Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI

PENINGKATAN KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RSUD dr. ADNAAN WD


PAYAKUMBUH

Disusun Oleh :
Masyithah Fadhani
NIM. 1821312039

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
TERM OF REFERENCE (TOR)
PROGRAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT MELALUI
PENINGKATAN KEPATUHAN HAND HYGIENE DI RSUD dr. ADNAAN WD
PAYAKUMBUH

A. Latar Belakang
Hospital-acquired infections (HAI) atau infeksi nosocomial adalah infeksi yang terjadi
di pelayanan kesehatan selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis setelah =
48 jam dan pada = 30 hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan. HAI merupakan salah satu
penyebab penting meningkatnya morbiditas dan mortalitas pada pasien rumah sakit. Selain
itu HAI menyebabkan pemanjangan lama rawat inap, sehingga merugikan pasien dan
meningkatkan biaya perawatan . Di Negara berkembang, pasien yang menderita HAI
sebesar 5-10% dan meningkat menjadi 15%-40% pada pasien yang dirawat di ICU. Di
Amerika Serikat, 2 juta orang per tahunnya menderita HAI, menyebabkan meningkatnya
biaya hingga 4,5-5,7 milyar dolar serta menyebabkan 9000 kematian. Di Inggris, terdapat
100.000 kasus HAI dan menimbulkan biaya 1 milyar poundsterling serta 5000 kematian tiap
tahunnya. Di Mexico, terdapat 450.000 kasus HAI, menyebabkan kematian 4%-58% (1)
Salah satu komponen penting untuk membatasi penyebaran dari HAIs adalah
melaksanakan pengendalian infeksi dengan baik. Cara pengendalian infeksi yang terbukti
paling efektif adalah memastikan perawat rumah sakit melaksanakan hand hygiene (HH)
sesuai aturan. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa ketika terjadi
peningkatan kepatuhan cuci tangan dari buruk ( <60%) menjadi sangat bai k ( 90%) akan
menurunkan angka HAI sebesar 24%. Beberapa penelitian lain menyebutkan kepatuhan cuci
tangan mendorong penurunn infeksi MRSA ( Methicillin Resistant Staphyloccous aureus)
sebesar 48,2%-87%. Jika dihitung secara cost benefit pada rumah sakit dengan 200 tempat
tidur, setiap peningkatan kepatuhan cuci tangan sebesar 1% akan menghemat pengeluaran
rumah sakit sebesar 39.650 dollar setiap tahunnya(1)
Perilaku hand hygiene perawat merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh
besar terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit. Data menunjukkan
tingginya angka infeksi nosokomial baik di dunia maupun indonesia. Dari data surveilans
World Health Organization (WHO) dinyatakan bahwa angka kejadian infeksi nosokomial
sebesar 5% pertahun Sedangkan di Amerika Serikat angka ini mencapai 6%. Di Indonesia
INOS di rumah sakit dr. Cipto Mangunkusumo berkisar 014,4% (2)
Dalam buku Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit disebutkan bahwa pencegahan
dan pengendalian infeksi nosokomial merupakan pelayanan yang wajib di seleng garakan
oleh rumah sakit . Tujuan dari pengendalian infeksi nosocomial adalah untuk melindungi
pasien dari infeksi dalam bentuk pencegahan, surveilans, dan pengobatan yang rasional. Saat
ini angka infeksi nosocomial telah dijadikan salah satu tolok ukur mutu pelayanan rumah
sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial tidak boleh lebih dari 1,5% . Di negara maju, ijin
operasional rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka infeksi nosokomial. Bahkan
pihak asuransi tidak mau membayar biaya yang ditimbulkan akibat infeksi nosokomial
sehingga pihak penderita sangat dirugikan (2)

Berdasarkan hasil pengkajian di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh, diperoleh


gambaran bahwa nilai infeksi nosocomial / HAIs masih melebihi angka yang di tetapkan,
serta kepatuhan hand hygine belum mencapai angka yang sudah di tetapkan. Jadi, salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu layanan rumah sakit adalah dengan memberikan informasi,
pemahaman tentang kepatuhan hand hygiene dalam kegiatan desiminasi ilmu dan
penyegaran hand hygiene di lingkungan RS Adnan WD Payakumbuh.

B. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan mengoptimalkan penerapan hand hygiene dari 73.50%
menjadi 100% kepatuhan hand hygine dapat terlaksana dengan baik di lingkungan RSUD
dr. Adnaan WD Payakumbuh

C. Kegiatan
1. Melakukan penyegaran tentang hand hygiene di ruang rawat inap RSUD Adnaan WD
Payakumbuh
2. Melakukan review tentang penerapan PPI di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Adnaan WD
3. Memonitoring dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan supervise keperawatan
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Sasaran dalam kegiatan ini adalah :
a) Kepala Bidang keperawatan di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh
b) Kepala ruangan di instalasi rawat jalan, rawat inap di RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh
c) Ketua IPCN RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh
d) Perawat pelaksana di instalasi rawat jalan, rawat inapdi RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh
2. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Waktu : Minggu I Januari 2020 s/d Minggu II Januari 2020
Tempat : Ruang Pertemuan Lt.2 IGD
3. Cara Evaluasi

Kegiatan Evaluasi :

a) Kepatuhan hand hygiene : dengan cara memonitoring dan menevaluasi kepatuhan


cuci tangan perawat sehingga persentasi kepatuhan meningkat sebesar 26.5%
b) Pengetahuan tentang penerapan PPI di ruang rawat inap : dengan cara memberikan
pertanyaan dimana setiap peserta di harapkan dapat menjawab lebih daru 60%
pertanyaan yang di berikan
DAFTAR PUSTAKA

1. Pratama BS, Koeswo M, Rokhmad K, Studi P, Manajemen M, Sakit R, et al. Faktor


Determinan Kepatuhan Pelaksanaan Hand Hygiene pada Perawat IGD RSUD dr .
Iskak Tulungagung Determinant Factors of ER Nurses ’ Hand Hygiene Compliance at
dr . Iskak Hospital Tulungagung. J Kedokt Brawijaya. 2015;28(2):195–9.
2. Fauzia N, Ansyori A, Hariyanto T, Kebidanan A, Jaya P, Magister P, et al. Kepatuhan
Standar Prosedur Operasional Hand Hygiene pada Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Adherence to the Standard Operating Procedures on Hand Hygiene of
Nurses in Hospital ’ s Inpatient Unit. J Kedokt Brawijaya. 2015;28(1):95–8.
TIME TABLE KEGIATAN IMPLEMENTASI DI RSUD dr. ADNAAN WD PYAKUMBUH TAHUN 2019

Pilot Project : Inastalasi Rawat Inap dan Instalansi Rawat Jalan

Kegiatan : Implementasi mulai

Masalah : Kepatuha hand hygiene di RS Adnan WD sebesar 73.50%

N KEGIATAN LANGKAH INDIKATOR WAKTU PELAKSANAAN PJ


O

TAHAP PERSIAPAN

1. Penyegaran 1. Mempersiapkan 1. Tersusunya 1. Mahasiswa


Hand hygiene materi terkait hand materi terkait Residensi
hygiene hand hygiene 2. IPCN
3. Kepala
Ruangan
Rawat Inap
TAHAP PELAKSANAAN
1. Melaksanakan 1. Terlaksanan
penyadaran hand ya
hygiene pada saat penyadaran
briefing pagi hari di hand
salah satu ruang hygiene
rawat inap

TAHAP EVALUASI
1. Memonitoring 1. Naiknyangk
pelaksanan hand a kepatuhan
hygiene hand
hygiene
menjadi
26.5%
N KEGIATAN LANGKAH INDIKATOR WAKTU PELAKSANAAN PJ
O 1 2 6 7 8 9 10 13 14 15 16 17
/ / / / / / / / / / / /
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TAHAP PERSIAPAN
2. Review 1. Merancang kegiatan 1. Kegiatan 1. Mahasiswa
tentang review pneraoan PPI yang Residensi
penerapan diketahui 2. Kepala
PPI di ruang Ruangan
2. Menyebarkan oleh kabid
rawat Inap Rawat
undangan kepada keperawatan Jalan
peserta 2. Peserta: 3. Kepala
a) Pimpinan Ruangan
RS Rawat Inap
3. Menyiapkan media berjumla
desiminasi (PPT) h 6 orang
b) Pimpinan
4. Menyiapkan perawat
ruangan 17 orang
c) IPCLN
ruangan
5. Menyiapkan absensi 3. Tersedianya
media yang
akan
digunakan
untuk
seminar
4. Setting
ruangan
sesuai
5. Absensi telah
tersedia
sesuai
dengan nama
lengkap

TAHAP PELAKSANAAN
1. Memberikan soal 1. Adanya Soal
pre test tentang pre test yang
penerapan PPI dijawab oleh
peserta
seminar
2. Memberikan materi
mengenai penerapan 2. Materi
PPI tersedia
dalam bentuk
PPT dan
3. Diskusi dan tanya Handout
jawab mengenai
penerapan PPI 3. Adanya list
pertanyaan
dan
kesimpulan
TAHAP EVALUASI
1. Mengevaluasi Pengetahuan
pengetahuan perawat pada
perawat mengenai post test diatas
penerapan PPI 60%

Anda mungkin juga menyukai