Telur Pindang

Telur merupakan produk makanan yang mengandung sumber protein

lengkap. Satu butir telur ras berukuran besar mengandung sekitar 7 gram protein.
Kandungan vitamin A, D, E terdapat dalam yolk. Telur ayam ras merupakan salah
satu dari sedikir makanan yang mengandung vitamin D (Buckle, dkk, 2009).
Telur akan mengalami penurunan kualitas seiring dengan lamanya waktu
penyimpanan. Telur yang mengalami penurunan kualitas mempunyai ciri-ciri
berkurangnya berat telur dan timbulnya bau busuk (Suprapti, 2002). Rata-rata
telur akan mengalami penurunan kualitas pada semua bagian.
Telur memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu mudah pecah, retak,
rusak dan mudah mengalami penurunan kualitas akibat pengaruh lingkungan.
Kerusakan pada produk telur disebabkan oleh penanganan yang salah, tempat dan
waktu penyimpanan yang tidak sesuai. Untuk mencegah kerusakan pada telur,
perlu dilakukan suatu penanganan berupa pengolahan yang notabene-nya mampu
memperpanjang umur simpan dan meningkatkan nilai tambah dari telur
(Fachrudin, 1997).
Telur pindang merupakan pengolahan produk telur dengan metode
pemasakan. Telur pindang diolah melalui proses pemasakan dengan bumbu-
bumbu yang meliputi bawang merah, bawang putih, serehm daun salam, dan
garam. Kulit telur yang diolah dengan cara pemindangan akan berwarna merah.
Warna merah yang dihasilkan pada kulit diperoleh dengan mencampurkan kulit
bawang merah ataupun daun jambu biji dalam proses perebusan telur pindang
(Suprapti, dkk., 2002).
Pemindangan merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
menperpanjang umur simpan telur. Pemindangan telur menghasilkan telur yang
lebih awet dan mampu menaikkan nilai ekonomis telur. Menurut Nastiti (2007),
pengolahan telur dengan cara pemindangan dapat dilakukan melalui perebusan
menggunakan bumbu-bumbu (bawang merah, kunyit, daun salam, sereh, cabe
merah, daun jambu biji dan garam). Perebusan telur pindang ini dilakukan selama
1-3 jam dengan kondisi api sedang.
 Perebusan merupakan metode konvensional yang telah lama dikenal. Metode
ini termasuk ke dalam metode yang paling mudah dan termurah untuk
meningkatkan daya tahan suatu produk. Proses perebusan menyebabkan protein
telur terdenaturasi sehingga serabut ovumucin terurai menjadi struktur yang lebih
sederhana (Arianingsih, 2004).
Perebusan menyebabkan protein telur terkoagulasi. protein putih telur
terkoagulasi terlebih dahulu pada suhu sekitar 60º C sehingga menjadi buram dan
membentuk gel sedangkan protein kuning telur terkoagulasi antara suhu 65º C dan
68º C sehingga mengental. Koagulasi ini terjadi akibat terdenaturasinya protein
(Geman dan Sherrington, 1994).
Berikut merupakan bahan dan alat yang digunakan untuk membuat telur
pindang.
Bahan:
Bahan rebusan pertama:
1. Telur 5 butir
2. Daun jambu 100 gram
3. Teh celup 50 gram
4. Kopi bubuk 50 gram
Bahan rebusan kedua:
5. Daun salam 15 gram
6. Serai 15 gram
7. Lengkuas 3 cm
8. Kecap manis 20 ml
Bahan bumbu halus:
9. Bawang merah 30 gram
10. Bawang putih 25 gram
11. Garam 10 gram

Alat:
1. Panci
2. Kompor atau alat pemanas lain.
Skema kerja pembuatan telur pindang

Telur

Bahan rebusan
pertama Pencucian

Perebusan selama 10 menit

Peretakan kulit

Bahan rebusan
Perebusan selama 30 menit atau
kedua dan hingga bumbu habis
bumbu halus

Pengujian
 DAFTAR PUSTAKA

Ariningsih, K. 2004. Penambahan sumber tanin yang berbeda dalam perebusan

telur asin terhadap kualitas mikrobiologi selama penyimpanan. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Buckle K.A. 2009. Ilmu Pangan.UI-Press. Jakarta
Fachruddin, L. 1997. Membuat Aneka Abon. Kanisius. Yogyakarta.
Gaman, P. M. Dan K. B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu
Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Edisi Kedua. Terjemahan : M. Gardjito, S.
Naruki, A. Murdiatidan Sardjono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Nastiti, D. 2007. Kadar tanin dan kecernaan invitro telur pindang dengan lama
perebusan yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Suprapti, M. Lies. 2002. Pengawetan Telur. Kanisius. Yogyakarta.