Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH INFRASTRUKTUR, BELANJA MODAL PUBLIK, PENANAMAN MODAL ASING,

DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB PADA SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR

(Studi Kasus 38 Kab/Kota Di Jawa Timur)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi bagi sebagian masyarakat dipandang sebagai tolak ukur untuk melihat

kinerja perekonomian disuatu wilayah, baik pada skala nasional maupun skala regional

(daerah) Suatu perekonomian dikatakan terjadi perubahan dalam perkembangannya apabila

tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari tahun sebelumnya jawa timur merupakan

wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang cenderung fluktuatif hal ini dapat dilihat pada tabel

dibawah ini terkait tingkat PDRB Jawa Timur pada tahun 2013-2018

Tabel 1.1. PDRB Jawa Timur Tahun 2013-2018

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018

PDRB 6,08 5,86 5,44 5,57 5,46 5,50

Jika melihat dari data yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur mencapai angka tertinggi selama 6 tahun terakhir pada tahun 2013 yakni

sebesar 6,08% dan berada dititik terendahnya pada tahun 2015 yakni sebesar 5,44% saja.

Dimana, PDRB Jawa Timur cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun.

PDRB disuatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa sektor lapangan usaha yang ada didalamnya

seperti yang tertera pada tabel dibawah ini


Tabel 1.2. PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha, Jawa Timur

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan (manufaktur) konsisten

sebagai penyumbang terbesar PDRB Jawa Timur menurut lapangan usaha. Hal ini didukung

juga dengan Fokus pembangunan ekonomi di Indonesia dari tahun ke tahun telah mengalami

perubahan dari satu sector ke sector ekonomi lainnya. Namun, sector manufaktur selalu

memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi. Sejak tahun 1991 sektor

industri telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional disamping untuk memenuhi

kebutuhan pasar domestik, industri manufaktur juga memiliki pangsa pasar internasional yang

baik. Pertumbuhan sektor industri manufaktur dari tahun ke tahun selalu positif. Meningkatnya
permintaan akan produk barang jadi atau setengah jadi baik domestik maupun internasional,

telah mendorong peranan sektor industri pengolahan menjadi peringkat pertama dalam

pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sejak tahun 1991.

DI ST RI BUSI PE RSE NTA SE PRO DUK DO MEST I K BRUTO


SE K TO R I NDUST RI DI I NDO NESI A TA HUN 2 0 1 4 - 2 0 1 7
Manufaktur Pertanian Pertambangan Perdagangan Industri Lainnya

42.41 44.57 45.63 46.09 46.23

13.43 13.3 13.19 13.02 13.02


9.83 7.65 7.18 7.58 8.08
13.34 13.49 13.48 13.15 12.81

21.08 20.99 20.52 20.16 19.86

2014 2015 2016 2017* 2018**

Maka dari itu penulis ingin menganalisis terkait beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat

PDRB sector manufaktur di Jawa Timur diantaranya variabel infrastruktur, belanja modal publik,

investasi, dan tenaga kerja terhadap PDRB sektor manufaktur di Jawa Timur.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitihan

ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh infrastruktur terhadap produk domestik regional bruto sektor

industri manufaktur?

2. Bagaimana pengaruh belanja modal publik terhadap produk domestik regional bruto

sektor industri manufaktur?


3. Bagaimana pengaruh investasi terhadap produk domestik regional bruto sektor industry

manufaktur?

4. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap produk domestik regional bruto sektor

industri manufaktur?

TELAAH PUSTAKA

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik

Teori pertumbuhan neoklasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi

penawaran. Menurut teori ini yang dikembangkan oleh Abramovits Solow pertumbuhan

ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. (Amstrong, 2000). Dalam

model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka

fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor

modern Lewis yakni:

𝑌 = 𝐴𝑒𝑔𝑡 .𝐾 𝑎𝐿 1 (1)

dimana:

𝑌 = Produk Domestik Bruto

𝐾 = stok modal fisik dan modal manusia

𝐿 = tenaga kerja non terampil

𝐴 = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar 𝑒

𝑔𝑡= melambangkan tingkat kemajuan teknologi

α = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni persentase kenaikan PDB yang

bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan modal manusia.


Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber dari

satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja,

penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi.

Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Menurut Boediono (1989) setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang

dalam landasan teori tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau

persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dari tingkat penggunaan input-

input. Fungsi produksi Cobb Douglas yaitu suatu fungsi yang melibatkan dua atau lebih

variabel, yaitu variabel yang satu disebut variabel terikat (variabel yang dijelaskan, yaitu Y), dan

variabel yang lain disebut variabel bebas (variabel yang menjelaskan, yaitu X). Formulasi fungsi

produksi Cobb Douglas adalah sebagai berikut (Costa et al, 2015):

𝛽
P = 𝐴 𝑔𝑡 𝐾𝑡𝛼 𝐿𝑡

P = Total output manufacture K = Modal tetap

A = Teknologi L = Total tenaga kerja

g = Pertumbuhan teknologi selama jangka waktu t

METEDOLOGI PENELITIAN

Penelitihan ini merupakan jenis penelitihan yang bersifat deskriptif-kuantitatif. Data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan penggabungan antara

data data kerat lintang (cross section); 38 Kab/Kota yang ada di Jawa Timur. dengan data deret

waktu (time series); berbentuk periode tahun 2013 hingga tahun 2018. Adapun data yang

digunakan bersumber dari instansi pemerintah yang ada seperti Biro Pusat Statistik (BPS),
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka untuk menganalisis hubungan antara Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) di sektor manufaktur, belanja modal publik, investasi,

infrastruktur dan tenaga kerja

Anda mungkin juga menyukai