BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sama dengan lebar duabelas jari tangan (dua puluh lima sampai tiga puluh
o pars superior
o pars descendens
o pars inferior
o pars ascendens
atas pars superior dan omentum majus pada bagian bawahnya. Dengan
7
8
kanan, pada sisi kanan vertebra lumbale kedua dan ketiga. Bagian
melakukan diet sangat ketat dan pada penyakit yang berat, yang
masuk akan dicampur dengan sekresi dari hepar dan pankreas bersama
pengosongan gaster dan vesica fellea antara lain dengan cara mengeluarkan
fellea.
11
coeliaca yaitu arteri gastrica dextra dan arteria gastroduodenalis. Dari arteri
mensuplai darah untuk bagian pertama duodenum dan bagian akhir gaster
harus ikut dipotong. Berlainan dengan bagian proximal , supali darah untuk
pars descendens dudeni dan pars inferior duodeni sangat banyak. Darah
vena pada akhirnya akan dialirkan ke vena portae hepatis. Karena letak
dinding tubuh.
2.1.4 Persarafan
epigastrium.
mengolah makanan yang dimakan menjadi zat zat yang mudah di serap oleh
selaout selaput lendir usus, bilamana zat zat tersebut di perlukan oleh badan.
Proses biokimia tersebut agar dapat berlangsung secara optimal dan efesien harus
dipengaruhi oleh enzim enzim yang dikeluarkan oleh traktus digestivum sendiri.
13
secara optimal dan efesien, maka enzim tersebut harus mempunyai kontak yang
- Proses pengunyahan
- Proses penelanan
- Proses penyerapan
di duodenum dan bagian atas jejenum. Karena harus melalui dinding lumen maka
zat makanan harus dalam bentuk larutan atau dalam bentuk molekul yang sekecil
Agar absorpsi dapat berjalan cepat dan sempurna, maka permukaan usus harus
seluas luasnya. Hal ini terjadi karena mukosa usus berlipat lipat (plika sirkularis)
a. Absorpsi pasif terjadi karena difus, perbedaan kepekatan bahan dalam lumen
- Simple diffusion
14
- Exchange diffusion
b. Absorpsi aktif
Ciri khas pada bagian pertama usus halus yaitu duodenum,adalah adanya
isi gaster yang sangat korosif. Fungsi ini terlaksana dengan menghasilkan mukus
dan ion ion bikarbonat yang alkalis yang menetralkan chymus asam yang
ke dalam lumen sebagai respon atas masuknya chysmus asam dan terhadap
Sekret alkalis ini juga membantu kerja enzim pencernaan. Kelenjar duodenal
mengahambat sekret HCL oleh sel parietal gaster dan meningkatkan poliferasi
1. Tunica mukosa
a. Pada Tunica mukosa terlihat vili intestinal (Vi) yang menonjol kearah
Diantara sel epitel dapat terlihat sel piala (Gc) yang berwarna pucat.
dinding lambung.
2. Tunika submukosa
bergulung. Sel epitel kelenjar kuboid. Inti gepeng di bagian basal. Lipatan
3. Tunika muscularis
disebelah luar.
16
4. Tunika adventitia
1. Tunica mucosa
2. Tunica submukosa
4. Tunica serosa
5. Villi
Sumber: http://www.Histol-Chuvashia.Com/atlas-en/digest
1. Tunica mucosa
2. Tunica submucosa
4. Tunica serosa
5. Villi
lingkaran sampai dua pertiga lingkaran lumen, cara kedua adalah banyaknya vili
lambung , epitel pelapis saluran cerna ditutupi selapis mukus pelumas dan
pelindung.11
Sel sel epitel usus memiliki kemampuan luar biasa untuk menutupi
robekan pada membrannya agar tetap hidup, epitel usus halus normalnya diganti
baru seluruhnya dalam 3-6 hari, dan jangka hidup sel Goblet usus hanya 4-6 hari
villi dan dilepaskan pada ujung villus, jadi dalam satu siklus sel Goblet terus
atau durasi jejas yang terbatas memungkinkan sel dan jaringan ke kondisi normal
kemampuan sel yang mengalami jejas dapat berespon dan beradaptasi terhadap
jejas. Jalur dan gambaran kematian sel terlebih dahulu yang harus ketahui adanya
19
perubahan adaptif bahwa sel dan jaringan mengalami hal seperti itu sebagai
Adaptasi seluler terhadap jejas, meskipun dalam keadaan normal sel harus
fisiologi ini biasanya mewakili respon sel terhadap perangsangan normal oleh
Ketidakseimbangan antara faktor faktor agresif (zat asam dan pepsin) dan
terjadinya peradangan.
Asam yang bersifat korosif ini yang merupakan faktor terpenting dalam
Beberapa tanda terjadinya peradangan pada usus yaitu vili usus menjadi lebih
peradangan akut terjadi edema di lamina propria disertai infiltrasi leukosit dalam
Selain itu ruang antar vili dan kripta menjadi lebih besar karena berisi leukosit
dan sel debris.14 Dalam beberapa kasus,dapat terjadi inflamasi akut dan kronis
Peradangan dapat menyebabkan terjadinya erosi dan ulser di usus. Istilah erosi
tertentu tanpa disertai hilangnya muskularis mukosa atau bahkan lebih dalam
lagi.15
Lesi ulser biasanya terjadi pada lapisan submukosa atau mukosa dan
kadangkala disertai edema. Pada tepi ulser biasanya terjadi hiperplasia epitel
mukosa.15
2.4.1.Hiperplasia
Hipertrofi dan hiperplasia terkait erat dan sering terjadi secara bersamaan
sel yang secara potensial sedang membelah seperti epitel sel usus ,
perbaikkan.13
2.4.2. Nekrosis
menjadi dua yaitu erosi dan ulserasi. Erosi dimana nekrosis tidak sampai
nekrotik dan terkikis, sering kali karena inflamasi akut dan inflamasi kronis
tikus betina sangat aktif dan dapat bunting lagi pada kondisi anak masih dalam
susuan.Tikus betina mampu mengasuh 2-3 generasi dengan selisih umur antar
generasi satu bulan. Masa menyusui berlangsung 3-4 minggu dan menyapih
Tikus Wistar adalah outbred regangan dari albino tikus milik spesies Rattus
novergicus. Strain ini dikembangkan di Institut Wistar pada tahun 1906 untuk
digunakan dalam penelitian biologi dan medis, dan terutama galur tikus
Lebih dari setengah dari semua strain tikus laboratorium adalah keturunan dari
koloni asli yang didirikan oleh ahli fisiologi Henry Donaldson, J. Milton
Dean Raja. 18
mengikuti pola yang teratur pula. Hal ini disebabkan karena perkembangbiakan
tikus terkait erat dengan ketersediaan pakan baik kualitas maupun kuantitas. 16
23
penduduk. Walaupun demikian, bisa saja suatu saat tikus yang tinggal
kemampuan konsumsinya sekitar 10 g/hari, ubi jalar 23,6 g/hari, ubi kayu
24
20,6 g/hari, jagung pipil 8,2 g/hari, kacang tanah 7,2 g/hari sedang pada
ikan teri 4,0 g/hari. Apabila pakan tersebut di atas diberikan secara
Gambar 2.5. anatomi tikus , Anatomi internal Rattus norvegicus (Lytle dan Meyer,2005)
25
2.6. Boraks
boraks adalah berbentuk serbuk kristal putih. Boraks tidak memiliki bau jika
Asam borat atau boraks ( boric acid ) merupakan zat pengawet berbahaya
putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air,
dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan makanan
yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Karena asam borat dan
sebagai pengawet, boraks juga dapat memperbaiki tekstur bakso dan kerupuk
Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama “bleng”, di Jawa Tengah dan
Jawa Timur dikenal dengan nama “pijer”. Digunakan ke dalam bahan pangan
senyawa asam borat ini dipakai pada lontong agar teksturnya menjadi bagus
berbentuk serbuk hablur kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan
g. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan
Senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut: jarak
lebur sekitar 171°C, larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5
bagian gliserol 85 % dan tak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah
dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tetrat. Mudah
27
menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu
Asam borat merupakan asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa. Satu
gram asam borat larut sempurna dalam 30 bagian air, menghasilkan larutan
yang jernih dan tak berwarna. Asam borat tidak tercampur dengan alkali
Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan
tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan
lontong akan membuat bakso atau lontong tersebut sangat kenyal dan tahan
lama, sedangkan pada kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan
mengembang dan empuk serta memiliki tekstur yang bagus dan renyah.
Parahnya, makanan yang telah diberi boraks dengan yang tidak atau masih
alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca indera, namun harus
obat oles mulut dan obat pencuci mata. Selain itu boraks juga
28
yang lain. Dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa
gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat badan
anak-anak. 6
demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya
dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
ginjal, hati dan kulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran
Boraks
o Sifat iritatif
(kondisi akut Radang pada saluran
pencernaan (usus)
sebukan sel radang
o Sifat Karsinogenik
(dalam jangka
waktu yang lama) Kerusakan mukosa
Nekrosis
Keterangan :
Yang diteliti=
Duodenum Boraks
pH : ASAM
Perubahan
struktur mukosa
Inflamasi:
Nekrosis :
Berat : Ulserasi
Gambar.2.7. kerangka Konsep
33
2.9. Hipotesis
kelompok kontrol.