buletin kali ini mengambil tema Agrarian kami nantikan, agar kedepanya penulisan
dalam Ham. Dalam analisis prediktif buletin kedepanya lebih baik.
Homer-Dixion yang dikuti Robert D Kaplan,
menyebutkan bahwa di abad 21 negara
seperti Indonesia berpotensi mengalami
peningkatan angka konflik sumber daya
alam. Prediksi tersebut juga sudah bisa

BULETIN PERISAI EDISI 48 1


Pembunuh Manusia dan Kemanusiaan

Pembunuh Manusia dan


Kemanusiaan Oleh : Arifan
“Sak dhumuk bathuk senyari bumi Terlepas dari benar atau salahnya
den lakoni nganti pathi.” kedua tafsiran tersebut, tidak dapat
disangkal bahwa tanah merupakan

B egitulah ungkapan orang jawa


yang kurang lebih berarti
bahwa mereka rela berkorban
sumber kehidupan yang sangat
penting bagi rakyat, terutama di
negara agraris seperti di Indonesia.
apa saja untuk mempertahankan
kehormatan diri dan tanah yang Abu Rohmat, dalam bukunya
dimiliki. Namun ada beberapa Paradigma Resolusi Konflik Agraria,
kalangan yang menafsirkan 2008 : X, mengatakan pentingnya
sebaliknya, yaitu bahwa ungkapan tanah bagi kehidupan seseorang juga
tersebut adalah lambang ketidak dikarenakan ia mempunyai fungsi
berdayaan rakyat atas kekuasaan. ganda sekaligus, yaitu pertama,

2 BULETIN PERISAI EDISI 48


Arifan
tanah sebagai pengikat kesatuan terutama masyarakat yang sumber
sosial untuk hidup berkelanjutan kehidupannya didapat dari tanah,
(social asset). Ke dua, tanah sebagai seperti petani, tak heran jika mereka
faktor modal dalam pembangunan benar-benar ingin mempertahankan
(capital asset). tanahnya sampai mati-matian. Dalam
hal mempertahankan tanah ini tak
Dari ke dua fungsi ganda tanah
jarang terjadi kekerasan-kekerasan,
di atas itulah terkadang konflik
baik terhadap masyarakat pemilik
tanah akan muncul, yaitu antara
tanah maupun terhadap aktivis-
mempertahankan tanah garapan
aktivis lingkungan. Kekerasan-
warga yang digunakan untuk
kekerasan tersebut diantaranya
mencari sumber pangan dan modal
adalah represifitas aparat berupa
kehidupan dengan pemerintah
pemukulan dengan benda tumpul
atau juga sekelompok elit yang
atau tangan kosong, kriminalisasi
getol dengan pembangunan, baik
aktivis, dan bahkan yang lebih buruk
pembagunan fasilitas negara
lagi yaitu pembunuhan berencana
ataupun perusahaan-perusahaan.
terhadap aktivis yang melibatkan
Sengketa tanah mencerminkan sekelompok preman. Sebenarnya
keadaan tidak terpenuhinya rasa tidak hanya itu, masih sangat banyak
keadilan bagi kelompok masyarakat kekerasan-kekerasan yang terjadi
yang mengandalkan hidupnya dari dalam penyelesaian konflik agraria.
tanah dan kekayaan alam lainnya
Kekerasan yang tiada henti
atau sekadar untuk tempat tinggal
dan juga tanah pertanian. Bagi petani, Catatan Akhir Tahun KPA
nelayan, masyarakat adat atau kaum (Konsorsium Pemaruan Agraria)
miskin kota, penguasaan atas tanah setiap tahunnya menunjukkan
adalah syarat keselamatan dan bahwa eskalasi konflik agraria terus
keberlanjutan hidup. (Abu Rohmat, meningkat dengan kasus-kasus
2008.) kekerasan yang menyertainya.
Diawali masa transisi dari SBY ke
Melihat betapa pentingnya
Jokowi, pada 2014 tercatat terjadi
tanah bagi kehidupan manusia,
472 kasus konflik, tahun 2015
BULETIN PERISAI EDISI 48 3
Pembunuh Manusia dan Kemanusiaan
terjadi 252 kasus, 2016 terjadi pabrik semen di Kendeng, Rembang
450 konflik. Lalu pada tahun 2017 yang malah berdampak juga
terjadi 659 kejadian konflik agraria. pada petani Surokonto Wetan,
Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun Kendal karena tukar guling lahan
tersebut, ribuan korban kekerasan Perhutani di Kendeng dengan
dan kriminalisasi agraria di wilayah- tanah negara di Surokonto wetan.
wilayah konflik, baik di pedesaan Ada juga yang berkaitan dengan
maupun perkotaan banyak pengusaha perkebunan, dilansir
berjatuhan tanpa penyelesaian dari databoks pada terbitannya
sekaligus pemulihan hak hingga tanggal 10/09/2019 bahwa sektor
tuntas. (Catatan Akhir Tahun 2018 yang paling banyak menyumbang
Konsorsium Pembaruan Agraria, terjadinya konflik agraria yaitu
halaman 5.) sektor perkebunan. Pada 2018, 60%
dari 144 konflik agraria di sektor
Namun KPA juga mencatat
perkebunan timbul pada komoditas
terjadi penurunan konflik di tahun
kelapa sawit. Hal ini dikarenakan
2018, yaitu dengan jumlah 410
adanya praktek pembangunan dan
kasus. Hal ini bukanlah suatu
ekspansi perkebunan di Indonesia
kebanggan, karena dari konflik-
yang melanggar hak-hak masyarakat
konflik dan kasus kekerasan yang
atas tanah.
ada sebelumnya saja masih banyak
kasus yang belum diselesaikan Secara akumulatif, sejak
secara tuntas. Entah karena penegak kepemimpinan Jokowi, sedikitnya
hukum di negeri ini kurang serius 41 orang tewas di berbagai wilayah
dalam menanganinya atau karena konflik agraria, 546 dianiaya, 51
memang takut dengan orang-orang orang tertembak, dan sebanyak
bermodal yang ada di atasnya, 940 petani dan pejuang agraria
karena perlu kita ketahui, banyak dikriminalisasi. Sumber-sumber
dari konflik agraria dipicu karena agraria, utamanya tanah begitu
kebijakan politik yang kebanyakan fatal bagi hajat hidup rakyat kita,
pro terhadap kaum bermodal. Seperti melihat kronisnya masalah agraria,
contohnya adalah pembangunan dampak korban dan kekerasan

4 BULETIN PERISAI EDISI 48


Arifan
yang diakibatkannya. Sayangnya ketika melakukan aksi demontrasi
sampai saat ini hak atas tanah belum menolak tambang. Kemudian Sawin
diakui sebagai bagian dari hak asasi dan Sukma, dua petani penolak PLTU
manusia (HAM). (Catatan Akhir dari Desa Mekarsari, Indramayu,
Tahun 2018 Konsorsium Pembaruan Jawa Barat dikriminalisasi dengan
Agraria, halaman 39.) menggunakan Pasal 24 dan 66
UU No. 24/2009 tentang Bendera,
Dalam pengkriminalisasian Bahasa, dan Lambang Negara, serta
ini beberapa pasal yang sering Lagu Kebangsaan. Mereka berdua
digunakan oleh aparat untuk dituduh memasang bendera secara
menghadapi dan melemahkan terbalik. (Lih. Catatan Akhir Tahun
penolakan warga diantaranya 2018 Konsorsium Pembaruan
adalah Pasal 160 KUHP, Pasal 170 Agraria.)
KUHP, Pasal 187 KUHP, Pasal 406 Ada lagi kasus kriminalisasi
KUHP, Pasal 55 UU No. 39/2014 terhadap Kiai Nur Aziz yang
tentang Perkebunan, Pasal 107 UU ditahan bersama dengan Sutrisno
No. 39/2014 tentang Perkebunan, Rusmin. Keduanya yang merupakan
dan UU P3H Pasal12, Pasal 82 petani di Desa Surokonto Wetan,
ayat (1) huruf a, Pasal 17, Pasal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah,
92 ayat. Bahkan ada yang lebih divonis kurungan penjara selama
konyol lagi, seperti contohnya kasus delapan tahun dan denda 10 miliar
kriminalisasi Budi Pego warga asal rupiah berdasarkan Putusan Kasasi
Banyuwangi yang menolak tambang Mahkamah Agung. Mereka dianggap
Tumpang Pitu, ia dikriminalisasikan telah mengorganisir orang untuk
dengan Pasal 107 (a) UU Nomor 27 memasuki kawasan hutan serta
tahun 1999 Tentang Perubahan Kitab menggunakan kawasan hutan
Undang-undang Hukum Pidana secara tidak sah sebagaimana diatur
yang Berkaitan Dengan Kejahatan dalam Pasal 94 ayat (1) huruf a
Terhadap Keamanan Negara. Ia Undang-Undang Nomor 18 Tahun
dituduh membawa simbol (bendera) 2013 tentang Pencegahan dan
yang identik dengan partai komunis Pemberantasan Perusakan Hutan.

BULETIN PERISAI EDISI 48 5


Pembunuh Manusia dan Kemanusiaan
Padahal kawasan yang mereka memilukan dari kematian Salim
masuki itu adalah tanah yang dikelola Kancil, ia dianiaya sejak dari
oleh masyarakat sejak tahun 1970. rumahnya dan diarak ke makam
Menurut aktivis muda NU, Hamzah desa Selok Awar-awar, Lumajang,
Sahal yang kala itu juga mendampingi Jawa Timur pada 26 September
proses pengajuan grasi Kyai Aziz, 2015 lalu. Ia tewas mengenaskan
putusan penahanan Kiai Nur Aziz karena penganiayaan berat itu
dan Sutrisno Rusmin ini terkesan yang disebabkan oleh aktifitasnya
dibuat-buat bahkan lebih mirip menolak tambang pasir yang
pada kriminalisasi, karena lahan merusak ekosistem dan lahan
yang diperkarakan itu telah dikelola pertanian di desanya. Pada 25 April
warga sejak puluhan tahun lalu. 2018 lalu, Poro Duka, seseorang dari
Argumen Hamzah ini sejalan dengan Sumba Barat yang mempertahankan
Putusan Mahkamah Konstitusi tanah adatnya dari perampasan
No. 95/PUU-XII/2014, yang tanah berskema investasi meninggal
menegaskan bahwa “masyarakat dunia setelah beberapa saat peluru
yang hidup secara turun temurun dari salah seorang anggota polisi
di dalam kawasan hutan tidak bersarang di jantungnya. Hingga
dapat dipidana karena menebang menjelang satu tahun kematiannya
pohon, memanen, memungut hasil masih belum ada kejelasan terkait
hutan, menggembalakan ternak kematiannya, Polda NTT hanya
tanpa memiliki hak atau izin dari menggelar siadang kode etik
pejabat yang berwenang, sepanjang terhadap Kapolres Sumba Barat.
tidak ditujukan untuk kepentingan
Baru-baru ini, 6 Oktober
komersial”. (NU Online, Kamis, 10
2019 kita juga mendapat kabar
Januari 2019.)
duka atas kematian Golfrid Siregar,
Selain kekerasan dalam aktivis lingkungan dan advokad dari
bentuk kriminalisasi warga, adalah Walhi (Wahana Lingkungan Hidup
kekerasan fisik yang sejak dahulu Indonesia) Sumatera Utara yang
selalu saja ada dan terulang. Kita diduga karena kecelakaan dinilai
tentunya ingat kisah yang sangat janggal oleh Manajer Advokasi dan

