Laporan Elektronika Daya

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK

ELEKTRONIKA DAYA

SINGEL – PULSE AND TWO-PULSE CONVERTER E1CK,


OHMIC LOAD

Oleh

Patima Sari Nasution (1715313017)

Kelas : 5B TL

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BALI

2019
SINGEL – PULSE CONVERTER E1CK, OHMIC LOAD

I. Tujuan
 Mengetahui profil tegangan dan arus waktu
 Mengukur tegangan dan arus
 Dapat menentukan data karakteristik

II. Peralatan
 1 DL 2604 SCR
 1 DL 2613 DC Power Supply
 1 DL 2614 Voltage reference generator
 1 DL 2616 two pulse control unit
 1 DL 2626 mains transformer
 1 DL 2628 Super-fast fuses (3x6.3 A)
 1 DL 2635 Universal load
 1 DL 2643 Socket with shunts 1 Ω
 1 DL 210T3PV Moving-iron voltmeter (125-250-500 V)
 1 DL 2109T33 True RMS meter
 1 Dual-channel oscilloscope (preferred storage type)

III. Gambar Diagram Rangkaian

Gambar 3.1 rangkaian percobaan


Experiment N⁰2A : Converter E1CK, OHMIC Load

Gambar 3.2 Experiment N⁰2A : Converter E1CK, OHMIC Load

IV. Langkah kerja


Membuat rangkaian sesuai dengan gambar yang ada pada gambar 3.1 dan
mengabaikan dan mengabaikan detail (a),
4.1. Menghubungkan
 Menghubungkan generator tegangan DL 2614 dan unit kontrol DL 2616
pada power suplai +15V/-15V
 Hubungkan output U0 dari generator tegangan ke input Uc dari unit
kontrol
 Hubungkan terminal L / N (USYN) dari unit kontrol masing-masing ke
terminal 2V1 / 2V3 dari transformator listrik
 Sambungkan transformator pulsa 2 dan 4 ke sirkuit gerbang / katoda dari
soket SCR V2 dan V1 yang ditandai dengan titik ke gerbang.

4.2. Settingan dasar


1. Voltage reference generator DL 2614
 EXT/INT dihidupkan pada posisi INT
 (0/+10V)/ (0/±10V) diaktifkan pada posisi (0/+10V)
 Seting potensiometer pada 10 V
2. Control unit DL 2616
 Sudut kontrol ɑ0 dihidupkan pada posisi 0⁰
 “Bentuk pulsa” dihidupkan pada posisi single pulsa
 Tegangan hambatan UINH = 15V (buka)

4.3. Mengukur arus dan tegangan


Cara menyuplai arus dan pengukuran:
 Nilai RMS UV dari tegangan suplai yang ada pada voltmeter P1
 Nilai rata-rata UdAV dan nilai RMS UdRMS dari tegangan langsung yang ada
pada voltmeter P2
 Nilai rata-rata IdAV dan nilai RMS IdRMS dari arus searah diukur oleh
ampermeter P3. Masukkan nilai yang diukur sebagai fungsi sudut gerbang
ɑ dalam 30⁰ dan langkah kerjanya antara 0⁰ dan 180⁰ seperti pada tabel
berikut
Petunjuk
Untuk mengatur sudut gerbang, hanya mengatur setengah gelombang dari
tegangan langsung dengan lebar 9 (atau 6) pembagian grid setiap bagian yang ada
pada osiloskop kemudian sesuai dengan sudut 20⁰(atau 30⁰)
Sistem lain adalah dengan menggunakan pergeseran fasa ɑ0 di unit kontrol:
a. Set ɑ0 = 0⁰ dan Uc = 10 V untuk mendapatkan sudut ɑ = 0⁰ dan
melakukan pengukuran.
b. Sekarang mensetting ɑ0 = 30⁰ untuk mendapatkan sudut tembak ɑ = 0⁰
dan, misalnya, catat nilai IdRMS30
c. Atur lagi ɑ0 = 0⁰ dan sesuaikan Uc dalam urutan IdRMS30 dan sekarang atur
lagi ɑ0 = 30⁰ untuk mendapatkan sudut tembak ɑ = 60⁰ (catat IdRMS60).
d. Atur lagi ɑ0 = 0⁰ dan menyesuaikan Uc dalam urutan IdRMS60 dan sekarang
atur lagi ɑ0 = 30⁰ untuk mendapatkan sudut tembak ɑ = 90⁰ dan
seterusnya.
UV = 46 V
ɑ (⁰) 0 30 60 90 120 150 180
UdAVɑ (V) 22 19.5 15.2 9.2 4.6 1.5 0.15
UdRMSɑ (V) 34 34 29 22 13.5 6 1.15
IdAVɑ (A) 0.6 0.55 0.43 0.27 0.132 0.064 0.06
IdRMSɑ (A) 0.93 0.91 0.82 0.62 0.38 0.17 0.035
Mengevaluasi berbagai data karakteristik konverter dan membandingkannya
dengan nilai teoretis
ɑ (⁰) 0 30 60 90 120 150 180
UdAVɑ / UdAV0 1 0.866 0.69 0.418 0.21 0.068 0
IdAVɑ / IdAV0 1 0.92 0.72 0.45 0.22 0.073 0.1
Fi 1.55 1.65 1.9 2.31 2.88 3.86 …
Wi (%) 118 132 162 208 270 737 …
Gambar transfer karakteristik UdAV / UdAV0 = f(ɑ)

Gambar 4.1 transfer characteristic UdAV / UdAV0 = f(ɑ)

Nilai tegangan langsung rata-rata yang dirujuk bervariasi sebagai fungsi


kosinus sesuai dengan persamaan yang ditunjukkan pada gambar. Karakteristik
transfer yang diukur relatif sesuai dengan kurva secara teori.

4.4. Mengatur osiloskop


Catatan
Sejak dasar settingan instrumen tidak memungkinkan melakukan pengukuran
simulasi, hal-hal tersebut harus dilakukan secara berurutan..
1. Recording the supply UV and direct Ud voltages.
 Setting osiloskop
 DC coupling; Yt mode, Trigger : AC Line
 Channel 1 (voltage UV) : 50 V/div; probe x10
 Channel 2 (voltage Ud) : 50 V/div; probe x10
Oscilloscope (ɑ = 90⁰)

Gambar 4.2 wave the supply UV and direct Ud voltages angle 90⁰
SCR dihidupkan ketika tegangan anoda positif dan melakukan setelah pulsa
gerbang, bagian dari setengah gelombang positif dari tegangan suplai disalurkan
ke beban.
2. Merekam tegangan dioda UV dan ID arus searah
 Setting osiloskop
 Assemble the measuring circuit according with detail (a)
 Channel 1 (UV voltage) : 50 V/div; probe x10
 Channel 2 (current Id proportional to voltage at shunt RS = 1Ω): 1 V/div;
probe x1
Oscilloscope (ɑ = 90⁰)

Gambar 4.3 wave the diode voltage UV and the direct current Id.

Setengah gelombang negatif dari tegangan suplai yang ada pada dioda
merupakan sebagai tegangan balik (reverse) setelah SCR diblok.
Arus searah dalam fase dengan tegangan dan sudut konduksi tergantung pada
sudut tembak
3. Voltage and current time profiles EC1K (ɑ = 90⁰)

Gambar 4.3 wave Voltage and current time profiles EC1K (ɑ = 90⁰)
V. Data Hasil Percobaan
5.1. Data hasil percobaan Recording the supply UV and direct Ud voltages.
1. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 0⁰

Gambar 5.1 gelombang hasil percobaan pada sudut 0⁰

2. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 30⁰

Gambar 5.2 gelombang hasil percobaan pada sudut 30⁰


3. Gelombang hasil percobaan pada sudut 60⁰

Gambar 5.3 gelombang hasil percobaan pada sudut 60⁰

4. Gelombang hasil percobaan pada sudut 90⁰

Gambar 5.4 gelombang hasil percobaan pada sudut 90⁰


5. Gelombang hasil percobaan pada sudut 120⁰

Gambar 5.5 gelombang hasil percobaan pada sudut 120⁰

6. Gelombang hasil percobaan pada sudut 150⁰

Gambar 5.6 gelombang hasil percobaan pada sudut 150⁰


7. Gelombang hasil percobaan pada sudut 180⁰

Gambar 5.7 gelombang hasil percobaan pada sudut 180⁰

5.2. Data hasil percobaan tegangan SCR UV dan arus pada ID


1. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 0⁰

Gambar 5.8 gelombang hasil percobaan pada sudut 0⁰


2. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 30⁰

Gambar 5.9 gelombang hasil percobaan pada sudut 30⁰

3. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 60⁰

Gambar 5.10 gelombang hasil percobaan pada sudut 60⁰


4. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 90⁰

Gambar 5.11 gelombang hasil percobaan pada sudut 90⁰

5. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 120⁰

Gambar 5.12 gelombang hasil percobaan pada sudut 120⁰


6. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 150⁰

Gambar 5.13 gelombang hasil percobaan pada sudut 150⁰

7. Gambar gelombang hasil percobaan pada sudut 180⁰

Gambar 5.14 gelombang hasil percobaan pada sudut 190⁰


VI. Analisis Data Percobaan
6.1. Analisis data percobaan pada suplay UV dan tegangan langsung Ud
Pada percobaan ini channel 1 osiloskop disambungkan dengan anode pada
SCR dan channel 2 dihubungkan setelah katode dari SCR. Pada channel 1 akan
mengukur tegangan yang ada pada SCR dan channel 2 mengukur tegangan pada
beban. Sehingga gelombang yang didapat seperti pada data hasil yang diatas, pada
channel 1 merupakan input dari tegangan AC sehingga pada channel 2 terjadi
conduction pada sudut yang telah ditentukan yaitu 0⁰, 30⁰, 60⁰, 90⁰, 120⁰, 150⁰,
180⁰ karena pada channel 2 ada trigger.

6.2. Analisis hasil percobaan tegangan SCR UV dan arus pada Id


Pada percobaan ini channel 1 mengukur tegangan pada SCR (UV) dan pada
channel 2 mengukur arus pada beban (Id) pada channel 1 terjadi sehingga SCR
memblok dan pada channel 2 ada arus yang mengalir sehingga menyebabkan SCR
on. Conduction arus tegangan tergantung pada sudut yang diberikan. Tegangan
pada SCR dan arus pada beban adalah sebanding karena bebannya berupa resistif.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa apabila
ada arus maka SCR akan ON. Tegangan pada SCR sebanding dengan arus pada
beban.
TWO-PULSE MIDPOINT CONVERTER M2CK, OHMIC LOAD

I. Tujuan
 Mengetahui profil tegangan dan arus waktu
 Mengukur tegangan dan arus
 Dapat menentukan data karakteristik

II. Peralatan
 1 DL 2605 SCR stack
 1 DL 2613 DC power supply
 1 DL 2614 voltage reference generator
 1 DL 2616 two pulse control unit
 1 DL 2626 mains transformer
 1 DL 2628 super-fast fuses (3 x 6.3A)
 1 DL 2635 universal load
 1 DL 2643 Socket with shunts 1 Ω
 1 DL 2109T3PV moving-iron voltmeter (125-250-500 V)
 2DL 2109T33 True RMS meter
 1 dual-channel oscilloscope (preferred storage type)

III. Gambar Diagram Rangkaian

Gambar 3.1 Diagram Rangkaian


IV. Langkah Kerja
Membuat rangkaian sesuai dengan gambar yang ada pada gambar 3.1 dan
mengabaikan dan mengabaikan detail (a), (b), dan (c) terlebih dahulu
4.1. Menghubungkan
 Menghubungkan generator tegangan DL 2614 dan unit kontrol DL 2616
pada power suplai +15V/-15V
 Hubungkan output U0 dari generator tegangan ke input Uc dari unit
kontrol
 Hubungkan terminal L / N (USYN) dari unit kontrol masing-masing ke
terminal 2V1 / 2V3 dari transformator listrik
 Sambungkan transformator pulsa 2 dan 4 ke sirkuit gerbang / katoda dari
soket SCR V2 dan V1 yang ditandai dengan titik ke gerbang.

4.2. Settingan dasar


1. Voltage reference generator DL 2614
 EXT/INT dihidupkan pada posisi INT
 (0/+10V)/ (0/±10V) diaktifkan pada posisi (0/+10V)
 Seting potensiometer pada 10 V

2. Control unit DL 2616


 Sudut kontrol ɑ0 dihidupkan pada posisi 0⁰
 “Bentuk pulsa” dihidupkan pada posisi single pulsa
 Tegangan hambatan UINH = 15V (buka)

4.3. Pengukuran tegangan dan arus


Cara menyuplai arus dan pengukuran:
1. Nilai RMS UV1 dari tegangan suplai yang ada pada voltmeter P1
2. Nilai rata-rata UdAV dan nilai RMS UdRMS dari tegangan langsung yang ada
pada voltmeter P2
3. Nilai rata-rata IT1AV dan nilai RMS IT1RMS dari arus SCR V1 yang ada pada
amperemeter P3
4. Nilai rata-rata IdAV dan nilai RMS IdRMS dari arus searah diukur oleh
ampermeter P4. Masukkan nilai yang diukur sebagai fungsi sudut gerbang ɑ
dalam 30⁰ dan langkah kerjanya antara 0⁰ dan 150⁰ seperti pada tabel berikut
Petunjuk
Untuk mengatur sudut gerbang, hanya mengatur setengah gelombang dari
tegangan langsung dengan lebar 9 (atau 6) pembagian grid setiap bagian yang ada
pada osiloskop kemudian sesuai dengan sudut 20⁰(atau 30⁰)
Sistem lain adalah dengan menggunakan pergeseran fasa ɑ0 di unit kontrol:
e. Set ɑ0 = 0⁰ dan Uc = 10 V untuk mendapatkan sudut ɑ = 0⁰ dan
melakukan pengukuran.
f. Sekarang mensetting ɑ0 = 30⁰ untuk mendapatkan sudut tembak ɑ = 0⁰
dan, misalnya, catat nilai IdRMS30
g. Atur lagi ɑ0 = 0⁰ dan sesuaikan Uc dalam urutan IdRMS30 dan sekarang atur
lagi ɑ0 = 30⁰ untuk mendapatkan sudut tembak ɑ = 60⁰ (catat IdRMS60).
h. Atur lagi ɑ0 = 0⁰ dan menyesuaikan Uc dalam urutan IdRMS60 dan sekarang
atur lagi ɑ0 = 30⁰ untuk mendapatkan sudut tembak ɑ = 90⁰ dan
seterusnya.
UV = 48 V
ɑ (⁰) 0 30 60 90 120 150
UdAVɑ (V) 40 36 26.8 16 6.3 0.9
UdRMSɑ (V) 45 44 37 26.8 14.5 3.5
IdAVɑ (A) 1.08 1 0.73 0.45 0.17 0.025
IdRMSɑ (A) 1.2 1.18 1 0.76 0.4 0.095
IT1AVɑ (A) 0.58 0.54 0.39 0.24 0.1 0.015
IT1RMSɑ (A) 0.9 0.89 0.76 0.57 0.5 0.023
Mengevaluasi berbagai data karakteristik konverter dan membandingkannya
dengan nilai teoretis.
ɑ (⁰) 0 30 60 90 120 150
UdAVɑ / UdAV0 1 0.9 0.67 0.4 0.16 0.023
IdAVɑ / IdAV0 1 0.926 0.676 0.42 0.157 0.023
Gambar transfer karakteristik UdAV / UdAV0 = f(ɑ)

Gambar 4.1 transfer characteristic UdAV / UdAV0 = f(ɑ)

Nilai tegangan langsung rata-rata yang dirujuk bervariasi sebagai fungsi


kosinus sesuai dengan persamaan yang ditunjukkan pada gambar. Karakteristik
transfer yang diukur relatif sesuai dengan kurva secara teori

4.4. Mengatur osiloskop


Catatan
Sejak dasar settingan instrumen tidak memungkinkan melakukan pengukuran
simulasi, hal-hal tersebut harus dilakukan secara berurutan.
1. Merekam suplay UV dan tegangan Ud langsung
 Setting osiloskop
 DC coupling; Yt mode, Trigger : AC Line
 Channel 1 (voltage UV1) : 50 V/div; probe x10
 Channel 2 (voltage Ud) : 50 V/div; probe x10
Oscilloscope (ɑ = 90⁰)

Gambar 4.1 gelombang pada posisi 90⁰

SCR secara alternatif dapat dinyalakan dan tegangan suplay fase yang sesuai
disalurkan ke beban.
2. Mengetahui IT1 saat ini dan tegangan UV1 pada SCR V1
 Setting osiloskop
 Memasang rangkaian pengukuran sesuai dengan detail (a)
 Channel 1 (IT1 saat ini sebanding dengan tegangan pada shunt RS1 = 1Ω) :
1V/div; probe x1
 Channel 2 (UV1 voltage) : 50V/div ; probe x10
Oscilloscope (ɑ = 90⁰)

Gambar 4.2 Gelombang IT1 saat ini dan tegangan UV1 pada SCR V1
Tegangan SCR adalah perbedaan antara tegangan dua fasa UV1 dan UV2 nilai
puncaknya sama dengan nilai puncak tegangan saluran. Dalam kesenjangan arus
tegangan SCR sama dengan tegangan fase yang sesuai

3. Merekam dioda saat ini IT1 dan IT2


 Setting osiloskop
 memasang sirkuit pengukuran sesuai dengan detail (b)
 Channel 1 (arus IT1 saat ini sebanding dengan tegangan pada shunt RS1 =
1Ω): 1V/div; probe x1
 Channel 2 (arus IT2 saat ini sebanding dengan tegangan pada hunt RS2 =
1Ω): 1V/div; probe x1
Oscilloscope (ɑ = 90⁰)

Gambar 4.3 Gelombang the diode current IT1 and IT2

Jumlah arus yang sama melalui SCR

4. Mengukur Id arus searah dan tegangan langsung Ud


 Oscilloscope setting
 Merekam Id arus searah dan tegangan langsung Ud (c)
 Channel 1 (arus Id sebanding dengan tegangan shunt RS3 = 1Ω): 1V/div;
probe x1
 Channel 2 (Ud voltage): 50V/ div; probe x10
Oscilloscope (ɑ = 90⁰
Gambar 4.3 gelombang the direct current Id and the direct voltage Ud

Arus searah terdiri dari dua arus scr dan merupakan arus berdenyut yang
terputus-putus.
Tegangan langsung terdiri dari urutan pulsa dari tegangan fase yang dikontrol
fasa

V. Data Percobaan
5.1. Data percobaan suplay UV dan tegangan Ud langsung
1. Osiloskop (α= 0°)
Volt/div : 10V(Channel1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.1 gelombang pada percobaan sudut 0⁰

2. Osiloskop (α= 30°)


Volt/div: 10V(Channel1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.2 gelombang pada percobaan sudut 30⁰

3. Osiloskop (α= 60°)


Volt/div: 5V(Channel 1) Time/div :8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.3 gelombang pada percobaan sudut 60⁰


4. Osiloskop (α= 90°)
Volt/div: 5V(Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.4 gelombang pada percobaan sudut 90⁰

5. Osiloskop (α= 120°)


Volt/div: 10V (Channel1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.5 gelombang pada percobaan sudut 120⁰


6. Osiloskop (α= 150°)
Volt/div: 10V(Channel1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.6 gelombang pada percobaan sudut 150⁰

7. Osiloskop (α= 180°)


Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.7 gelombang pada percobaan sudut 180⁰


5.2. Data hasil percobaan pada IT1 saat ini dan tegangan UV1 pada SCR V1
1. Osiloskop (α= 0°)
Volt/div: 1V(Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.8 gelombang pada percobaan sudut 0⁰

2. Osiloskop (α= 30°)


Volt/div: 1V(Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.9 gelombang pada percobaan sudut 30°


3. Osiloskop (α= 60°)
Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.10 gelombang pada percobaan sudut 60⁰

4. Osiloskop (α= 90°)


Volt/div: 2V (Channel 1) Time/div : 8ms
10V (Channel2)

Gambar 5.11 gelombang pada percobaan sudut 90⁰


5. Osiloskop (α= 120°)
Volt/div: 1V(Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.12 gelombang pada percobaan sudut 120⁰

6. Osiloskop (α= 150°)


Volt/div: 1V(Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.13 gelombang pada percobaan sudut 150⁰


7. Osiloskop (α= 180°)
Volt/div: 1V(Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.14 gelombang pada percobaan sudut angle 180⁰

5.3. Data percobaan merekam dioda saat ini IT1 dan IT2
1. Osiloskop (α= 0°)
Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
1V (Channel2)

Gambar 5.15 gelombang pada percobaan sudut 0⁰


2. Osiloskop (α= 30°)
Volt/div : 1V(Channel 1) Time/div : 8m/s
1V (Channel2)

Gambar 5.16 gelombang pada percobaan sudut 30⁰

3. Osiloskop (α= 60°)


Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
1V (Channel2)

Gambar 5.17 gelombang pada percobaan sudut 60⁰


4. Osiloskop (α= 90°)
Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
1V (Channel2)

Gambar 5.18 gelombang pada percobaan sudut 90⁰

5. Osiloskop (α= 120°)


Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
1V (Channel2)

Gambar 5.19 gelombang pada percobaan sudut 120⁰


6. Osiloskop (α= 150°)
Volt/div : 10V(Channel1) Time/div : 8ms
1V (Channel2)

Gambar 5.20 gelombang pada percobaan sudut 150⁰

7. Osiloskop (α= 180°)


Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
1V (Channel2)

Gambar 5.21 gelombang pada percobaan sudut 180⁰


5.4. Data hasil percobaan Id arus searah dan tegangan langsung Ud
1. Osiloskop (α= 0°)
Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.22 gelombang pada percobaan sudut 0⁰

2. Osiloskop (α= 30°)


Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.23 gelombang pada percobaan sudut 30⁰


3. Osiloskop (α= 60°)
Volt/div: 1V(Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.24 gelombang pada percobaan sudut 60⁰

4. Osiloskop (α= 90°)


Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.25 gelombang pada percobaan sudut 90⁰


5. Osiloskop (α= 120°)
Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.26 gelombang pada percobaan sudut 120⁰

6. Osiloskop (α= 150°)


Volt/div : 1V (Channel 1) Time/div : 8m/s
5V (Channel2)

Gambar 5.27 gelombang pada percobaan sudut 150⁰


7. Osiloskop (α= 180°)
Volt/div: 1V (Channel 1) Time/div : 8ms
5V (Channel2)

Gambar 5.28 gelombang pada percobaan sudut 180⁰

VI. Analisis Data


6.1. Analisis data pada percobaan suplay UV dan tegangan Ud langsung
Pada percobaan ini channel 1 untuk mengukur beda potensial antara fase dan
netral dan channel 2 mengukur tegangan pada beban dan percobaan ini
menggunakan sudut 0⁰sampai 180⁰, untuk mendapatkan sudut 0⁰sampai 180⁰
perlu menggunakan voltage reference generator yang dihubungkan ke two pulse
control unit. Two pulse control unit mendapat tegangan dari potensio meter dan
menghasilkan pulsa-pulsa tegangan kemudian masuk ke gate SCR untuk
mentrigger SCR. Perjalanan setengah gelombang positif yaitu mulai dari : 2V1
⟶F1 ⟶ V1 ⟶RS1 ⟶ RS3 ⟶ N. Gelombang positif tidak akan melewati RS2
karena ada SCR blocking mode dan V1 terjadi forward blocking mode dan
perjalanan gelombang negatif yaitu 2V2 ⟶F2 ⟶ V2. Fungsi dari pengukuran
beda potensial antara fase dengan netral adalah supaya control unit mendeteksi
zero crossing detektor ( mendeteksi persilangan nol). Pada channel 2 yaitu
mengukur tegangan pada beban.
Sehingga dapat dilihat pada gelombang data hasil percobaan diatas bahwa
channel 1 merupakan input dan berupa bentuk gelombang AC. Dan pada channel
2 merupakan ouputnya dimana gate SCR mentrigger SCR dengan gelombang
positif maupun negatif. Pada percobaan ini prinsifnya sama akan tetapi hanya
sudut yang berbeda.
6.2. Analisis percobaan pada IT1 saat ini dan tegangan UV1 pada SCR V1
Pada percobaan ini channel 1 dihubungkan pada katode V1 dan mengukur IT1
dan tegangan beda potensial antara anode katode dan RS1 kemudian channel 2
dihubungkan pada anode V1. Sehingga gelombang yang didapat seperti pada data
percobaan pada IT1 saat ini dan tegangan UV1 pada SCR V1. Pada channel 1 SCR
mendapat tegangan mulai dari 0⁰, 30⁰, 60⁰, 90⁰,120⁰, 150⁰ dan 180⁰, jarak antara
gelombang 1 dengan gelombang selanjutnya adalah 360⁰. Pada gambar channel 2
yaitu tegangan SCR + tegangan beban.

6.3. Analisis percobaan diode saat ini IT1 dan IT2


Pada percobaan ini prinsip yang digunakan pada rangkaian ini secara umum
adalah V1 dan V2 bekerja secara bergantian sehingga menghasilkan bentuk
gelombang seperti pada data hasil percobaan diode saat ini IT1 dan IT2 yang telah
dilakukan, dimana channel 1 dihubungkan pada katode V1 dan channel 2
dihubungkan pada katode V2. Sehingga arus yang mengalir pada kedua SCR
sama.

6.4. Analisis hasil percobaan Id arus searah dan tegangan langsung Ud


Pada percobaan yang dilakukan yaitu Channel 1 dengan RS3 dihubungkan
untuk mengukur arus pada beban dan channel 2 dihubungkan dengan antara RS1
dan RS2 untuk mengukur tegangan pada beban. Pada percobaan ini arus dan beban
sefasa dalam kondisi ON karena bebannya berupa resistif dan tidak terjadi
setengah gelombang negatif (arus AC) yang ada hanya gelombang positif. Arus
dapat diukur dengan menggunakan rumus :
V=IxR
V = I x 1Ω
V=I

VII. Kesimpulan
Pada praktik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
 Perjalanan setengah gelombang positif yaitu mulai dari : 2V1 ⟶F1 ⟶
V1 ⟶RS1 ⟶ RS3 ⟶ N. Gelombang positif tidak akan melewati RS2
karena ada SCR blocking mode dan V1 terjadi forward blocking mode
dan perjalanan gelombang negatif yaitu 2V2 ⟶F2 ⟶ V2.
 Apabila nilai hambatannya adalah 1 Ω maka tegangan dapat diukur
dengan menggunakan rumus V = I x R
V = I x 1Ω
V=I

Anda mungkin juga menyukai