id
Abstrak
Masyarakat Adat Bonokeling (MAB) Desa Pekuncen adalah kelompok masyarakat yang
masih menjalankan ajaran keyakinan dan laku tradisi mengikuti jejak leluhur. Di tengah
modernisasi, globalisasi membawa dampak pada nilai-nilai budaya lokal. Keberadaan
keyakinan dan tradisi warisan leluhur yang masih dijalankan menunjukkan bahwa
Masyarakat Adat Bonokeling melakukan pelanggengan budaya dari generasi ke
generasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan peran komunikasi
dalam pewarisan budaya lokal MAB. Sekaligus memberikan gambaran tentang proses
komunikasi MAB dalam mempertahankan keyakinan dan tradisi sebagai budaya lokal
Anak Putu Bonokeling.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan strategi pendekatan studi kasus. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Analisis data
menggunakan model analisis interaktif dan pengembangan deskripsi kasus. Penarikan
kesimpulan dilakukan berdasar kaitan unsur temuan yang menjabarkan proposisi
deskripsi kasus sebagai tema data penelitian.
Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh simpulan bahwa pewarisan budaya MAB
berlangsung dalam forum interaksi, khususnya gendhu-gendhu rasa. Gendhu-gendhu
rasa sebagai forum interaksi berperan sebagai saluran pewarisan budaya. Selain itu
keberadaan Anak Putu dalam gendhu-gendhu rasa menjadi indikator kehidupan sosial
Anak Putu. Komunikasi dalam pewarisan budaya juga menjadi pembentuk identitas
budaya Masyarakat Adat Bonokeling.
Kata Kunci: Masyarakat Adat Bonokeling, proses komunikasi, peran komunikasi, forum
interaksi, pewarisan budaya
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masyarakat mereka sendiri, gossip lokal, berkumpul dan saling berbincang secara
hingga masalah politik di samping longgar tentang apa saja mulai dari
sudah barang tentu adalah tentang hal masalah keluarga, lingkungan sosial dan
berkenaan dengan kepentingan pokok masyarakat Desa Pekuncen, hingga
acara pertemuan. masalah politik. Forum interaksi yang
Bertolak dari pengertian forum dimiliki MAB, yaitu berupa pertemuan
komunikasi yang diungkapkan Pawito dengan keluarga, rubungan dalam
dan Kartono (2013), forum interaksi perlon, maupun gendhu-gendhu rasa
MAB adalah di saat Anak Putu saat ngendong atau sarasehan.
BUDAYA LOKAL
Keyakinan pada: Yang
Mahakuasa dan Eyang
Bonokeling PEWARISAN
BUDAYA
MAB Tradisi: perlon, aweh,
srawung, dan pakaian hitam
Enkulturasi:
-. Kasepuhan
-. Titen
-. Perangkat
FORUM TUKAR -. Ngucing
-. Anak Putu
-. Keluarga- INTERAKSI KAWRUH
Sosialisasi:
keluarga
-. Srawung/
-. Keluarga Komunikasi Antarpribadi rubungan
-. Perlon
Komunikasi Kelompok
-. Gendhu-
gendhu rasa
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan kelompok kasepuhan. Hal ini sesuai kerukunan dan gotong royong
dengan tulisan DeVito (2003) yang tersosialisasi pada masa ini.
menyebutkan bahwa orangtua, peer Dengan bergaul, Anak Putu
groups, sekolah, institusi keagamaan, mengenal susunan perangkat adat dan
dan pemerintahan adalah guru utama tradisi khususnya ritual selamatan. Pada
yang mengajarkan tentang budaya. masa ini, seorang Anak Putu mengenal
Interaksi MAB dalam keluarga berbagai peran sosial yang ada di
mengajarkan anak keturunannya lingkungan sosialnya selain keluarga,
tentang ilmu-ilmu sederhana dalam teman, dan kerabat. Misalnya seorang
ajaran Bonokeling, menanamkan nilai Anak Putu belajar bahwa kelompok
berbagi dengan menyuruh anak kasepuhan adalah orang yang dihormati
mengantar makanan selamatan, karena menjadi „pengasuh‟ adat bagi
maupun mengajak anak keturunannya masyarakat adat, Eyang Bonokeling
dalam mengikuti perlon. adalah leluhur yang dihormati karena
Sosialisasi tidak hanya berhenti sejarah yang erat dengan asal-usul
dalam keluarga. Kelompok kasepuhan dirinya, tradisi yang harus dijalankan
mengajari Anak Putu yang baru mlebu terus menerus sebagai bentuk amal dan
dengan ilmu-ilmu ajaran Bonokeling. ibadahnya, serta menjalankan ilog ora
Anak Putu menyadari setelah mlebu dia ilog karena berdasarkan pengalaman
sudah dianggap mampu untuk orang tua. Proses ini menyebabkan Anak
menerima pengetahuan yang lebih. Pada Putu memahami peran dan tindakan
masa ini Anak Putu mengenal tugas- yang seharusnya dalam Masyarakat
tugas dan tanggungjawab menjadi Anak Adat Bonokeling.
Putu. Sosialisasi dalam Masyarakat Adat
Berada dalam kelompok Bedogol Bonokeling juga berlangsung melalui
Anak Putu semakin mengenal aturan- forum interaksi yaitu dengan rubungan,
aturan hidup dan tradisi seperti perlon. seperti ngendong dan gendhu-gendhu
Dengan mengikuti kegiatan adat, Anak rasa. Saat ngendong atau gendhu-
Putu mengenal arti bergaul dengan gendhu rasa Anak Putu ber-tukar
masyarakat. Seorang Anak Putu juga kawruh dengan saling bercerita tentang
menyadari bahwa dengan bergaul maka sejarah, mendalami arti dari cerita-cerita
akan mendapatkan ilmu yang lebih baik. rakyat yang berkembang dengan situasi
Bergaul dengan kelompok masyarakat, belakangan, saling mengungkapkan
seorang Anak Putu mengetahui berbagai peribahasa, dan mengingatkan akan
tipe orang dan belajar bagaimana ramalan leluhur yang telah terjadi
berinteraksi dengan banyak orang. Nilai maupun akan terjadi. Segala ilmu dan
commit to user
pengetahuan yang berkaitan dengan
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Salah satu tradisi Anak Putu berupa diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
srawung (bergaul) dan rubungan memperoleh kebahagiaan (Gorden,
(berkumpul) bertujuan untuk dikutip Mulyana, 2005).
memperoleh pengetahuan tentang
Pembentuk Identitas Budaya
Bonokeling. Meminjam istilah Siregar
Indentitas budaya merupakan unsur
mengenai akses informasi, akses
penting konsep diri. Dalam konteks ini,
pengetahuan Anak Putu Bonokeling
dalam Mulyana (2005), dijelaskan bahwa
dilakukan melalui komunikasi lisan
identitas budaya berkembang melalui
dalam forum interaksi. Seperti yang
internalisasi atas ”pengkhasan”
dilakukan Anak Putu srawung dan
(typication) diri oleh orang lain,
rubungan melalui gendhu-gendhu rasa
khususnya orang-orang dekat di
merupakan tindakan Anak Putu untuk
sekitarnya, mengenai siapa orang itu
mengakses pengetahuan ajaran
dan siapa orang lain berdasarkan
keyakinan dan tradisi Masyarakat Adat
latarbelakang budaya. Internalisasi
Bonokeling.
simbol, tanda, dan perilaku budaya
Proses pewarisan budaya tidak
terjadi tidak hanya pada masa anak-
berhenti hanya pada akses informasi.
anak dan dalam keluarga, namun juga
Meminjam istilah Mulyana bahwa “saya
dalam lingkungan yang lebih luas lagi
bicara, maka saya ada”, menunjukkan
dan selama tahap-tahap kehidupan
Anak Putu yang mencoba memberikan
selanjutnya.
informasi dan sosialisasi nilai-nilai
Internalisasi diri pada Masyarakat
budaya. Seperti sesama Anak Putu yang
Bonokeling berlangsung melalui
berbagi pengalaman dengan Anak Putu
interaksinya dalam keluarga dan
lainnya, aktivitas komunikasi dalam
masyarakat di sekitarnya. Internalisasi
pewarisan budaya juga menunjukkan
utama berlangsung melalui penggunaan
eksistensi Anak Putu sebagai agen
bahasa yang khas dalam Masyarakat
sosialisasi nilai-nilai budaya. Peran
Adat Bonokeling, yaitu bahasa Jawa
komunikasi sebagai indikator
Banyumas. Selain penggunaan bahasa
kehidupan sosial Anak Putu juga
Banyumas dalam aktivitas sehari-hari,
menunjukkan fungsi komunikasi
internalisasi berlangsung melalui
sebagai komunikasi sosial dalam proses
peribahasa, sejarah dan legenda, serta
komunikasi pewarisan budaya
ramalan yang berkembang dalam
Masyarakat Adat Bonokeling. hal ini
Masyarakat Adat Bonokeling.
dikarenakan dalam komunikasi sosial
Internalisasi juga ditunjukkan melalui
setidaknya mengisyarakan bahwa
kegiatan adat yang dilakukan secara
komunikasi itu penting untuk
rutin
commit to user sepanjang tahun. Internalisasi
membangun konsep diri kita, aktualisasi
yang dilakukan dalam keluarga dan
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16