6 BULETIN PERISAI EDISI 48


Arifan
Kampanye Walhi, Roy Lumbangaol. Pembangunan Pembangkit Listrik
Dalam pemaparannya dari berita Tenaga Air (PLTA) Batangtoru. PLTA
yang berjudul “Kejanggalan yang dibangun oleh PT NSE ini
Kematian Golfrid Siregar, Sang dianggap menyalahi aturan karena
Aktivis Lingkungan”, Tirto.id, 07 dibangun di daerah rawan gempa.
Oktober 2019, ia mengatakan salah Proyek ini juga dianggap mengancam
satu kejanggalannya adalah kepala habitat Orangutan Tapanuli alias
korban seperti habis dipukul dengan Pongo Tapanuliesis.
benda tumpul, tapi bagian tubuh
Dalam kasus kematian Golfrid,
lain tak ada luka sebagaimana orang
Roy Lumangaol tetap meminta
bekas kecelakaan lalu-lintas seperti
polisi untuk mengusut tuntas
misal luka lecet. Tidak seperti yang
kasus tersebut dan tindak langsung
dijelaskan pihak kepolisisan, yaitu
mengambil kesimpulan karena
“wajah luka, mata sebelah kiri luka
kecelakaan begitu saja. Kemudian
lembab.” Alasan ini pun diperkuat
Kabid Humas Polda Sumatera Utara,
dengan pernyataan dari Kassubag
Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja
Humas RS Rosario Dorothy yang
mengatakan LP sebelumnya ditarik.
mengatakan kondisi pasien sudah
Artinya mereka akan mengusut
tidak sadarkan diri dan alami
kasus ini.
pendarahan di bagian kepala yang
cukup hebat. Dari berbagai konflik agraria
di Indonesia, peranan Polisi, TNI,
Dugaan lebih jauhnya—masih
dan Satpol PP masih mewarnai
dari sumber yang sama, korban
kekerasan dalam konflik agraria.
(Golfrid) dihabisi karena aktivitas
Justru seringnya posisi aparat
politiknya sebagai pembela HAM
keamanan negara, lebih banyak
dan lingkungan. Salah satu isu
menimbulkan rasa tidak aman
yang tengah ia tangani saat itu
dan ketakutan warga, dan tidak
adalah pencabutan SK Gubernur
menguntungkan posisi masyarakat
Sumut nomor 660/50/DPMPPTSP/
yang sedang berkonflik. Alih-alih
IV.1/I/2017 tentang Perubahan
menjadi pihak penengah atau
Izin Lingkungan Rencana Kegiatan
mediator, keterlibatan aparat
BULETIN PERISAI EDISI 48 7
Pembunuh Manusia dan Kemanusiaan
keamanan justru kerap digunakan mereka. Kelemahan ini entah
pemerintah maupun swasta sebagai dipicu karena memang pelaku
senjata untuk memukul mundur kekerasan-kekerasan itu adalah
para petani dan masyarakat yang aparatur-aparatur hukum yang
mempertahankan tanah mereka, hilang kemanusiaan, atau karena isi
atau menolak penggusursan. Di kantong manusia-manusia rakus di
beberapa kasus, perusahaan atau negeri ini lebih penting dari nyawa
pihak pengembang tidak jarang juga dan keselamatan rakyat-rakyat kecil
menggunakan jasa-jasa keamanan yang selalu hidup bahagia dengan
sewaan baik pemerintah maupun sederhana dan apa adanya.
swasta untuk keperluan melakukan
Baiklah, saya sudah muak
intimidasi dan menakut-nakuti para
dengan produk hukum di negara ini,
korban. (Catatan Akhir Tahun 2018
pasal 66 Undan-undang Nomor 32
Konsorsium Pembaruan Agraria,
Tahun 2009 Tentang Perlindungan
halaman 39.)
dan Pengelolaan Lingkungan
Orang-orang yang seharusnya Hidup mengatakan, “Setiap orang
menjadi pelindung rakyat dalam yang memperjuangkan hak atas
perjuangan atas ruang hidupnya lingkungan hidup yang baik
justru menjadi lawan yang tidak lagi dan sehat tidak dapat dituntut
perlu ditakuti! secara pidana maupun digugat
secara perdata.” Jujur saja saya
Lemahnya Perlindungan
kurang paham dan membutuhkan
Terhadap Aktivis HAM dan
penjelasan dari pasal ini, apakah
Lingkungan
kalau tidak dapat dituntut secara
Dari kasus-kasus kriminalisasi, pidana dan digugat secara perdata
intimidasi, teror, penculikan, sama artinya dengan boleh diancam,
ancaman pembunuhan, dan diteror, diintimidasi, diculik, disiksa,
pembunuhan terhadap para pegiat dan bahkan dibunuh?
HAM dan lingkungan yang sering
Kalau memang demikian
terjadi di Indonesia menunjukkan
kira-kira penjelasannya, maka
lemahnya perlindungan terhadap
secara tidak langsung sama saja

8 BULETIN PERISAI EDISI 48


Arifan
pemerintah menyatakan perang seolah lebih penting dibandingkan
dengan para aktivis lingkungan dan nyawa dan keselamatan para
rakyat-rakyat yang berjuang dalam aktivis. Bisa kita cermati bahwa
hal itu. Namun jika orang-orang konflik-konflik agraria yang
pemerintahan dan para pembikin berujung pada kekerasan warga
undang-undang itu orang yang dan aktivis lingkungan adalah
baik, kira-kira saya membayangkan salah satu dampak dari program
penjelasan yang demikian, jika sok yes, yaitu pembangunan yang
menuntut dan menggugat saja tidak selalu dikoar-koarkan pemerintah
boleh, apalagi sampai mengancam, dengan bangganya, padahal dibalik
mengintimidasi, dan bla-bla-bla pembangunan-pembangunan itu
itu. Namun sepertinya banyak dari terdapat begitu banyak nyawa
orang-orang pemerintahan, penegak
melayang dan keselamatan rakyat
hukum, dan para aparatnya bisa
yang mengambang.
dikatakan kurang baik atau lebih
halusnya lagi, jahat, lebih halusnya Sekian saja, tidak ada kata-kata
lagi biadab. Kenapa? Karena bisa kita mesra untuk seorang pengancam,
saksikan dan bisa kita buka di situs- yang ada adalah kata-kata ancaman
situs yang ada di internet, kekerasan yang menikam mereka-mereka para
terhadap aktivis-aktivis lingkungan pegila harta. Sak dhumuk bathuk
selalu saja ada dan tidak sedikit yang senyari bumi den lakoni nganti
melibatkan aparat keamanan negara pathi. Salim, Poro Duka, Golfrid, dan
dan orang-orang pemerintahan, mereka yang pernah mesra dalam
mulai dari desa hingga pusat. Kenapa perjuangan, selalu berteriak di satu
kasus-kasus itu tidak saya sebutkan sentimeter telinga kalian, “Kami
dalam tulisan ini? Karena sangat- akan tetap ada dan berlipat ganda!”
sangat banyak kasus kekerasan
dalam konflik agraria dan saya
bingung harus menyebutkan yang
mana.

Penghasilan para oligarki

BULETIN PERISAI EDISI 48 9


Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan

Jembatan Dialektis antara


Marxisme dan Fikih, Menuju
Pembebasan Oleh : Rusda Khoiruz

N
arasi ketimpangan semakin antar kelas sosial. Belum lagi
jelas menampakkan melihat kenyataan pemerintah
wujudnya, perampasan secara eksplisit menyatakan akan
lahan, penggusuran pemukiman, ‘mengejar, dan menggebuk siapapun
konflik sumber daya alam, yang menghambat investasi’,
eksploitasi tenaga kerja buruh berpuluh-puluh paket UU pro-
dengan dalih efisiensi tenaga kerja investor pun sudah siap ketok Palu
pasar, merenggut kebebasan hak demi melindungi kepentingannya
hidup masyarakat kelas bawah untuk (investor).
hidup bermartabat dan manusiawi,
Kritik Ekonomi Kapitalis,
yang kaya semakin kaya yang
Materialisme Sejarah.
melarat semakin melarat. Begitulah
kira-kira gambaran tatanan dunia, Barangkali selama ini
tak terkecuali Indonesia di bawah belum ada kajian ilmiah yang
sistem perekonomian kapitalisme sekritis Marxisme dalam melawan
yang telah mencengkram hak- kapitalisme dan menunjukkan letak-
hak masyarakat kelas bawah dan letak kesalahannya, setidaknya
menciptakan gap lebih kentara kapitalisme telah hidup kurang-lebih

10 BULETIN PERISAI EDISI 48


Rusda Khoiruz
dua abad dengan dampak yang luar mulai meninggalkan alam filsafat
biasa terhadap dunia, salah satunya dan kritik teoritis dan memasuki
membidani lahirnya kolonialisme arena politik: yang perlu diubah
dan imperialisme yang menjajah adalah struktur-struktur masyarakat
2/3 dunia termasuk bangsa kita, dan (ekonomi) (Magnis, Franz. 2005: 71-
sekarang melahirkan globalisasi. 73).

Ada yang perlu diperhatikan, Dari Feuerbach Marx


sebelum Marx masuk ke studi menerima paradigma yang akan
ekonominya (kritik ekonomi- dipertahankan selanjutnya Yaitu
politik borjuis), terlebih dahulu ia pandangan realitas “dasar/
mencari landasan paradigmatik basis-ungkapan” yang tertulis
yang ia bangun sendiri. Bertolak dalam pandangan Materialisme
dari “kritik agama Feurbach”, dari sejarahnya. Marx menawarkan
situ ia menganggap bahwa Feurbach pandangan terbalik, dalam prinsip
kurang konsekuen terhadap dasar Materialisme sejarah:
pernyataannya sendiri yaitu “agama Bukan kesadaran manusia yang
adalah tanda keterasingan manusia”. menentukan keadaan mereka,
Barangkali kritik Feuerbach inilah tetapi sebaliknya, keadaan sosial
yang membebaskan Marx dari merekalah yang menentukan
pancaran pesona Hegel. Akan tetapi kesadaran mereka. Marx membagi
Feurbach lupa bertanya, mengapa lingkup kehidupan manusia dalam
manusia sampai mengasingkan dua bagian besar, yang pertama
diri ke dalam agama? Di sini Marx adalah “dasar nyata” atau “basis”
menemukan jawaban yang amat dan yang kedua adalah “bangunan
penting: agama adalah tanda atas”. “Dasar” atau “basis” itu adalah
keterasingan manusia tetapi bukan bidang ekonomi atau cara produksi
dasarnya. Dengan mengkritik kritik material, sedangkan “bangunan atas”
agama Feurbach, Marx membidik ialah proses jalannya kehidupan
sasaran yang sebenarnya: kritik sosial, politik dan spiritual. Sebagai
masyarakat, (ekonomi). Ia meng- konsekuensi, kehidupan dalam
anasir bahwa pekerjaan lah yang bangunan atas ditentukan oleh
membuat manusia terasing. Marx dinamika dalam basis (Magnis,

BULETIN PERISAI EDISI 48 11


Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan
Franz. 2005: 142-147). menentukan sejarah. Dan itu bukan
pikiran, tetapi “keadaan material”
Bahwa yang mendasar bagi
(ekonomi) manusia. Cara manusia
kehidupan ummat manusia adalah
bekerja dan memenuhi kebutuhan
cara produksinya, pekerjaannya,
hidupnya itulah yang disebut
Marx menemukan fakta sederhana
keadaan material manusia.
yang mungkin sampai sekarang
masih bisa kita jadikan patokan yaitu Maka, bagi Marx, kehidupan
pertama-tama, sebelum manusia sosial, politik spiritual dan
melakukan kegiatan politik, sosial, seterusnya bersifat sekunder karena
seni, agama dan seterusnya, mereka hanya mengungkapkan keadaan
harus memenuhi dahulu kebutuhan primer (ekonomi). Sejarah tidak
primer, seperti makan, minum, ditentukan oleh pikiran manusia,
bertempat tinggal, berpakaian dan melainkan oleh bagaimana cara ia
lain sebagainya. Jadi, produksi atau bekerja dan berproduksi (ekonomi).
pekerjaan sebagai cara manusia
Bertolak dari kerangka
untuk memenuhi kebutuhan
klasik Materialisme Sejarah inilah
hidup material bersifat primer,
kemudian Marx mulai secara
maka dinamika ekonomi sebuah
intensif berusaha menunjukkan
masyarakat inilah, yang menjadi
kesalahan-kesalahan dalam sistem
dasar dari bentuk-bentuk politik,
ekonomi kapitalis. Pertama-tama
kenegaraan, ilmu pengetahuan,
Marx meramalkan bahwa sistem
pandangan-pandangan hukum,
ekonomi kapitalisme pasti runtuh.
seni dan bahkan pandangan
Kemudian ia mencari jawabannya
spiritualitas yang sifatnya sekunder,
dengan menganalisa sistem
atau ungkapan dari yang primer.
perekonomian kapitalis. Menurut
Demikian kerangka klasik pengertian
Marx perkembangan masyarakat
Marx tentang Materialisme sejarah.
ditentukan oleh dinamika di bidang
Marx memakai kata materialisme
ekonomi, sedangkan di dalam
bukan dalam arti filosofis, yang
tubuh sistem ekonomi kapitalisme
beranggapan bahwa hakikat seluruh
sendiri mengandung banyak
realitas adalah materi, melainkan
sekali kontradiksi yang menuju
ia ingin menunjukkan faktor yang
kehancuran.

