Anda di halaman 1dari 18

0|Page

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT., Tuhan yang maha
Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan taufik-Nya kepada kita semua
sehingga kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan meyusun
laporan ini.

Maksud diadakannya penyusunan laporan ini adalah sebagai bukti bahwa kami telah
melaksanankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang menjadi salah satu syarat kelulusan
sebagai Ahli K3 Umum yang diselenggarakan oleh di PT. Safety Barometer Indonesia
(SBI).

Kami yang tergabung dalam Kelompok I telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya dengan segala kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan.Untuk itu saran dan kritikan yang membangun sangat kami
butuhkan dan akan kami terima dengan senang hati guna perbaikan kedepan.

Akhir kata, semoga laporan ini berguna bagi kita semua terutama yang berkiprah di
bidang Safety, kami sebagai peserta pelatihan Calon Ahli K3 Umum, Pemerintah
khususnya Departemen Tenaga Kerja sebagai regulator, PT. Safety Barometer
Indonesia sebagai provider serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tempat
dilaksanakannya PKL. Dan apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam
penyebutan nama dan kalimat-kalimat yang kurang berkenan, hal ini bukanlah faktor
kesengejaan dari kami, tetapi hal ini dikarenakan ketidak sempurnaan kami sebagai
manusia biasa, untuk itu kami selaku penyusun menghaturkan permohonan maaf yang
sebesar besarnya.

Makassar, 16 April 2015

1|Page
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... 0

KATA PENGANTAR ............................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 3

A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 3


B. MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................ 4
C. RUANG LINGKUP ................................................................................. 5

D. DASAR HUKUM ................................................................................... 6

BAB II KONDISI PERUSAHAAN .............................................................. 8

A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA ...................................................... 8


B. PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN............................................................ 9
C. STRUKTUR MANAGEMENT.................................................................. 10
D. LOKASI PERUSAHAAN ....................................................................... 11
E. VISI DAN MISI PERUSAHAAN ........................................................... 12

BAB III ANALISA


A. ANALISA TEMUAN POSITIF............................................................. 12
B. ANALISA TEMUAN NEGATIF............................................................ 15

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 18

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya industri dunia dan era globalisasi disegala


bidang, maka perindustrian di Indonesia juga tentunya ikut mengalami perubahan
yang sangat besar. Perubahan ini di tandai dengan bertambah majunya Ilmu dan
Teknologi yang digunakan dalam menjalankan proses produksi, sehingga ber-impact
pada peningkatan produktifitas kerja dan efisiensi biaya produksi. Dan perubahan
dalam proses produksi ini juga tentunya memiliki implikasi yang positif terhadap
penurunan tingkat kecelakaan kerja di bidang Industri dengan adanya penggunan
peralatan canggih dengan system kerja robotic. Namun hal ini, tentunya jangan
sampai melemahkan system pengawasan oleh semua unsur dalam proses produksi,
seperti tempat (lokasi) kerja, pegurus (pengawas), pengusaha (pemilik perusahaan)
dan pemerintah (regulator).

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.1 Tahun


1970 tentang keselamatan kerja disebutkan dalam konsiderans, bahwa setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dalam meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional. Begitu juga dengan setiap orang lain yang berada di tempat
kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Oleh karena itu, sesuai dengan peraturan
yang berlaku setiap perusahaan yang didalamnya terdapat pekerja dan resiko
terjadinya bahaya wajib untuk memberikan perlindungan keselamatan.

Untuk menjawab tantangan perkembangan industry dan usaha yang semakin


maju, maka perusahaan diwajibkan selalu berusaha meningkatkan kualitas pekerjaan
yang ada dan memperluas lapangan kerja guna menampung tenaga kerja yang terus
bertambah. Perusahaan juga harus selalu mengedepankan perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang maksimum terhadap seluruh tenaga kerja
dan unsur-unsur lain dalam proses produksi, sehinggadapat meminimalkan terjadinya
kecelakaan kerja. Bahan baku, peralatan, manusia, serta lingkungan kerja
mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan upaya pencegahan
agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang salah satunya adalah dengan cara
melakukan identifikasi potensi bahaya dan penilaian resiko sesuai standar yang telah
ditentukan .

