Anda di halaman 1dari 16

Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Kevin Jodjana
102011055
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,
Jakarta
FK UKRIDA 2011
Jalan Arjuna Utara No.6,Jakarta Barat 11510
Kevinjodjana@Gmail.com

Pendahuluan
Anemia dapat terjadi kapanpun ketika produksi sel darah merah (SDM)
terganggu, masa hidup SDM memendek, atau ada sejumlah besar sel yang hilang.
Anemia yang berhubungan dengan zat besi biasanya dikelompokan sebagai anemia
dengan gangguan produksi. Pembentukan SDM membutuhkan banyak bahan,
sebagian besar menjadi bahan untuk produksi dari hemoglobin (Hb) seperti besi,
heme, dan globin. Berdasarkan penyebabnya, kurangnya besi yang tersedia berakibat
pada anemia defisiensi besi atau anemia karena peradangan kronik. Kekurangan heme
berakibat pada kelebihan besi secara relatif yang bermanifestasi sebagai anemia
sideroblastik, sedangkan kekurangan produksi globin menyebabkan talasemia.1
Makalah ini membahas mengenai anemia defisiensi besi secara garis besar,
apa yang dapat didapat dari anamnesis dan pemeriksaan, bagaimana penyakit ini
berkembang, dan bagaimana penatalaksanaan serta pencegahannya.

Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis yang hati-hati dapat mengarahkan pada diagnosis anemia
defisiensi besi yang biasanya didiagnosis berdasarkan temuan laboratorium. Riwayat
penyakit dapat berguna untuk mengetahui etiologinya, dan mungkin, memperkirakan
lama perjalanan penyakitnya. Adakah petunjuk mengenai penyebab anemia? Misal
pada anemia defisiensi besi bisa karena perdarahan interna, infeksi cacing, diet yang
tidak seimbang, atau riwayat pernah menderita penyakit yang kronis. Riwayat
penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga apakah ada penyakit kronis seperti

1
penyakit ginjal atau gejala yang menunjukkan keganasan? Apakah ada tanda-tanda
kegagalan sumsum tulang seperti mudah perdarahan, mudah infeksi? Apakah ada
tanda-tanda defisiensi vitamin seperti neuropati perifer pada defisiensi vitamin B12?
Apakah ada disfagia? Jika ya, apakah akibat lesi esophagus atau selaput pada
esofagus akibat anemia defisiensi Fe? Apakah ada riwayat anemia dalam keluarga?
Apakah ada penyakit sel sabit, talasemia, dan anemia hemolitik yang diturunkan?
Apakah mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat berhubungan dengan
kehilangan darah, misalnya, OAINS yang dapat menyebabkan erosi lambung atau
supresi sumsum tulang akibat obat sitotoksik?. Riwayat kehamilan dan persalinan
dahulu, Pada kehamilan sebelumnya apa pernah mengalami gejala yang sama?,
Adakah komplikasi pada kehamilan dahulu?, Apa pernah hamil anggur? ( berapa kali,
umur kehamilan), Apa pernah mengalamin keguguran? (berapa kali, anak yang ke
berapa), Sudah berapa kali melahirkan?,Persalinan normal atau SC (section
caesarea)? Kenapa?. Setelah itu tanyakan juga Riwayat Haid, Kapan hari pertama
haid terakhir (HPHT)?, Kapan pertama kali datang haid?, Apakah teratur atau tidak?,
Banyak atau tidak? (satu hari bisa menukar berapa pembalut), Setiap kali datang apa
ada terapa nyeri di bagian perut? Dan juga tanyakan Riwayat pernikahan, Sudah
berapa kali menikah?, Pernikahan sekarang sudah berapa lama?.2,3

Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum dan kesadaran: lihat apakah pasien sakit ringan atau berat, sering
merasa sesak napas atau syok akibat kehilangan darah akut.
 Tanda-tanda ikterus: mata berwarna kuning, atau kulit yg berubah warna menjadi
kuning. Pada anemia hemolitik dapat dijumpai keadaan ini.
 Adakah tanda kerusakan trombosit (memar dan petechiae) dan bila ada
menandakan kadar trombosit yang menurun misal pada anemia aplastik.
 Adakah atrofi papil lidah yang ditandai dengan permukaan lidah menjadi licin dan
mengkilap. Biasa gejala ini timbul pada anemia defisiensi besi.
 Anemia menyebabkan kepucatan nonspesifik pada membran mukosa, misalnya
dilakukan inspeksi sklera dan konjugtiva palpebralis untuk menilai warnanya.
Patologis: Sklera yang berwarna kuning menunjukkan ikterus, konjunctiva dapat
berwarna pucat yang disebut konjungtiva anemis dan merupakan salah satu
sindrom anemia.
 Adakah koilonikia (kuku seperti sendok) atau keilitis angularis (peradangan pada