12 BULETIN PERISAI EDISI 48


Rusda Khoiruz
Marx menyimpulkan dibayarkan kepadanya. Sebenarnya
bahwa satu-satunya yang menjadi menurut Marx upah yang diterima
penyokong atau keuntungan atau buruh adalah “adil” dalam arti
laba yang didapat oleh kapitalisme bahwa transaksi antara majikan dan
ialah dari nilai-lebih seorang buruh buruh berupa pertukaran ekuivalen
yang tidak dibayarkan kepadanya. (sepadan). Tenaga buruh yang
Misal, seorang buruh dalam kerja dipakai untuk melayani si majikan
harian, yang satu harinya delapan diberi imbalan sesuai dengan hukum
jam bekerja mampu menghasilkan pasar. Tetapi yang menjadi sasaran
barang komoditi senilai Rp 20.000 kritik Marx adalah ada nilai-lebih
namun si majikan hanya membayar yang memang dieksploitasi (Akan
upahnya Rp 10.000 per hari (Magnis, saya uraikan sedikit di bawah ini).
Franz. 2005: 182).
Kontradiksi dalam sistem
Andaikata buruh boleh perekonomian kapitalis dapat
berhenti setelah ia mendapatkan kita ketemukan dalam hukum
untung Rp 10.000 yang terakumulasi pasar. Hukum pasar ditentukan
hanya dalam kerja empat jam, tentu oleh persaingan, makin besar
majikan tidak akan mendapatkan laba, makin baik harapan sebuah
untung sama sekali karena perusahaan untuk menang dalam
keuntungan yang masuk dari persaingan, apa yang dimaksudkan
pekerjaan buruh langsung keluar oleh Marx dapat dirumuskan
sebagai upah. Maka, nilai-lebih secara lebih sederhana: agar dapat
Rp 10.000 itulah yang menjadi bertahan dalam persaingan pasar
laba si kapitalis, jika tenaga kerja bebas, si kapitalis harus membuat
buruh sampai 1.000 orang tinggal produksinya menjadi lebih murah
mengkalikan saja. Seluruh laba atau lebih berkualitas, dan karena itu
perusahaan tergantung dari besar- si kapitalis mencoba terus-menerus
kecilnya nilai-lebih. Karena itu, menekan sesedikit mungkin upah
sistem kapitalis adalah sistem yang kaum buruh. Dari situlah nanti ada
menghasilkan keuntungan lantaran nilai-lebih yang memang benar-
nilai-lebih yang dihasilkan oleh benar dieksploitasi dan sebab adanya
buruh melalui pekerjaan yang tidak mekanisme seperti itu di dalam

BULETIN PERISAI EDISI 48 13


Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan
sistem perekonomian kapitalisme, Watak Dialektis Fiqh
kaum buruh (proletariat) semakin
Tentu persoalan
miskin. Jadi, demi memenangkan
ketimpangan sosial, penindasan,
persaingan, eksploitasi nilai-lebih
kemiskinan, kekorupan di bawah
harus digenjot supaya laba industri
sistem kapitalisme yang merampas
terus meningkat. Dengan begini,
hak untuk hidup lebih manusiawi
tendensi akumulasi modal semakin
dan bermartabat harus kita potong
bertumpuk-tumpuk di segelintir
mata rantainya, salah satunya
tempat (kaum kapital) saja.
oleh kita ummat muslim. Sebagian
Tak terelakkan pula, para dari kita yang mendaku ummat
wirausahawan kecil lama kelamaan muslim pasti tak asing dengan yang
tersapu dari ring persaingan namanya Hukum Islam atau jamak
industri besar pasar bebas. Sehingga disebut Fikih (penuntun kehidupan
mereka tersapu ke dalam kaum paling praktis dalam Islam) yang
ploretariat dan jumlahnya pun terus membicarakan empat aspek pokok
bertambah seiring terakumulasinya kehidupan. Satu diantaranya adalah
modal di segelintir kaum kapital, masalah ‘ubudiyah, yaitu mengatur
dan kuantitas kaum kapitalis hubungan transendental manusia
sendiri semakin sedikit. Imbasnya, dengan penciptanya, sedangkan tiga
massa proletariat terus mengalami yang lain mengurus aspek kehidupan
kemelaratan. Rentetan proses yang berkorelasi dengan kehidupan
dinamis ini sekaligus menghasilkan materiil dan sosial yang bersifat
sederetan krisis sistem ekonomi duniawi, yaitu mu’amalah (hubungan
(produksi) kapitalis. Krisis itu pasti transaksional, profesional dan
akan kian memburuk sehingga perdata), munakahah (pernikahan)
mengakibatkan keruntuhan sistem dan jinayah (pidana) (Mahfudz,
ekonomi kapitalis dan mencetuskan Sahal. 2011: 33).. Islam merumuskan
revolusi sosialis yang membebaskan bahwa kehidupan adalah amanat
manusia. Pada hakikatnya, krisis- yang harus dipergunakan
krisis itu merupakan krisis produksi untuk meraih sa›adatuddarain
yang berlebihan (Magnis, Franz. (kesejahteraan dunia dan akhitat).
2005: 181-203). Jelas, pemenuhan kebutuhan

14 BULETIN PERISAI EDISI 48


Rusda Khoiruz
spiritualitas menjadi porsi utama, masa-masa pembentukan maupun
karena kebahagiaan akhirat pengembangannya tidak bisa
hanya dapat tercapai bila manusia dilepaskan dari intervensi “samawi”,
memenuhi kebutuhan spiritualnya. yaitu nilai-nilai transendental (Teks
Namun, bersamaan dengan itu, keagamaan: Al Qur’an dan Sunnah),
manusia dihadapkan pada kenyataan namun fiqh juga mampu memadukan
bahwa ia harus tunduk pada hukum- unsur “samawi” dan kondisi aktual
hukum yang mengikat dunianya saat “bumi”. Inilah yang membuat fikih
ini (kapitalisme). Kritik Marx dapat unik dan berbeda dengan disiplin
dijadikan alat untuk menguraikan ilmu hukum yang lain. Memahami
ketimpangan di atas muka bumi sejarah perkembangan fikih dengan
yang disebabkan cengkraman sistem hanya memakai paradigma ilmu-
ekonomi kapitalisme. ilmu sosial tidak akan pernah
sampai pada kesimpulan yang benar.
Jika saat ini tujuan ideal itu
Di sisi lain, melihat fikih sebagai
belum tercapai, dapat dipastikan
sesuatu yang sakral juga merupakan
telah terjadi ketimpangan
tindakan yang tidak bijaksana.
dalam praktik ber fiqh, bisa jadi
karena masyarakat muslim tidak Dengan gambaran di atas
memahami keutuhan fiqh atau yang jelas, bahwa upaya apapun yang
lebih buruk telah meninggalkan dilakukan untuk mengembangkan
fiqh secara keseluruhan. Perlu fikih menuntut kita memiliki
diakui dengan jujur, ketimpangan wawasan tentang watak dimensi
(masyarakat/ekonomi) semacam kesakralan dan keduniawian
ini terjadi akibat ketidakmampuan fikih. Penempatan kedua dimensi
masyarakat agamis (tokoh agama) ini harus proporsional, agar
mengkomunikasikan kondisi ideal pengembangan fiqh tetap pada jalur
yang diharapkan, dengan realitas watak aslinya. Fiqh tidak menjadi
yang sangat mungkin diwujudkan produk pemikiran “liar” yang lepas
melalui fiqh. (Mahfudz, Sahal. 2011: dari bimbingan Wahyu. Serta, tidak
28). pula menjadi barang “sakral” yang
kehilangan watak elastisnya. Maka,
Akan tetapi, yang perlu
faktor teologis, etika dan perubahan
digaris bawahi bahwa fikih baik pada
BULETIN PERISAI EDISI 48 15
Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan
masyarakat harus menjadi landasan cara pandang fiqh yang lazim
yang tidak boleh terpisahkan dalam kita temukan, tetapi fiqh sosial
rangka mengembangkan Fiqh menjadikan fiqh sebagai paradigma
(Mahfudz, Sahal. 2011: 23-24). pemaknaan sosial.

Teks Al-Qur’an dan Hadits Dari pondasi fiqh sosial


memang sudah berhenti, sementara KH. Sahal Mahfudz seharusnya
masyarakat terus mengalami harus ada upaya lanjutan untuk
perubahan dan berkembang mengembangkan fiqh, yaitu fiqh yang
dengan berbagai masalahnya membebaskan manusia dari ketidak
(ekonomi, politik, budaya dlsb) di adilan. Mengingat ketimpangan
sinilah letak tanggung jawab fiqh. sosial (ekonomi, politik, perusakan
Pembacaan terhadap realitas sosial lingkungan) telah terjadi di mana-
akan mengantarkan pada satu mana.
kesimpulan bahwa pengembangan
Memahami definisi fiqh,
fiqh merupakan suatu keniscayaan.
al-‘ilmu bi al-ahkam asy-syar’iyyah
Tanpa pengembangan, besar
al-‘amaliyyah al-muktasab
kemungkinan fiqh hanya akan
min adillatiha al-tafshiliyyah
menjadi refrensi dalam aspek
(mengetahui hukum syari’at
‘ubudiyah an-sich. Mensitir salah satu
amaliah yang digali dari petunjuk-
karya KH. Sahal Mahfud, di dalam
petunjuk yang tidak bersifat global)
Nuansa Fiqh Sosial, dikatakan: Fiqh
(Abu Syuja› TT: 1). Kesimpulan
sebagai bentuk paling praktis dari
sederhananya ialah bahwa fiqh
syari’at, bertanggung jawab untuk
berpeluang luas untuk dapat berjalan
memberikan solusi dengan cara
seiring perkembangan zaman.
memberikan legalitas atas masalah
Definisi fiqh sebagai sesuatu yang
yang muncul supaya perkembangan
digali (al-muktasab), dapat dipahami
dan perubahan masyarakat tetap
bahwa fiqh lahir melalui serangkaian
berada dalam koridor syari’at. Fiqh
proses terlebih dahulu sebelum
sosial tidak sekedar digunakan
akhirnya dinyatakan sebagai hukum
sebagai alat untuk melihat segala
praktis. Proses untuk menggali
peristiwa kehidupan dari kaca
hukum fiqh atau ijtihad bukan hanya
mata hitam-putih, sebagaimana
menghendaki perubahan, melainkan

16 BULETIN PERISAI EDISI 48


Rusda Khoiruz
juga pengembangan tak berhingga dikehendaki Allah. Demikian pula
sebagai respon atas kehidupan dengan atsar (ijma’ sahabat) yang
yang selamanya mengalami sahih dan jelas ‘dalalahnya’, dan
perkembangan. tidak ada atsar lain yang me-nasakh-
nya atau yang berbeda dengannya
Teladan paling nyata
dianggap syari’at. Posisi Al-Qur’an,
dan dapat kita jadikan panutan
Sunnah dan Ijma’ inilah yang
sebagaimana keabsahan perbedaan
melindungi manusia dari kesalahan.
hasil ijtihad al-a’immah al-arba›ah
Tidak boleh menyatakan sesuatu
(Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali)
karena sesuatu itu ‘dianggap baik’
di bawah naungan ahlussunnah
secara subjektif (istihsan). Jika
wal-jama’ah, keempatnya dalam
ada kemungkinan itu, maka harus
perbedaan yang paling mendasar
ditempuh melalui Qiyas (analogi)
sekalipun, tetap tidak memutlakkan
dengan mencari landasan yang telah
kewenanangan menganggap bahwa
ada dalam Al-Qur’an, Sunnah dan
hasil ijtihad yang lain salah.
Ijma’. Rasionalitas manusia (ra›yu)
Bagi konteks Indonesia diterima dan mendapatkan tempat
yang mayoritas menganut madzhab dalam ushul asy-syafi’i asal mengalir
Syafi’i, menemui kendala saat dari ketiga sumber tersebut. Ijtihad
hendak mengembangkan pemikiran diperbolehkan bagi ‘orang yang
fiqh. Sebagaimana kita ketahui, mengetahui dalil-dalilnya’ dari
metodologi Ushul Asy-Syafi’i ketiga sumber pokok tadi yang
menempatkan kemutlakan Wahyu kemudian dioperasionalkan dengan
(Al-Qur’an), sehingga rasionalitas qiyas (Mahfudz, Sahal 2011: 9-11).
sosial harus tunduk padanya secara
Mau tidak mau untuk
menyeluruh. Al-Qur’an dalam
mengembangkan pemikiran
rumuan Syafi›i: telah meliputi segala
fiqh diperlukan model lain,
sesuatu, tentang yang ada dan yang
tentu saja bukan bermaksud
akan ada. Sunnah berposisi sebagai
merekomendasikan sikap eklektik
‘pelaksanaan teks Al-Qur’an oleh
dalam bermadzhab, karena ada
Rasulullah, seperti yang dikehendaki
rambu-rambu larangan talfiq
Allah’ atau ‘tafsir dan penjelasan’
dan memerlukan syarat untuk
atas teks Al-Qur’an, sebagaimana
BULETIN PERISAI EDISI 48 17
Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan
menembusnya. Untuk itu merangkul (Abu bakar, Yasa’ 2016: 65-66).
ushul fiqh di luar ushul asy-syafi›i
Dalam runusan ushul asy-
menjadi suatu keharusan, sebab ushul
Syatibi, maqashid asy-syari’ah dirinci
asy-syafi’i tidak dapat diterobos lagi
dalam tiga bagian, yang disebut al-
karena ketatnya hierarki yudisialnya
kulliyat asy-syari›ah: dharuriyat,
kecuali dengan qiyas (Mahfudz,
hajjiyat, tahsiniyat (Al-Muwafaqat
Sahal. 2011: 11). Bagi kalangan
fi ushul asy-syari›ah: I, 10; II, 2).
Syafi’iyah munculnya term-term
Di dalam kandungan dharuriyat
baru seperti maqashid asy-syariah
dirumuskan tujuan syari’at adalah
merupakan sesuatu yang dianggap
menjaga lima hal, (dharuriyat al-
relatif asing, karena memang bukan
khams): hifdz ad-diin (menjaga
tradisi Syafi’i. Term maqashid asy-
agama), hifdz an-nafs (menjaga jiwa),
syari’ah diperkenalkan oleh Asy-
hifdz al-‘aql (menjaga akal), hifdz an-
Syatibi (w. 790/1388), seorang
nasl (menjaga keturunan), hifdz al-
ulama fiqh dari Andalusia Spanyol,
mal (menjaga harta). Wilayah yang
mujaddid abad ke-8 H/14 M. Dengan
lebih luas terletak dalam hajjiyat
merumuskan kembali konsep
(sekunder) dan tahsiniyat (tersier)
mashalih al-›ammah (kemaslahatan
dalam rangka merealisasikan
umum) yang menjadi kunci seluruh
dharuriyat al-khams itu.
tujuan pemikiran hukum Islam. Asy-
Syatibi berusaha melueskan kembali Kelima dharuriyat tersebut
teori ushul fiqh yang kaku dengan tidak dapat dipungkiri menjadi hal
memperkenalkan maqashid asy- yang mutlak dan harus ada dalam
syari›ah (tujuan syari’at). Tujuan itu diri manusia karena semua itu
ditelusuri melalui istiqra’ ma›nawi mengandung kemaslahatan bagi
(induksi menyeluruh) atas seluruh manusia (Abu Bakar, Yasa’ 2016: 91).
ayat Al-Qur’an dan Hadits sebagai
Dialektika antara Marxisme &
alasan logis dirumuskannya suatu
Fiqh
hukum yang orientasinya bermuara
pada kemaslahatan ummat manusia. Atas dasar kenyataan
Rumusan Asy-Syatibi inilah yang dunia yang mengalami perubahan
kemudian menolong upaya verifikasi signifikan di berbagai sektor,
mana ajaran yang ushul dan furu’ khususnya ekonomi dan eksploitasi

18 BULETIN PERISAI EDISI 48


Rusda Khoiruz
sda. Dominasi sistem ekonomi saja menerima tawaran itu, dengan
kapitalisme telah menjangkiti sendi- lebih dahulu mempertimbangkan
sendi kehidupan sosial sampai kenyataan materiil daripada
lapisan terdasar. Maka, fiqh dalam berangkat dari kaidah-kaidah atau
posisinya harus segera merespon dalil. Dari sini nanti kaidah dan dalil
dan terbuka terhadap dinamika kemudian dicari. Jadi, fiqh tetap
perubahan sosial. Selama ini fiqh tidak boleh meninggalkan kaidah
cenderung menganggap kehidupan dan dalil, meski titik berangkatnya
ummat Islam, kehidupan masyarakat hal materiil yang ia hadapi.
sudah berjalan baik, tertata Berangkat dari kenyataan materiil --
harmonis tanpa ketimpangan. dicari kaidah dan dalilnya -- diputus
Ini karena bias kesadaran sosial hukumnya – lalu dikembalikan lagi
yang cenderung melihat struktur ke fakta materiilnya, bisa mengubah
hierarki dan perbedaan sosial realitas materiil atau tidak?. (Al-
sebagai ‘suratan takdir’ belaka atau Fayyadl, Muhammad. 2019).
paling tidak realitas kehidupan
Fiqh kita kerap kali
dianggap ‘mengalir’ begitu saja.
terombang-ambing menentukan
(Al-Fayyadl, Muhammad. 2019) keberpihakannya dalam
padahal kenyataannya tidak begitu, mengahadapi dinamika
kenyataan tidak boleh diingkari perkembangan sosial, di satu sisi
bahwa kehidupan sosial sarat akan karena pada tataran metodologis
ketimpangan, dan di situ banyak belum sepenuhnya tercermin dan
potensi ketidakadilan terjadi. di sisi lain karena ketatnya hierarki
yurisprudensi untuk melakukan
Letak elastissitas fiqh
ijtihad, sehingga keberpihakan
harus dimanfaatkan dalam konteks yang seharusnya kepada kaum
seperti ini, konsepsi Marx yang Mustadl’afin atau masyarakat
menawarkan cara pandang terbalik, umum semakin buram. Dahulu, K.H
daripada berangkat dari hal yang Sahal Mahfudz dalam fiqh sosialnya
abstrak, hal-hal materil dan konkret mengkritik hal tersebut. Berpijak
bisa didahulukan menjadi awal pada fiqh sosial inilah seharusnya
titik berangkat untuk memahami ada pengembangan pemikiran fiqh
dinamika kehidupan sosial. Fiqh bisa selanjutnya.

BULETIN PERISAI EDISI 48 19


Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan
Menurut Al-Fayyadl, yang mengenai kewajiban dan larangan
menyebabkan kemandulan fiqh mukallaf. Yang kedua, al-ahkam al-
menghadapi ekspansi kapitalisme wadli’iyyah, yang membahas soal
karena dua dugaan. Pertama, syarat, sabab, dan (mani’) yang
absennya kesadaran ekonomi-politik memungkinkan hukum berlaku atau
(Ekopol) dalam fiqh, dan kedua, tidak pada tataran taklifiyyah yang
karena absennya ‘materialisme’ lima tadi (Hasbiyallah 2014: 29-40).
dalam epistemologi fiqh. Poin Kesadaran Ekopol dan materialisme
pertama, fiqh kurang menyadari bisa dibangun di atas pijakan al-
bahwa penggerak kehidupan sosial ahkam al-wadli›iyyah, misal, kalau
adalah ekonomi-politik (Ekopol), memang realitas materiilnya terjadi
yaitu hubungan-hubungan produksi ketimpangan maka bisa dicegah atau
di antara kelas sosial yang ada dan dilawan. Jika, kapitalisme itu menjadi
terus bertarung berebut dominasi, sabab datangnya madlorot maka,
baik melalui penguasaan ekonomi Rantai mua’amalahnya bisa diputus
ataupun politik. Pada poin kedua, dan dijatuhi haram. Konsepsi ekopol
yang dimaksud ‘Materialisme’ bukan dan materialisme milik Marx sangat
Cinta keduniawian atau kebendaan. mungkin dijadikan pisau analisis
Tapi lebih kepada suatu cara dalam memahami dinamika sosial.
pandang yang menempatkan hal-
Empat aspek pokok
hal meateriil dan konkret sebagai
(‘ubudiyah, mu’amalah, munakahat,
titik berangkat untuk memahami
jinayat) yang menjadi fokus kajian
dinamika kehidupan sosial.
fiqh juga tidak bisa diperlakukan
Kesadaran atas problem kapitalisme
secara terpisah. Perlu meninjau
tak akan pernah muncul tanpa
ulang hubungan antar keempatnya,
analisa kenyataan material seperti
mengingat praktek penindasan di
ini.
bawah sistem ekonomi kapitalisme
Ada dua garis besar seolah-olah dianggap hal yang
pemetaan dalam fiqh, yang satu al- lumrah. Seakan penindasan,
ahkam at-taklifiyyah, membahas ketimpangan sosial hanya dianggap
hukum-hukum wajib, haram, sunnah, sebagai ‘suratan takdir’ belaka.
mubah, makruh. Bersangkutan Memahami landasan bidang

20 BULETIN PERISAI EDISI 48


Rusda Khoiruz
‘ubudiyah tentu bukan ekopol diletakkan di ‘bangunan atas’-
atau materialisme, tapi ketentuan nya. Artinya, hablumminannas
ibadah yang datang dari petunjuk diletakkan sebagai basis, dan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul hablumminallah diletakkan pada
yang sudah jelas (sarih). Namun, ‘bagian atas› (suprasutruktur).
yang perlu ditinjau ulang ialah Apabila titik berangkat fiqh dari
hubungan antara fiqh ‘ubudiyah hablumminannas (hubungan sosial,
dan mu’amalah. Apakah memang material konkrit) sudah beres,
benar jika seseorang ibadahnya maka pada tingkat hablumminallah
baik maka otomatis mu’amalahnya (hubungan transendental-ilahiah
juga demikian? Tatanan dunia di yang abstrak) pasti juga beres.
bawah kapitalisme saat ini malah Setelah itu kita dapat melakukan
menunjukkan sebaliknya. Jadi, apa koreksi dan menata ulang orientasi
yang salah sebenarnya? Meskipun fiqh yang membebaskan dari
seseorang bisa menjalankan rukun penindasan (fiqh pembebasan),
Islam secara sempurna, belum tentu supaya seluruh dimensi ‘ubudiyah
mu’amalah secara sistemiknya juga ummat Islam memiliki makna sejati
bersih sempurna. Misalkan saja dalam kehidupan bersama (Al-
hubungan antara bos besar yang Fayyadl, Muhammad. 2019).
setiap tahun bisa naik haji, dengan
Bersamaan dengan itu, Ushul
buruhnya, berapa banyak nilai-
fiqh yang selama ini dijadikan logika
lebih yang harus dieksploitasi untuk
fiqh tetap tidak boleh diabaikan, di
menjadikannya orang kaya? Artinya,
dalamnya telah lengkap termuat
kita masih terjebak di dalam ‘hukum
metode yang menjadi penalaran
besi kapitalisme’ (Al-Fayyadl,
fiqh, ushul fiqh tetap menjadi acuan
Muhammad. 2019).
metodologisnya. Ushul fiqh lah
Meminjam istilah Marx, nantinya yang menyeleksi mana
‘basis’ fiqh kita seharusnya aspek ushul (prinsip) dan mana
berangkat dari realitas sosial dengan aspek furu› (sekunder). Mana yang
meletakkan mu’amalah sebagai bisa berubah dan mana yang tetap
basisnya. Kemudian, ‘ubudiyah (datang dari nash yang sharih).
bersama jinayah, dan munakahat Di situ juga, kita telah mengenal

BULETIN PERISAI EDISI 48 21


Jembatan Dialektis antara Marxisme dan Fikih, Menuju Pembebasan

maqashid asy-syari’ah rumusan


Daftar Pustaka
asy-Syatibi, dari sini ada acuan
aksiologisnya, misalnya dengan Mahfudz, Sahal. Nuansa Fiqh Sosial.
membandingkan hasil analisa Yogyakarta: LkiS, 2011. Cet ke-7.
ekopol Marx dan Materialisme
Suseno, Franz Magnis. Karl Marx,
sejarahnya, kemampuan Marxisme
dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan
ialah mampu memberikan gambaran
Revisionisme. Jakarta: PT Gramedia
komprehensif mengenai realitas
Pustaka Utama, 2005. Cet ke-7.
yang riil, apakah itu mendatangkan
maslahat atau mafsadat ? Pada Asy-Syatibi, Abu Ishaq. Al-Muwafaqat
tataran ini logika fiqh sangat fii Ushul asy-Syari’ah. Bairut: Darul-
mungkin dijahit dengan kapitalisme, Ma’rifah. Jilid I-II, Hlm 324.
analisa Marxisme memberikan
Hasbiyallah. Fiqh dan Ushul Fiqh.
pencerahan terhadap fiqh. Setelah
Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Cet
fiqh meninjau ulang analisa Marx,
ke-2.
kemudian bisa diputus hukumnya.
Berlandaskan Dharuriyat al-khams Abu Bakar, Yasa’. Metode Istislahiyah,
yang merupakan suatu kebutuhan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam
yang mutlak harus diperjuangkan Ushul Fiqh. Jakarta: PrenadaMedia
dan dipenuhi oleh setiap muslim, Group, 2016.
tanpanya, mustahil umat Islam
Al-Fayyadl, Muhammad. 2019. Marxisme
bisa meraih sa’adatud ad-darain
dan Jalan Menuju Fiqh Pembebasan.
(kebahagiaan dunia & akhirat).
https://islambergerak.com/2019/07/
Asy-Syatibi dalam runusannya,
marxisme-dan-jalan-menuju-fikih-
membuka jalan yang lebih lebar
pembebasan/ , diakses Sabtu 26 Oktober
ber-ijtihad menelurkan hukum
2019, 07:45.
Islam. Jika sejarah peletakan hukum
Islam pun historis, maka sudah
seharusnya fiqh turut menyikapi
dinamika perubahan sosial yang
sarat ketimpangan.

22 BULETIN PERISAI EDISI 48


Zainul Fuad

Proses alih fungsi lahan;


memiskinkan petani. Oleh : Zainul Fuad
S
eruan aksi sudah sering DIY (penambangan pasir besi),
didengungkan, sampai tidak di Sidoarjo, Jawa Timur (lumpur
terhitung jumlahnya. Namun PT LAPINDO Brantas), di Ogan
permasalahan agraria tidak kunjung Ilir, Sumatra selatan (perkebunan
selesai. Pada tanggal 7 dan 10 PTPN VII), merupakan refleksi dari
februari 2013 Forum Indonesia gambaran konflik yang ada di tanah
untuk Keadilan Agraria (FIKA) dan air
Forum komunikasi Masyarakat
Agraris (FKMA) melakukan tuntutan Lewat pernyataan sikap pada
terhadap pemerintah supaya bulan februari 2013 FKMA dengan
menyelesaikan konflik agraria. lantang menyuarakan tentang
bahwa pembangunan ekonomi
Mereka menuntut permasalahan serta kebijakan terkait sumber daya
agraria yang tidak kunjung selesai, agraria justru merupakan gerbang
adapun kasus yang disoroti sesuai konflik agararia, “ Membayangkan
dengan hasil riset kebijakan dunia tanpa petani atau pertanian
SPTPN 2012 tersebut yang masih sama seperti membayangkan
berlangsung sampai sekarang, hidup tanpa pangan. Demikian
konflik-konflik agraria di lapangan pula, membayangkan negara
tidak hanya mengakibatkan yang abai pada rakyat sama
kerusakan tetapi juga melahirkan seperti membayangkan negara
wacana akar ruput yang seharusnya tanpa kedaulatan... atas nama
dilakukan. Konflik-konflik pembangunan, negara dan
agraria di Banten, Jawa Barat ( pengusaha semakin gencar
penambangan air), di kulon progo, mengambil alih lahan petani. Atas
BULETIN PERISAI EDISI 48 23
Proses alih fungsi lahan; memiskinkan petani.
nama kesejahteraan, petani secara dan menegakan reforma agraria
perlahan dan teratur di ubah sejati mendapat diskriminalisasi
menjadi buruh cadangan. Atas dan aparat kepolisian tidak
nama kepentingan umum ruang melindunginya dari aniaya yang
hidup petani di persempit bahkan dilakukan oleh warga dan bahkan
di hilangkan untuk meperkaya terjadi pembiaran oleh oknum
segelintir konglo merat. Atas nama aparat kepolisian terhadap tindakan
kemajuan, petani dikelabui untuk penganiayaan terhadap Ahmad
melepaskan hak hidupnya, melepas Azhari. Lebih tegas lagi Polres
tanahnya, melepa pekerjaanya, Merangin menangkap, menahan dan
melepas jati dirinya, melepas menetapkan Ahmad Azhari sebagai
kehormatannya sebagai rakyat dan tersangka.(stopkriminalisasi petani
manusia...”. dan pejuang petani penegak reforma
agraria..spi.or.id) Inikah yang
Jika mengacu pada sebuah kitab suci namanya badan hukum menetapkan
bangsa indonesia, UUD 1945. Maka keadilan?, negara menjamin hak
cita-cita pembukaan undang-undang hidup warganya?l, lembaga-lembaga
alinea dua tentang kemerdekaan keamanan negara menjamin
belum benar-benar tercapai, bisa keamanan dan kenyamanan bagi
jadi tanda bahwa negara telah rakyatnya?
kehilangan kedaulatan.
Poroduka (45) pada 25 april 2018
Negara yang dalam tujuan bangsa setelah tragedi penembakan di
sebagai tempat berlindung Morasi Sumba Barat, Nusa Tenggara
rakyat mencari perlindungan Timur. Poroduka, Matiduka dan 10
dan penghidupan, namun masyarakat lainya harus bertaruh
dalam dinamika konflik agraria, nyawa demi mempertahankan
n e g a ra ( l e m b a g a - l e m b a g a nya ) ruang hidupnya. Itu adalah sedikit
bertindak sebagai aktor kekerasan kisah para pejuang agraria dan hak
terhadap rakyat melalui tindakan- serta lingkungan hidup di negeri
tindakan yang diatasnamakan pertiwi.(walhi.or.id, negara harus
penegakan undang-undang, berupa menghentikan teror kematian...)
kriminalisasi, teror, intimidasi,
penculikan, dan pembabakan Tengku Munirwan, seorang petani
terhadap petani/pejuang hak-hak dari aceh harus merasakan dinginya
rakyat.(jurnal bhumi, anatomi jeruji besi penegak hukum. Munirwan
konsep penyelesaian konflik harus medekam di penjara setelah
agraria:2013). Oleh karena kita laporan penangkapan terhadap
membahas agrarian maupun dirinya dengan Undang-undang
konfliknya tidak lepad dari subyek, nomor 12 tahun 1992 tentang sistem
antara lain petani dalam arti luas. budidaya tanaman. Seorang petani
yang berhasil membuat penelitian
Pada januari 2018 lalu seorang dan menemukan bibit unggul IF-
petani sekaligus pejuang agraria 8, dimana dari bibitnya dapat
harus meringkuk di penjara menghasilkan padi sekitar 11,9 ton
dengan mengunakan UUP3H. per hektar. Dan dengan bangga serta
Seorang yang sudah lama konsisten percaya diri lagi-lagi badan hukum
memperjuangkan hak-hak petani

24 BULETIN PERISAI EDISI 48


Zainul Fuad
melakukan kriminalisasi terhadap muncul dalam karya Sajogyo yang
seorang petani. menyoroti perubahan-perubahan
agraria. Sajogyo berpendapat
Pandangan Eksosiologi menyikapi bahwa modernisasi justru tidak
agraria berdampak pembangunan, padahal
Kebijakan dan konflik agraria dalam wacana fungsionalis atau
telah berlangsung jauh sebelum modernisme keduanya selalu
proklamasi kemerdekaan, identik. Dalam analisisnya Sajogyo
setidaknya bersamaan dengan hampir sama dengan watts dalam
kolonialisme.(Saleh, 2012, hlm Robbins, bahwa ekologi politik
110-111). Bermula dari pemutusan adalah : “ An approach to undestand
hubungan-hubungan agraria the complex realtions between nature
secara paksa oleh pemerintahan and society through a careful analysis
kolonial kepada pribumi melalui of what on might call the forms of
kebijakan-kebijakan agraria yang acces and control over resousces and
menguntungkan perusahaan negara their implications for environmental
atau swasta, konflik itu muncul healt and sustainable livlihoods”.
sebagai bentuk respon rakyat atas Konflik dan penyelesaian konflik
kebijakan negara dari masa ke masa. dalam pendekatan ekologisosio
Konflik agraria adalah bentuk perlu dipikirkan kembali. Konflik
respon(antitesis) dari kebijakan bukan hadir sebagai sebab, melaikan
agraria(tesis), maka jika mengikuti akibat dari pertemuan dua subjek
teori hegel seyogyanya pemerintah lengkap dengan kepentingan dan
menghadirkan sintesis untuk posisinya dalam relasi lingkungan-
menyelesaikan permasalahan sosial(bhumi).
agraria tersebut, namun, dalam Ekososiologi akan meletakan
situasi tertentu apa yang dimaksud sebuah permasalahan membuat
sebagai sintesis ini belum beranjak sebuah klaim terhadap sesuatu
dari tesis pendahulunya sehingga mesti diletakan kembali dalam
menarik kembali antitesis. sejarah kemunculan klaim itu.
Karena permasalahan tentang Misal siapa yang berhak atas
agraria tidak menemukan ujung sumber daya agraria pada masa
sintesis maka penulis mencoba kolonial di nusantara; pendekatan
menarik permasalahan itu hak akan memberikan jawaban
menggunakan ekologisosio sebagai tegas: mereka yang diakui oleh
pendekatan dimana nantinya pemerintah kolonial dan dikuatkan
diharap menemukan antitesis dan dengan tanda bukti (kepemilikan)
wacana akar-akar rumput sebagai hak adalah pilah yang berhak. Dan
penyelesai permasalahan agraria. metodhe itu akan memunculkan
sebuah keberpihakan, sebab yang
Ekologisosio sebenarnya mengeluarkan bukti (hak milik)
bukan sebuah teori akan tetapi adalah pemerintah, berbanding
pendekatan yang menyamai terbalik dengan pendekatan
pendekatan Political Ecology , ekososiologi, akan menjawab cukup
dimana pendekatan ekologisosio jelas: mereka yang telah menempati

BULETIN PERISAI EDISI 48 25


Proses alih fungsi lahan; memiskinkan petani.
dan memanfaatkan sumberdaya persegi, tapi karena rumah sebagai
agraria sebelum kolonial tiba adalah gaya hidup maka satu keluarga
pihak yang berhak. membutuhkan lima ratus meter
persegi untuk bangun rumah.
Demikian penyelesaian konflik
lewat pendekatan hak akan Hutan-hutan dan gunung pun beralih
mengutamakan hukum positif diatas menjadi apartemen-apartemen
semua cara penyelesaian yang ada, serta tempat pariwisata yang
dimana artinya pemerintah kolonial menawarkan estetik keindahan.
akan selalu benar. Begitu juga dengan Yang tadinya ladang bagi petani teh
pemerintah kita dalam menentukan dan sumber kehidupan masyarakat
kepemilikan sumberdaya agraria pedalaman untuk hidup berubah
akan selalu benar. Pendekatan menjadi ladang para konglomerat
ekososiologi akan mendahulukan memanen kekayaan.
keadilan sebelum hukum, artinya
kepentingan sosial dan pengelolaan Alih Fungsi Lahan
sumberdaya agraria harus Kita mengandaikan tenaga kerja
difasilitasi, sekalipun nanti akan dalam suatu bentuk yang di
muncul sebagai hukum positif. dalamnya ia merupakan suatu ciri
Tidak hanya berhenti di khusu manusia. Seekor laba-laba
permasalahan di atas yang perlu melakukan pekerjaan-pekerjaan
di perhatikan pemerintah adalah yang menyamai pekerjaan seorang
bagaimana peralihan fungsi lahan penenun, dan seeokor lebah lewat
itu bisa menyebabkan kemiskinan bangunan sel-selnya menyamai
yang akan berdampak langsung pekerjaan seorang arsitek. Tetapi
pada negara. yang memebedakan arsitek yang
paling buruk dari seekor lebah
Dimana dunia semakin padat oleh yang paling pandai adalah bahwa ia
jumlah penduduk, dalam ilmu telah membangun sel itu di dalam
ekonomi maka kebutuhan semakin kepalanya sebelum ia (si arsitek)
meningkat apalagi kebutuhan membangunya dari lilin...(Mark,
pokok mengenai pangan, walaupun 1976: 283-284), begitu juga manusia
pemerintah sudah mendengungkan dalam masa kolonial, ia tak berbeda
ketahanan pangan namun disatu jauh dari seekor lebah yang paling
sisi peralihan fungsi lahan terus pandai.
menjalar di pedesaan dan pedalama.
Di Amerika latin penguasaan tanah
Sawah-sawah yang befungsi di sebut hacienda atau perkebunan
sebagai penyokong sumber pangan besar perorangan.sistem hacienda
sekarang menjadi lahan perumahan. mengadapsi intitusi dan praktik
Memang kita tidak bisa memungkiri yang dilakukan oleh orang spanyol,
bahwa rumah juga bisa menjadi untuk memperoleh tenga kerja orang
kebutuhan primer, tapi bagaimana indian, baik yang menetap karena
jika rumah yang tadinya kebutuhan terikat oleh hacienda untuk kerja
primer menjadi gaya hidup. Sebuah keras karena terikat hutang atau
keluarga yang sebenarnya cukup orang-orang yang menetap untuk
punya rumah seluas seratus meter tinggal di komunitas-komunitas

26 BULETIN PERISAI EDISI 48


Zainul Fuad
orang indian yang mengelilingi kopi, gula, cokelat, pisang yang
hacienda-hqcienda.(www.academi. menjadi konsumsi masal bagi
edu perang petani satu mexio) penduduk perkotaan yang sedang
tumbuh di negara industry.
Begitu pula Kerejaan Inggris di india,
ia menjarah tanah di area di bawah Namun kita juga mesti tahu dampak
departemen kehutanan pemerintah yang dirasakan dari peralihan
kolonial, yang kebanyakan di lahan itu menuju sebuah pertanian
manfaatkan untuk eksploitasi kayu (monokultur) dan pusat indrustri,
komersial; penghapusan hutan ia akan berdampak penindasan
sebagai sumber daya bersama bagi terhadap petani-petani. Ia akan
petani pedesaan, para pengembala, melakukan penindasan terhadap
dan masyarakat adat “tibal” ini pemilik barang produksi, dan yang
telah menipiskan sumberdaya lebih parahnya petani akan tetap
untuk kebutuhan subsisten mereka. miskin.
(Henry, 2010:66)
Di Asia dan Afrika Puncak Begitupun dengan akhir-akhir ini
kolonialisme tercapai selama di negara yang di agung-agungkan
konsolidasi ekonomi dunia sebagai sembadaya pangan namun
kapitalisme sejak akhir abad XIX dalam tindakanya malah menjadi
hingga pertengahan abad XX. negara indrustri, banyak lahan-
Pada periode ini, perkebunan lahan pertanian dan hutan yang
yang terbentuk pada awal periode berubah menjadi pabrik dan pusat
kapitalisme di karibia, Amerika industri, lantas benarkah apa yang
Latin, dan Asia digantikan dengan dilakukan oleh pemerintah dengan
satu tipe baru “perkebunan realita yang ada? Akankah petani
indrustial”. (Henry, 2010: 71) kembali kezaman kolonialisme
? akankah petani marhain hidup
Di Indonesia sendiri juga pernah seperti dulu? Seorang pemilik
terjadi alih fungsi lahan, mereka produk (petani) menjadi budak atas
(pemerintah colonial) menyerobot produknya diatas tanahnya sendiri?.
lahan yang dikelola oleh petani kecil. Ini berkaitan dengan pembelaan
Disamping mereka menyerobot pada petani dan tanah hak ulayat
lahan, mereka juga memonopoli dalam UUPA 1960 yang sampai
tenaga petani miskin dan buruh hari ini menjadi pegangan pokok
tunakisma yang terdesak oleh yang akan diganti dengan RUU baru
kebutuhan ekonomi. Pengerahan walaupun, RUU tersebut masih tidak
tenaga kerja ini kadang dilancarkan solid untuk membela para petani
dan dipandu dengan kekerasan, atau ulayattersebut. Karena itu RUU
singatnya indrustri perkebunan baru tersebut masih dalam polemic (
telah memperluas secara besar- Kompas, tak perlu buruburu sahkan
besaran skala monokultur yang RUU; tanggal 4 september 2019).
tersepesialisasi secara ketat, guna
menyuplai pasar internasional
dengan tanaman industry seperti
karet, minyak sawit, kapas, sisal,
serta minuman dan makanan the,
BULETIN PERISAI EDISI 48 27
Tantangan Komunitas Agama terhadap Pedesaan Agraris

Tantangan Komunitas Agama


terhadap Pedesaan Agraris
Oleh : Abdullah Faiz

K
edudukan pemilik tanah dalam merupakan dimana tenaga kerja
masyarakat menempati posisi digunakanuntuk mengubah alam
penting. Imam Abu Muhamad guna memenuhi berbagai kebutuhan
al- Hubaisyi, sebagaimana dikutip manusia.(henry, 2010:17) Namun
Sahal Mahfud menegaskan bahwa disaat poulasi manusia bertambah,
pokok-pokok sumber ekonomi kemunculan dan persebaran
ada tiga hal, yaitu pertanian, indrustri mulai membentuk
perindustrian dan perdagangan. suatu perekonmian yang baru;
Dua diantara sumber-sumber pokok “Menyegeralah perkembangan
ekonomi akan berjalan karena sejarah” dan mentransformasikan
ditopang oleh pertanian. persoalan usaha tani. Berbagai
pesoalan social, ekonomi, dan
Siklus itu (perekonomian) politikpun ikut membumbui
berawal dari produksi, dalam permasalahan dalam pertanian.
bukunya berjudul Dinamika Kelas
Dalam Perubahan Agraria, henry “Dan perintahkanlah (manusia)
menjelaskan bahwa produksi berbuat yang ma’ruf dan mencegah

28 BULETIN PERISAI EDISI 48


Abdullah Faiz
yang mungkar”( q.s al-luqman 17), oleh para kaum agamawan untuk
kewajiban itulah yang dipikul oleh mengatasi sebuah permasalahan itu,
setiap muslim, lebih-lebih kepada dan bagaimana mereka menjalankan
kalangan ulama. Al-qur’an memberi amanat tuhan.
tanggung jawab yang besar kepada
pemuka agama untuk mengambil Jika kita menilik sejarah, bahwa
peran amar ma’ruf nahi mungkar dan aturan tentang pertanahan salah satu
mengecam kalangan pemuka agama poinya berbuyi; “ semua tanah yang
yang diam melihat kemungkaran tidak terbukti bahwa diatas tanah
yang terjadi sementara menyadari itu ada hak mutlak, maka ia menjadi
dan mengetahui dampakanya. domien negara (milik mutlak negara).
Dan itu bertentangan dengan salah
Disini saya menulis tantangan satu dasar kepemilikan dalam al-
komunitas agama di pedesaan qur’an, “barang siapa yang mampu
agraris bukan berarti saya sudah mengidupkan tanah yang mati maka
mengetahui atau faham tentang tanah itu menjadi miliknya”. Itupun
tantangan tersebut, apalagi tentang selaras dengan roh UUPA 1960 yang
teori dan dasar pola fikir dari dimana rohnya, bahwa tanah sebagai
problematika itu. Sebaliknya saya fungsi social, dan tanah itu berarti
disini menyediakan diri untuk mesti dimanfaatkan, memfungsikan
dikoreksi benar-tidaknya pemikiran, lahan(menghidupkan tanah
pengetahuan dan tanggapan saya yang mati). Lantas bagaimana
tentang tantangan komunitas agama kaum agamawan menyelesaikan
terhadap agraris pada umumnya problematika tersebut serta ikut
dan kenyataan-kenyataan fakta – berperan kritis untuk kepentingan
fakta yang ada di masyarakat kita bangsa bukan kelompok?
pada khusunya. Apalagi hal ini
menyangkut soal konflik agrarian, Merujuk dari buku Nur Khalid
yang dekat-dekat ini sedang dibahas Ridwan, “ Agama Borjuis” bahwa
dalam RUU baru dan ramainya kaum-kaum agamawan seperti
pembicaraan polemic terhadap RUU santri juga turut andil mejadi
pertanahan untuk menggantikan seorang borjuis pribumi. Mereka
UUPA 1960 ( Kompas, Tak Perlu bersaing dan menjadi pialang-
Buru-Buru Sahkan RUU, 4 September pialang ekonomi bertarung dengan
2019) borjuis pariah Cina. Disamping itu
ada juga elit politik dari kalangan
Berbicara problem dan konflik desa yang berasal dari santri desa.
agraria tidak akan ada habisnya, Mereka sebagian besar merupakan
sebab permasalahan memang tuan tanah dan kiai desa. Mereka
sengaja diciptakan dan terbentuk. berbeda dengan para boruis eropa,
Dan inilah yang perlu dilakukan yang diperankan oleh kalangan

BULETIN PERISAI EDISI 48 29


Tantangan Komunitas Agama terhadap Pedesaan Agraris
swasta Eropa yang bersimbiosis Islma kota yang memiliki ruang
dengan VOC serta belanda, borjuis mobilisasi yang kuat di tunjang oleh
pribumi rendah yang diperankan basis social yang mapan karena
oleh santri kota, borjuis birokrat mereka melakukan perburuan
yang diperankan oleh priyayi dan kapitalisme yang besar untuk
sebagian santri kota, borjuis pariah menandingi borjuis pariah serta
yang diperankan oleh Cina. Elit borjuis birokrat. Melalui kebijakan
pribumi dalam produksi masih politik etis Belanda dalam
berdasakan dengan pola-pola mebangun sekolah-sekolah pribumi,
budaya dan cara desa agrarian (Nur Islam Murni juga ikut menumpangi
Khalid, 2002;79). Elit-elit inilah yang kepentingan.
disebutoleh Lombard sebagai “ Islam
Agraris (Denys, 2000;225).
Elit islam agraris masih menggunakan Sistem Akademik
metodhe ekonomi subsisten, dimana Dalam muhamadiyah, kota-kota
pertanian sebagai penopang hidup seperti Kotagede dan kauman,
yang terpenting. Mereka hampir Yogyakarta pada akhirnya benar-
tidak ada yang menekuni dunia benar menjadi mobilitas dan
dagang yang dilakukan oleh santri perburuan kapitalisme dagang
kota yang disebut dengan kelompok kalangan Islam Murni. Yogyakarta
Islam Murni. sebagai kota lahirnya Muhamadiyah,
Tentu sajah ada perbedaan antara menurut Nakamura kotagede
mereka yang terbentuk adari basis merupakan sebuah basis pengikut
agrarisme dengan mereka yang yang fanatic terhadap Muhamadiyah
berbaground perkotaan. Islam dan menjadi pusat perdaganga
kota kebanyakan sudah melepas perak yang tertua. Jadi sangat
ikatanya dengan budaya agraris dan rasional jika para pedangan maupun
mengintroduksi etos kapitalisme pembeli perak akan tertarik dengan
dalam perburuan ekonomi dagang. Muhamadiyah di banding pesanteren
Dalam hal ini, beberapa kota yang agraris, karena basis budaya mereka
mempresentasikan pergumulan yang berbeda; pesantren adalah
islam murni diantarnya adalah agraris dan Muhamadiyah adalah
Yogyakarta, Surakarta, Bandung, kota yang lahir dari darah dan
dan Minangkabau. Daerah-daerah budaya kapitalisme dagang, tentu
tersebutlah yang merupakan sajah kaum pedagang akan mencari
basi-basis munculnya gerakan komunitas dan pergumulan budaya
pemurnian, seperti Muhamadiyah, yang dapat memberikan kesamaan
Persis dan Padri. budaya dan keuntungan-keuntungan
. (Misou Nakamura, 1993: 63)

30 BULETIN PERISAI EDISI 48


Abdullah Faiz
Kauman yang merupakan kota Minang yang berdagang ke kota
lahirnya pendiri Muhamadiyah , Bandung, setelah mendiskusikan
k.H Ahmad Dahlan. Dahlan sendiri pemikiran-pemikiran yang termuat
masih termasuk penghulu kraton dalam majalah-majalah al- Munir
Yogyakarta,(Darba, 2000;30) namun yang diterbitkan Abdullah Ahmad
ia lebih terhitung sebagai pialang di Sumatra, dan majalah al-Imam
batik yang gigih, dan terhitung mapan di Singapura. Maka sejoli pedangan
secara ekonomi. Dan itu terlihat jelas sukses tersebut (haji zamzam dan
bukan budaya agraris yang ia geluti, Muhammad Junus) pun akhirnya
melaikna perdagangan kapitalisme. mendirikan Persis pada tahun 1923.
Jadi tidak heran jika assabiqunal (Deliar, 1996; 95-95)
awwalun Muhamadiyah merupakan
para pedangan-gpedangan, begitu Berbeda dengan yang lain, menurut
juga dengan Islam Murni yang lain. Deliar Noer Persis tidak berobsesi
(Darba, 2000: 10-14) dengan mencari pengikut yang
banyak. Oleh karenanya, hingga
Ketika Belanda menerapkan system tahun 1923 hanya ada belasan
pendidikan untuk pribumi dengan anggota yang berjamaah jum’at
memunculkan banyak sekolah di masjid Pesis Bandung. Dan
HBS, HIS, AMS, dan seterusnya, sekitar tahun 1942, persis baru
banyak diantara para pengikut memperoleh anggota 500 pengikut.
muhamadiyah yang sekolah disitu. Dan dari pengikut-pengikut itu juga
Meskipun sekolah merupakan merupakan kelompok-kelompok
hasil dari politik etis namun masih borjuis Muslim dan para pedagang.
memerlukan biaya, sehingga hanya (Deliar, 1996; 97)
orang-orang yang mampu sajah
yang bias mengenyam hasil politik Sama halnya dengan kaum
etis tersebut. Oleh kaarena itu, cendikiawan, persis dalam mencari
kelompok mulsim tertentulah yang pengikutnya ia juga membuat
mampu, termasuk para perempuan instansi pendidikan, dan sekolah-
pendiri Aisyiyah, mereka adalah sekolah yang didirikan persis juga
lulusan Neuraal Meisjes School di tidak mungkin dimasuki murid-
Ngupasan. (Darba, 2000: 47) Dari murid petani yang miskin dari desa,
situlah mereka mampu menciptakan sebab para murid mesti membayar
mobilisasi sosial berikutnya. biaya sekolah tersebut. Di samping
itu Persi dan sekolah-sekolah yang
Jika di jawa tengah lahir didirikan dari basis sosial komunitas
Muhamadiyah maka di Bandung yang mapan. Itu merupakan tanda
adalah tempat berdirinya Persis, bahwa persisi lahir dari Rahim
berawal dari acara kenduri yang pedagang , dan konstituenya untuk
dilakukan oleh para perantau asala kelompok Muslim mapan. Hingga

BULETIN PERISAI EDISI 48 31


Tantangan Komunitas Agama terhadap Pedesaan Agraris
kini anggota-anggota Persis adalah murid yang berasal dari golonganya.
kelompok-kelompok Muslim yang Benarkan tuhan mengamanahkan
berada di kota. begitu? Sebuah pencerahan hanya
untuk dirinya dan golonganya?
Dan kini kita akan menyebrang Anak-anak petani dan orang miskin
kedaerah luar jawa, Minangkabau tidak pantas untuk tahu?
yang merupakan basis Padri dan
Thawalib. Sudah menjadi rahasia Lantas bagaimana jika kita sudah
umum bahwa gerakan tersebut mulai membatasi, kita hanya mau
digerakan oleh kelompok-kelompok bergaul dengan kelompoknya,
haji baru yang dari sisi ekonomi kita hanya mau beli dan menjual
sangat mapan. Mereka haji-haji terhadap kelompoknya, kita fanattik
baru juga menerjang pembatasan- terhadap kelompok kita. Sama
pembatasan adat, yang olehnya halnya dengan Muhamadiyah serta
ditentang karena tidak islami. sekte sekte lainya dalam isalam, baik
Percikan-percikan perang Padri padri, persis dan lainya?
berkaitan dengan pembatasan hak
pribadi yang dilakukan hukum adat. Maka bukankah lebih baik yang
(Denys, 2000; 106) dilakukan oleh negara tetangga,
Vietnam dalam melakukan
Seorang haji yang mengemban pembebasan nasional yang dilakukan
amanat untuk berbuat baik, bahkan oleh komunis dan berbasis petani.
tuhan mengecam keras jika ia lalai Mereka yang bukan dari golongan
ketika melihat sebuah keburukan, agama malah lebih tahu dan lebih
namun yang dilakukan oleh orang- rasional memilih jalur pembebasan
orang padri malah melakkukan dengan basis pertanian.
penerjangan pembatasan-
pembatasan yang dinilai tidak islami. Dengan bertani kamu akan bebas
Sekalipun pembatasan-pembatasan dan merdeka, seorang petani
adat tidak islami. Lantas benarkah pada hakekatnya ia merdeka
perbatan penerjangan adalah tidak bergantung pada orang lain.
perbuatan islami, perbuatan yang Ia hidup dengan bertani untuk
di amanatkan oleh tuhan terhadap menghidupi dirinya sendiri, ia
kaum agamawan?. juga menggunakan alatnya sendiri.
Lantas kenapa kebanyakan petani
Lantas benarkah dilakukan oleh tetap miskin?, kenapa petani tidak
muslim persis, apakah ia telah terlihat merdeka?, kenapa petani
menjalankan amanah yang diberikan tidak bisa menjadi tuan, sedangkan
tuhan?, ia membuka sekolah-sekolah dia adalah penyedia?
yang berasl dari sosial kelompoknya
dan ia juga hanya menerima murid- Advokasi sebuah kekuatan
perjuangan hidup

32 BULETIN PERISAI EDISI 48


Abdullah Faiz
Mengutip dari bulletin Sumber, itu, tetapi persoalanya banyak
kata merupakan sebuah perbuatan. petani yang mati karena permainan
Perbuatan atau action pun biasa tengkulak. Para tengkulak selalu
dilakukan orang untuk melakukan lolos dari analisa dan kebijakan
kegiatan sehari-hari. Perjalanan pemerintah, bahkan tidak ada
hidup manusia sering menghadapi hukum yang mengatur tentang
hal-hal yang tidak diinginkan dan tengkulak yang selalu membuat
dihargai oleh orang lain. Begitu petani menjadi seekor sapi perah,
juga dengan seorang petani, atau sekalipun ada hukum itu tidak lain
marhain, mereka yang seharusnya sebagi pelangkap. Karena dalam
menjadi tuan atas barang yang ia kenyataanya petani masih miskin
miliki sering kali tidak dihargai. dan tetap miskin.
Pemerintah dan sekitarnya kurang
menghargai apa yang dimiliki oleh Beranilah berfikir (sapere aude) kata
petani sendiri, mereka menghargai Immanuel Kant, dan beranilah hidup
barang lain yang karena label luar kata Leo Tolstoy dalam karyanya
negeri, sehingga petani sendiri tidak War and Peace, bahwa hal yang
menjadi apa-apa. paling sulit tetapi paling esensial
adalah mencintai kehidupan itu
Persoalan itu terletak dalam sendiri, sesulit apapun itu. Karena
banyak hal yang carut marut dalam itu dibutuhkan kerjasama antar
kehidupan bangsa kita, seakan- manusia, ataupun dalam diri
akan persoalan itu ibarat masalah manusia itu sendiri. Sebagai seorang
yang terus di semai sehingga petani kita harus mencintai produksi
tiada habisnya. Petani kita pun kita sendiri, dan kita harus berani
akhirnya berada dalam kebuntuan. dalam hidup. Kita harus berani
Pemerintah seharusnya memberi menolak para tengkulak dengan
support dan bimbingan agar para harga yang dibuat olehnya. Karena
petani mampu bersaing dikancah dengan menolak tawarannya maka
nasional maupun internasional, kemiskinan kita tidak dijual olehnya.
namun realitanya banyak petani
yang masih menggunakan metodhe Kemiskinan memilih lebih
bertani ala kadarnya. Lingkungan berbahaya daripada kemisknan
yang seharusnya bertransaksi dan ekonomi, sebab sudah jelas yang
mencintai produk dari petani dalam membedakan petani sukses dan
negeri namun dalam praktiknya lebih petani miskin adalah kemampuan
suka belanja di mal dibandingkan dia untuk menolak suatu tawaran.
pasar tradisional. Menerima tawaran berarti kita selalu
tergantung terhadapnya, dan kita
Secara teori seharusnya pemilik akan selamanya menjadi sapi perah
barang bisa menjadi tuan atas barang untuknya. dengan ketergantungan

BULETIN PERISAI EDISI 48 33


Tantangan Komunitas Agama terhadap Pedesaan Agraris
maka kita tidak akan mungkin yang buta akan politik dagang, buta
percaya diri apalagi menjadi tuan akan ketidak fahaman marketing
untuk orang lain. sehingga berpuas dengan permianan
tengkulak. Kesimpulanya adalah
Seorang bisa memperkosa dirinya dengan adanya advokasi itu maka
sendiri dengan cara seperti itu, tidak petani itu bisa merdeka atas orang
memandang apapun kelas sosialnya lain dan tidak mustahil dengan
baik itu seorang petani, guru, dokter, adanya globalisasi kehidupan
menteri bahkan seorang presiden desapun akan menimbulkan konflik
bisa sajah memperkosa dirinya agrarian dalam tingkat pedesaan.
sendiri, apabila ia tidak berani Lantas bagaimana peran kaum
menolak subuah tawaran (yang agamawan ( Nahdatul Ulama) yang
merugikan diri) maka ia menjadikan basis pedesaan?
dirinya budak akan dirinya
sendiri dan secara tidak langsung
memperkosa dirinya sendiri.
Daftar Pustaka:
Tidak mungkin orang yang tidak
merdeka atas orang lain ia merdeka Bernstein, Henry. Dinamika Kelas dalam
untuk dirirnya sendiri. Selagi ia Perubahan Agraria. Yogyakarta: Insist
belum bisa menentukan dirinya Pers. 2019
sendiri berarti ia belum merdeka
dan secara filsafat eksistensialisme
Lombard, Denys. Nusa Jawa Silang
ia masih menjadi objek dari orang Budaya. Terj. Winarsih Patraningrat
lain, sekalipun petani itu menanam Arifin, Rahayu S Hidayat dan Nini
bukan untuk dirinya dan memajukan Hidayat Yusuf. Jakarta: Gramedia. 2000.
dirinya tidak lain hanya memenuhi
tengkulak dan kebutuhan konsumen. Noer, Deliar. Gerakan Moderen Islam di
Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES1.
Untuk mengatasi problematika itu
1996.
maka diperlukan sebuah advokasi,
bukan hanya dalam bidang
hukum yang menindak terhadap Ridwan, Nur Khalik. Agama
ketidakadilan, atau advokasi pada Borjuis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Jogjakarta.2004.
politik yang berpihak pada yang
marjinal, atau advokasi sosial yang
memihak pada yang lemah dan Ridwan, Nur Khalik. Islam Borjuis
tertindas, tetapi perlu advokasi dan Islam Proletar: Kontruksi Baru
Masyarakat Islam Indonesia. Yogyakarta:
pada diri sendiri pada umumnya,
Galang Press.2002.
dan jiwa petani pada khususnya.
Advokasi itu berpihak pada petani

34 BULETIN PERISAI EDISI 48


Adetya Pramandira

Pembicaraan Agraria dalam


Tubuh Nahdlatul Ulama
Oleh : Adetya Pramandira

N
ahdlatul Ulama sebagai jumpai menimpa ketiga sektor
organisasi masyarakat ini. Alih fungsi lahan, perampasan
terbesar di Indonesia tentu lahan, konsesi tambang, pendirian
mempunyai tanggung jawab sosial pabrik dan pembangkit listrik yang
terhadap kehidupan umatnya. menyita lahan produksi masyarakat
Termasuk dengan persoalan sekitarnya.
agraria yang kerap kali dialami oleh
Tak heran jika di negeri
masyarakat Indonesia khususnya
agraris dengan sebagian besar
yang berada di pedesaan dengan
berprofesi sebagai petani kemiskinan
sektor mata pencaharian sebagai
masih saja melanda. Salah satu
petani, berada di pesisir dengan
pemicu adalah terbatasnya akses
mata pencaharian sebagai nelayan
produksi. Dalam kurun waktu
atau bahkan di pedalaman dengan
tujuh puluh empat tahun pasca
mata pencaharian dengan berkebun.
kemerdekaan, agenda-agenda
Banyak konflik agraria yang kita
BULETIN PERISAI EDISI 48 35
Pembicaraan Agraria dalam Tubuh Nahdlatul Ulama
reforma agraria untuk menegakkan rugi yang layak, asalkan peraturan
kedaulatan rakyat khususnya petani yang efisien dibuat dan mereka
gencar digalakkan, terutama masa bisa tumbuh menjadi pengusaha
orde lama dan pasca reformasi. Tentu manfaktur yang sukses (Utrecht,
NU mengambil peran yang luar biasa 1969 : 72).
dalam perjuangan menegakkan
Dalam menjalankan
keadilan.
agendanya, selama 12 tahun
Perdebatan Panjang Land Reform pemerintah Soekarno menyusun
Undang-undang yang kemudian
Pasca kemerdekaan dan
disebut Undang-undang Pokok
hancurnya pemerintah kolonial di
Agraria (UUPA). Presiden
Indonesia, pemerintahan yang kala
Soekarno mengesahkan UUPA
itu dipimpin oleh Ir. Soekarno dan
pada 24 September 1960. Maksud
Moh. Hatta memasukkan semangat
dari pembentukan UUPA ini
sosialis ala Indonesia dalam mengisi
adalah sebagai alat perombakan
kemerdekaan yang baru saja diraih
revolusioner terhadap warisan
itu. Sejumlah agenda-agenda untuk
agraria feodal dan kolonial
mengembalikkan kedaulatan
melalui lima jenis program.1 Pada
digalakkan. Terutama agenda
pembentukkan UUPA ini NU juga
redistribusi lahan dengan mencoba
terlibat aktif dalam perumusannya.
mengembalikan tanah rakyat yang
Hal ini tidak telepas dari adanya
semula dirampas kolonial belanda
pimpinan tersebut yang sama-sama
maupun jepang.
merupakan tokoh intelektual NU,
Sukarno mengemukakan yaitu Soewahjo Sumodilogo dan
sebuah teori bahwa land reform Soenario. 2
merupakan bagian tidak terpisahkan
Pada 1967, “Panitia
dari revolusi Indonesia (...). banyak
Soewahjo” berhasil menuntaskan
tanah subur yang ditelantarkan para
RUU yang memat antara lain dua
tuan tanah sebenarnya bisa diubah
butir penting yaitu penghapusan
menjadi tanah-tanah yang produktif.
asas domen verklaring dan diganti
Para tuan tanah wajib menyerahkan
dengan ha menguasai negara
tanah mereka yang luasnya melebihi
serta asas bahwa tnah pertanian
batas dengan mendapatkan ganti
harus dikerjaka dan diushakan

1. Noer Fauzi Rachman, Land Reform dan Gerakan Agraria Indonesia,


(Yogyakarta:InsistPress, 2017 ), hlm. 74

36 BULETIN PERISAI EDISI 48


Adetya Pramandira
sendiri oleh pemilknya. Kemudian atau 11-13 Oktober 1961. Dengan
dibawah “Panitia Soenario” RUU keputusan mengharmkan land reform
ini disempurnakan dan resmi kecuali dalam kondisi darurat.4
menghalkan “Rancangan Soenario. Hal ini cukup membuat NU disorot
Pada tanggal 24 April 1958, banyak kalangan, terutama oleh
rancangan ini resmi disampaikan umatnya yang berada di pedesaan.
Presiden Soekarno kepada DPR. Sehingga NU mendapat stigma
Namun dalam pidatonya Soekarno sebagai organisasi yang menentang
masih meminta meminta saran program land reform. Bukan tanpa
kepada perguruan tinggi sebelum alasan NU mengharamkan program
diserahkan kepada DPR. Maka Land reform, sebagai ORMAS Islam
dibentuklah tim ad hoc DPR, ia megharamkan land reform
Kementrian Agraria, dan Universitas karena melanggar himayatul mal
Gadjah Mada. Dari tim ini (perlindungan properti) yang
menghasilkan rancangan Sadjarwo menjadi salah satu tujuan syariah
yang kemudian diserahkan kepada Islam 5 .
DPR pada tanggal 1 Agustus 1960.
Konferensi Jakarta 1961
DPR akhirnya sepakat menetapkan
mengembangkan penalaran legal
rancangan ini menjadi UU No
untuk menyatakan keharaman land
5/1960 tentang peraturan dasar
reform. Dalih land reform yang akan
pokok-pokok agraria pada 24
melaksanakan penarikan harta
September1960. 3
seseorang secara paksa oleh negara
Namun, Sikap berbeda untuk diberikan kepada pihak lain.
terhadap penguasaan tanah Tindakan semacam ini dianggap
diambil oleh Nahdlatul Ulama Satu sebagai perampasan atas hak milik,
tahun pasca diahkannya UUPA, NU sesuatu yang amat dilindungi dan
menggelar konferensi syuri’ah di dihargai oleh umat Islam.6
Jakarta pada tanggal 1 sampai 3
Berbeda dengan Gita
Jumadil Ula tahun 1381 Hijriyah

2. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan dan Kajian


Empiris, (Bogor:STPN Pres, 2018), hlm. 134
3. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan dan Kajian
Empiris, (Bogor:STPN Pres, 2018), hlm. 135-134
4. Tim Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN) PBNU, Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika
Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes Nahdlatul Ulama
(2010-1926), (Surabaya: Khalista, 2011), hlm. 324

BULETIN PERISAI EDISI 48 37


Pembicaraan Agraria dalam Tubuh Nahdlatul Ulama
Anggraini, dalam bukunya Islam yang menciderai
dan Agraria ia menyebutkan prinsip dasar
bahwa pengharaman NU terhadap landreform,
Land Reform adalah karena taut karena program
menciderai prinsp land reform itu landreform itu
sendiri. sendiri mendapat
dukungan dari
“Akan tetapi,
kalangan ulama”7
menurut penulis
sangat naif jika Akan tetapi kebijakan
anggapan itu pengharaman ini tidak berlangsung
memunculkan lama, satu bulan pasca penegasan
suatu fikiran keharaman land reform berubah
bahwa ulama menjadi boleh selama itu membantu
adalah tuan masyarakat dalam mengentaskan
tanah yang pelit kemiskinan sementara jalan lain tida
dan menguasai ada. 8
tanah hanya
untuk dinikmati
oleh dirinya Perkembangan Pemikiran NU
sendiri, tanpa dalam Persoalan Agraria
melihat sejarah
kepemilikan Secara pemikiran, Ijtihad
tanahnya itu agraria NU terus mengalami
(.....) Menurut perkembangan tema yang cukup
pendapat penulis signifikan. Secara umum tema-tema
pengharaman ijtihad hanya terfokus kepada fikih
itu bukanlah pertanian dan fikih zakat (sebelum
terhadap program tahun 1960) lalu berkembabng ke
landreform, tetapi politik agraria pada tahun 1960.
terhadap hal-hal Kemudian disusul pembahasan

5. https://historia.id/politik/articles/palu-arit-di-ladang-nu-PyJB2, artikel dengan


judul Palu Arit di Ladang NU, ditulis oleh Budi Setiyono, diunduh pada 29 Agustus
2019, pukul 12.33 WIB
6. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan dan Kajian
Empiris, (Bogor:STPN Pres, 2018), hlm. 117
7. Gita Anggraini, Islam dan Agraria, (Yogyakarta:STPNPress, 2016), hlm. 63

38 BULETIN PERISAI EDISI 48


Adetya Pramandira
mengenai etika lingkungan sejak meningkat pada periode pasca Orde
tahun 1994 dan belakangan Baru. 10
merambah kepada fikih pangan
Dari sisi metode pembahasan,
sejak 2010, penanaman modal 2012,
ijtihad agraria NU juga mengalami
pengelolaan sumber daya alam dan
perkembangan. Mula-mula, metode
pengelolaan tata ruang sejak 2015.9
itu terbatas kepada kajian kasuistik
Sedangkan berdasarkan (waq’iyyah) yang bersifat individual.
persebaran waktu, relasi produksi Lalu kajian tematik (mawdlu’iyyah)
dan distribusi surplus merupakan mulai diterapkan sejak 1994.
persoalan agraria yang paling Terakhir, sejak 2010 kedua metode
banyak diangkat dalam forum itu dilengkapi lagi dengan kajian
nasional NU terutama dalam legal (qanuniyah). Saat ini ketiga
kurun waktu 1926-1941 (periode metode tersebut selalu diterapkan
kolonial Belanda). Persoalan ini dalam forum-forum nasional NU.
terus mendominasi hingga 1998, Dengan penerapan ketiga metode
meski dengan frekuensi yang jauh diatas, ijtihad agraria NU tidak lagi
menurun. Sejak era reformasi (1999 dibahas secara parsial dan kasuistik,
– 2017). Persoalan agraria yang melainkan kian berkembang kearah
mendominasi forum nasional NU yang lebih sistematis.11
adalah ketimpangan (inequality)
Sementara itu, dari segi
dan ketidakpastian (insecurity)
unit kajian/intervensi, lingkup
dalam penguasaan atau pemilikan
serta konteks permasalahan yang
sumber-sumber agraria (SSA) yang
menjadi kepedulian kiprah NU
berturut-turut menempati peringkat
juga mengalami perluasan secara
pertama dan kedua. Akhirnya,
progresif. Pada awalnya, hal itu
persoalan agraria yang paling sedikit
terbatas pada unit produksidan
dibahas adalah alokasi ruang dan
relasi sosio-agraria di aras lokal
pendayagunaan SSA. Persoalan ini
(sebelum 1960). Ketika memulai
baru dibahas pertama kalinya pada
membahas persoalan land reform,
1994 dengan frekuensi yang terus

8. https://historia.id/politik/articles/palu-arit-di-ladang-nu-PyJB2, artikel dengan


judul Palu Arit,..., diunduh pada 29 Agustus 2019, pukul 13.15 WIB.
9. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan,...., hlm. 150
10. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan,...., hlm.
150

BULETIN PERISAI EDISI 48 39


Pembicaraan Agraria dalam Tubuh Nahdlatul Ulama
ijtihad agraia mulai mempersoalkan
konteks dan dinamika nasional
dan bahkan global (sejak 1960).
Diluar ranah pemikiran keagamaan, Daftar Pustaka
keterlibatan NU dalam proses
legislasi, pergulatan politik maupun Rachman, Noer Fauzi. Land Reform
implementasi program land reform dan Gerakan Agraria Indonesia,
Yogyakarta:InsistPress, 2017
juga melibatkan perjuangan praksis
mulai dari aras lokal hingga nasional. Sohibudin, Mohammad Perspekrif
Semenjak 2010, fokus kepedulian Agraria Kritis : Teori Kebijakan dan
NU juga menjangkau tataran global Kajian Empiris, Bogor:STPN Pres, 2018
dengan merespon berbagai isu,
Tim Lajnah Ta’lif Wan Nasyr (LTN)
konteks dan dinamika keagrariaan PBNU, Ahkamul Fuqaha, Solusi
yang berkembang pada level ini, Problematika Aktual Hukum Islam,
baik pada ranah ijtihad keagamaan Keputusan Muktamar, Munas dan
Konbes Nahdlatul Ulama 2010-1926
maupun praksis sosial dan politik.12
Surabaya: Khalista, 2011
Sedangkan dari sisi gerakan,
https://historia.id/politik/articles/
selama paruh pertama dekade 1960- palu-arit-di-ladang-nu-PyJB2, artikel
an gerakan agraria NU mengambil dengan judul Palu Arit di Ladang NU,
bentuk perjuangan akses yakni ditulis oleh Budi Setiyono, diunduh
dalam rangka implementasi land pada 29 Agustus 2019, pukul 12.33 WIB
reform. Pasca 1965, gerakan
Anggraini, Gita ,Islam dan Agraria,
NU mulai mengambil bentuk Yogyakarta:STPNPress, 2016
perjuangan kontra-ekslusi seiring
dengan merebaknya upaya-upaya
pengambilalihan (kembali) tanah-
tanah yang telah diterima oleh rakyat
melalui program land reform.13

11. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan,...., hlm.


150
12. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan,...., hlm.
150
13. Mohammad Sohibudin, Perspekrif Agraria Kritis : Teori Kebijakan,...., hlm.
150

40 BULETIN PERISAI EDISI 48

Anda mungkin juga menyukai