Anda di halaman 1dari 3

III.

5 PATOFISIOLOGI
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun ligament-
ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula bagian tengah juga
merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian medial. Hal ini yang menjelaskan
kenapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur dibandingkan daerah distal ataupun
proksimal. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit (subcutan) maka tulang ini sangat
rawan sekali untuk patah (Hahn B, 2007).

III.6 DIAGNOSIS
a. Gejala Klinis
Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan
dan lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya mengeluh
nyeri setelah terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat lengan atau
bahu. Fraktur pada bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya asimetris,
agak jatuh kebawah, lebih kedepan ataupun lebih ke posterior (Trurnble TE, et al,
2006).
b. Pemeriksaan Radiologi  Foto Polos
- Mid Clavicula  proyeksi standar anteroposterior (AP).
- Medial Clavicula dan Sternoclavicula Joint  proyeksi standar PA, lateral,
oblique.
- Lateral Clavicula dan Acromioclavicula Joint  proyeksi standar AP.

III.7 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah
atau operative treatment dan tindakan non bedah atau nonoperative treatment (Trurnble TE, et
al, 2006).
Tujuan  untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain
saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya
sehingga tidak terjadi deformitas dan proses penyembuhan tulang yang mengalami fraktur
lebih cepat.
Proses penyembuhan pada fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup lama.
Penanganan nonoperative dilakukan dengan pemasangan arm sling selama 6 minggu. Selama
masa ini pasien harus membatasi pergerakan bahu, siku dan tangan. Setelah sembuh, tulang
yang mengalami fraktur biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang,
dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan. atau mobilisasi pada tulang untuk
mempercepat penyembuhan. Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan
(immobilisasi) (Trurnble TE, et al, 2006).
Imobilisasi bisa dilakukan melalui :
a. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
b. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang
patah Modifikasi spika bahu (gips clavicula) atau balutan berbentuk angka delapan atau
strap clavicula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang,
dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap clavicula, ketiak harus
diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus
brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau.

Gambar 3. Pemasangan Gips


c. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota, gerak pada
tempatnya.
d. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan (plate) atau
batang logam pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut open reduction with
internal fixation (ORIF).
e. Fiksasi eksternal : Immobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi
lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik.

III.8 KOMPLIKASI
a. Komplikasi akut :
- Cedera pembuluh darah dan saraf : vena dan arteri subclavia serta pleksus brachialis.
- Pneumouthorax
- Haemothorax
b. Komplikasi lambat :
- Mal union : proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
- Non union : kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan.

III.9 PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat ringannya
trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan usia penderita. Pada anak
prognosis sangat baik karena proses penyembuhan sangat cepat, sementara pada orang dewasa
prognosis tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat
diminimalisir. Fraktur clavicula disertai multiple trauma memberi prognosis yang lebih buruk
daripada pognosis fraktur clavicula murni (Trurnble TE, et al, 2006).

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat Sindrom Kompartemen22
    Referat Sindrom Kompartemen22
    Dokumen21 halaman
    Referat Sindrom Kompartemen22
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Form Biodata Internsip
    Form Biodata Internsip
    Dokumen3 halaman
    Form Biodata Internsip
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Form Biodata Internsip
    Form Biodata Internsip
    Dokumen3 halaman
    Form Biodata Internsip
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS Kasus
    DADRS Kasus
    Dokumen32 halaman
    DADRS Kasus
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • SGB 2
    SGB 2
    Dokumen16 halaman
    SGB 2
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • SOL Arif
    SOL Arif
    Dokumen34 halaman
    SOL Arif
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Dokumen1 halaman
    Cover Jurnal
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Absensi
    Absensi
    Dokumen1 halaman
    Absensi
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Saraf
    Jurnal Saraf
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Saraf
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS
    DADRS
    Dokumen45 halaman
    DADRS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Torch
    Leaflet Torch
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Torch
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Dokumen40 halaman
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Sementara
    Cover Case Sementara
    Dokumen1 halaman
    Cover Case Sementara
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Dokumen40 halaman
    Case Based Discussion: Kejang Demam Simpleks
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Asfiksia Sedang BBLR
    Asfiksia Sedang BBLR
    Dokumen12 halaman
    Asfiksia Sedang BBLR
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • CBD KDS
    CBD KDS
    Dokumen15 halaman
    CBD KDS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Asfiksi Sedang
    Asfiksi Sedang
    Dokumen37 halaman
    Asfiksi Sedang
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DR Puji
    DR Puji
    Dokumen45 halaman
    DR Puji
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS
    DADRS
    Dokumen45 halaman
    DADRS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • CBD KDS
    CBD KDS
    Dokumen15 halaman
    CBD KDS
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS Kasus
    DADRS Kasus
    Dokumen32 halaman
    DADRS Kasus
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana Gizi Buruk Dr. Azizah
    Tatalaksana Gizi Buruk Dr. Azizah
    Dokumen50 halaman
    Tatalaksana Gizi Buruk Dr. Azizah
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • DADRS Kasus
    DADRS Kasus
    Dokumen32 halaman
    DADRS Kasus
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Infeksi TORCH
    Leaflet Infeksi TORCH
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Infeksi TORCH
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal THT
    Jurnal THT
    Dokumen8 halaman
    Jurnal THT
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • Buku Kia 2016 PDF
    Buku Kia 2016 PDF
    Dokumen100 halaman
    Buku Kia 2016 PDF
    Lin Phoponk
    Belum ada peringkat
  • CBD KDS DR Puji
    CBD KDS DR Puji
    Dokumen15 halaman
    CBD KDS DR Puji
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat
  • LBM 5
    LBM 5
    Dokumen23 halaman
    LBM 5
    Arieph Patriana
    Belum ada peringkat