Pemanfaatan Limbah Makanan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 64

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEMANFAATAN


SISA MAKANAN SEBAGAI PEMBUATAN BIOETANOL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli


Madya Analis Kesehatan Pada STIKes Mega Rezky Makassar

IWAN KURNIAWAN
14 3145 453 063

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY

MAKASSAR 2017
ABSTRAK
Iwan Kurniawan ( NIM : 14 3145 453 063) “Pengaruh waktu fermentasi
terhadap pemanfaatan sisa makanan sebagai pembuatan bioethanol”
(Dibimbing Oleh: Sulfiani dan Julia Fitrianingsih).
(V BAB + 32 Halaman + 3 Tabel + 8 Lampiran)
Nasi yang diambil dari limbah rumah makan memiliki kandungan pati cukup
tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan baku
sintesis alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alkohol dari
limbah nasi rumah makan secara hidrolisis dan fermentasi dengan
penambahan ragi dan lama fermentasi (1, 2 dan 3 hari). Adapun metode yang
dipergunakan ialah metode destilasi pikno, yaitu proses pemisahan beberapa
komponen berdasarkan titik didihnya yang kemudian ditentukan berat jenis
zat cainya dengan cara dipiknometer. Hasil penelitian diperoleh lama
fermentasi 3 hari diperoleh konsentrasi etanol paling tertinggi yaitu 3,4%,
sedangkan hari pertama dan hari kedua sama yaitu 3,04%. Pada volume yang
didapatkan, hasil terbanyak terdapat pada fermentasi hari ke-3, yakni 92 ml
dan terendah hari pertama yakni 82 ml. Pada penelitian selanjutnya disarankan
agar menambah jumlah ragi dan waktu fermentasi yang baik agar
menghasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi.

Kata Kunci: Alkohol, limbah nasi rumah makan, hidrolisis, fermentasi


Sumber pustaka: 11 kepustakaan (2004-2013)

ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr, Wb…

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

limpahan rahmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan, dan

pengetahuan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah (KTI). Sebagai salah satu syarat akademik dalam

menyelesaikan Studi pada Program Studi D III Analis Kesehatan STIKes

MEGA REZKY MAKASSAR. Dengan judul “Pengaruh Waktu

Fermentasi Terhadap Pemanfaatan Sisa Makanan Sebagai Pembuatan

Bioetanol“. Tak lupa pula salawat serta salam selalu tercurahkan padamu

Baginda Besar Nabi Muhammad SAW, Nabi yang diutus sebagai uswatun

hasanah di muka bumi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa perjalanan menempuh fase

hidup sebagai mahasiswa selama ini tidak berarti apa-apa tanpa bantuan

dari banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung berupa bimbingan, dukungan, arahan, inspirasi dan materi.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya dan rasa hormat sedalam-dalamnya kepada :

v
1. Kedua Orang Tua Penulis , Ayahanda Alimuddin Taru dan Ibunda

Juhera atas pengorbanan, keikhlasan, do’a, dan cinta kasih yang mengalir

tak terhingga sepanjang jalan kehidupan penulis. Keduanya merupakan

inspirasi terbesar bagi penulis, yang telah mengajarkan benyak hal, arti

dari sebuah kehidupan.

2. Bapak Dr. H. Alimuddin,SH., MH.,M.Kn. selaku Pembina Yayasan

Pendidikan Islam Mega Rezky Makassar.

3. Ibu Hj. Suryani, SH.,MH. Selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam

Mega Rezky Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. dr. H. M. Rusli Ngantimin, MPH. Selaku Ketua

STIKes Mega Rezky Makassar.

5. Ibu Sulfiani, S.Si., M.Pd. Selaku ketua program studi D III Analis

Kesehatan sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penyusun dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Ns. Julia Fitrianingsih,S.Kep.,M.Kep.,M.Kes. Selaku pembimbing

II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penyusun dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Ibu Resi Agestia Waji, S.Si.,M.Si. sebagai penguji utama.

8. Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan program studi D III Analis

Kesehatan STIKes Mega Rezky Makassar.

vi
9. Saudari-saudari saya Suciati, St.fatima dan Ummi Nurhalisa yang selalu

memberikan motifasi yang tak terhingga bagi penulis.

10. Teman-teman mahasiswa khususnya kelas Analis B Angkatan 2014 yang

telah bersama-sama berjuang menggapai gelar bersama.

11. Sahabat-sahabat Genk Carrutu Sidrap yang selalu memberikan kekuatan

dan motivasi bagi penulis.

Karya tulis ilmiah ini persembahan kepada setiap orang yang ingin

maju untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun penulis menyadari

sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan maka

dari itu dengan rendah hati dan penuh rasa tanggung jawab kiranya pembaca

dapat memberikan kritik dan masukannya yang bersifat membangun demi

kesempurnaan pembuatan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat baik bagi penyusun

sendiri maupun bagi pembaca.

Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan kebaikan dan

menjadikan segala yang telah kita lakukan dan kita kerjakan sebagai amal

ibadah. Amin.

Terima kasih
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Makassar, July 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... i

AB STRAK ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................

DAFTAR TABEL .............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Makanan ..................................................................... 6

B. Alkohol..................................................................................... 7

viii
C. Proses Fermentasi .................................................................... 9

D. Biothanol .................................................................................. 15

E. Destilasi ................................................................................... 16

F. Piknometer .............................................................................. 17

G. Kerangka Fikir ......................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ........................................................................ 21

B. Waktu dan tempat penelitian ................................................... 21

C. Populasi,sampel dan teknik pengambilan sampel .................... 21

D. Variabel Penelitian ................................................................... 22

E. Defenisi Operasional ............................................................... 22

F. Pengumpulan Data .................................................................. 23

G. Alur Penelitian ........................................................................ 25

H. Analisa Data ............................................................................ 26

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 27

B. Pembahasan ............................................................................. 28

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 32

B. Saran ........................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 33

LAMPIRAN ....................................................................................... 34

ix
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... 35

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (Nasi) ............................................................................... 7

Gambar 2.2 (saccharomyces cerevisiae) ............................................ 10

