PENYAKIT CACINGAN
DI SDN 04 BANDAR LAKSAMANA DESA PARIT 1 API-API
Oleh
EVA AFIANI
NIM 16.01.1.241
Dosen Pembimbing
Christine Vita.GP, SKM, M. Kes
Kemudian penulis tidak lupa juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam pembuatan laporan kelompok ini.
Akhirnya penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga amal yang baik
diterima dan dibalas sesuai dengan amal yang telah diperbuat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Kegiatan ................................................................................................ 2
Lampiran 3 Dokumentasi
A. Latar Belakang
Penelitian menunjukkan bahwa 90% anak Indonesia mengidap cacingan.
Meskipun demikian, penyakit cacingan ini masih sering dianggap sebagai angin
lalu tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga pemerintah. Padahal, cacingan dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, dan kecerdasan penderitanya
sehingga dipandang sangat merugikan, karena menyebabkan kehilangan
karbohidrat dan protein serta kehilangan darah.
Hal ini tentu saja dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Melihat
berbagai akibat yang ditimbulkan oleh penyakit ini, tentu saja cacingan dapat
dikategorikan sebagai salah satu masalah kesehatan yang cukup mengkhawatirkan
dan memerlukan penanganan yang serius.
Hal ini terutama karena sebagian besar penderitanya adalah anak – anak atau
balita, yang masih dalam masa pertumbuhan. Selain itu, keadaan lingkungan dan
kebersihan perseorangan juga sangat mempengaruhi penyebaran penyakit ini.
Berkaitan dengan hal itu, diperlukan suatu upaya bersama dan juga kesadaran untuk
menanggulangi penyakit ini.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu memahami
tentang penyakit cacingan dan hal-hal yang terkait lainnya
2. Tujuan Khusus
a) Menjelaskan pengertian penyakit cacingan
b) Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit cacingan
c) Menjelaskan akibat penyakit cacingan
d) Menjelaskan cara cacing masuk ke dalam tubuh manusia
e) Menjelaskan gejala penyakit cacingan
f) Menjelaskan pengobatan penyakit cacingan
g) Menjelaskan pencegahan penyakit cacingan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Cacingan
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam
infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang
tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh)
dan mengambil nutrisi daritubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing
tersebut bahkan dapat melemahkantubuh inangnya dan menyebabkan gangguan
kesehatan.
Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap sebagai penyakit yang
sepeleoleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini bisa
menurunkan tingkatkesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ
menurun, lemas tak bergairah,ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.
B. Jenis-Jenis Cacing
Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan
cacing pipih. Berikut jenis-jenis cacing :
Cara Penularannya:
Cara Penularannya:
3 CACING TAMBANG(Ancylostomiasis)
Warna : MerahBesarnya : 8 - 13 mm
Hidup di : Usus keciL
Cara Penularannya:
Cara Penularannya:
Secara khususnya :
Cacing kremi : Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau
vulva(kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari
ketika cacing kremibiasanya akan keluar dari permukaan tubuh untuk
menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat
terlihat di feses.
Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk
jenis Toxocaracanis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila
terdapat di mata karenamenimbulkan radang & luka pada retina mata.
Cacing gelang ini juga dapatberpindah ke bagian paru-paru
menyebabkan timbulnya batuk & asma, sertamenimbulkan bengkak di
organ tubuh lain.
Cacing Tambang : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut.
Cacing pita dapat menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.
Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :
Rasa mual
Lemas
Hilangnya nafsu makan
Rasa sakit di bagian perut
Diare
Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi
dari makanan.
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke
organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala:
Demam
Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut
Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing
Infeksi bakteri
Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.
D. Dampak Cacingan
Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah),
sehingga sianak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-
harinya, Konsetrasi dan daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit
mencerna pelajaran di sekolah.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita
yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya
infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis
penyakit parasit ini kecil sekali perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan
dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk
penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap
penyakit jenis ini.
E. Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang
tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus
yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan
penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal
dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak
menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk
menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka
menempel pada butiran debu.
Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan
minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering
dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk
koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk
protein untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein
per hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing
tambang minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa
besar kehilangan zat gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina
dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga
ekor saja, dalam sehari mereka sanggup memproduksi 600.000 telur.
F. Pencegahan
Cucilah tangan sebelum makan.
Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga
untuk mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan
baik apabila orangtua meneladani. Dengan mencuci tangan makan akan
mengeliminir masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan masuk pertama
ke tempat berkembang biak cacing di perut kita.
Pakailah alas kaki jika menginjak tanah. Jenis cacing ada macamnya. Cara
masuknya pun beragam macam, salah satunya adalah cacing tambang
(Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing
ini masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki, yang
kemudian jalan-jalan sampai ke usus melalui trayek saluran getah bening.
Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran (dari namanya
ini kita sudah tahu lah apa artinya; cutaneus: kulit, larva: larva, migrant:
berpindah). Nah, setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini tumbuh
dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia. Oleh
sebab itu Anda akan anemia. *Lha wong berbagi darah dan hidup dengan
cacing
Gunting dan bersihkan kuku secara teratur. Kadang telur cacing yang
terselip di antara kuku Anda dan selamat masuk ke usus Anda dan
mendirikan koloni di sana.
Jangan buang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Setiap
kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara
kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat.
Dengan perilaku ini maka kotoran-kotoran ini akan liar tidak terjaga,
sehingga mencemari lingkungannya. Dan, jika lingkungan sudah cemar,
penularan sering tidak pandang bulu. Orang yang sudah menjaga diri
sebersih mungkin sekalipun masih dapat dihinggapi parasit cacing ini.
Bertanam atau Berkebunlah dengan baik. Ambillah air yang masih baik
untuk menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa baik maka usahakan
lingkungan sebaik mungkin. Menjaga alam ini termasuk bagian dalam
merawat kesehatan.
Peduli lah dengan lingkungan, maka akan dapat memanfaatkan hasil yang
baik. Jika air yang digunakan terkontaminasi dengan tinja manusia, bukan
tidak mungkin telur cacing bertahan pada kelopak-kelopak tanaman yang
ditanam dan terbawa hingga ke meja makan.
Cucilah sayur dengan baik sebelum diolah. Cucilah sayur di bawah air yang
mengalir. Mengapa demikian? Ya, agar kotoran yang melekat akan terbawa
air yang mengalir, di samping itu nilai gizi sayuran tidak hilang jika dicuci
di bawah air yang mengalir. Cara mengolah sayuran yang baik dapat Anda
lihat di artikel Cerdas mengolah Sayuran : Menjamin Ketersediaan Nutrisi.
Hati-hatilah makan makanan mentah atau setengah matang, terutama di
daerah yang sanitasinya buruk. Perlu dicermati juga, makanan mentah tidak
selamanya buruk. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan bahan
makanan agar makanan dapat kita makan sesegar mungkin sehingga enzim
yang terkandung dalam makanan dapat kita rasakan manfaatnya. Ulasan
saya tentang makanan mentah yang menyehatkan dapat dilihat pada artikel
Diet Sunda ini.
Buanglah kotoran hewan hewan peliharaan kesayangan Anda seperti kucing
atau anjing pada tempat pembuangan khusus
Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama bagi
Anda yang risiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-
anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-
orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah.
BAB III
MATERI DAN METODE
1. Pengetahuan siswa
2. Dukungan orangtua Pengetahuan siswa/siswi
Perubahan perilaku ( + )
Meningkatnya minat
siswa/siswi untuk berprilaku
hidup sehat
Gambar 1
Kerangka Pemecahan Masalah
C. Keterkaitan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini melibatkan mahasiswa STIKes
Hang Tuah Pekanbaru dan siswa/siswi kelas IV SDN 04 Bandar Laksamana.
Kedua instansi yang terlibat ini memperoleh keuntungan secara bersama –
sama.
1. SDN 04 Bandar Laksamana adalah tempat dilaksanakan kegiatan
penyuluhan yang melibatkan siswa/siswi kelas III. Dalam hal ini SDN 04
Bandar Laksamana akan memperoleh manfaat dalam hal peningkatan SDM,
terutama pengetahuan siswa/siswi dalam pentingnya bahayanya penyakit
cacingan.
2. STIKes Hang Tuah Pekanbaru melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Pada Masyarakat, sehingga mendukung pelaksanaan dharma ketiga dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat.
D. Rancangan Evaluasi
1. Evaluasi Input
Evaluasi input dilakukan sebelum kegiatan penyuluhan dimula.