Kecelakaan dapat terjadi karena adanya unsafe act dan unsafecondition, maka
denganPenyusunan program, membuat prosedurkerja (SOP, WI, JSA), pencatatan

3|Page
dan pengawasan serta membuat laporan baik yang bersifat harian, mingguan,
bulanan dan tahunan yang akan menjadi acuan untuk dilakukannya perbaikan di
lapangan berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja. Kesemuanya itu
merupakan salah satu kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang bertujuanuntuk Pengembangan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang aman, efektif, efisien dan produktif. Dalam penerapannya diperlukan informasi
yang akurat dan tepat waktu guna mendukung proses perencanaan serta
menentukan langkah yang tepat untuk pengendalian resikonya. Untuk teknis
pelaksanaannya Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI.
No.Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Kewenangan Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah menetapkan bahwa Tempat kerja dengan
kriteria mempekerjakan 100 orang atau lebih tenaga kerja dan atau kurang dari 100
orang tetapi menggunakan bahan, proses, alat, dan atau instalasi yang besar risiko
bahayanya terhadap keselamatan dan kesehatan, harus memiliki Ahli K3 Umum dan
spesialisai Ahli K3, seperti Ahli K3 Bangunan Konstruksi, Ahli K3 Kimia, dll. Adapun
peraturan lainnya terkait hal tersebut telah tertuang dalam peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintahmelalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor : PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) dandipertegas dalam bentuk Undang-Undang dengan dikeluarkannya
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 Ayat (1) dan
(2) yang menyatakan “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas : keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Dan pada paragrap 5 menyatakan “Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja”.

B. Maksud dan Tujuan

Dalam sebuah proses produksi harus memenuhi ketentuan, yakni ada tempat kerja
tenaga kerja, bahan baku,peralatan dan lingkungan, dimana didalamnya memiliki
potensi dan faktor bahaya yang dapat berupa Tindakan tidak aman (unsafe
act)maupun kondisi tidak aman (unsafe conditions) sebagai penyebab dasar. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka perlu suatu upaya pemantauan dan
pengukuran lingkungan kerja serta implementasi yakni dengan Sistem Manajemen
K3, sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

4|Page
Dikarenakan oleh pentingnya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi
para tenaga kerja, maka untuk mengantisipasi dan mengurangi potensi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja diperlukan upaya-upaya dan kepedulian (awareness)
dari seluruh unsur terkait didalam proses produksi baik barang maupun jasa.

B.2. Maksud
Kegiatan ini memiliki maksud untuk mengamati dan mengevaluasi penerapan aturan
yang ada guna membantu dunia usaha dalam meminimalisasi resiko dan
mengurangi jumlah kecelakaan kerja sehingga tercipta ZERO ACCIDENT melalui
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ).
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan juga akan memberikan pengalaman dan ilmubagi
para Calon Ahli K3 yang telah diterapkan pada Perusahaan tempat kunjungan,
sehingga tercipta sharing knowledge yang nantinya dapat diterapkan pada
perusahaan masing-masing sesuai karakter dan jenis usahanya.

B.2. Tujuan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Makassar
adalah untuk mengetahui sebarapa jauh Pemahaman dan Konsepserta
Implementasi Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang mencakup antara lain
adalah :
1. Pengawasan Tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 yang ada pada
Perusahaan
2. Pengawasan atas Kelembagaan dan Organisasi Keselamatan & Kesehatan Kerja
3. Pengawasan K3 di bidang kontruksi.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari kegiatan ini adalah pengawasan terhadap segala kegiatan yang
dilakukan oleh Tenaga Kerja (dan orang lain) yang berada pada tempat kerja
terbuka dan tertutup, dalam atau luar ruangan, di dalam Lingkungan PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 2.