Gambar 2.3 (destilasi sederhana) ........................................................ 16

Gambar 2.4 (kerangka fikir) ................................................................ 20

Gambar 2.5 ( kerangka konsep) ........................................................... 20

Gambar 3.1 (alur penelitian) ............................................................... 25

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 (sifat-sifat etanol) ................................................................ 8

Tabel 2.2 (daftar bobot jenis dan kadar etanol).................................... 21

Tabel 3.1 (hasil penelitian) ................................................................... 27

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Lembar Konsul KTI

Lampiran 4 Analisa Data

Lampiran 5 Power Point

Lampiran 6 Tabel Farmakope

Lempiran 7 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 8 Riwayat Hidup

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah adalah produk akhir dari aktivitas pemenuhan kebutuhan

manusia dan merupakan material tak terpakai. Sampah menjadi masalah yang

sering kita temui baik di perkotaan maupun di pedesaan. Sampah organik

merupakan sampah yang tersusun dari bahan-bahan yang dapat terurai

(degradable) seperti sisa makanan, daun-daun kering, sayuran, dan

sebagainya.

Penanganan sampah organik masih belum optimal dalam

pemanfaatannya ditambah lagi dengan produksi sampah yang begitu besar

setiap harinya semakin memberikan dampak buruk juga bagi lingkungan.

Menurut Pramono (Budhiutami 2011) dari total sampah organik, sekitar 60 %

merupakan sayur-sayuran dan 40 % merupakan daun-daunan, kulit buah-

buahan dan sisa makanan.

Penelitian mengenai konversi limbah makanan menjadi bioetanol

dirasa perlu karena selama ini produksi bioetanol menggunakan bahan

pertanian yang juga menjadi sumber makanan bagi manusia. Penggunaan

lahan pertanian sebagai sumber biofuel sangat memakan sumber daya vital

seperti lahan, air dan energi yang seharusnya digunakan untuk produksi

makanan bagi konsumsi manusia (Pimentel et al., 2008).

1
2

Dugaan karbohidrat yang masih terkandung dalam sampah sisa

makanan seperti sisa nasi dan roti dapat dihidrolisis menjadi glukosa (gula).

Glukosa cair yang dihasilkan tersebut kemudian difermentasi untuk

menghasilkan bioetanol (Tokyo Gas, 2008).

Nasi adalah beras (serelia) yang telah direbus atau ditanak. Pada

umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan adalah

berwarna putih. Nasi merupakan makanan pokok bagi masyarat Indonesia,

karena hampir semua wilayah di Indonesia adalah mengonsumsi nasi sebagai

makanan pokoknya. Nasi mengandung karbohidrat (76,40 - 7,64%) dan air

(12,67 - 14,52%), sehingga manfaat nasi putih menjadi sumber tenaga utama

yang cepat dan mudah diserap tubuh karena nasi dapat dicerna menjadi

glukosa (Poedjiadi: 2007) Setelah air, alkohol merupakan zat pelarut dan

bahan dasar paling umum yang digunakan di laboratorium dan di dalam

industri kimia.

Menurut Santoso (2011), Indonesia adalah negara pengekspor beras

terbesar di dunia. Sekitar 14% padi yang beredar di pasaran dunia berasal dari

negara kita. Surplus beras ini menyebabkan sering didapati nasi terbuang sia-

sia tanpa adanya upaya-upaya untuk memanfaatkannya. Hal ini sering kita

temukan di restoran, rumah makan – rumah makan, sehingga menimbulkan

pencemaran lingkungan dengan adanya bau yang sangat menyengat.

Pemanfaatan limbah nasi rumah makan sekarang ini sebagian hanya sebatas
3

dikeringkan untuk makanan ternak atau diolah sebagai cemilan.

Limbah nasi rumah makan juga dapat diolah menjadi alkohol karena

kandungan karbohidratnya yang tinggi. Dalam nasi terdapat pati yang jika

dihidrolisis secara sempurna akan menghasilkan jenis monosakarida dan

memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan

alkohol yang merupakan salah satu cara alternatif limbah nasi rumah makan

dengan proses hidrolisis dan fermentasi.

Produksi etanol umumnya dilakukan melalui teknik fermentasi, karena

proses ini dianggap paling sederhana. Bahan baku untuk proses fermentasi ini

berupa karbohidrat yang berasal dari pertanian seperti ketela, jagung, tebu dan

sebagainnya. Produksi etanol secara fermentasi umumya menggunakan ragi

dari spesies Saccharomyces dan Schizosaccharomyces. Fermentasi etanol oleh

kedua spesies ini menghasilkan perolehan etanol yang tinggi. Pada saat ini

fermentasi etanol di Indonesia umumnya menggunakan ragi Saccharomyces

dan Schizosaccharomyces.

Nasi yang berbau dianggap sebagai limbah. Limbah ini dapat

mengakibatkan meningkatkan keasaman tanah dan menimbulkan bau busuk.

Meningkatkan sifat keasaman tanah karena dalam nasi terdapat karbohidrat

yang dapat mengalami proses fermentasi berubah menjadi alkohol dan

karbondioksida. Kemudian alkohol inipun dapat mengalami oksidasi menjadi

asam asetat.
4

Pemanfaatan limbah nasi rumah makan seperti pada pembuatan

alkohol merupakan teknologi pengolahan bahan pangan yang mempunyai

nilai ekonomis yang menghasilkan produk-produk yang bermanfaat serta

dapat mengurangi masalah pencemaran lingkungan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengadakan penelitian

dengan judul Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Pemanfaatan Sisa

Makanan Sebagai Pembuatan Bioethanol.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah

“apakah lama fermentasi pada pemanfaatan limbah makanan menjadi etanol

mempengaruhi jumlah kadar yang dihasilkan”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memfermentasikan Etanol dari sisa makanan (limbah) dengan penambahan

Ragi tape.

2. Tujuan Khusus

Diketahuinya pengaruh lama fermentasi terhadap kadar alkohol yang

dihasilkan.

D. Manfaat Penelitian

1. Akademik
5

Sebagai sumbangsih kepustakaan ilmiah bagi almamater Program Studi DIII

Analis Kesehatan STIKes Mega Rezky Makassar.

2. Praktisi

Sebagai informasi bagi praktisi laboratorium terhadap pembuatan etanol dari

sisa makanan yang diproses secara fermentasi.

3. Peneliti

Sebagai khasanah keilmuan yang di aplikasikan dalam suatu karya tulis ilmiah

4. Masyarakat

Sebagai salah satu alternatif pengganti minyak bahan bakar untuk

pencahayaan dan pengganti bahan bakar minyak tanah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Makanan

Industri rumah makan merupakan salah satu dari beberapa sektor

industri pangan yang cukup potensial untuk dikembangkan karena

meningkatnya populasi manusia. Semakin banyak industri rumah makan,

maka limbah yang dihasilkan akan semakin meningkat jumlahnya, terutama

limbah organik. Apabila tidak diambil tindakan untuk mengolah limbah

tersebut, maka masalah yang akan ditimbulkan akan semakin besar, yaitu

menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan

masyarakat.

Limbah rumah makan bisa berasal dari dapur, yakni bagian dari

sayuran, buah dan bahan makanan lain yang tidak termasak dan memang

harus dibuang, bisa juga sisa makanan yang tidak habis disantap para tamu

seperti halnya sisa nasi (Nugroho dkk.2007).

1. Nasi

Menurut (Muda: 2006) nasi adalah beras yang sudah dimasak

(sudah ditanak). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa nasi adalah

beras (atau kadang-kadang serealia lain) yang telah direbus atau ditanak

(Wifitri: 2011).

6
7

Pada umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan

berwarna putih. Beras merah atau beras hitam akan menghasilkan warna

nasi yang serupa dengan warna berasnya. Sedangkan ketan, yang patinya

hanya mengandung sedikit amilosa (1-2 %) dan hampir semuanya berupa

amilopektin, memiliki sifat semacam itu. Setiap hari tubuh kita terus

menerus menerima asupan karbohidrat dari makanan yang kita makan,

khususnya nasi. Nasi yang merupakan polisakarida merupakan makanan

sumber karbohidrat, dalam hal ini adalah kelompok amilum. Amilum, atau

bahasa sehari-harinya adalah pati terdapat pada umbi, daun, batang dan

biji-bijian.

Nasi biasanya dibuat dengan beranekaragaman bentuk dan

bermacam citarasa yang berbeda-beda. Namun tidak banyak yang bisa di

gunakan atau dimaanfatkan jika nasi sudah menjadi limbah. Limbah nasi

rumah makan yaitu nasi yang sudah mengalami pembusukan sehingga

menimbulkan bau yang tidak sedap (Anonim; 2008).

Gambar 2.1 Nasi Putih


8

B. Alkohol

Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hidroksil (-OH)

dengan dua atom karbon (C). Jenis alkohol yang banyak digunakan adalah

C2H5OH (etanol) dan C3H7OH (isopropil). Dalam dunia perdagangan yang

disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau metil karbonil dengan

rumus kimia C2H5OH, (Prihandana, 2007).

Berdasarkan strukturnya, alkohol dapat dibagi menjadi 3 golongan

yang didasarkan pada atom karbon yang mengikat gugus hidriksil (-OH).

1. Alkohol primer (1o) adalah suatu alkohol dimana gugus hidroksil (-OH)

terikat pada atom karbon primer, yaitu karbon yang mengikat suatu atom

karbon yang lain

a. Etanol

Etanol atau etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai

alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH.

Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak berwarna,

mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus

cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat

fisik dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil.

Sifat-Sifat Fisika Keterangan


Etanol
Berat Molekul 46,07 gr/grmol
Titik Lebur -112 oC
9

Titik didih 78,4oC


Densitas 0,7893 gr/ml
Indeks bias 1,36143 cP
Viskositas 20oC 1,17 cP
Panas penguapan 200,6 kal/gr
Warna Cairan tidak berwarna
Kelarutan larut dalam air dan eter
Aroma memiliki aroma yang khas

Tabel 2.1 Sifat-Sifat Etanol


b. Kegunaan Etanol

Etanol tidak hanya berguna pada industri-industri kimia, tetapi

juga berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, adapun

kegunaan etanol yaitu:

1) Bahan baku industri atau senyawa kimia, contoh: industri

minuman beralkohol, industri asam asetat dan asetaldehid.

2) Pelarut dalam industri, contoh: industri farmasi, kosmetika dan

plastik.

3) Bahan desinfektan, contoh: peralatan kedokteran, rumah tangga

dan peralatan di rumah sakit.

4) Bahan baku motor.

2. Alkohol sekunder (2o) adalah suatu alkohol dimana gugus hidroksil (-OH)

terikat pada atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang mengikat 2

atom karbon yang lain.


10

3. Alkohol tersier (3o) adalah alkohol tersier (3o) adalah suatu alkohol

dimana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon tersier, yaitu atom

karbon yang mengikat tiga atom karbon yang lain.

C. Proses Fermentasi

1. Ragi

Ragi yang sering digunakan dalam melakukan fermentasi adalah

ragi Na Kok Liong (NKL). Ragi NKL berbentuk bulat pipih dengan

diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Pada ragi ini terdapat

mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat menjadi gula

sederhana yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis

mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor oryzae,

Rhizopus aryzae, mucoe sp., candida sp.,saccharomyces cerevicae,

saccharomyces verdomanii, dan lain-lain. Ragi tape NKL terbuat dari

campuran beras dan rempah-rempah, secara umumragi tape mengandung

berbagai jenis mikroorganisme yang terdapat pada ragi tape merek NKL.

Ragi adalah kelompok jamur uniseluler berukuran lima hingga dua

puluh mikron yang umum dipergunakan untuk fermentasi roti dan

minuman beralkohol, lebih dari seribu spesies ragi telah teridentifikasi

hingga saat ini dan yang paling umum dipergunakan adalah

Saccharomyces cerevisiae.
11

Gambar 2.2 Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae adalah ragi dari famili

saccharomycetaceae. Famili Saccharomycetaceae adalah famili ragi dari

ordo saccharomycetales yang bereproduksi dengan pembentukan tunas.

Saccharomyces cerevisiae telah lama dimanfaatkan dalam pembuatan roti

dan minuman beralkohol. Ragi Saccharomyces cerevisiae diperoleh dari

hasil isolasi mikroorganisme pada kulit anggur. Saccharomyces cerevisiae

dapat tumbuh secara anaerob pada substrat glukosa, maltose, laktosa dan

selobiosa. Fruktosa dan galaktosa merupakan substrat terbaik untuk

pertumbuhan ragi ini.

2. Fermentasi

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, fermentasi adalah

Salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang

lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam

lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal (Dirmanto,

2006).
12

Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba

untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti

asam–asam organik, protein sel tunggal, antibiotika, dan biopolymer.

Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya

telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan

produk–produknya yang sudah biasa dikonsumsi manusia sampai

sekarang seperti tape, tempe, oncom, dan lain-lain. (Nurhayani, 2000)

Fermentasi dapat diartikan sebagai perubahan gradual oleh enzim

beberapa bakteri, khamir dan jamur. Contoh perubahan kimia dari

fermentasi meliputi pengasaman susu, dekomposisi pati dan gula menjadi

alkohol dan karbondioksida, serta oksidasi senyawa nitrogen organik.

(Hidayat, 2006)

Pada proses fermentasi lebih dari 3 hari terjadi perombakan gula

menjadi alkohol, akan dapat menyebabkan minuman sari buah beralkohol.

Pada proses fermentasi melibatkan beberapa enzim yang dikeluarkan oleh

kapang, sehingga jumlah sel kapang yang hidup paling tinggi terdapat

pada lama fermentasi 3 hari dan semakin lama fermentasi aktivitas kapang

semakin menurun (Inggrid, 2003).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fermentasi

Fermentasi alkohol dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:


13

a) Media.

Pada umumnya bahan dasar yang mengandung senyawa organik terutama

glukosa dan pati dapat digunakan sebagai abstrak dalam prosess

fermentasi alkoholik.

b) Suhu.

Suhu optimum bagi pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dan

aktivitasinya adalah 25-35oC. Suhu memegang peranan penting, karena

secara langsung dapat mempengaruhi aktivitas Saccharomyces

cereviseae dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kadar

bioetanol yang dihasilkan.

c) Jenis Mikroba.

Mikroorganisme yang mampu menguraikan pati atau senyawa-senyawa

polisakarida menjadi alkohol adalah jenis khamir, dan yang paling

banyak yaitu Saccharomyces cerevisiae.

d) Nutrisi. Saccharomyces cereviseae memerlukan karbon, sumber

nitrogen, vitamin dan mineral dalam pertumbuhannya. Vitamin yang

dibutuhkan seperti biotin dan tiamin, sedangkan mineral yang

diperlukan dalam pertumbuhannya seperti phospat, kalium, sulfur, dan

sejumlah kecil senyawa besi dan tembaga.

e) pH. Substrat atau media fermentasi merupakan salah satu faktor yang

menentukan kehidupan Saccharomyces cereviseae. Salah satu sifat


14

Saccharomyces cereviseae yaitu pertumbuhannya dapat berlangsung

dengan baik pada kondisi pH 4 – 6. Menurut Saroso bahwa

pertumbuhan khamir dapat berlangsung dengan baik pada pH 4-6,

dimana kondisi ini sangat ideal untuk fermentasi alkoholik.

f) Oksigen. Fermentasi etanol berlangsung anaerobik, dalam kondisi

tanpa oksigen tersebut ragi akan menggunakan glukosa sebagai sumber

energinya dan membentuk etanol dan karbon dioksida sebagai

metabolitnya.

g) Waktu fermentasi. Waktu fermentasi yang biasa dilakukan 3-14 hari.

Jika waktunya terlalu cepat Saccharomyces cereviseae masih dalam

masa pertumbuhan sehingga alkohol yang dihasilkan dalam jumlah

sedikit dan jika terlalu lama Saccharomyces cereviseae akan mati maka

alkohol yang dihasilkan tidak maksimal.

4. Produksi Etanol Secara Fermentasi

Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan

oleh manusia untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi

pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob. Penguraian dari

kompleks menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme sehingga

menghasilkan energy.

Fermentasi dapat diartikan juga sebagai perubahan gradual oleh

enzim beberapa bakteri, khamir dan jamur. Contoh perubahan kimia dari
15

fermentasi meliputi pengasaman susu, dekomposisi pati dan gula menjadi

alkohol dan karbondioksida, serta oksidasi senyawa nitrogen organik

(Hidayat, dkk, 2006). Perubahan gula pereduksi menjadi etanol dilakukan

oleh enzyme invertrase, yaitu enzim kompleks yang terkandung dalam

ragi. Reaksinya adalah sebagai berikut:

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

Glukosa Etanol + karbondioksida + (Energi)

Sehingga secara garis besar dapat dilihat sebagi berikut:

(Gula) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP).

Ditinjau dari reaksi diatas, terlihat O2 tidak diperlukan, hanya ada

pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain (glukosa

menjadi etanol). Selanjutnya apabila etanol telah melewati rentang waktu

fermentasinya maka akan terjadi proses fermentasi lanjutan berupa fermentasi

asam asetat dimana mula-mula terjadi pemecahan gula sederhana menjadi

etanol, selanjutnya etanol menjadi asam asetat.

D. Bioethanol

Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan dari proses fermentasi gula dari

sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme (Anonim, 2007).

Bioetanol dapat juga diartikan sebagai bahan kimia yang diproduksi

dari bahan pangan yang mengandung pati,seperti ubi kayu, ubi jalar, nasi,

jagung, dan sagu. Bioetanol secara umum dapat digunakan sebagai bahan
16

baku industri turunan alkohol, campuran bahan bakar untuk kendaraan

(Khairani: 2007).

Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar mempunyai beberapa

kelebihan, diantaranya lebih ramah lingkungan, karena bahan bakar tersebut

memiliki nilai oktan lebih tinggi 92 lebih tinggi dari premium nilai oktan 88,

dan pertamax nilai oktan 92. Hal ini menyebabkan bioetanol dapat

menggantikan fungsi zat aditif yang sering ditambahkan untuk memperbesar

nilai oktan. Zat aditif seperti metil tersier butil eter dan Pb, namun zat aditif

tersebut sangat tidak ramah lingkungan dan bersifat toksik. Bioetanol juga

merupakan bahan bakar yang tidak mengkomulasi gas karbon dioksida (CO2)

dan relatif kompetibel dengan mobil berbahan bakar bensin. Kelebihan lain

dari bioetanol ialah cara pembuatannya yang sederhana yaitu fermentasi

menggunakan mikroorganisme tertentu (Mursyidin: 2007).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bioetanol adalah etanol

yang diproduksi dengan proses fermentasi dengan bahan baku nabati.

Bioetanol diproses dari biomassa tumbuhan yang mengandung karbohidrat.

Proses fermentasi melalui bantuan mikroorganisme yakni ragi (Saccromices).

Penamaan bio adalah untuk membedakannya dari etanol yang diproses dari

minyak bumi. Etanol termasuk satu jenis dari beberapa senyawa alkohol.
17

E. Destilasi

Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan

dua atau leih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Uap

yang dibentuk selama destilasi makin lama dijenuhi dan makin banyak

mengandung komponen yang lebih mudah menguap (yaitu komponen yang

titik didihnya leih rendah). Sehingga akan terjadi pemisahan uap yang

terbentuk dan mengandung komponen yang sama seperti campuran semula.

Tetapi pada proses yang berbeda, cara pemisahan dengan destilasi ini mudah

dilakukan apabila perbedaan polaritas antar komponen cukup besar. Namun

untuk mendapatkan komponen murni sulit dicapai.

Berikut adalah susunan rangkaian alat destilasi sederhana:

Gambar 2.3 Destilasi sederhana

Prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali

uapnnya, pada tekanan dan suhu tertentu. Tujuan destilasi adalah pemurnian

zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan dari zat padat atau
18

memisahkan zat cair dari campurannya yang mempunyai titik didih yang

berbeda. Komponen yang mempunyai titik didih lebih rendah akan terpisah

terlebih dahulu.

Beberapa contoh penggunaan teknik destilasi adalah dalam industri

minuman beralkohol, yaitu untuk memperoleh kadar alkohol yang

dikehendaki. Dalam industri farmasi untuk mengisolasi zat-zat yang berguna

sebagai obat yang terdapat dalam akar, batang, dan daun tumbuh-tumbuhan.

Selain itu destilasi digunakan untuk memisahkan dan memurnikan etanol dari

air dimana etanol mempunyai titik didik 78oC akan menguap dan mengembun

melalui pendingian.

Tujuan destilasi bertingkat adalah pemisahan dua atau lebih cairan

yang mudah menguap atau cairan yang berbeda titik didihnya. Destilasi

bertingkat dapat dipahami dengan mengetahui hubungan antara tekanan uap

dari campuran senyawa dan komposisinya dan menggambarkan dalam suatu

kurva.

F. Piknometer

Piknometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan berat jenis

zat cair dan berat jenis zat padat. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat

dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenis biasanya tersedia

dalam bentuk 10 ml,25 ml, 50ml.


19

Prinsip kerja dari piknometer didasarkan atas penentuan massa cairan

dan penentun ruang yang ditempati cairan ini. Untuk itu dibutuhkan wadah

untuk menimbang yang dinakaman piknometer.

Ada 2 tipe piknometer,yaitu tipe botol dan tipe pipet. Piknometer tipe

botol merupakan labu ukur dengan sumbat gelas terasah. Tipe pipet terdiri

dari pipet bengkok, yang diisi dengan cara menghisap dan untuk penimbangan

digantung dengan kawat pada ballot timbangan. Piknometer tipe botol terdiri

dari 3 bagian yaitu :

1. Tutup piknometer

2. Tabung

3. Gelas atau tabung ukur

Cara menggunakan piknometer tipe botol yaitu suatu larutan yang

ingin ditentukan identitasnya (sesuai volume 10 ml, 25 ml, 50 ml), kedalam

piknometer tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Perhitungan bobot jenis:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


Volume Aquades =
𝐵𝑗 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠

Setelah bobot jenis hitung maka dilihat pada daftar bobot jenis dan

kadar etanol. Kelebihan dari alat piknometer yaitu pengerjaannya mudah dan

lebih ekonomis.
20

G. Kerangka Fikir

Limbah rumah makan bisa berasal dari dapur, yakni bagian dari

sayuran dan bahan makanan lain yang tidak termasak dan memang harus

dibuang. Limbah bisa juga dari sisa makanan yang tidak habis disantap para

tamu.

Dugaan karbohidrat yang masih terkandung dalam sampah sisa

makanan seperti sisa nasi dan roti dapat dihidrolisis menjadi glukosa (gula).

Glukosa cair yang dihasilkan tersebut kemudian difermentasi untuk

menghasilkan bioetanol (Tokyo Gas, 2008).

Nasi yang berbau dianggap sebagai limbah. Limbah ini dapat

mengakibatkan meningkatkan keasaman tanah dan menimbulkan bau busuk.

Meningkatkan sifat keasaman tanah karena dalam nasi terdapat karbohidrat

yang dapat mengalami proses fermentasi berubah menjadi alkohol dan

karbondioksida. Kemudian alkohol inipun dapat mengalami oksidasi menjadi

asam asetat.

Hasil fermentasi yang didapatkan inilah yang kemudian didestilasi dan

selanjutnya dilakukan proses piknometer sampai didapatkan berat jenis.


21

LIMBAH MAKANAN

NASI PUTIH/
KARBOHIDRAT

Hidrolisis

GLUKOSA

Fermentasi adalah Proses


Destilasi & Piknometer
produksi energi dalam sel
dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen) maupun FERMENTASI
aerob. MANFAAT
1. Bahan baku industri atau
senyawa kimia,
ETANOL 2. Pelarut dalam industri,
3. Bahan desinfektan,
4. Bahan baku motor.

Gambar 2.4 Skema Kerangka Fikir


22

Variable Variable terikat


beb
as
Lama fermentasi
Limbah makanan

Volume etanol

Analisis kuantitatif

Kromatografi gas spektrofotometer Destilasi

Gambar 2.5 Kerangka Konsep


Keterangan :
: variabel yang diteliti
: variabel yang tidak diteliti

H. Daftar Bobot Jenis dan Kadar Etanol

Kadar berikut menunjukkan hubungan antara bobotjenis dan kadar

etanol pada suhu 20O. Bobot jenis dihitung terhadap air pada suhu 20O.

Kadar Etanol koreksi bobot jenis untuk


perbedaan suhu 1o, berlaku
Bobot jenis
% b/b % v/v untuk suhu antara 10o dan
30o
0,790 100, 100,
0,00085
5 0 0
10 99,8 99,9 85
20 99,5 99,8 85
23

30 99,2 99,5 85
40 98,9 99,3 85
50 98,6 99,1 86
60 98,2 98,9 86
70 97,9 98,7 86
80 97,5 98,5 86
90 97,2 98,3 86
dst
Tabel 2.2 Daftar bobot jenis dan kadar etanol
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen

laboratorik dengan mengukur kadar alkohol yang dihasilkan dari proses

fermentasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Negeri

Makassar FMIPA

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13-17 juni 2017.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah sisa makanan yang diperoleh dari warung

makan.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sisa makanan yang sudah dipisahkan dari

sisa makanan lain yang tidak diperlukan sehingga diperoleh sisa nasi

putih.

24
25

3. Teknik pegambilan sampling dengan cara purposive sampling karena

harus memiliki sebuah kriteria yaitu sisa makanan berupa nasi putih yang

tidak bias dikonsumsi lagi.

D. Variable Penelitian

1. Variabel bebas

Variable bebas ialah waktu fermentasi

2. Variable terikat

Variable terikat yaitu limbah makanan

E. Defenisi Operasional

1. Limbah rumah makan adalah buangan atau sisa-sisa yang dihasilkan oleh

restoran yang dapat berupa sisa-sisa makanan ataupun minuman.

2. Sisa makanan adalah berupa nasi yang tidak dimakan dari makanan yang

disajikan.

3. Fermentasi alkohol adalah proses biologis dimana gula seperti glukosa,

fraktosa, dan sukrosa diubah menjadi energi sel dan dengan demikian

menghasilkan etanol dan karbon dioksida sebagai produksi sisa

metabolisme.

4. Etanol adalah salah satu turunan dari senyawa hidroksil atau gugus OH,

dengan rumus kimia C2H5OH. Istilah umum yang sering dipakai untuk

senyawa tersebut, adalah alkohol.


26

5. Piknometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan berat jenis zat

cair dan berat jenis zat padat. Piknometer adalah suatu alat yang terbuatt

dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenis biasanya

tersedia dalam bentuk 10 ml,25 ml, 50ml.

F. Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara melakukan eksperimen di Laboratorium

Kimia UNM FMIPA.

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blender, pH meter,

autoklaf, inkubator, timbangan analitik, thermometer, erlenmeyer, gelas

ukur, batang pengaduk, corong, pipet tetes, oven, seperangkat alat destilasi

dan piknometer.

2. Bahan

Bahan yang digunakan sisa makanan 750 gr (diperoleh dari warung

makan), ragi tape, kertas saring, aquades, HCl 0,1 M, MgSO4 20%, KCl

20%, NH4SO4 20%.

3. Cara Kerja

a. Tahap Hidrolisis

Sebanyak 750 gr nasi yang dihaluskan dengan blender,

kemudian ditambahkan sebanyak 500 ml air dan larutan HCl 0,1 M


27

tetes demi tetes hingga pH 2-3. Campuran tersebut hidrolisis selama 1

jam pada suhu 100oC, setelah itu sampel didinginkan dan disaring.

b. Tahap Fermentasi

Disiapkan 3 buah Erlenmeyer 500 ml yang sudah disterilkan,

lalu dimasukkan sampel yang telah dihidrolisis sebannyak 250 ml tiap

Erlenmeyer. Kemudian disterilkan pada autoklav selama 20 menit

pada suhu 121OC. Setelah dingin ditambahkanlah masing-masing 5 ml

MgSO4 20%, 5 ml KCl 20%, 5 ml NH4SO4 20%, lalu diatur pHnya

4,5-5 dan ditambahkan masing-masing ragi sebanyak 4 gram, lalu

diaduk hingga rata. Selanjutnya dibiarkan selama 1,2 dan 3 hari pada

suhu 29OC dalam inkubator.

c. Tahap Destilasi

Hasil fermentasi disaring dengan menggunakan kertas saring

dan hasil penyaringan dimasukkan kedalam labu destilasi. Kemudian

memasang peralatan destilasi sederhana, lalu mengalirkan air dingin

ke seluruh kondensor. Setelah itu menghidupkan elektromantel lalu

filtratnya didestilasi pada suhu 78OC.

d. Piknometer

Pengukuran ini menggunakan piknometer, penggunaan

piknometer ini mula-mula dibersikan terlebih dahulu, dikeringkan

dan ditimbang. Kemudian piknometer tersebut diisi dengan aquades


28

20OC hingga penuh. Kelebihan aquades pada puncak pipa kapiler

tersebut dibersihkan dan ditimbang serta beratnya dicatat. Hal serupa

dilakukan pada larutan etanol yang didapat tadi, dan pada akhirnya

untuk penentuan konsentrasinya dilakukan dengan menggunakan

analisa data dan dibandingkan dengan tabel Bj Farmakope.

G. Alur Penelitian
SISA MAKANAN

HIDROLISIS

FERMENTASI

DESTILASI

PIKNOMETER

HASIL

Gambar 3.1 Alur Penelitian


H. Analisis Data

Data yang diperoleh dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari

alat piknometer dengan daftar yang ada dalam tabel BJ dan kadar alkohol

(etanol) ekstra farmakope Indonesia 1974 lalu dihitung hasilnya maka

diperoleh kadar alkoholnya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan terhadap pengukuran kadar

etanol dari sisa makanan yang difermentasikan dengan variasi waktu

fermentasi yakni 1, 2 dan 3 hari dan diteliti di Laboratorium KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR FMIPA pada tanggal 13-17 juni,

hasil pengukuran kadar alkohol yang diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan

dalam tabel, sebagai berikut :

Volume
No Sampel pH Bj destilat Kadar Etanol
Destilat

1 1 hari 81 ml 2,9 0,9957 3,05%

2 2 hari 83 ml 2,65 0,9957 3,05%

3 3 hari 92 ml 2,85 0,9950 3,4%

Tabel 3.1 hasil pembuatan bioethanol dari nasi sisa

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa volume etanol yang

dihasilkan semakin lama semakin bertambah dari hari pertama 81 ml

kemudian hari kedua 83 ml dan terbanyak hari ketiga yaitu 92 ml, sedangkan

untuk konsentrasi etanol hari pertama dan kedua sama yaitu 3,05% dan

konsentrasi tertinggi didapatkan pada hari ketiga yaitu 3,4%.

29
30

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Universitas Negeri Makassar

FMIPA, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sisa makanan

berupa nasi yang diperoleh dari beberapa warung makan yang berlokasi di

Antang Raya Makassar.

Pada penelitian ini menggunakan proses fermentasi yang merupakan

respirasi (pernafasan) tanpa udara, yang menandakan adanya gelembung yang

berada pada permukaan larutan fermentasi dikarenakan adanya bantuan

bakteri yang dihasilkan pada ragi yang digunakan. Gelembung itu akan terus

meningkat sesuai fase perkembangan jamur didalamnya, yang membantu

menguraikan gula menjadi alkohol.

Sebelum proses fermentasi, terlebih dahulu sampel ditimbang,

kemudian dilakukan proses hidrolisis selama 60 menit dengan penambahan

HCl 0,1 M sebagai katalis dan pada suhu 100OC. Proses hidrolisis ini

bertujuan untuk mengubah polisakarida (pati) menjadi monosakarida

(glukosa). Kemudian didinginkan, diatur pH 4,5 dengan penambahan HCl dan

selanjutnya ditambahkan MgSO4 20%, KCl 20%, KH2PO4 20% dan NH4SO4

20% pada sampel tersebut, penambahan nutrisi bertujuan untuk menyuplai

mikroorganisme pada saat fermentasi berlangsung. Selanjutnya sampel di

sterilkan mengunakan autoklaf pada suhu 120OC guna membunuh bakteri-

bakteri yang tidak diperlukan dalam proses fermentasi nanti.


31

Pada saat fermentasi erlenmeyer tetap pada suhu ± 30OC dan dalam

keadaan tertutup agar tidak terjadi aerasi selama kurun waktu yang telah

ditentukan. Hal ini dilakukan agar proses berjalan anaerob dan mencegah

terjadinya kontaminasi oleh bakteri yang tidak diinginkan. Setelah mencapai

waktu yang telah ditentukan maka akan terbentuk cairan, kemudian cairan

tersebut diambil dan disaring lalu dimasukkan ke dalam labu destilat dan siap

untuk di destilasi.

Dalam penelitian ini menggunakan metode destilasi piknometer,

dimana destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan

memisahkan cairan dari zat padat atau memisahkan zat cair dari campurannya

yang mempunyai titik didih yang berbeda. Komponen yang mempunyai titik

didih yang lebih rendah akan terpisah lebih dahulu. Senyawa yang memiliki

titik didih lebih rendah akan menguap dan melewati kondensor. Kondensor

atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati

kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan

menggunakan pendingin air, dimana air yang masuk berasal (masuk) dari atas

maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin

sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat

kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya

harus dari bawah sehinga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air
32

maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati

kondensor tersebut dari wujud uap menjadi berwujud cair.

Pada saat proses destilasi keran air yang masuk ke dalam kondensor

harus dibuka sampai proses destilasi telah selesai, hal ini dilakukan agar air

didalam kondensor tetap dingin sehingga proses pendinginan dapat bekerja

dengan baik. Suhu pemanasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

78OC, hal ini dilakukan karena titik didih dari etanol yaitu 78OC, sehingga

destilat alkohol diperoleh secara sempurna. Setelah itu didinginkan dengan

suhu ruangan.

Hasil destilat ditentukan berat jenisnya dengan menggunakan sebuah

wadah yang dinamakan piknometer, dan ditimbang pada neraca analitik,

dimana piknometer yang didasarkan atas penentuan massa cairan dan

penentuan ruang yang ditempati cairan ini. Sebelum melakukan penimbangan

destilat didinginkan pada suhu 20OC, karena suhu berbanding terbalik dengan

massa jenis zatnya. Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi massa jenis

zatnya. Hal ini disebabkan ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan

bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antara molekul, sehingga molekul

dalam zat cair akan merenggang dan massa jenis akan semakin kecil. Setelah

itu dihitung dan dibandingkan pada daftar tabel BJ dan kadar alkohol (etanol)

Ekstra Farmakope Indonesia 1974.


33

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar etanol sebagai berikut:

fermentasi 1 hari :3,05% ,fermentasi 2 hari : 3,05% dan fermentasi 3 hari:

3,4%.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Kadar alkohol tertinggi diperoleh pada fermentasi hari ketiga yaitu 3,4%

dan volume fermentasi tertinggi juga terdapat pada hari ketiga yaitu 92 ml.

2. Semakin lama waktu fermentasi maka semakin tinggi konsentrasi etanol

yang diperoleh dan semakin banyak pula volume etanol yang dihasilkan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah diuraikan diatas

penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Dari penelitian yang dilakukan, pembuatan alkohol dari limbah nasi rumah

makan dengan cara fermentasi merupakan salah satu alternatif yang baik

dalam pemanfaatan limbah rumah makan.

2. Pada penelitian selanjutnya agar menambah jumlah ragi dan waktu

fermentasi yang baik agar menghasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi.

3. Untuk peneliti selanjutnya lebih baiknya mengulang beberapa kali proses

destilasi agar mendapatkan etanol murni dengan konsentrasi yang lebih

tinggi.

34
35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007. Apa itu bioetanol. (http://www.nusantara-agroindustri.com), diakses


25 maret 2017. Makassar

Anonim. 2008. Arti kata basi. (http://artikata.com/arti-320821basi.html), diakses 25


Maret 2017. Makassar

Dirmanto,S. 2006. Fermentasi anaerob (http://www.kompas.com) Akses tanggal 25


maret 2017.Makassar.

Fatmawati, Elvina. 2004. Pemanfaatan Kulit Pisang Kapok Untuk Pembuatan


Alkohol Dengan Cara Fermentasi. UNG, Gorontalo.

Hidayat, N.M.C, Suhartini.2006. Mikrobiologi Industri. Andi. Jakarta

Khairani, Rini. 2007. Tanaman Jagung Sebagai Bahan Bio-fuel


(http://www.macklintmipunpad.net/biofuel/jagung/pati.p df), diakses 25 maret
2017. Makassar

Muda, A.K Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Reality Publisher.
Jakarta

Mursyidin,D. 2007. Ubi Kayu dan Bahan Bakar Terbarukan.


(http://www.banjarmasin.net/pedoman%bahan%bakar%berbarukan).Diakses 25
maret 2017. Makassar

Poedjiadi, Ana. 2007. Dasar-Dasar Biokimia.UI-Press. Bandung.

Santoso. Agus Dwi. 2011. Bioful Untuk Kelanjutan Hidup Manusia.


(http://geosmanda.blogspot.com/2011/03/biofueluntukkelanjutanhidupmanusia.
html), Diakses tanggal 25 maret 2017.Makassar

Seftyan,deky,dkk. 2012. Pembuatan etanol dari kulit pisang menggunakan metode


hidrolisis enzimatik dan fermentasi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.

Sukandi,Nona. 2013. Sintesis Alkohol dari Limbah Nasi Rumah Makan Melalui
Proses Hidrolisis. Jurusan pendidikan kimia fakultas MIPA Universitas
Hasanuddin.

Syarmina abu. 2012. Pembuatan etanol dari sisa makanan secara fermentasi Karya
tulis ilmiah jurusan analis kesehatan STIKes mega rezky makassar.
ANALISA DATA

a. Hari pertama

Diketahui : W0 = 31,2500

W1 = 79,5041

W3 = 79,3007

𝑊1−𝑊0
V.aquades = 𝐵𝐽 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠

79,5041−31,2500
= 1

=48,2541

𝑊3−𝑊0 79,3007−31,2500
BJ. Destilat = = = 0,9957
𝑉.𝐴𝑞 48,2541

Karena tidak terdapat dalam tabel farmakope maka saya

mengambil Bj range antara, yaitu 0,9950 dan 0,9960

0,9950 = 3,4%

0,9960 = 2,7%

0,9957 = X?

0,9950−0,9960 3,4−2,7
=
0,9960−0,9957 2,7−𝑥
−0,001 0,7
=
0,0005 2,7−𝑥

-0,001(2,7-x) = 0,00035

-0,0027 + 0,001x = 0,00035

0,001x = 0,00035 + 0,0027

0,00305
X=
0,001

X = 3,05%

Jadi konsentrasi etanol hari pertama ialah 3,05%.

b. Hari kedua

Diketahui : W0 = 31,3102

W1 = 79,4790

W3 = 79,2752

𝑊1−𝑊0 79,4790−31,3102
V.aquades = 𝐵𝐽 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 = = 48,1688
1

𝑊3−𝑊0
BJ. Destilat = 𝑉.𝐴𝑞

79,2752−31,3102
= 48,1688

= 0,9957
Karena tidak terdapat dalam tabel farmakope maka saya mengambil Bj range

antara, yaitu 0,9950 dan 0,9960

0,9950 = 3,4%

0,9960 = 2,7%

0,9957 = X?

0,9950−0,9960 3,4−2,7
=
0,9960−0,9957 2,7−𝑥

−0,001 0,7
=
0,0005 2,7−𝑥

-0,001(2,7-x) = 0,00035

-0,0027 + 0,001x = 0,00035

0,001x = 0,00035 + 0,0027

0,00305
X= 0,001

X = 3,05%

Jadi konsentrasi etanol yang dididapatkan pada hari kedua yaitu 3,05%.

c. Hari ketiga

Diketahui : W0 = 31,3067

W1 = 79,5001
W3 = 79,2635

𝑊1−𝑊0
V.aquades = 𝐵𝐽 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠

79,5001−31,3067
= 1

=48,1934

𝑊3−𝑊0 79,2635−31,3067
BJ. Destilat = = = 0,9950
𝑉.𝐴𝑞 48,1934

Dalam tabel farmakope konsentrasi etanol dengan Bj 0,9950 adalah 3,4%.


LAMPIRAN 7

Sampel nasi sisa proses fermentasi di incubator

Penimbangan ragi tape penyaringan hasil fermentasi

Suhu destilasi destilasi


Penyaringan hasil fermentasi penimbangan piknometer
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Iwan Kurniawan, lahir pada tanggal 8 juni 1996 adalah anak

ketiga dari empat bersaudara dan beragama islam, merupakan

anak pasangan dari Alimuddin Taru dan Juhera, sebelum meraih

gelar DIII Analis Kesehatan di STIKes Mega Rezky Makassar

terlebih dahulu menyelesaikan pendidikan yang dimulai dari SDN

7 Lancirang dan menamatkan pendidikan pada tahun 2008 kemudian melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 4 Dua Pitue dan menyelesaikan pendidikannya pada

tahun 2011, kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Pituriawa dan

menyelesaikannya pada tahun 2014, selanjutnya mengikuti Program DIII Analis

Kesehatan di STIKes Mega Rezky Makassar pada tahun 2014 sampai dengan tahun

2017.

Anda mungkin juga menyukai