L. DEFINISI AKHLAQ
Kata akhlaq merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti tingkah laku atau
tabiat/perangai. Secara etimologis akhlaq berarti kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan
secara spontan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jadi suatu perbuatan yang masih kita
rencanakan, atur atau pikirkan itu tidak bisa dikategorikan akhlaq.
Ada orang yang memang akhlaqnya baik, tapi tidak sedikit orang yang pandai membuat
pencintraan kepada orang lain. Agar orang yang berinteraksi dengannya mempunyai kesan yang
baik tentang dirinya. Nah, pencitraan tersebut tidak bisa disebut akhlaq, karena bukan perbuatan
yang spontan.
Orang itu bisa diibaratkan seperti teko, jika akhlaqnya baik maka teko itu isinya baik. Dan
bila akhlaqnya buruk maka, tidak baik pula yang bisa ia keluarkan dari teko itu. Jadi teko tentu
saja mengeluarkan sesuai isinya jika dituang.
Ada dua jenis akhlaq yang sudah kita kenal dengan baik, yaitu akhlaq yang baik
(mahmudah) dan akhlaq yang buruk (madzmumah). Sebagai mahasiswa, tentu kita dapat
mengedentifikasi seperti apa akhlaq yang baik dan bagaimana akhlaq yang buruk itu. Dan sebagai
mahasiswa yang baik tentu kita akan lebih cenderung kepada akhlaq yang baik untuk kita miliki,
bukan akhlaq yang buruk.
Sebagaimana din/agama ini dibangun dan ditegakkan dengan akhlaq, sebagaimana tugas
Rasulullah SAW diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlaq manusia. (….)
Jadi sebenarnya agama itu ya akhlaq itu, karena kualitas agama seseorang bisa diraba dari
akhlaqnya. Dan kualitas akhlaqnya bisa diraba dari akhlaq temannya ( orang2 yang menjadi
temannya sehari-hari).
A. Naluri (ghariziyyah)
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Muhammad : 12-14, bahwasanya setiap
orang yang beriman kepada Allah menginginkan akhir kehidupan yang baik (surga), dan
orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan mereka menikmati hidup di dunia sesuai
keinginan hawa nafsunya tanpa mempertimbangkan baik dan buruk, manfaat atau
madharat. Mereka tidak suka kepada orang-orang yang beriman dalam tata cara
hidupnya yang penuh dengan aturan dari Allah.
Hal ini disindir Allah dalam ayat 14, maka sedikit sekali orang-orang yang mau
mengambil pelajaran. Dan seharusnya mahasiswa memahami dan termasuk orang yang
percaya pada semua aturan Allah.
B. Akal (aqliyyah)
Bagi orang yang bisa menggunakan akal sehatnya, tentu sudah cukup dengan
pelajaran yang Allah berikan kepada kita dalam Qur’an surat A Tahrim : 10. Hanya orang
yang berakal sehat saja yang mau mengambil pelajaran dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi
Luth Alaihisalam. Bagaimana kedua orang ini bisa-bisanya berlawanan arah hidup dengan
Nabi yang mulia bahkan menentang nasehat dan perintah suaminya itu.
Pondasi dasar dari gambaran akhlaq kita dalam agama ini dan dalam rangka beriman pada
Allah adalah bagaimana kita berakhlaq kepada Rasulullah SAW. Ada empat hal dasar yang harus
kita lakukan pada Rasulullah Nabi Muhammad SAW, yang mana dari empat hal ini bisa lebih
diperinci menjadi berbagai hal.
A. Mengimani risalah yang dibawa dan diajarkan kepada ummat.
Allah menjelaskannya dalam surat Al Baqarah : 285 dan juga surat al Fath: 8
B. Mentaati apa yang diperintahnya dan menjauhi apa yang dilarangnya.
Dijelaskan Allah dalam QS Ali Imran: 32, al Hasyir: 7 dan An Nisa:14
C. Mencintainya dalam seluruh hidup kita.
Al Qur’an menyiratkan dalam surat Ali Imran : 31, At Taubah: 24, dan Al Hujuurat:1-2.
D. Meneladaninya/mencontohnya dalam menjalani hidup ini.
Ini adalah akhlaq kita yang bisa langsung dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari
dan bisa dilihat orang lain, apakah kita dalam menjalani hidup ini suah sesuai aturan
dalam Al Qur’an. Baca surat Al Ahzab ayat 21.
Setiap muslim yang mengaku beriman pada Nabi Muhammad (syahadat Rasul/
syahadat yang kedua) sudah sewajarnya meneladani Rosulullah. Semua ummat Islam
yang mengaku Islam agamanya tentu akan meneladani Nabi Muhammad SAW. Dan
semua hamba Allah yang akalnya diberi sehat tentu Rosulullah panutannya.
Boleh para mahasiswa Mercubuana suka dengan actor kondang, boleh
mengidolakan artis terkenal dan boleh mengagumi tokoh dunia, namun kesukaannya dan
kekagumannya itu tidak melebihi kesukaanya dan kekagumannya pada Rasulullah SAW
dan tetap mengidolakan Nabi Muhammad SAW.
Semoga materi ini bisa dengan mudah difahami, diamalkan dan diajarkan pada orang
yang berhak mendapatkannya. Semoga bermanfaat di dunia dan diakhirat.