Yang dinilai dalam evaluasi input adalah sarana dan prasarana yang perlu
tersedia untuk terlaksananya kegiatan pengabdian dalam rangka
menghasilkan Output dan tujuan pengabdian seperti, tenaga penyuluh yang
mengusai materi, peserta penyuluh yang datang tepat waktu, infokus dan
laptop yang baik, tempat pelaksanaan penyuluhan yang kondusif, sumber
dana yang mencukupi dan lain-lain.
2. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dilakukan sewaktu kegiatan penyuluhan dimulai.
Yang dinilai dalam evaluasi proses adalah : apakah ketika materi
disampaikan semua sasaran mendengarkan dengan baik dan adanya umpan
balik dari sasaran penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil dilakukan setelah kegiatan penyuluhan selesai
dilaksanakan. Setelah materi mengenai bahaya penyakit cacingan
disampaikan, sasaran mampu memahami materi tersebut yang diberikan
dalam bentuk postest. Hal ini dapat dinilai dengan sasaran penyuluhan
menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diberikan penyuluh.
E. Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah
ceramah, tanya jawab mengenai penyakit cacingan, setelah itu baru dilakukan
tanya jawab untuk menilai apakah sasaran dapat memahami materi yang telah
diberikan penyuluh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
.
A. Hasil
Dari kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan berjalan dengan sukses dan
lancar. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di SDN 04 Bandar Laksamana. Desa
Parit 1 Api-api, Kecamatan Bandar Laksamana. Pada tanggal 23 November 2019
dengan melibatkan siswa/siswa kelas IV.
Sasaran utama dari penyuluhan ini adalah siswa/siswa kelas IV SDN 04
Bandar Laksamana. Pada saat pretest lisan yang dilakukan sebelum melakukan
penyuluhan, semua siswa ingin menjawab dan salah satu diantaranya mampu
menjawab pertanyaan dari tim penyuluh meski masih ada sebagian dari siswa yang
jawabannya kurang tepat. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 38 siswa/siswi.
Hasil yang didapat dari kegiatan penyuluhan ini adalah peran aktif dari
siswa/siswi kelas IV. Hal ini ditandai dengan ketertarikan siswa/siswi dalam
mendengarkan pemateri mamberikan materi penyuluhan. Dalam kegiatan
penyuluhan ini terdapat beberapa siswa/siswi menyampaikan beberapa pertanyaan
mengenai penyakit cacingan.
Adapun rincian kegiatannya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1
Jadwal Rencana Kegiatan Penyuluhan Tentang Bahaya Penyakit Cacingan
Di SDN 04 Bandar Laksamana.Desa Parit 1 Api-api,
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 10 a. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/
menit b. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan kalimat
c. Menyampaikan tentang menyimak
tujuan pokok materi Bertanya mengenai
d. Meyampakaikan pokok perkenalan dan
pembahasan
e. Kontrak waktu tujuan jika ada yang
kurang jelas
g. Tanya Jawab
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3. Penutup 10 a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat Kata-kata/
menitb. Menyampaikan menjawab tentang kalimat
kesimpulan materi pertanyaan yang
c. Mengakhiri pertemuan diajukan
dan menjawab salam Mendengar
Memperhatikan
Menjawab salam
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pretest dan postest kepada para siswa/siswi yang di
berikan oleh tim penyuluh dapat di lihat adanya perbedaan hasil pengetahuan
siswa/siswi tentang penyakit cacingan. Pada saat pretest semuanya ingin
menjawab pertanyaan yang di berikan oleh penyuluh, salah satu di antaranya
bisa menjawab dengan benar dan ada pula yang kurang tepat. Sedangkan pada
saat postest seluruh siswa/i dapat menjawab pertanyaan yang di berikan
penyuluh dengan baik dan benar.
A. Kesimpulan
Dari hasil penyuluhan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
para siswa/siswi SDN 04 Bandar Laksamana ada yang belum mengerti
tentang bahaya penyakit cacingan namun setelah dilakukan penyuluhan
siswa/siswi mampu dan telah mengetahui bahaya penyakit cacingan dan apa
dampak nya jika tidak memakan buah dan sayur, dan dilihat dari antusias
peserta penyuluhan dalam berpartisipasi mengikuti penyuluhan.
B. Saran
1. Lebih meningkatkan program puskesmas tentang penting nya makan
buah dan sayur pada nanak-anak.
2. Perlu adanya kegiatan penyuluhan yang berkelanjutan dan
terprogram.
3. Penyuluhan tidak hanya dilakukan pada para siswa/i tetapi juga pada
pihak orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/kecacingan.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/kecacingan