5|Page
D. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mengatur Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah :

1. Bidang SMK3
1. UUD RI Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2)
2. Undang-Undang RI No.01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Bab
III Syarat Syarat Keselamatan Kerja
3. Undang Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,Paragraf
5 Pasal 86 dan 87
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga RI Kerja No. 2 Tahun 1992 tentang tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Kewenangan Ahli Keselamatan dan kesehatan
Kerja.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistim
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. Kelembagaan K3
1. UUD 1945 Pasal 27 ayat 2.
2. UU RI No.01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Bab III tentang
Syarat Syarat Keselamatan Kerja
3. Undang UndangRI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86
dan 87
4. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistim
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Tata Cara Penunjukan
Ahli Keselamatan Kerja
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 2 Tahun 1992 tentang tata Cara
Penunjukan Kewajiban dan Kewenangan Ahli Keselamatan dan kesehatan
Kerja.

3. Bidang K3 Kontruksi Bangunan


1. Undang Undang RI No. 1 Tahun 1970 Pasal 4 tentang Penetapan syarat-
syarat keselamatan dan ksehatan kerja

6|Page
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No 1 tahun 1980 tentang K3 pada
Kontruksi Bangunan.
3. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum Ke 174 Tahun 1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Konstruksi
4. Pedoman pelaksanaan K3 di tempat kegiatan Konstruksi.
5. Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor
pekerjaan proyek konstruksi.

BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma


berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah
dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali
dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny
Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri
kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-
2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991,
dan diumumkan dalam. Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11
Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula

7|Page
PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dakam Akta Risalah Rapat No.51tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh
Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka
di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh
Salim Group.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada
bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan
salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang
berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat
itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang
berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang
pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood
dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang,
Tangerang, Lampung, Pontianak,Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin,
Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa
pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang
dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada,
sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta
membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.

B. Produktivitas perusahaan
 Sikap kerja
Sebagai pekerja perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan,
maka setiap pekerja mempunyai komitmen sebagai berikut :
- Menjaga kesehatan fisik dan mental serta berprilaku sehat untuk
memenuhi syarat dalam proses produksi dan distribusi produk
pangan.
- Menjaga seluruh seluruh alat- alat dan bahan - bahan yang
berhubungan dengan proses produksi dan distribusi.

8|Page
- Menjaga dan memelihara lingkungan kerja perusahaan agar
terjamin kebersihan dan kesehatan sesuai dengan persyaratan.
- mematuhi petunjuk dan proses kerja agar menghasilkan produk
sesuai persyaratan.
 Etos kerja
Sebagai pekerja yang berkarya diperusahaan makanan, setiap pekerja
mempunyai komitmen sebagai berikut :
- Memacu diri untuk mengembangkan nilai- nilai kemampuan secara
terus menerus selama dalam proses kerja
- Memacu diri untuk mengembangkan dan mengamalkan nilai- nilai
kebajikan selama dalam proses kerja.

C. Stuktur Management PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, Tbk

gambar 1 . struktur organisasi P2K3

Keterangan :
Ketua P2K3 : Yamin Widjaya
Wakil Ketua I : Sulistio Nugroho
Wakil Ketua II : Arifuddin Arif
Sekertaris : Sudirman S
Administrator : Agus Subandri

9|Page
D. Lokasi PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, Tbk

Gambar 1. Lokasi PT Indofood CBP Sukses Makmur,Tbk

E. Visi dan Misi PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, Tbk

Visi
Menjadi perusahaan Total Food Solution

Misi
 Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, dan teknologi kami .
 Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga
terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.

10 | P a g e
 Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun
internasional.
 Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa
indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.
 Meningkatkan stakeholder's value secara berkesinambungan.

BAB III
ANALISA TEMUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Analisa Temuan Positif

TEMUAN POSITIF PERATURAN PERUNDANGAN


1. SMK3
Kebijakan K3 & Perencanaan K3
PP 50.MEN/2012 tentang SM
sudah dilakukan kebijakan dan
perencanaan terkait dengan
kebijakan dan simbol K3.

komitmen dan tekad pelaksanaan


kebijkan

program kerja P2K3

pengendalian resiko

11 | P a g e
instruksi keadaan darurat Penanggulangan banjir

Pengendalian resiko
Lubang peresapan air (Biopori)

Jalur evakuasi (pejalan kaki)


Pengendalian Resiko

Hengadaan Hydrant

2. Lembaga K3
Sudah memiliki Ahli K3 umum 2 Sudah memiliki Ahli K3 Umum

12 | P a g e
Orang dan tenaga spesialis 2 orang. sesuai Permen No 2 tahun 1992

Struktur organisasi P2K3

3. K3 Bidang Konstruksi Sesuai UU No.1 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja
UU No.13/2003, tentang
Ketenagakerjaan.
UU No.18/1999 tentang Jasa
Konstruksi
Peraturn no.1/Men /1980 tentang
K3 Konstruksi

bagian produksi

area parkir

13 | P a g e
area pejalan kaki dan jalur evakuasi

B. Analisa Temuan Negatif

1. SMK 3

Lokasi Temuan Potensi Saran/Reko Peraturan


No Bahaya mendasi

1.1 Seluruh Terdapat bahan Menghambat Posisi Peraturan:


Area material yang pada saat bahan PP 50
berada di jalur terjadi material tahun 2012
kendaraan. situasi normal seharusnya tentang
dan darurat berada pada penerapan
tempat yang SMK3
semestinya
1.2 (dibuatkan
SOP
penyimpanan
barang/mat
erial)
1.3
Dapat
PP 50
mengakibatka

14 | P a g e
n kecelakaan Harus tahun 2012
kerja memiliki tentang
tempat penerapan
penyimpanan SMK3
yang telah
ditentukan
Pekerja dapat
terjatuh dari Pekerja
Permenake
ketinggian tidak
r 08 tahun
menggunaka
2010
n APD
tentang
sesuai dgn
APD
standar.

2. KELEMBAGAAN

2.1 PT. Tidak terdapatnya Tidak Pembuatan


Indofood arsip arsip hasil memiliki SOP tata PP 50 tahun
CBP pemeriksaan potensi cara 2012
berkala bahaya, pengarsipan tentang
namun SMK3
berpotensi Permen 04
menjadi tahun 1987
temuan pada tentang
saat tata cara
dilakukannya penunjukan
audit SMK3 ahli K3

3. KONSTRUKSI BANGUNAN

15 | P a g e
3.1. Banguna Kurangnya Perawatan Terjadi Peningkatan Peraturan
n gedung. runtuhan perawatan dan Menteri
Perusaha pada atap pemeliharaan Tenaga
an bangunan. pada Kerja No 1
bangunan atau tahun
obyek obyek yg 1980
akan tentang
menimbulkan Kontruksi
kecelakaan. Bangunan.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

1. PT.INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk.Dalam hal ini telah mengcomply


seluruh peraturan UU yang berlaku.
2. Dalam implementasi pelaksanaannya masih perlu dilakukan pengwasan terkait
pekerjaan di lapangan.
3. Pengawasan K3 terhadap individu masih perlu ditingkatkan.
4. Penyebarluasan sosialisasi tentang SOP, W.I dan JSA masih minim.
5. Untuk pekerjan konstruksi (perawatan bangunan dan pembuatan baru perlu di
buatkan kontrak yang mengedepankan unsur K3 dalam pelaksaan pekerjaan
sehingga resiko kecelakaan di bidang konstruksi dapat diminimalisir.

16 | P a g e
6. Pendokumentasian laporan K3 masih perlu pembenahan.

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai