Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIBUAT OLEH:
KELOMPOK 3
A. TOPIK
Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Balita
Sub Pokok Bahasan : 1. Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara ekslusif
2. Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi
pada bayi
3. Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI
dan gizi seimbang kepada balita
4. Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan
melaksanakan stimulasi perkembangan balita
5. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang gangguan tumbuh
kembang pada balita
6. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi
balita
7. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara mencuci tangan
yang benar
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kelas ibu balita diharapkan ibu memahami cara
merawat balita dengan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kelas ibu balita diharapkan :
1. Dapat meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara ekslusif
2. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi pada bayi
3. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang
kepada balita
4. Dapat meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita
5. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang gangguan tumbuh kembang pada balita
6. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan
7. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara mencuci tangan yang benar
C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Jumat, 15 November 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Balai Desa Karang Anyar, Kec. Langsa Baro – Kota Langsa
Sasaran : 60 Orang
D. STRUKTUR KEPANITIAAN
Moderator : Shynta Devah Andiny
Pemateri : Bunga Anggraini
Notulen : 1. Annisa Farah Husnah Arsyah
2. Nadila Dwi Putri
3. Hulwa Luthfiyah
Sie Kuis : 1. Awitta Hamdani
2. Fitri Yusnita
Sie Surat dan Dokumentasi : 1. Sabrina
2. Fitri Yusnita
Sie Konsumsi : 1. Cut Nurul Azmi
2. Ainun Mardiah
E. SASARAN
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Ibu Balita
F. MATERI
Terlampir
G. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Leaflet
2. Powerpoint
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. 10 Evaluasi
menit a) Memberi kesempatan untuk bertanya Peserta bertanya mengenai masalah
b) Melakukan Tanya jawab untuk mengetahui yang belum dipahami
pemahaman Mendengarkan dan memperhatikan
c) Membacakan kesimpulan hasil penyuluhan
4. 2 menit Penutup Peserta menjawab salam
Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terima
kasih dan salam
J. METODA EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Media : Leaflet dan Powerpoint
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 3 pertanyaan
K. ALAT EVALUASI
1. Evaluasi struktural
a. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan, yaitu : leaflet dan Powerpoint
b. Persiapan Materi
Materi yang akan diinformasikan dalam penyuluhan yang dibuat dalam bentuk leaflet
dan Powerpoint
c. Kontrak waktu telah dilakukan 1 minggu sebelum dilaksanakan penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Peserta
1. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir sehingga
mampu melakukan tindakan yang diharapkan
2. Pertemuan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang sudah ada
b. Penyuluh
1. Memfasilitasi segala seuatu yang diperlukan untuk melakukan penyuluhan
sehingga jalannya diskusi menjadi lancar.
3. Evaluasi hasil
a. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit sasaran diharapkan mampu mengerti
sekitar 80% dari materi yang diberikan.
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran tentang cara merawat balita dengan benar.
LAMPIRAN MATERI
B. PEMBERIAN IMUNISASI
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai
untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan
seperti vaksin BCG, DPT, Campak,dan melalui mulut seperti vaksin polio (Marimba,
2010).
2. Manfaat Imunisasi
a. Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderiaan yang disebabkan oleh penyakit
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan
apabila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-
anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman.
c. Manfaat untuk negara adalah untuk memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan
memperbaiki citra bangsa indonesia diantara segenap bangsa didunia.
c. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang diberika untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap beberapa penyakit seperti Penyakit difteri, yaitu radang
tenggorokan yang sangat berbahaya karena menimbulkan terggorokan tersumbat dan
kerusakan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja. Penyakit
pertusis, yaitu radang paru (pernapasan) yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100
hari karena sakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bula lebih. Gejala penyakit ini
sangat khas, yaitu batuk yang bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “(whoop)”/
berbunyi dan diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita bisa
meninggal karena kesulitan bernapas. Penyakit pertusis, yaitu penyakit kejang otot
seluruh tubuh dengan mulut terkunci/terkancing sehingga mulut tidak bisa
membuka/dibuka.
Jumlah pemberian/Dosis pemberian Imunisasi diberikan sebanyak 5 kali dan
dilakukan sejak anak berusia 2 bulan dengan interval 4-6 minggu, yaitu :
DPT 1 diberikan saat usia 2-4 bulan
DPT 2 diberikan ketika usia 3-5 bulan
DPT 3 diberikan saat usianya memasuki 4-6 bulan (Marimba, 2010).
Biasanya, pemberian imunisasi DPT menimbulkan demam. Efek samping ini dapat
diatasi dengan obat penurun panas. Apabila demamnya tinggi dan tidak kunjung reda
setelah 2 hari, hendaknya anak segera dibawa kedokter. Akan tetapi, jika demam tidak
muncul, bukan berarti imunisasi gagal, namun bisa saja karena kualitas vaksinya tidak
baik.
d. Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit
poliomyelitis yang bisa menyebakan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Pemberian imunisasi polio bisa jadi lebih dari jadwal
yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun, jumlah yang
berlebihan ini tidak berdampak buruk. Sebab, tidak ada istilah overdosis dalam
pemberian imunisasi. Pemberian imunisasi polio dapat langsung diberikan saat anak
lahir 90 bulan. Kemudian pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Saat lahir pemberian imunisasi
polio selalu dibarengi dengan imunisasi DPT. Efek samping imunisasi polio pada
kebiasaannya tidak ada, hanya sebagian kecil yang mengalami pusing, diare ringan,
dan sakit otot.
e. Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Sebenarnya, bayi sudah
mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun, seiring bertambahnya usia, antibodi
dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin
campak. Apalagi penyakit campak mudah menular dan anak yang daya tahan tubuhnya
lemah mudah sekali terserang penyakit yang disebabkan oleh virus morbili ini. Namun,
untungnya penyakit campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena
campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi (Marimba, 2010).
Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu ketika anak berusia 9 bulan,
kemudian saat anak memasuki usia 6 tahun. Pemberian imunisasi pertama sangat
dianjurkan sesuai jadwal. Sebab, antibodi dari ibu sudah menurun ketika anak memasuki
usia 9 bulan, dan penyakit campak umumnya menyerang anak dan balita. Jika smapai 12
bulan belum mendapatkan imnisasi campak, maka pada usia 12 bulan, anak harus segera
diimunisasikan MMR (meales, mump, dan rubella).
Pada umumya, imunisasi campak tidak memiliki efek samping dan relatif aman
diberikan.meskipun demikian, pada beberapa anak vaksin campak bisa menyebabkan
demam dan diare. Namun, kasusnya sangat kecil.Biasanya, demam berlangsung sekitar 1
minggu. Terkadang ada pula efek kemerahan mirip campak selama 3 hari. Dalam
beberapa kasus, efek samping campak diantaranya adalah demam tinggi yang terjadi
setelah 8-10 hari setelah vaksinasi dan berlangsung selama 24-48 jam (insedens sekitar 2
%) dan ruam atau bercak-bercak merah sekitar 1- 2 hari (insedens sekitar 2 %). Efek
samping lainnya yang lebih berat ialah ensefalitis (Radang otak) (Marimba, 2010).
2. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas,yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom
21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.Beberapa
faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri (Kemenkes RI, 2016)..
4. Perawakan Pendek
Short stature atau perawakan pendek merupakan suatu terminologi mengenai
tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang
berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan Autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi
anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme
mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi Mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ <
70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada
dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya
plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih serta memliki kekuatan yang
baik (Eriska, 2017).
2) Permukaan dalam
Sikat gigi di arahkan ke atas dan gunakan ujung bulu sikat untuk membersihkan
bagian dalam, gigi depan bawah dan kebalikan untuk gigi depan atas. Untuk gigi
belakang permukaan dalam dibersihkan dengan cara yang sama dengan
membersihkan permukaan dalam dibersihkan dengan cara yang sama dengan
membersihkan permukaan luar.
3) Permukaan atas
Permukaan oklusal (atas gigi) dibersihkan dengan gerakan maju mundur. Jangan lupa
sikat juga permukaan lidah (Eriska, 2017).
6. Penyebab gigi rusak
a. Makan dan minum panas dan dingin secara bergantian dalam satu waktu,
b. Tidak membersihakan gigi setelah makan gula, coklat, cuka
c. Gigi berlubang
Albar, Husein. 2016. Makanan Pendamping ASI. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran. 145: 52-5
Anam, Priyatno. 2017. 7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO.
http://www.sditmadani.sch.id/2017/01/7-langkah-cara-mencuci-tangan-yang.html. akses
22 Juni 2017.
Eriska, Riyanti. 2017. Pengenalan Dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini. Disajikan
pada Seminar Sehari Kesehatan-Psikologi Anak Minggu, 29 Mei 2017 di Gedung Lab.
Klinik Utama Pramita.
Kementrian Kesehatan R.I. 2016.Stimulasi, Deteksi dan Invervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Rebublik Indonesia
Marimba, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta : nuha medika.
Maryunani, Anik. 2015. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Purwanti, H.S. 2016. Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Robiwata, M.E., Ciptorini, D., & Handini, K.D. 2014. Hubungan Tingkat pengetahuan Ibu
Tentang ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI saja di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap
1 Kabupaten Kulon Progo Propinsi Yogyakarta. Diakses 6 April 2014
Sintawati FX. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi Dan mulut Masyarakat
DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2009; 8(1): 860-873.