LATIHAN/ TUGAS
Leadership & manajemen SAW “The Super leader Super Manager”, Dr. Muhammad Syafii
Antonio, Tazkia 2010
Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi,Bina Ilmu, tt
Sesama makhluq Allah juga diatur dan dicontohkan dalam Sunnah-sunnah Nabi kita
Muhammad SAW. Sesama disini yang dimaksud adalah sesama makhluq ciptaan Allah, terutama
yang hidup. Yaitu manusia, hewan dan tumbuhan.
Saat menyembelih hewan saja diatur dalam Islam apalagi memeliharanya saat mereka
hidup dalam peliharaan kita. Misalnya, bagaimana Rasulullah menganjurkan untuk mempertajam
pisau ketika akan menyembelih hewan Qurban, menggembalakan ternak untuk memberi makan
mereka dengan leluasa, tidak boleh memelihara binatang hanya seekor tanpa diberi
pasangannya, dll. Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa ada seorang laki-
laki yang memberi anjing air saat ia kehausan, maka Allah mengampuni sebagian dosanya karena
perbuatannya itu.
Allah juga menyiratkan bagaimana kita menggunakan air dalam surat Al baqarah ayat 60.
Nah, bagaimana kita berakhlaq terhadap sesame muslim? Minimal kita berikan hak-haknya
dalam berinteraksi dengannya. Diantara hak-haknya yaitu:
Akhlaq terhadap orang tua merupakan hal penting dalam agama, sehingga Al Qur’an
mengaturnya sedemikian rupa. Ada empat hal utama yang minimal harus kita penuhi dalam
berakhlaq kepada orang tua kita, diantaranya:
1. Berbuat dan berkata baik kepada keduanya, diperintahkan dalam Qur’an surat Al Isra 23.
2. Menghormati dan senantiasa mendo’akannya, pada ayat selanjutnya, Qur’an Surat Al
Isra: 24
3. Menghargai dan berterima kasih kepadanya.
Banyak sekali kisah maupun lagu untuk menggambarkan bagaimana penghargaan dan
ungkapan terimakasih kita kepada kedua orangtua kita. Di Indonesia yang kita cintai ini,
terdapat banyak cerita tentang hal itu. Misalnya, kisah yang sangat terkenal di Padang
yakni Malin Kundang. Demikian juga lagu-lagu yang kita tanamkan pada anak-anak kecil
sepert, Kasih Ibu, Aku saying Ibu dan lain-lain. Dan Al Qur’an menyiratkan dalam surat
Lukman:14.
4. Menta’atinya selama tidak menyuruh pada kemusyrikan. Dicantumkan dalam lanjutan QS
lukman: 15.
Demikian ajaran agama kita ini dengan indah mengatur dengan baik segala peri
kehidupan kita agar kita bahagia di dunia dan di akhirat. Namun sedikit orang yang mau
mengambil pelajaran dari Al Qur’an yang merupakan sumber akhlaq.
Sebagai muslim tentu kita seharusnya menjadi contoh yang baik bagi ummat agama lain
dalam perilaku sehari-hari. Karena agama kita telah memberukan arahan pada kita dari
bangun tidur sampai akan tidur kembali.
Ada beberapa langkah yang harus kita upayakan agar kita memiliki akhlaq yang mulia, sesuai
yang dikehendaki Allah Pencipta kita, dan hanya padaNya kita kembali, yaitu:
1. Tadabbur Al Qur’an. Membaca dan memahami makna yang kita baca. Berbeda dengan
tilawah Qur’an, yang hanya membaca saja denagn benar tanpa memahami maknanya.
2. Bergaul dengan orang-orang yang baik/sholih. Maka kita akan terbiasa melihat dan
berinteraksi dengan kebaikan-kebaikan dengan mereka, sehingga kita juga akan terbiasa
melakukan kebaikan-kebaikan yang kita lihat bersama mereka.
3. Introspeksi diri, merenungi diri denagn berusaha melakukan sholat lail mohon petunjuk
pada Allah SWT.
4. Membaca kisah Nabi terutama Nabi Muhammad SAW, tentang perihidup beliau. Dengan
membaca sirah nabawiyah maka akan terbuka wawasan kita bagaiman akhlaq Rasulullah
SAW, sehingga bisa menginspirasi kita untuk mengikuti dalam rangka meneladaninya.
5. Menahan hawa nafsu, misalnya dengan pemperbanyak puasa Sunnah. Dan tidak lupa
memohon kekuatan dari Allah untuk dimudahkan dalam mengendalikan hawa nafsu.
Karena hawa nasfu inilah yang sebenarnya mempengaruhi akhlaq kita.
Maka dengan mentadaburi/mengkaji Al Qur’an dan membaca kisah Nabi, kita akan faham
bagaimana seharusnya kita berakhlaq mulia dalam memenuhi ajaran agama kita yang mulia ini.
Karena Al Qur’an banyak menjelaskan tentang akhlaq yang baik untuk kita kerjakan, dan juga
menyebutka akhlaq yang buruk untuk kita hindarkan.
Kalian mahasiswa, sangat luar biasa bila bisa memenuhi hanya dua surat yang tersebut di atas
itu. Padahal ini hanya sebagian kecil yang diajarkan Al Qur’an.
LATIHAN/TUGAS
Leadership & manajemen SAW “The Super leader Super Manager”, Dr. Muhammad Syafii
Antonio, Tazkia 2010
Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, Muhammad Fuad Abdul Baqi,Bina Ilmu, tt