2
sudut mulut) sehingga tampak bercak pucat keputihan. Gejala tersebut terdapat
pada anemia defisiensi Fe yang sudah berlangsung lama.
 Limfa
Palpasi rangkaian nodus limfatikus pada daerah servikal anterior, servikal
posterior, dan supraklavikular. Patologis: bila terdapat limfadenopati mungkin
menandakan adanya infeksi atau keganasan. Bila limfa yang dipalpasi sakit
menandakan peradangan, limfa yang membesar dan keras menandakan
keganasan. Nodus limfatikus supra klavikular yang membesar menandakan
kemungkinan adanya keganasan di abdomen atau torax.
 Palpasi hati , limpa, abdomen
Lakukan palpasi hati dan limpa untuk menilai apakah ada hepatomegali atau
splenomegali yang biasanya terdapat pada anemia hemolitik dan kadang pada
anemia defisiensi besi juga dapat ditemukan bila anemia tersebut tidak diterapi.
Palpasi juga abdomen untuk melihat apakah ada massa di abdomen. 2,3,

Pemeriksaan Obstetri
Leopold 1 : Pasien tidur terlentang dengan lutut ditekuk, Pemeriksa berdiri disebelah
kanan pasien menghadap kearah kepala pasien., Uterus dibawa ketengah (kalau
posisinya miring).Dengan kedua tangan tentukan tinggi fundus. Dengan satu tangan
tentukan bagian apa dari anak yang terletak dalam fundus (kepala berentuk bulat,
keras dan ada ballottement. Bokong konsistensinya lunak, tidak begitu bulat dan tidak
ada balottement. Pada letak lintang, fundus kosong).

Gambar 1 : Leopold 12,3


Leopold 2 : Posisi pasien dan pemeriksa tetap, Kedua tangan pindah kesamping
uterus. Dengan kedua belah jari-jari, uterus ditekan ketengah untuk menentukan

3
dimana letak punggung anak: kanan atau kiri. (punggung anak memberikan tekanan
terbesar).Pada letak lintang dipinggir kanan kiri uterus terdapat kepala atau bokong. 2,3
Leopold 3: Posisi pasien dan pemeriksa tetap. Pemeriksa memakai satu tangan
menentukan apa yang menjadi bagian bawah ( kepala atau bokong). Bagian bawah
coba digoyangkan, apabila masih bisa, berarti bagian tersebut belum terpegang oleh
panggul. (bagian terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul). 2,3,

Gambar 2 : leopold 32,3

Leopold 4 : hanya pada letak kepala. Posisi pasien tetap, pemeriksa menghadap
kearah kaki pasien. Dengan kedua belah tangan ditentukan seberapa jauh kepala
masuk kedalam panggul. Bila posisi tangan konvergen, berarti baru sebagian kecil
kepala masuk panggul. Bila posisi tangan sejajar, berarti separuh dari kepala masuk
kedalam rongga panggul. Bila posisi tangan divergen, berarti sebagian besar kepala
sudah masuk panggul. 2,3,

Gambar 3 : Leopold 42,3

NB/ - Leopold 4 tidak dilakukan kalau kepala masih tinggi.

4
- Pada anak kembar teraba 2 bagian besar berdampingan atau teraba
adanya 3 bagian besar.

Auskultasi
Bisa dilakukan dengan stetoskop kebidanan atau dengan fetal heart detector
(Doppler). Pada auskultasi bisa didengar bermacam bunyi: 2,3,
a) Dari anak: bunyi jantung, bising tali pusat, gerakan anak.
b) Dari ibu: bising arteri uterine, bising aorta, bising usus.

Dengan Doppler bunyi jantung anak dapat didengar sejak umur kehamilan 12
minggu. Sedangkan dengan menggunakan stateskop baru didengar pada usia
kehamilan 26 minggu. Frekuensi bunyi jantung anak antara 120-140 per menit.
Sedangkan frekuensi jantung orang dewasa antara 60-80 per-menit. 2,3,

Pemeriksaan Penunjang
Kelainan labolatorium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat dijumpai
adalah kadar hemoglobin dan indeks eritrosit : didapatkan anemia hipokromik
mikrositer dengan penurunan kadar anemia hipokromik mikrositer dengan penurunan
kadar hemoglobin mulai dari ringan sampai berat. MCV dan MCHC menurun, MCV
<70fl hanya didapatkan pada anemia defisiensi besi dan thalassemia mayor. MCHC
menurun pada defisiensi yang lebih berat dan berlangsung lama. Anisositosis
merupakan tanda awal defisiensi besi. Peningkatan anisositosis ditandai oleh
peningkatan red cell distribution width (RDW). Dulu dianggap pemeriksaan RDW
dapat dipakai untuk membedakan anemia defisiensi besi dan anemia akibat penyakit
kronik, tetapi sekarang RDW pada kedua jenis anemia ini hasilnya sering tumpang
tindih. Penggabungan MCV, MCH, MCHC, dan RDW meningkatkan spesifitas
indeks eritrosit. Indeks eritrosit sudah dapat mengalami perubahan sebelum kadar
hemoglobin menurun. Hapusan darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositer,
anisositosis, dan poikilositosis. Makin berat derajat anemia makin berat derajat
hipokromia. Derajat hipokromia dan mikrositosis berbanding lurus dengan derajat
anemia, berbeda dengan thalassemia. Jika terjadi hipokromia dan mikrositosis
ekstrim, maka sel tampak sebuah cincin sehingga disebut sel cincin atau memanjang
seperti elips yang disebut sel pensil. Kadang dapat pula ditemui sel target. Leukosit
dan trombosit pada umumnya normal, tetapi granulositopenia ringan dapat dijumpai
pada anemia defisiensi besi yang berlangsung lama. Pada anemia defisiensi besi

5
karena cacing tambang dapat dijumpai eosinophilia. Trombositosis dapat dijumpai
anemia defisiensi besi dengan episode perdarahan akut.4
Konsentrasi besi serum dan total iron binding capacity: TIBC menunjukkan
tingkat kejenuhan apotransferin terhadap besi, sedangkan saturasi transferrin dihitung
dari besi serum dibagi TIBC dikalikan 100%. Untuk kriteria diagnosis anemia
defisiensi besi, kadar besi serum menurun < 50μg/dL, total TIBS > 350μg/dL, dan
saturasi transferrin < 15%. Harus diingat bahwa besi serum menunjukkan variasi
diurnal yang sangat besar dengan kadar puncak pada jam 8 sampai 10 pagi. Ferritin
serum merupakan indicator cadangan besi yang sangat baik kecuali pada keadaan
inflamasi dan keganasan tertentu. Titik pemilah ferritin serum pada anemia defisiensi
besi adalah < 20μg/l untuk daerah tropis karena tingginya angka infeksi dan inflamasi.
Jika terdapat inflamasi atau infeksi yang jelas seperti pada rheumatoid arthritis, maka
ferritin serum sampai dengan 50-60μg/l masih dapat menunjukkan adanya defisiensi
besi. Angka ferritin serum yang normal tidak selalu dapat menyingkirkan adanya
defisiensi besi, tetapi ferritin serum diatas 100 μg/l dapat memastikan adanya
defisiensi besi.4
Portoporfirin merupakan bahan antara dalam pembentukan heme. Apabila
sintesis heme terganggu, misalnya karena defisiensi besi, maka portoporfirin akan
menumpuk dalam eritrosit. Angka normal adalah < 30 mg/dL. Untuk defisiensi besi
portoporfirin bebas adalah > 100 mg/dL. Keadaan yang sama juga didapatkan oada
anemia akibat penyakit kronik dan keracunan timah hitam. Kadar reseptor transferrin
kadarnya akan meningkat pada defisiensi besi. Kadar normal dengan cara imunologi
adalah 4-6 μg/l. pengukuran reseptor transferrin terutama dipakai untuk membedakan
anemia defisiensi besi dengan anemia akibat penyakit kronik. Akan lebih baik lagi
bila dipakai rasio reseptor transferrin dengan log ferritin serum. Rasio > 1.5
menunjukkan anemia defisiensi besi dan rasio < 1.5 sangat meungkin karena anemia
akibat penyakit kronik. Pemeriksaan sumsusm tulang akan menunjukkan hyperplasia
normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil-kecil. Sitoplasma sangat
sedikit tetapi tidak teratur. Normoblas ini disebut sebagai micronormoblast.
Pewarnaan besi sumsum tulang dengan biru prusia menunjukkan cadangan besi hyang
negative. Dalam keadaan normal 40-60% normoblast mengandung granula ferritin
dalam sitoplasmanya, disebut sebagai sideroblas. Pada defisiensi besi maka
sideroblast negative. Di klinik, pewarnaan besi oada sumsum tulang dianggap baku
emas diagnosis defisiensi besi, namum akhir-akhir ini pemeriksaan ferritin lebih

6
dipilih karena lebih praktis. Pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan feses untuk melihat
adanya cacing tambang, darah samar feses, endoskopi, dan lain lain tergantung dari
dugaan penyebab defisiensi besi tersebut.

Diagnosis Differential (DD)


Anemia Megaloblastik
Anemia ini ditandai oleh kelainan darah dan sumsum tulang akibat gangguan
sintesis DNA.4

Defisiensi Asam Folat


Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat
karena transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat
maternal. Peningkatan lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang
buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik atau pengobatan antikonvulsi. Kadar
estrogen dan progesterone yang tinggi selama kehamilan tampaknya memiliki efek
penghambatan terhadap absorbsi folat. Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat
umum terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab utama anemia megaloblastik
pada kehamilan.4
Anemia tipe megaloblastik karena defisiensi asam folat merupakan penyebab
kedua terbanyak anemia defisiensi zat gizi. Anemia megaloblastik adalah kelainan
yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel
megaloblastik yang khas untuk jenis anemia ini. Selain karena defisiensi asam folat,
anemia megaloblastik juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin).
Folat dan turunannya fornil FH4 penting untuk sintesis DNA yang memadai dan
produksi asam amino. Kadar asam folat yang tidak cukup dapat menyebabkan
menifestasi anemia megaloblastik. 4
Gejala-gejala defisiensi asam folat sama dengan anemia secara umum
ditambah kulit yang kasar dan glositis. Pada pemeriksaan asupan darah tampak
precursor eritrosit secara morfologis lebih besar (makrositik) dan perbandingan inti-
sitoplasma yang abnormal juga normokrom. MCH dan MCHC biasanya normal,
sedangkan MCV yang besar berguna untuk membedakan anemia ini dari perubahan
fisiologi kehamilan atau anemia defisiensi besi. Untuk MCV, adanya peningkatan
saturasi besi dan transferin serum juga bermanfaat. Neutropenia dan trombositopenia
adalah akibat maturasi granulosit dan trombosit yang abnormal. Tanda awal defisiensi

7
asam folat adalah kadar folat serum yang rendah (kurang dari 3 ng/ml). namun, kadar
tersebut merupakan cerminan asupan folat yang rendah pada beberapa hari
sebelumnya yang mungkin meningkat cepat begitu asupan diperbaiki. Indicator status
folat yang lebih baik adalah folat dalam sel darah merah, yang relative tidak berubah
di dalam eritrosit yang sedang beredar di sirkulasi sehingga dapat mencerminkan laju
turnover folat pada 2-3 bulan sebelumnya. Folat dalam sel darah merah biasanya
rendah pada anemia megaloblastik karena defisiensi folat. Namun, kadarnya juga
rendah pada 50% penderita anemia megaloblastik karena defisiensi kobalamin
sehingga tidak dapat digunakan untuk membedakan kedua jenis anemia ini. 4
Defisiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomaly congenital
janin, terutama defek pada penutupan tabung neural (neural tube defects). Selain itu,
defisiensi asam folat dapat meyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat
gerak, dan organ lainnya. Mutasi gen yang mempengaruhi enzim-enzim metabolism
folat, terutama mutasi 677C T pada gen MTHFR, juga berpredisposisi terhadap
kelaiana kengenital. 4
Penatalaksanaan defisiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral
sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya dapat dikoleksi
meskipun pasien mengalami pula malabsornsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat
sedikitnya 400 µg folat per hari. 4

Defisiensi Vitamin B12


Anemia megaloblastik selama kehamilan akibat kekurangan vitamin B12 yaitu
sianokobalamin,sangat jarang dijumpai.Pada anemia pernisiosa Addison,terjadi
kekurangan factor intrinsic yang menyebabkan kegagalan penyerapan vitamin B12.Ini
adalah penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita usia subur dan biasanya
memiliki awitan setelah usia 40 tahun.Kecuali jika diobati dengan vitamin B12,pasien
dapat mengalami penyulit infertilitas.Berdasarkan pengalaman kami yang
terbatas,defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih esar kemungkinannya
dijumpai setelah reseksi lambung parsial atau total.Penyebab-penyebab lain adalah
penyakit Chrohn,reseksi ileum , dan pertumbuhan berlebihan bakteri di usus
halus.Selama kehamilan,kadar vitamin B12 lebih rendah daripada kadar tak hamil
karena berkurangnya kadar protein-protein pengikat yang mencakup haptokorin
(transkobalamin I dan II) dan transkobalamin II.Wanita yang pernah mengalami
gastrektomi total memerlukan 1000 mikrogram vitamin B12 IM setiap

