Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) CALON AHLI K3 UMUM


BIDANG K3 LINGKUNGAN, KESEHATAN, DAN KEBAKARAN
PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

Oleh:
KELOMPOK II
ALFREDS MELALO
KASRI
HUKMAL
JAMES
RIOH MASSIMAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


PT. SAFETY BAROMETER INDONESIA
ANGKATAN KE-16
MAKASSAR 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmatNyalah sehingga kami dapat melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada
PT.Indofood Makassar Indonesia dan menyusun laporan dari praktek tersebut.
Maksud diadakannya penyusunan laporan ini adalah sebagai bukti bahwa kami telah
melaksanankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu salah satu syarat mengikuti pelatihan
calon Ahli K3 Umum di PT. Safety Barometer Indonesia.Dengan adanya praktek lapangan ini,
kita dapat mempelajari langsung penerapan K3 di perusahaan.
Akhir kata semoga laporan ini berguna bagi kita semua, terutama bagi kami peserta
pelatihan Ahli K3 Umum, bagi pemerintah depnakertrans, bagi PT. Barometer Safety
Indonesia serta PT.Indofood Makassar Indonesia.

Makassar, 15 April 2015


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR…………………………...................................................................... 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………. 4
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………… 4
B. MAKSUD DAN TUJUAN…………………………………………………………………… 5
C. RUANG LINGKUP……………………………………………………………………………. 5
D. DASAR HUKUM………………………………………………………………………………. 5
BAB II POKOK BAHASAN………………………………………………………………………………….. 7
A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA……………………………………………… 7
B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN…………………………………………………………. 11
C. TEMUAN……………………………………………………………………………………….. 12
a. TEMUAN POSITIF………………………………………………………………. 12
b. TEMUAN NEGATIF…………………………………………………………….. 12
BAB III ANALISA……………………………………………………………………………………………… 14
A. ANALISA TEMUAN POSITIF…………………………………………………………… 14
B. ANALISA TEMUAN NEGATIF…………………………………………………………. 17
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………………. 23
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………… 23
B. SARAN………………………………………………………………………………………….. 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekarang ini jumlah industri yang ada di Indonesia mencapai 100.000 lebih.
Sedangkan jumlah Ahli K3 sebagai petugas dari luar Depnaker yang ditunjuk untuk
membantu mengawasi pelaksanaan Undang-undang keselamatan kerja baru berjumlah
sekitar 1.500 orang (2010). Tingginya selisih angka ini menunjukkan pentingnya peran AK3U
dalam membantu pemerintah menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja yang ada di
masing-masing tempat kerja (industri) dan sesuai dengan amanat Undang-undang
No.1/1970 Pasal 5 tentang pengawasan K3.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah banyak yang menggunakan pesawat uap,
pesawat tenaga dan produksi, pesawat angkat angkut, dan juga menggunakan bahan kimia
berbahaya dimana hal tersebut dapat memberikan dampak terhadap kondisi lingkungan
kerja. Apabila lingkungan kerja tersebut tidak dikelola dengan baik maka tempat kerja
tersebut akan menjadi tidak sehat, tidak bersih, dan tidak nyaman.
Selain masalah lingkungan kerja yang sering menjadi kendala dalam peningkatan
produktivitas perusahaan, ancaman kebakaran juga dapat menjadi kendala.Kebakaran dapat
terjadi kapan saja, dan dimana saja.Tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin bebas dari
bahaya kebakaran.Kebakaran di tempat kerja dapat menyebabkan kerugian baik bagi pihak
pengusaha, tenaga kerja, maupun masyarakat luas. Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa
kebakaran di tempat kerja dapat mengakibatkan korban jiwa, kerugian material, hilangnya
lapangan kerja, dan kerugian lain yang tidak langsung. Penyebab kebakaran yang paling
sering adalah api terbuka dan listrik.
Peran Ahli K3 Umum dalam pencegahan penyakit akibat kerja kaitannya dengan
pemantauan dan pengendalian lingkungan kerja sangat mempengaruhi berhasil atau
tidaknya pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja secara bersama-sama untuk
mewujudkan tempat kerja yang bersih, sehat, dan nyaman.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk menguji kemampuan
calon Ahli K3 Umum mempraktekkan materi yang diperoleh selama training dalam
lingkungan industri sesungguhnya.
Tujuan yang ingin dicapai dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk melihat pelaksanaan
Undang-undang serta Peraturan yang berkaitan dengan Lingkungan, Kesehatan dan
Kebakaran di PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.Calon Ahli K3 Umum diharapkan mampu
mengenali penyimpangan maupun kesesuaian praktik di lokasi praktek kerja dengan
Undang-undang yang dipersyaratkan.

