Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Pembimbing :
dr. Harka Prasetya, Sp. M.
Oleh :
Prasetyo Bhakti H.
12095981
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Journal Reading ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu prasyarat
mengikuti ujian kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang
Mengetahui,
Pembimbing
Abstrak
Tujuan: Tujuan studi ini adalah untuk membandingkan pengukutan CCT
pada emmetropia dan pasien dengan anomaly refraktif. Metode: Kami
melakukan penelitian retrospektif yang diselenggarakan di University
Clinical Center of Kosovo (UCCK). Pada studi ini kami melibatkan 80
pasien, dibagi menjadi 2 kelompok: uji dan control. Rerata usia yaitu
(M=25.90, SD=7.16), laki-laki (N=41 atau 51.3%) dan perempuan (N=39
atau 48%). Hasil: Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada
CCT, Hiperopic (M=545.21 SD=52.24), Myopic (M=547.90 SD=47.93) dan
Emmetropik (M= 550.76 SD=41.29). Setelah menguku axis longitudinal dan
menganalisis data menggunakan Anova, hasil menunjukkan terdapat
perbedaa signifikan antar kelompok yang dianalisis (M = 21.99, DS = 1.27),
Myopics (M= 23.21, DS= 1.24), Emmetropic (M = 22.36, DS = 0.81). Hasil
juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara CCT dan IOP, dimana
peningkatan CCT menurunkan IOP, dan sebaliknya (r = -0.26, p=0.01).
Kesimpulan: Hasil menunjukkan bahwa CCT lebih tipis pada myopic
namun tidak menunjukkan hubungan dengan hipermetropik dan
emmetropik. Sedangkan selama pengukuran ketebalan kornea sentral dan
tekanan mata ditemukan bahwa terdapat korelasi negative diantara
mereka. Keratometri memiiki korelasi negative dengan CCT. Sedangkan
tidak terdapat korelasi antara CCT dan usia. Mengingat peran CCT dalam
menginterpretasi nilai IOP, direkomendasikan untuk dilakukan pengukuran
CCT sistematik pada praktik klinis rutin, yang dapat mempertepat diagnosis
hipertensi ocular.
Kata Kunci: ketebalan kornea, metode emas, Keratometri, Pachymetri
Singkatan:
VA: visual acuicity (ketajaman visual)
CCT: Central Corneal Thickness (ketebalan kornea sentral)
AL: Longitudinal axis of eye (axis longitudinal mata)
IOP: TIO
AVK: Average Corneal Curvatura (rerata kurvatura kornea)
Mean: rerata
Km: mean K
SD: standar deviasi
1. Pendahuluan
3. Desain Studi
3.1. Sampel Studi
Penelitian ini melibatkan total 80 pasien yang datang ke klinik,
sebagai kasus rawat jalan dengan gejala gangguan penglihatan,
lingkaran cahaya di sekitar lampu terang, sakit kepala, dan kekaburan.
Subjek berusia 18 hingga 38 tahun, dari daerah perkotaan dan
pedesaan. Setelah pemeriksaan awal mereka dilibatkan dalam
penelitian ini. Jumlah pasien ini dibagi menjadi kelompok uji (64 peserta)
dan kelompok kontrol (16 peserta).
4. Hasil
Ada korelasi negatif antara CCT dan AVK (r = −0,24, p = 0,03), yang
menunjukkan kepada kita bahwa peningkatan CCT dikaitkan dengan
penurunan AVK. Di sisi lain, terdapat korelasi positif antara AL dan AVK (r
= 0,20, p = 0,04), yang berarti peningkatan AL terkait dengan peningkatan
AVK. Pada kondisiyang sama tidak terdapat korelasi antara AL dan IOP (r
= −0,09, p = ns). Hasil ini menunjukkan juga bahwa ada korelasi negatif
antara CCT dan IOP (r = −0,26, p = 0,01) (lihat Tabel 3).
Ketika kami menganalisis anomali refraktif, CCT, AL, IOP, hasil kami
menunjukkan bahwa ada korelasi negatif antara peserta dengan myopia
dan CCT (r = −0.41, p = 0,01), yang berarti bahwa peningkatan CCT terkait
dengan penurunan miopi kepada pasien. Pada saat yang sama kami
menganalisis korelasi CCT dengan partisipan hyperopic, dan kami
menemukan bahwa tidak ada korelasi di antara mereka (r = 0,02, p = 0,91)
serta tidak ada korelasi antara CCT dan peserta emmetrop, (r = - 0,22, p =
0,44). Parameter okular lainnya menunjukkan korelasi yang berbeda. Ada
korelasi positif antara TIO dan miopi (r = 0,46, p = 0,01) dan korelasi negatif
antara emmetropik dan TIO (r = -0,58, p = 0,05). Hasil kami menunjukkan
korelasi positif antara responden dengan myopias dan ketajaman visual (r =
0,32, p = 0,05). Ketajaman visual juga memiliki korelasi positif dengan
responden emmetropik (r = 0,58, p = 0,03), lihat Tabel 4.
5. Diskusi
Nomura juga melaporkan nilai CCT lebih tinggi dalam miopia sedang
daripada di emmetropik dan hyperopic; prevalensi miopia meningkat di
antara populasi asal Asia Timur. Dengan meningkatnya tingkat miopia,
operasi refraksi seperti laser in situ keratomileusis (LASIK) telah menjadi
metode yang populer di Asia. Ketika melakukan operasi tersebut untuk
miopia benar, CCT merupakan pertimbangan penting untuk mencegah
kornea menjadi terlalu tipis setelah treatment. Biasanya, nilai cut off
pachymetry untuk bedah refraktif dinyatakn aman jika sudah lebih tipis dari
500 um.
Rata-rata CCT usia 20-39 tahun secara signifikan lebih tebal daripada
kelompok usia 60-69 tahun dan 70-79 tahun. Tren umum adalah penurunan
CCT pada kelompok usia yang lebih tua. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Wong dan Hawker, yang melaporkan korelasi negatif antara CCT
dan usia. Dari penelitian tersebut, diprediksikan terdapat penurunan CCT
sekitar 5,0 μm untuk setiap peningkatan usia 10 tahun, dan ini sangat mirip
dengan yang diperoleh dalam penelitian ini. Perubahan CCT seiring
bertambahnya usia dapat dikaitkan dengan perubahan sifat biomekanik
struktural kornea yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Dalam penelitian kami tidak ada korelasi yang ditemukan antara CCT
dan usia. Berbeda dengan hasil penelitian lain karena kelompok usia
responden yang berbeda (18-40). Menurut penelitian yang dilakukan di
Saudi, ditemukan bahwa nilai CCT telah menurun dengan bertambahnya
usia. Jadi, hasil ini konsisten dengan temuan Hahn sebelumnya, yang
menyatakan bahwa subjek yang lebih tua memiliki nilai CCT yang lebih
rendah dibandingkan dengan peserta yang lebih muda. Studi lain yang
dilakukan di Prasad A, usia dan kelainan refraksi tidak mempengaruhi CCT.
Tetapi menurut Solo T, tidak ada korelasi yang ditemukan antara CCT
dan usia maupun jenis kelamin.
Sementara itu, hasil kami menunjukkan hal yang sama — bahwa tidak
ada korelasi antara CCT dan AL.