8
bulannya.Namun pada yang gastrektominya parsial tidak diperlukan.Pada waktu
hamil,perlu diperhatikan kadar vitamin B12nya. 4

Anemia yang Berkaitan dengan Penyakit Kronik


Rasa lesu,penurunan berat badan dam pucat telah lama diketahui sebagai
karakteristrik penyakit kronik.Beragam penyakit misalnya gagal ginjal kronik,kanker
dan kemoterapi, infeksi, HIV dan peradangan kronik menyebabkan anemia derajat
sedang dan kadang berat,biasanya eritrosit yang sedikit hipokromik dan mikrositik.
Selama kehamilan , anemia kronik biasanya meningkat seiring dengan
ekspansi volume plasma yang melebihi ekspansi massa sel darah merah. Gambaran
khasnya adalah: 4
1. Indeks dan morfologi eritrosit normositik normokrom atau hipokrom
ringan (MCV jarang < 75 fL);
2. Anemia bersifat ringan dan tidak progresif (Hb jarang < 9,0 g/dL) –
beratnya anemia terkait dengan beratnya penyakit;
3. Baik kadar besi serum maupun TIBC menurun; kadar sTfR normal;
4. Kadar ferritin serum normal atau meningkat; dan
5. Kadar besi cadangan di sumsum tulang (retikuloendotel) normal tetapi
kadar besi dalam eritroblas berkurang.

Talasemia
Talasemia adalah kelainan darah bawaan yang dicirikan dengan lebih sedikit
hemoglobin dan lebih sedikit SDM di dalam tubuh daripada keadaan normal. Kadar
Hb yang rendah dan SDM yang sedikit pada talasemia dapat menyebabkan anemia,
yang menyebabkan kelelahan. Talasemia ringan mungkin tidak memerlukan
pengobatan. Namun, talasemia mayor memerlukan transfusi darah secara teratur.
Gejalanya antara lain kelelahan, kelemahan, sesak napas, pucat, iritabilitas, jaundice,
deformitas tulang wajah, pertumbuhan terhambat, pembengkakan abdominal, dan
urine gelap. Gejala-gejala tersebut bergantung pada jenis dan keparahan talasemia
yang diderita. Talasemia alfa dan beta dibedakan berdasarkan rantai hemoglobin yang
mengalami kelainan. Talasemia alfa mengenai rantai hemoglobin alfa yang berjumlah
4, 2 dari ayah, 2 dari ibu. Jika mengenai 1 rantai alfa gejala talasemia mungkin tidak
muncul, namun pasien menjadi pembawa talasemia dan mungkin diturunkan pada
anak. Jika 2-3 rantai yang terkena gejala akan timbul mulai dari ringan sampai berat.

9
Jika keempat rantai mengalami kelainan (disebut talasemia mayor atau hidrops
fetalis), janin bisa jadi meninggal sebelum kelahiran atau bayi baru lahir akan segera
meninggal setelah dilahirkan. Talasemia beta mengenai rantai beta hemoglobin yang
berjumlah 2 buah, 1 dari ayah dan 1 dari ibu. Jika 1 gen yang terkena, gejala akan
ringan, disebut talasemia beta minor. Jika kedua gen terkena, gejala dapat sedang
hingga berat, disebut talasemia beta mayor atau anemia Cooley’s. Bayi yang lahir
dengan penyakit ini biasanya tampak sehat saat lahir, tetapi akan mengalami tanda
dan gejala selama 2 tahun pertama kehidupannya. Pada pemeriksaan ditemukan kadar
SDM yang rendah, ukurannya lebih kecil dan bervariasi dalam bentuk dan ukuran,
warnanya lebih pucat (mikrositik hipokrom). Ada gambaran bull’s eye pada
pemeriksaan dengan mikroskop. 4

Diagnosis Kerja
Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia yang umum – suatu kondisi di
mana darah kekurangan sel-sel darah merah yang sehat yang bertugas membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Seperti yang ditunjukkan dari namanya, anemia
defisiensi besi disebabkan karena kekurangan zat besi. Tanpa zat besi yang cukup,
tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin yang diperlukan oleh sel-sel darah
merah untuk membawa oksigen. Sebagai hasilnya, anemia defisiensi besi dapat
menyebabkan rasa lelah dan sesak napas. Karena gejala klinis yang lambat muncul,
juga temuan laboratorium yang tetap normal karena perjalanan penyakit yang lambat,
kebanyakan pasien tidak terdiagnosa sampai tahap akhir pada proses penurunan zat
besi. Secara morfologis, keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik
hipokrom dengan penurunan kuantitiatif sintesis hemoglobin. Defisiensi besi
merupakan penyebab utama anemia di dunia dan terutama sering dijumpai pada
perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu menstruasi dan
peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Penyebab-penyebab lain defisiensi
besi adalah: 4-6
1. Asupan besi yang tidak cukup, misal, pada bayi-bayi yang hanya diberi diet
susu saja selama 12-24 bulan dan pada individu-individu tertentu yang
vegetarian ketat.
2. Gangguan absorpsi setelah gastrektomi.

10
3. Kehilangan darah menetap, seperti pada perdarahan saluran cerna lambat
akibat polip, neoplasma, gastritis, varises esophagus, ingesti aspirin, dan
hemoroid.

Gambaran klinis
Jika terjadi defisiensi besi, cadangan retikuloendotel (hemosiderin dan ferritin)
habis seluruhnya sebelum timbul anemia. Sejalan dengan berkembangnya keadaan
ini, pasien dapat mengalami gejala dan tanda umum anemia dan mengalami glositis
yang tidak nyeri, stomatitis angularis, kuku rapuh, bergerigi, atau kuku sendok
(koilonikia), disfagia akibat adanya selaput faring (sindrom Paterson-Kelly atau
Plummer-Vinson), dan keinginan makan yang tidak biasa (pica). Penyebab terjadinya
perubahan sel epitel tidak jelas, tetapi mungkin berkaitan dengan berkurangnya besi
dalam enzim yang mengandung besi. Pada anak, defisiensi besi sangat bermakna
karena dapat menyebabkan timbulnya iritabilitas, fungsi kognitif yang buruk, dan
penurunan perkembangan psikomotor. 4-6

Etiologi
Beberapa hal yang dapat menjadi kausa dari anemia defisiensi besi diantaranya: 4-6
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis:
 Yang paling sering adalah perdarahan uterus ( menorrhagi, metrorrhagia) pada
wanita, perdarahan gastrointestinal diantaranya adalah ulcus pepticum, varices
esophagus, gastritis, hernia hiatus, diverikulitis, karsinoma lambung,
karsinoma sekum, karsinoma kolon, maupun karsinoma rectum, infestasi
cacing tambang, angiodisplasia. Konsumsi alkohol atau aspirin yang
berlebihan dapat menyebabkan gastritis, hal ini tanpa disadari terjadi
kehilangan darah sedikit sedikit tapi berlangsung terus menerus.
 Yang jarang adalah perdarahan saluran kemih, yang disebabkan tumor, batu
ataupun infeksi kandung kemih. Perdarahan saluran nafas (hemoptoe).5-7
2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan
(remaja), kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang
sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu
akan meningkatkan kebutuhan besi.
3. Malabsorbsi : sering terjadi akibat dari penyakit coeliac, gastritis atropi dan
pada pasien setelah dilakukan gastrektomi.

11
4. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di
negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan
latar belakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat
terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak mengandung zat besi. Beberapa
makanan yang mengandung besi tinggi adalah daging, telur, ikan, hati, kacang
kedelai, kerang, tahu, gandum. Yang dapat membantu penyerapan besi adalah
vitamin C, cuka, kecap. Dan yang dapat menghambat adalah mengkonsumsi
banyak serat sayuran, penyerapan besi teh, kopi, `oregano`. Faktor nutrisi atau
peningkatan kebutuhan besi jarang sebagai penyebab utama. Penyebab paling
sering pada laki-laki adalah perdarahan gastrointestinal, dimana dinegara
tropik paling sering karena infeksi cacing tambang. Pada wanita paling sering
karena menormettorhagia.

Epidemiologi
Anemia defisiensi besi paling banyak terjadi di negara yang rakyatnya jarang
memakan daging. Wanita yang menstruasi rentan terhadap anemia defisiensi besi
karena kehilangan darah setiap bulannya sehingga meningkatkan kebutuhan besi
harian. Bagi remaja putrid kebutuhan ini ditambah pula dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan. Jika wanita pada usia subur tidak mendapat suplementasi besi yang
cukup, masa kehamilan dan menyusui dapat menyebabkan hilangnya besi dalam
jumlah besar. Kehamilan dapat memperburuk masalah, menyebabkan defisiensi besi
pada janin. 4-6
Anak yang sedang bertumbuh juga berada pada resiko tinggi. Kebutuhan yang
semakin meningkat dapat disertai dengan diet yang inadekuat. Susu sapi bukan
sumber besi yang baik, dan bayi perlu diberi suplementasi pada usia sekitar 6 bulan
ketika cadangan dari janin mulai menipis. Defisiensi besi jarang terjadi pada laki-laki
dan wanita pasca menopause karena tubuh menyimpan besi dengan ketat dan mereka
hanya kehilangan 1 mg/d. Pada kelompok ini, jika diet diketahui adekuat, perlu
dicurigai adanya perdarahan saluran cerna. Para lansia, terutama yang tinggal
sendirian, perlu diperhatikan keseimbangan dietnya. Pada daerah geografis tertentu,
parasit usus, khususnya cacing tambang dapat memperburuk defisiensi besi karena
kehilangan darah dari saluran cerna. 4-6

12
Patofisiologi
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih
besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin akibat hemodilusi. 4-6
Peningkatan produksi sel darah merah ini terjadi sesuai dengan proses
perkembangan dan pertumbuhan masa janin yang ditandai dengan pertumbuhan tubuh
yang cepat dan penyempurnaan susunan organ tubuh. Pada trimester pertama
kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena peningkatan produksi eritropoetin
sedikit, oleh karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat.
Sedangkan pada awal trimester kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan janin
bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban sehingga lebih banyak
kebutuhan oksigen yang diperlukan. Akibatnya kebutuhan zat besi semakin
meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dan rentan untuk
terjadinya anemia, terutama anemia defisiensi besi. 5-7

Penatalaksanaan
Penyebab yang mendasari sedapat mungkin diobati seperti cacing tambang,
ulkus, tumor, dll. Sebagai tambahan, diberikan besi untuk mengoreksi anemia dan
memulihkan cadangan besi. 7-8
 Besi oral
Perparat yang terbaik adalah ferro sulfat yang harganya murah, mengandung
67 mg dalam tiap tablet 200 mg (anhidrat) dan paling baik diberikan pada
keadaan perut kosong dalam dosis yang berjarak sedikitnya 6 jam. Jika timbul
efek samping (mis. mual, nyeri perut, konstipasi, atau diare), dapat dikurangi
dengan kandungan besi yang lebih rendah, mis. ferro glukonat yang lebih
sedikit mengandung besi (37 mg) per tablet 300 mg.
Terapi besi oral harus diberikan cukup lama untuk mengoreksi anemia dan
untuk memulihkan cadangan besi tubuh, yang biasanya memberikan hasil
setelah penggunaan selam sedikitnya 6 bulan. Kadar Hb harus meningkat
dangan kecepatan sekitar 2 g/dL tiap 3 minggu. Respons retikulosit tingginya
sebanding dangan derajat anemia. Kegagalan respons terhadap pemberian besi

13
oral mungkin disebabkan oleh beberapa hal, yang semuanya harus
dipertimbangkan sebelum menggunakan besi parenteral.
 Besi parenteral
Besi-sorbitol-sitrat (Jectofer) diberikan sebagai injeksi intramuskular dalam
yang berulang, sedangkan ferri hidroksida-sukrosa (Venofer) diberikan
melalui injeksi intravena lambat atau infus. Mungkin terjadi reaksi
hipersensitivitas atau anafilaktoid dan oleh karena itu, besi parenteral hanya
diberikan jika dianggap perlu untuk memulihkan besi di dalam tubuh secara
cepat, contohnya pada kehamilan tua atau pasien menjalani hemodialisis dan
terapi eritropoietin atau jika pemberian besi oral tidak efektif (mis, penyakit
malabsorpsi berat) atau tidak praktis (mis, penyakit Chron aktif). Respons
hematologik terhadap pemberian besi parenteral tidak lebih cepat
dibandingkan dengan respon terhadap pemberian dosis besi oral yang
mencukupi, tetapi cadangan besi tubuh dapat pulih dalam waktu yang jauh
lebih cepat.1

Perbaikan diet juga perlu dilakukan. Memilih makanan yang mengandung besi
tinggi seperti daging, sayuran hijau seperti bayam, makanan laut, kacang-kacangan,
dll, dapat memperbaiki kadar besi tubuh seperti suplementasi besi. Pengurangan
aktivitas tidak selalu harus dilakukan. Pasien dengan anemia defisiensi besi yang
berat dan yang juga memiliki penyakit jantung-paru yang signifikan haris membatasi
kegiatannya sampai anemianya terkoreksi. Jika sampai terjadi hipoksia atau
insufisiensi koroner, pasien ini perlu dirawat dan dilakukan tirah baring sambil
dilakukan perbaikan pada anemianya.