C. RUANG LINGKUP
Dalam kegiatan ini, yang kami amati adalah bagaimana penerapan Keselamatan kerja
lingkungan , kesehatan dan Kebakaran pada PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

D. DASAR HUKUM
Dasar hukum pengawasan K3 bidang lingkungan kerja, keselamatan kerja, dan
kebakaran adalah sebagai berikut:
1. K3 Lingkungan Kerja :
a. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. 187/Men/1999 tentang pengendalian
bahan kimia berbahaya
c. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. 51/Men/1999 tentang nilai ambang
batas faktor fisika di tempat kerja
d. PMP No.07 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan di tempat kerja.

2. K3 Kesehatan Kerja :
a. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 Pasal 8 (1) tentang pengurus diwajibkan
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindah sesuai sifat-sifat
kerjaan yang diberikan kepadanya.
(2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada
dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh direktur
(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan
peraturan perundangan
b. Permenaker RI No. 1 Tahun 1976 tentang pelatihan hiperkes bagi tenaga
dokter perusahaan
c. Permenaker RI No. 1 Tahun 1979 tentang kewajiban latihan hygiene
perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja bagi para medis perusahaan.
d. Permenaker RI No. 2 Tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenagakerja
dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
e. Permenaker RI No.Per-08/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja

3. K3 Kebakaran:
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970, Pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (2)
b. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No. 04/Men/1980, tentang
syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
c. Peraturan Menteri tenaga Kerja RI No.Per-02/MEN/1983 tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Automatik
d. Keputusan menteri tenaga kerja No. 186/Men/1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
BAB II
POKOK BAHASAN

I. Gambaran Umum Tempat Kerja


PT Indofood yang terletak di kawasan kima ini khusus memproduksi jenis makanan
mie instan. Mie instan merupakan bahan makanan yang sangat familiar semua dikalangan
masyarakat. Hampir setiap orang sudah biasa melihat atau mengkonsumsi mi instan. Bahan
baku utama mie instan adalah tepung terigu, Dan minyak goreng. Sementara untuk
kemasannya menggunakan kemasan yang bersifat food grade.
Artinya dinyatakan aman dan layak untuk digunakan sebagai pengemas makanan.
Dalam proses produksinya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebungkus mie
mulai dari proses pengolahan tepung sampai pengepakan membutuhkan waktu ± 15menit.
Berdasarkan hasil wawancara, dalam sehari Pt indofood cbp sukses makmur tbk yang berada
di makassar ini dapat memproduksi hingga 2.400.000 bungkus mie instan dengan waktu
produksi 3 x 7 jam produksi dalam sehari. Banyaknya tenaga yang dipekerjakan dalam
industri ini hingga tahun 2013 adalah sebanyak 650 pekerja yang dalam sehari bekerja
selama 7 jam perhari selain hari sabtu 5 jam.
Bahan utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung terigu dan
minyak goreng. Tepung terigu adalah salah satu produk yang dihasilkan oleh Pt indofood
yang berada diluar kota makassar tepung yang berbahan dasar gandum di impor dari
Australia, Kemudian gandum tersebut diolah menjadi tepung terigu yang berkualitas tinggi.
Begitu pula dengan minyak goreng merk bimoli yang bahan bakunya berasal dari dalam
negeri diproduksi dalam naungan industri yaitu Pt indofood cbp sukses makmur tbk.
A. Aktivitas Perusahaan
Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan
menyeleksi bahan-bahan yang sesuai standar yang diinginkan oleh produsen
contohnya terigu. Tujuan dari proses ini adalah agar produk yang dihasilkan
berkualitas dan tahan lama. Bahan yang tidak memenuhi standar dikembalikan
pada pihak produsen bahan

