Jl. Raya Surabaya - Malang No.KM. 50, Embong Miring, Suwayuwo, Kec.
Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur 67161
Email : Website :
NOMOR.....TAHUN.....
TENTANG
Jl. Raya Surabaya-Malang No. Km %), Embong Miring, Suwayuwo, Kec. Sukorejo, Pasuruan,
Jawa Timur 67157
1
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Karumkit ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Karumkit.
Pasal 4
Ditetapkan di Suwayuwo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah hal yang utama (primum non nocere). Namun demikian,
dalam segala bentuk upaya pelayanan kesehatan dan di setiap tindakan medis selalu
mengandung resiko. Berdasarkan standar keselamatan pasien rumah sakit diharuskan untuk
menetapkan standar pelayanan yang aman. Dilain pihak, tuntutan masyarakat terhadap dokter
dan rumah sakit saat ini juga semakin meningkat.
Berkaitan dengan hal itu maka peningkatan mutu pelayanan menjadi hal yang sangat
penting. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bahwa penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit, serta meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Oleh
sebab itu RS Sahabat Suwayuwo berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan efektif dengan mengutamakan keselamatan pasien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit. Untuk dapat tercapainya tujuan tersebut, perlu adanya
pedoman sebagai pegangan atau dasar penyelenggaraan pelayanan, dalam hal ini adalah
pelayanan bedah yang diselenggarakan di RS Sahabat Suwayuwo.
B. Tujuan :
1. Tujuan Umum:
Memberikan pegangan pelayanan bedah yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kualitas Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo.
b. Mencegah kejadian kesalahan pasien, kesalahan lokasi tindakan, dan kesalahan
prosedur dalam Pelayanan Bedah.
C. Ruang Lingkup
Unit-unit yang melakukan tindakan bedah di Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo, termasuk :
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RS SAHABAT SUWAYUWO
Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo beralamat di Jl. Raya Surabaya - Malang No.KM. 50, Embong
Miring, kec. Sukorejo. Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo merupakan rumah sakit tipe C. Dalam
perjalanannya hingga saat ini, RS Sahabat Suwayuwo mampu memberikan berbagai pelayanan,
antara lain:
4
BAB III
VISI, MISI DAN MOTTO
RS SAHABAT SUWAYUWO
A. Visi
“Bertekat memberikan pelayanan secara profesional untuk mewujudkan Rumah Sakit Sahabat
Suwayuwo sebagai rumah sakit terbaik dan menjadi Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo rujukan
se Kalimantan”.
B. Misi
1. Meningkatkan perasn serta proaktif Rumah Sakit Sahabat Suwayuwodalam memberikan
dukungan kesehatan terhadap tugas operasional kepolisian Polda Kalsel dan
peningkatang pelayanan kesehatan masyarakat polri serta masyarakat umum
2. Meningkatkan kualitis SDM yang profisional dan bermoral melalui pembinaan SDM yang
tersetruktural berjenjang, menuju kesejahteraan SDM
3. Memberikan pelayanan prima memlalui akreditasi Rumah Sakit scara bertahap dengan
Standar Internasional
4. Mengembangkan unit pelayanan dan fisik bangunan menyesuaikan standar pelayanan
Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo Tingkat III dengan pola pengelolaan keuangan BLU
(PPK BLU)
5. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningktan sarana, prasarana dan alat
kesehatan yang tepat guna, disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan memiliki
unggulan pelayanan kesehatan.
C. Motto
Memberikan solusi yang terbaik dengan hati.
5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RS SAHABAT SUWAYUWO
KARUMKIT
dr. Bambang Prasetya, Sp. B
6
BAB V
URAIAN JABATAN
2 Pengertian Seorang dokter umum profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam mengelola kegiatan pelayanan di Instalasi Bedah Sentral.
3 Persyaratan Dokter umum yang telah > 2 tahun bekerja sebagai dokter umum di RS
Sahabat Suwayuwo
7
B. Kepala/ Koordinator Unit Anestesi
3 Persyaratan Dokter spesialis anestesi/ perawat anestesi yang telah > 2 tahun bekerja
sebagai dokter spesialis/ perawat anestesi di RS Sahabat Suwayuwo
3 Persyaratan Dokter spesialis (operator)/ Sarjana Keperawatan yang telah > 2 tahun
bekerja sebagai dokter spesialis (operator)/ perawat di RS Sahabat
Suwayuwo
8
D. Penanggung Jawab Pelayanan (Bedah dan Anestesi)
1 Nama Jabatan Penanggung Jawab Pelayanan Bedah
Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi
3 Persyaratan Perawat dengan pendidikan minimal DIII keperawatan dan pengalaman >
5 tahun di kamar bedah.
4 Tanggung Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab pada Kepala unit
Jawab masing masing, untuk melaksanakan kegiatan dalam lingkup pelayanan
di Instalasi Bedah Sentral sehingga terlaksana sesuai dengan tujuan
pelayanan yang telah ditetapkan dalam kebijakan-kebijakan Instalasi
Bedah Sentral.
9
E. Logistik
1 Nama Jabatan Petugas penanggung jawab logistik kamar bedah
3 Persyaratan Perawat dengan pendidikan minimal DIII keperawatan dan pengalaman >
5 tahun di kamar bedah.
4 Tanggung Secara struktural dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Unit
Jawab Bedah
10
BAB VI
PROGRAM KERJA
A. Keselamatan Pasien
1. Pengertian
Merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety):
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD).
2. Tahapan
Tahapan pelaksanaan keselamatan pasien yang dilakukan antara lain:
a. Identifikasi Pasien
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memastikan ketepatan identitas
pasien dan ketepatan jenis layanan. Dilakukan pada saat serah terima pasien:
1) Mengecek identitas pasien yang tercantum di gelang identitas dengan rekam medis
pasien.
2) Memastikan ketepatan identitas pasien dengan cara :
a) Pada pasien yang kompeten dalam berkomunikasi: tanyakan langsung kepada
pasien: nama lengkap, tanggal lahir dan umur.
b) Pada pasien yang tidak kompeten dalam berkomunikasi: tanyakan identitas
pasien kepada keluarga dan atau petugas yang mengantar pasien.
c) Mencocokkan jawaban pasien/ keluarga/ petugas yang mengantar dengan
identitas yang tertera pada gelang yang akan dipakai (nama lengkap, tanggal
lahir/ umur).
b. Komunikasi Yang efektif
Untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien dari dan
kepada seseorang (dokter, perawat, kepala bagian, penanggung jawab, atasan,
bawahan, unit terkait, keluarga pasien) melalui komunikasi yang dilakukan secara
akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi, dan tepat kepada penerima informasi
sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dilakukan memakai teknik SBAR sesuai dengan Kebijakan Komunikasi
Efektif yang diberlakukan di RS Sahabat Suwayuwo.
11
Obat-obat anastesi yang termasuk dalam Hight Alert dan NORUM di
kelompokkan, disimpan maupun penyiapan dan pengeluarannya sesuai dengan
ketentuan dari Panduan Obat Kewaspadaan Tinggi Dan NORUM.
2) Kepastian Tepat Prosedur Tepat Pasien Operasi
Pasien yang akan dilakukan tindakan anastesi sebelumnya harus dilakukan visit
pra anastesi, sebelum dilakukan pembiusan dilakukan sign in, sebelum dilakukan
insisi dilakukan time out dan sebelum penutupan area operasi dilakukan sign out.
Diperhatikan juga resiko-resiko yang akan menjadi kegawatan yang berujung
pada kematian.
3) Resiko Infeksi
Dalam Five Momment for Hand Hygiene semua petugas harus melakukan
prosedur cuci tangan aseptik sesuai Kebijakan Kebersihan Tangan RS Sahabat
Suwayuwo.
4) Resiko Pasien Jatuh
Suatu langkah-langkah atau cara yang harus dilakukan oleh petugas untuk
mengidentifikasi kemungkinan pasien tersebut mempunyai risiko atau
kemungkinan yang besar atau tidak untuk terjadinya jatuh sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan:
a) Mengunci roda tempat tidur
b) Menutup pengaman tempat tidur
c) Selama pasien berada dalam pengaruh anastesi, ada petugas yang
mendamping.
B. Keselamatan Kerja
1. Pemakaian APD
Selama melakukan tindakan petugas harus menggunakan APD yang terdiri dari:
a. Masker
b. Tutup Kepala
c. Baju petugas
d. Handscoon
e. Alas kaki
f. Kaca mata
2. Pemeriksaan Kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala berdasarkan program bagian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
b. Pemeriksaan Spirometri untuk petugas kamar bedah 1 tahun sekali
C. Pengendalian Mutu
1. Maintenance Alat
a. Maitenance harian dilakukan setiap hari pada shift pagi
b. Maitenance bulanan dilakukan maintenance bulanan oleh bagian sarana prasaran
rumah sakit.
2. Kalibrasi Alat
Alat anestesi yang digunakan dilakukan kalibrasi secara berkala setiap 1 tahun sekali.
3. Sasaran Mutu
a. Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤ 2 hari.
b. Kejadian kematian dimeja operasi ≤ 1 %.
12
c. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi ≤ 100 %.
d. Tidak adanya kejadian operasi salah orang ≤ 100 %.
e. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi ≤ 100 %.
f. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi ≤
100 %.
g. Komplikasi anestesi karena over dosis, reaksi anestesi dan salah penempatan
endotracheal tube ≤ 6 %.
h. Kesesuaian diagnosa medik pre dan post operasi.
i. Kejadian de-saturasi O2 pada saat durante anesthesi pasien dengan general
anasthesi.
j. Angka tunda operasi.
13
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
14
kerapian, kebersihan serta memberikan rekomendasi untuk penanganan yang
berhubungan dengan PPI.
7. Dengan Instalasi Perbaikan Sarana RS
Sarana dan prasarana baik elektronik maupun non elektronik, yang mengalami
kerusakan atau gangguan di informasikan ke bagian IPSRS untuk di perbaiki. Demikian
juga untuk bahan N2O bila telah habis, maka Instalasi Bedah Sentral menginformasikan
kepada IPSRS untuk mengganti yang baru dan mengambil yang habis.
8. Dengan bagian Laundry
Setelah linen dipakai untuk operasi/ kotor kemudian dikumpulkan dalam ember
tertutup yang telah dipisahkan antara yang terkontaminasi dengan yang tidak (kontaminasi
dengan bahan infeksius pus, darah, dll) kemudian dikirim kebagian laundry untuk di proses
pencucian sesuai dengan prosedur yang berlaku.
9. Dengan Unit Kesling
Hubungan dengan unit kesling adalah sebagai pemantau kualitas ruangan dengan
secara rutin melakukan pemeriksaan kadar air, pemeriksaan dinding, lantai, suhu,
kesterilan alat-alat operasi dari cssd, sampah medis maupun non medis.
10. Dengan bagian Radiologi
Pasien post operasi yang memerlukan pemeriksaan radiologi dapat langsung
diperiksakan ke Radiologi sebelum kembali ke ruangan.
11. Dengan CSSD
Pengelolaan alat-alat bedah yang digunakan selama operasi dilakukan penyeterilan
melalui CSSD sehingga dapat menjamin kesterilan alat yang dipakai.
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI
15
Orientasi di Instalasi Bedah Sentral dilakukan dalam satu hari. Peserta yang mengikuti
orientasi dijadwalkan terlebih dahulu, kemudian diberikan materi tentang pelayanan yang
dilakukan di Instalasi Bedah Sentral.
BAB IX
POLA KETENAGAAN INSTALASI BEDAH SENTRAL
A. KETENAGAAN IBS
PENDIDIKAN
NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN NON TUGAS JUMLAH
FORMAL FORMAL
16
Bedah Sentral IBS
17
8 Spesialis Bedah Saraf Purnawaktu 1 orang
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
C. Pre Confrence
Dilakukan setiap pagi sebelum memulai aktifitas dilingkungan Instalasi Bedah Sentral.
18
BAB XI
PELAPORAN
BAB XII
PENUTUP
Demikian Pedoman Organisasi IBS RS Sahabat Suwayuwo ini dibuat dan akan digunakan
sebagaimana mestinya. Dan apabila ada hal-hal yang perlu diperbaiki, maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya dikemudian hari.
20