Komplikasi8
 Anemia berat dapat menyebabkan hipoksemia dan memicu terjadinya
insufisiensi aorta dan iskemia miokardial. Demikian juga, hal ini dapat
memperburuk status pulmoner pada pasien dengan penyakit paru kronik.
 Bisa jadi ditemukan defek pada struktur dan fungsi jaringan epitel pada
defisiensi besi. Kuku menjadi rapuh, papil lidah mengalami atrofi dan tampak
mengkilap, juga terjadi stomatitis angularis dengan fisura pada sudut mulut.
Disfagia terjadi dengan makanan padat, dengan selaput pada mukosa di
pertemuan hipofaring dan esophagus (Plummer-Vinson syndrome)

14
 Defisiensi besi pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan perilaku berupa
gangguan pemusatan perhatian. Perkembangan neurologis bayi terganggu dan
pada anak usia sekolah performa di sekolahnya menurun. Pertumbuhan bayi
juga bisa terganggu karena defisiensi besi. Semua manifestasi ini membaik
setelah diberikan terapi besi.

Pencegahan
Orang-orang tertentu memiliki resiko defisiensi besi yang tinggi sehingga
langkah-langkah pencegahan perlu dipertimbangkan. Mereka mencakup bayi, wanita
hamil, remaja, wanita dengan masa menstruasi yang memanjang dan jumlah darah
yang keluar banyak (menorrhagia), dan pasien yang mendapatkan terapi aspirin dosis
tinggi terus menerus. Suplementasi besi telah direkomendasikan bagi wanita hamil
selama hampir setengah abad. Bayi dianjurkan menerima ASI setidaknya selama 6
bulan sambil diberikan suplemen besi 1 mg/kg BB/hari setelah usia 6 bulan. Bayi
yang tidak mendapatkan ASI diberikan suplemen besi 12 mg/L selama 1 tahun
pertama. Selanjutnya dianjurkan memberikan sereal yang diperkaya besi saat si anak
mulai makan makanan padat. Hindari susu sapi sampai usia 1 tahun. 4-6

Prognosis
Anemia defisiensi besi adalah kelainan yang mudah ditangani dengan hasil
yang sangat baik, namun, bisa jadi disebabkan oleh keadaan yang prognosisnya
buruk, seperti keganasan. Sama halnya, prognosis juga dipengaruhi dengan keadaan
penyerta seperti adanya penyakit jantung koroner.

Penutup
Kesimpulan
Anemia adalah tingkat kekurangan zat besi yang paling berat dan terjadi bila
konsumsi Hemogobin jauh dibawah ambang batas yang ditentukan. Anemia adalah
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12gr%. Sedangkan
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin dibawah 11
gr% pada trimester I dan dan 10,5gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi, jenis pengobatannya relatif mudah
bahkan murah. Kekurangan zat besi (Fe) dalam tubuh pada ibu hamil salah satunya

15
karena perdarahan menahun atau berulang di semua bagian tubuh. Faktor resiko
defisiensi zat besi (Fe) terjadi pada ibu hamil karena cadangan besi dalam tubuh lebih
sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi yaitu antara 1-2 mg zat besi (Fe) secara
normal.

Daftar Pustaka
1. Stephansson O, Dickman PW, Johansson A, Cnattingius S. Maternal
haemoglobin concentration during pregnance and risk of stillbirth. JAMA
2000; 2611-7.
2. Bickley L.S. Buku Saku Pemeriksaan Fisik Riwayat Kesehatan Bates Edisi 5.
EGC; Jakarta; 2008; hal 351-64.
3. Prawirohardjo. S. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta; 2008; hal 279-87.
4. Sudoyi AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu
penyakit dalam jilid III Ed.V. Jakarta: Interna Publishing;2009.
5. Conrad, Marcel. Iron Deficiency Anemia. 4 Agustus 2009. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/202333. Diunduh 25 Mei 2014
6. Mayo clinic. Iron deficiency anemia. 4 Maret 2011. Diunduh dari:
http://www.mayoclinic.com/health/iron-deficiency-anemia/DS00323. 25 Mei
2014.
7. Rustan E, Saidin M, Rosmalina Y. Pengaruh penambahan asam folat, vitamin
B12, dan B6 pada pil besi terhadap kadar homosistein plasma ibu hamil
anemia. Pen Gizi dan Makanan 2001; (24): 44-50.
8. Garcia OP, Diaz M, Rosado JL, Lindsay H. Ascorbic acid from lime juice
does not improve the iron status of iron-deficient women in rural Mexico. Am
J of Clin Nutr 2003; 78 (2): 267-73.

16

Anda mungkin juga menyukai