Gambar 1 bahan baku tepung

Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie. Tahapan ini Terbagi
menjadi enam peoses, yaitu:
A. Mixing yaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang diaduk
menggunakan mesin pengaduk (mixer ) hingga adonan tercampur rata dengan
tingkat kekenyalan yang sesuai untuk dibentuk.
B. Penggilingan yaitu membentuk adonan menjadi tipis. Penipisan adonan mie
terdapat dalam tiga ukuran dengan ketebalan yang berbeda. Penipisan pertama
adonan digiling dengan cukup tebal, penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis
dari yang pertama, dan yang terakhir penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis
dengan ketebalan sekitar 2 milimeter.

C. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan mie yang


sudah digiling tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran kemudian adonen mie
masuk kemesin yang didalamnya terdapat alat seperti sisir yang membelah adonan
menjadia bagian-bagian yang panjang dan bergelombang. Sampai pada tahap ini
beluma ada limbah yang dihasilkan.

D. Proses Penggilingan Sampai Pengukusan


Pengukusan. Adonan mie yang telah berbentuk panjang dan bergelombang digiring
ke dalam mesin steambox(pengukusan). Pada tahap ini dihasilkan limbah berupa
uap panas dan sedikit air yang terkadang menetes dari dalam mesin.

Proses Pengukusan Dengan Steambox

E. Cutting
(pemotongan) dan pelipatan yaitu mie yang telah dikukus tadi dipotong
dengan ukuran panjang yang telah diatur kemudian mie dilipat dua
sehingga berbentuk persegi panjang berlapis .

Proses Cutting

f. Friying (penggorengan)
Mie ditransport ke dalam mesin yang berisi minyak goreng. Mesin
penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses ini menghasilkan limbah
berupa sisa minyak. Pengolahan sisa minyak adalah dengan menggunakannya
kembali dengan cara penambahan dengan minyak baru dan bahan kimia
berupa TBH untuk menjaga kadar asam basa dan lemak minyak. Proses
penggunaan kembali minyak oleh pihak produsen disebut sirkulasi minyak
sehingga tidak terdapat limbah sisa minyak yang dibuang.
g. Cooling (pendinginan)
yaitu proses dimana mie yang telah digoreng dengan suhu tinggi didinginkan
menggunakan mesin pendingin agar mie tidak perlu waktu yang lama untuk
didiamkan sebelum dibungkus karena suhunya telah disesuiakan dengan
mesin ini. Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair hasil pendinginan.
h. Wrapping Dan Packing
Setelah dilakukan proses cooling, mie akan di wrapping dan packing.
Wrapping merupakan pembungkusan mie dengan kemasan yang sesuai
dengan mie yang telah dibuat. Kemudian mie yang telah dikemas diberi kode
produksi dan tanggal kadarluarsa mie. Pada packing mie yang telah terkemas
dan diberi kode produksi, kemudian ditumpuk pada karton kemasan sejumlah
yang telah ditentukan, kemudian mie diberi lakban. Tujuan dari pemberian
kemasan adalah untuk melindungi produk dari kotoran, debu dan penggangu
lainnya yang dapat menurunkan kualitas mie. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengemasan adalah kode produksi, mutu karton, kondisi pengeleman,
berat rata-rata dan cemaran. Adapun limbah yang dihasilkan berupa sisa
kardus dan juga dihasilkan mie yang hancur rusak (HR).
Tahap terakhir setelah pengemasan yaitu tahap penyimpanan. Mie yang telah
terbungkus rapi ditranport ke salah satu bagian pabrik kemudian dengan
menggunakan tenaga manusia kardus yang berisi mie ini disusun diatas mesin
bermotor pengangkiu barang yang kemudian akan dibawa ke gudang yang
telah diatur sirkulasinya. Sistem penyimpanan dan pengeluaran yaitu first in
first out yaitu barang yang duluan masuk digudang penyimpanan itu yang
didahulukan untuk dipasarkan.

Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
cabang Makassar yaitu:
1.Indomie
3.Pop Mie
4.Sarimi
5.Supermie
Sumber Daya Manusia
Kompetensi :
 Sertifikasi Quality control
 Sertifikasi AK3 Umum
 Sertifikasi AK3 penanggulangan kebakaran
 Sertifikasi teknisi pesawat uap
 SIO bagi operator alat angkat dan angkut
B. Peralatan dan Mesin

 Forklift 5 Ton
 Mesin boiler
 Mixer unit
 Penggilingan unit
 Cutting unit
 Penggorengan

C. Lokasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk cabang Makassar

D. Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran


Berdasarkan pengamatan dilapangan, dimana terdapat kegiatan sebagai berikut :
- Mesin Boiler
- Penggunaan bahan bakar (Minyak) untuk beraktifitas
- Mesin pencetak wadah pop-mie
- Banyak sisa tumpukan material bekas sisa pembakaran

Maka, dapat simpulkan bahwa kegiatan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk masuk
dalam Klasifikasi Bahaya Kebakaran Sedang 2.
II. Visi dan Misi PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

Visi
Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk
bermutu, berkualitas aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin diindustri
makanan.

Misi
Menjadi perusahaan trans nasional yang dapat membawa nama Indonesia
dibidang industri makanan.
III. Temuan
Dari praktek kerja lapangan yang telah kami lakukan pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk Makassar, ada beberapa hal yang ditemukan oleh tim pada kunjungan tersebut,
diantaranya :
Temuan
Aspek
Positif Negatif
A. 1. Lingkungan A.1.1. Halaman kantor bersih dan A.1.1. -
tertata dengan rapi
A.1.2. Rambu dan papan peringatan A.1.2. -
K3 sudah ada ketika memasuki
area kerja
A.1.3. Tempat pembuangan sampah, A.1.3. Masih ditemukan sampah
sebagian sudah terpisah sesuai yang tergeletak bukan
dengan jenis sampahnya pada tempatnya (bukan di
dalam bak sampah)
A.1.4. Sistem pencahayaan ruang A.1.4. Masih ditemukan akses
kerja sudah memadai dan tangga disamping gedung
tingkat kebisingan sudah pemaketan dimana
terkendali dengan baik (Sesuai pencahayaan masih
dengan ketentuan Nilai minim
Ambang Batas)
B. 2. Kesehatan B.2.1. Sudah melakukan pemeriksaan B.2.1. -
kesehatan awal penerimaan
tenaga kerja dan tersediannya
saran pemeriksaan kesehatan
B.2.2. Sudah diberikan fasiltas kantin B.2.2. -
B.2.3. Perusahaan menyediakan kotak B.2.3. Belum terdapat Log Book
P3K di lokasi workshop bagi
karyawannya dan seluruh
pekerja yg ada sudah di ikutkan
dalam Program Jamsostek
B.2.4. Kamar mandi (WC)dan B.2.4. Masih ditemukan kamar
jumlahnya sudah memadai mandi yang bak airnya
dengan jumlah orang yang kosong juga tidak tersedia
beraktifitas dilokasi tersebut sabun
C. 3. Kebakaran C.3.1. Perusahaan telah menyediakan C.3.1 Masih ditemukan APAR
Alat Pemadam Api Ringan yang tidak memiliki check
(APAR) di seluruh area kerja list rutin dan tekanan isi
tabung rendah
C.3.2. Perusahaan telah menyediakan C.3.2. -
Hydrant di tempat – tempat
berpotensi terjadinya
kebakaran
BAB III
ANALISA
A. ANALISA TEMUAN POSITIF
Potensi Saran/ Peraturan
No. Lokasi Temuan Domentasi
Bahaya Rekomendasi Perundangan
A. LINGKUNGAN
1. Halaman kantor bersih - Kondisi - UU No 1 Tahun 1970
dan tertata dengan halaman ini Pasal 2 ayat (2)n
rapi dipertahanka Tentang Dilakukan
n pembuangan atau
pemusnahan sampah
Lingkungan tertata
atau limbah.
dengan baik sesuai
- PP No.11 Tahun 1979
dengan PMP No. 7 BAB XXI Pasal 38 ayat 1
Tahun 1964 pasal 3 tentang Kepala Teknik
ayat (5) wajib berusaha dengan
baik untuk mencegah
terjadinya
pencemaran.

2. Rambu dan papan - Rambu dan - UU No 1 Tahun 1970


peringatan K3 sudah papan Pasal 2 ayat (2)n
ada ketika memasuki peringatan Tentang dilakukan
area kerja kondisi pembuangan atau
kebersihannya
pemusnahan sampah
dipertahankan
atau limbah.
3. Tempat pembuangan - Proses PP No.11 Tahun 1979
sampah, sebagian pemilahan BAB XXI Pasal 38 ayat
sudah terpisah sesuai jenis sampah 1 tentang Kepala
dengan jenis tetap Teknik wajib
sampahnya dipertahanka berusaha dengan
n baik untuk mencegah
terjadinya
pencemaran.

PMP No.07 Tahun


1964 Pasal 3.

4. Sistem pencahayaan - Pencahayaan - Kepmen


ruang kerja sudah dipertahanka No.51/MEN/1999
memadai dan tingkat n dan Pasal 3 ayat 1
kebisingan sudah inspeksi rutin tentang NAB
terkendali dengan baik dilakukan. kebisingan di
(Sesuai dengan Tetap tetapkan sebesar
ketentuan Nilai melakukan 85dBA.
Ambang Batas) Inspeksi
internal
secara rutin
mengenai
nilai
kebisingan
tetap
dilakukan
B. KESEHATAN
1 Sudah melakukan - Pemeriksaan - Permen
pemeriksaan berkala tetap No.PER.02/MEN/1980
kesehatan awal dipantau Pasal 2 ayat 2, Pasal 3
penerimaan tenaga sehingga ayat 1, Pasal 5 ayat 1
kerja baru dan pelaksanaan Tentang Pemeriksaan
pemeriksaan berkala pemeriksaan Kesehatan Tenaga
serta tersediannya tepat waktu kerja.
saran pemeriksaan
kesehatan
2 Sudah diberikan - Kebersihan Permenaker
fasiltas kantin dan hygen No.15/MEN/VIII/2008
kantin Pasal 2 ayat 1 tentang
dipertahanka pengurus P3K wajib
n menyediakan petugas
P3K dan fasilitasnya.

3 Perusahaan - Selalu Permen


menyediakan kotak mengontrol PER.04/MEN/1980
P3K di lokasi workshop penempatan Pasal 4 ayat 3 tentang
bagi karyawannya dan dan isi kotak Tinggi pemberian
seluruh pekerja yg ada P3K secara tanda pemasangan
sudah di ikutkan berkala tersebut (ayat 1)
dalam Program adalah 125cm dari
Jamsostek lantai tepat di atas 1
atau kelompok alat
pemadam api ringan
bersangkutan.
4 Kamar mandi (WC) - Mempertah PERMEN No. 7 Tahun
dan jumlahnya sudah ankan dan 1974 tentang Syarat
memadai dengan meningkatk Kesehatan, Kebersihan
jumlah orang yang an kondisi Serta penerangan
beraktifitas dilokasi dan dalam Tempat Kerja
tersebut kebersihan Pasal 6 ayat 9.c
dan kamar
mandi

C. KEBAKARAN
1 Perusahaan telah - Penyediaan PERMENAKERTRANS
menyediakan Alat APAR tetap No. : PER-
Pemadam Api Ringan dipertahank 04/Men/1980
(APAR) di seluruh area an Tentang Syarat-syarat
kerja pemasangan dan
pemeliharaan APAR

2 Perusahaan telah - Perawatan PERMENAKER


menyediakan Hydrant rutin No. : PER-186/Men/1999
di tempat – tempat hydrant Tentang Unit
berpotensi terjadinya tetap Penanggulangan
Kebakaran di Tempat
kebakaran dilakukan
Kerja

Sesuai dengan instuksi


menteri Tenaga kerja
INS.11/M/BW/1997
3. Pengurus telah - Tim PERMENAKER
membentuk Tim tanggap No. : PER-
Tanggap Darurat dan darurat 186/Men/1999
Bagan Jalur Evakuasi tetap Tentang Unit
melakukan Penanggulangan
latihan Kebakaran di Tempat
tanggap Kerja
darurat
B. ANALISA TEMUAN NEGATIF
Potensi Saran/ Peraturan
No. Lokasi Temuan Dokumentasi
Bahaya Rekomendasi Perundangan
A. LINGKUNGAN
1 Masih ditemukan Pencemaran Meletakkan / PP No.11 Tahun 1979
sampah yang lingkungan membuang BAB XXI Pasal 38 ayat
tergeletak bukan pada dan sumber sampah pada 1 tentang Kepala
tempatnya (bukan di penyakit tempat yang Teknik wajib
dalam bak sampah) telah berusaha dengan
disediakan; baik untuk mencegah
Melakukan terjadinya
kembali pencemaran.
sosialisasi
ketenaga
kerja
mengenai
penanganan
sampah
2 Masih ditemukan Tersandung Harus segera KEPMENKES No.:
akses tangga , terantuk, dilakukan 261/MENKES/SK/II/19
disamping gedung terjatuh, pemasangan 98 Lampiran II
pemaketan dimana tertumbuk lampu
pencahayaan masih penerangan
minim dan ukuran
lux
disesuaikan
dengan
standard
B. KESEHATAN
1 Belum terdapat Log Ketidak Harus segera KEPMENAKERTRANS
Book pada kotak P3K saipan melengkapi No.
dan Buku Kegiatan P3K untuk Kotak P3K PER.15/MEN/VIII/2008
digunakan dengan Tentang P3K ditempat
jika terjadi menyediakan Kerja
kondisi Log Book dan
darurat Rekaman
Buku
Kegiatan P3k
2 Masih ditemukan Sumber Melakukan PERMEN No. 7 Tahun
kamar mandi yang bak penyakit perbaikan 1974 tentang Syarat
airnya kosong juga instalasi air, Kesehatan, Kebersihan
tidak tersedia sabun menyediaka Serta penerangan
n air bersih dalam Tempat Kerja
dan Pasal 6 ayat 9.c
kebutuhan
lainnya
C. KEBAKARAN
1 Masih ditemukan APAR tidak Melakukan PERMENAKERTRANS
APAR yang tidak dapat pemeriksaan No. : PER-
memiliki check list digunakan rutin; 04/Men/1980
rutin dan tekanan isi pada saat Pemeriksaan Tentang Syarat-syarat
tabung rendah terjadi APAR sekali pemasangan dan
kondisi dalam 6 pemeliharaan APAR
darurat bulan; jika
tekanan isi
tabung
rendah
lakukan
pembuangan
dan isi
kembali
tabung
berdasarkan
standar
volumenya
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penanganan K3 Lingkungan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk cabang
Makassar belum memadai, masih terdapat sampah yang diletakkan dengan
sembarang tempat
2. Penanganan Kesehatan kerja sudah cukup baik. Pemeriksaan kesehatan awal dan
berkala telah terimplementasi dengan baik.
3. Perusahaan sudah menunjukkan komitmen dalam hal penanggulangan
kebakaran dengan menepatkan APAR dan Hydrant di area kerja namun
perusahaan belum melakukan inspeksi rutin untuk APAR.

B. Saran
1. Sebaiknya perusahaan selalu melakukan sosialisasi mengenai penanganan
sampah kepada tenaga kerja secara rutin.
2. Sebaiknya perusahaan menunjukkan komitmen dalam hal penanggulangan
kebakaran dengan melakukan inspeksi rutin APAR.
3. Mengimplementasikan SMK3 sesuai dengan PP. 50 Tahun 2012 serta penerapan
ISO 14001 : 2004 dalam hal Management System Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai