Anda di halaman 1dari 20

RUMAH SAKIT SAHABAT SUWAYUWO

Jl. Raya Surabaya - Malang No.KM. 50, Embong Miring, Suwayuwo, Kec.
Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur 67161
Email : Website :

PERATURAN KARUMKIT SAHABAT SUWAYUWO

NOMOR.....TAHUN.....

TENTANG

Jl. Raya Surabaya-Malang No. Km %), Embong Miring, Suwayuwo, Kec. Sukorejo, Pasuruan,
Jawa Timur 67157

PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL

DI RUMAH SAKIT SAHABAT SUWAYUWO

KARUMKIT SAHABAT SUWAYUWO

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah


sakit, maka diperlukan menyusun Pedoman Pengorganisasian Instalasi
Bedah Sentral, sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,


maka perlu menetapkan Peraturan Karumkit Sahabat Suwayuwo
tentang Pedoman Pengorganisasian Instalasi Bedah Sentral di Rumah
Sakit Sahabat Suwayuwo.

Mengingat : 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang–Undang Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 512/ MENKES/ PER/ IV/ 2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008 tentang Rekam Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 378/ MENKES/ SK/ IV/ 2008 tentang Pedoman
Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit.

1
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI BEDAH SENTRAL DI


RUMAH SAKIT SAHABAT SUWAYUWO.

Pasal 1

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Bedah Sentral di Rumah Sakit Sahabat


Suwayuwo adalah sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Karumkit ini.

Pasal 2

Peraturan Karumkit ini merupakan Pedoman Pengorganisasian Instalasi


Bedah Sentral dalam meningkatkan mutu pelayanan yang baik di Rumah
Sakit Sahabat Suwayuwo.

Pasal 3

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan Karumkit ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Karumkit.

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Suwayuwo

pada tanggal ZZZZZZZZZZZZZZZZZZ

KARUMKIT SAHABAT SUWAYUWO,

dr. BAMBANG PRASETYA, Sp. B


AKBP NRP 71030364
2
LAMPIRAN : PERATURAN KARUMKIT SAHABAT SUWAYUWO NOMOR ZZZZZZ TAHUN
ZZZZZ TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI BEDAH
SENTRAL DI RUMAH SAKIT SAHABAT SUWAYUWO.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien adalah hal yang utama (primum non nocere). Namun demikian,
dalam segala bentuk upaya pelayanan kesehatan dan di setiap tindakan medis selalu
mengandung resiko. Berdasarkan standar keselamatan pasien rumah sakit diharuskan untuk
menetapkan standar pelayanan yang aman. Dilain pihak, tuntutan masyarakat terhadap dokter
dan rumah sakit saat ini juga semakin meningkat.
Berkaitan dengan hal itu maka peningkatan mutu pelayanan menjadi hal yang sangat
penting. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit bahwa penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit, serta meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Oleh
sebab itu RS Sahabat Suwayuwo berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan efektif dengan mengutamakan keselamatan pasien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit. Untuk dapat tercapainya tujuan tersebut, perlu adanya
pedoman sebagai pegangan atau dasar penyelenggaraan pelayanan, dalam hal ini adalah
pelayanan bedah yang diselenggarakan di RS Sahabat Suwayuwo.
B. Tujuan :
1. Tujuan Umum:
Memberikan pegangan pelayanan bedah yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kualitas Pelayanan Bedah di Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo.
b. Mencegah kejadian kesalahan pasien, kesalahan lokasi tindakan, dan kesalahan
prosedur dalam Pelayanan Bedah.
C. Ruang Lingkup
Unit-unit yang melakukan tindakan bedah di Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo, termasuk :

1. Instalasi Rawat Darurat


2. Instalasi Rawat Intensif
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Radiologi
5. Instalasi Rawat Inap
6. Instalasi Rawat Jalan

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RS SAHABAT SUWAYUWO

Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo beralamat di Jl. Raya Surabaya - Malang No.KM. 50, Embong
Miring, kec. Sukorejo. Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo merupakan rumah sakit tipe C. Dalam
perjalanannya hingga saat ini, RS Sahabat Suwayuwo mampu memberikan berbagai pelayanan,
antara lain:

1. Pelayanan medis (spesialistis dan sub spesialistis).


2. Pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit.
5. Pelayanan rujukan.
6. Administrasi umum dan keuangan.

4
BAB III
VISI, MISI DAN MOTTO
RS SAHABAT SUWAYUWO

A. Visi
“Bertekat memberikan pelayanan secara profesional untuk mewujudkan Rumah Sakit Sahabat
Suwayuwo sebagai rumah sakit terbaik dan menjadi Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo rujukan
se Kalimantan”.

B. Misi
1. Meningkatkan perasn serta proaktif Rumah Sakit Sahabat Suwayuwodalam memberikan
dukungan kesehatan terhadap tugas operasional kepolisian Polda Kalsel dan
peningkatang pelayanan kesehatan masyarakat polri serta masyarakat umum
2. Meningkatkan kualitis SDM yang profisional dan bermoral melalui pembinaan SDM yang
tersetruktural berjenjang, menuju kesejahteraan SDM
3. Memberikan pelayanan prima memlalui akreditasi Rumah Sakit scara bertahap dengan
Standar Internasional
4. Mengembangkan unit pelayanan dan fisik bangunan menyesuaikan standar pelayanan
Rumah Sakit Sahabat Suwayuwo Tingkat III dengan pola pengelolaan keuangan BLU
(PPK BLU)
5. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningktan sarana, prasarana dan alat
kesehatan yang tepat guna, disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan memiliki
unggulan pelayanan kesehatan.

C. Motto
Memberikan solusi yang terbaik dengan hati.

5
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RS SAHABAT SUWAYUWO

KARUMKIT
dr. Bambang Prasetya, Sp. B

KEPALA INSTALASI BEDAH SENTRAL


dr. Bakti Satriawan

KOORDINATOR UNIT BEDAH KOORDINATOR UNIT ANESTESI

Julkipli, S.Kep, Ns Feriyanto Budilaksono, AMK

PENANGGUNG JAWAB KOORDINATOR PENANGGUNG JAWAB


PELAYANAN BEDAH LOGISTIK PELAYANAN ANASTESI

Rusmilawati, S.Kep Andery, AMK Alfian, AMK

6
BAB V
URAIAN JABATAN

A. Kepala Instalasi Bedah Sentral

1 Nama Jabatan Kepala Instalasi Bedah Sentral

2 Pengertian Seorang dokter umum profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam mengelola kegiatan pelayanan di Instalasi Bedah Sentral.

3 Persyaratan Dokter umum yang telah > 2 tahun bekerja sebagai dokter umum di RS
Sahabat Suwayuwo

4 Tanggung Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Direktur


Jawab Pelayanan untuk merencanakan dan mengorganisir serta
mengendalikan/ mengarahkan semua kegiatan sehingga terlaksana
sesuai tujuan yang telah ditetapkan

5 Uraian Tugas a. Memimpin pelaksanaan kebijakan rumah sakit di Instalasi Bedah


Sentral;
b. Melaksanakan inventarisasi data SDM serta mengusulkan pemenuhan
dan pengembangan SDM di Instalasi Bedah Sentral;
c. Melaksanakan inventarisasi serta mengusulkan kebutuhan sarana
prasarana dan peralatan di Instalasi Bedah Sentral;
d. Melaksanakan inventarisasi masalah di Instalasi Bedah Sentral;
e. Mengupayakan implementasi nilai-nilai organisasi yang dijabarkan
dalam buku panduan perilaku di Instalasi Bedah Sentral;
f. Memimpin pelaksanaan implementasi akreditasi di Instalasi Bedah
Sentral;
g. Menyusun draft Standar Prosedur Operasional (SPO) dan
mengusulkan perubahan SPO di Instalasi Bedah Sentral;
h. Memimpin implementasi dan evaluasi SPO di Instalasi Bedah Sentral;
i. Mengupayakan tercapainya kendali mutu, kendali biaya dan
pencegahan terhadap tindakan yang berpotensi fraud dan gratifikasi
pada Instalasi Bedah Sentral;
j. Turut membantu komite mutu rumah sakit dalam mewujudkan mutu
pelayanan yang berkualitas di Instalasi Bedah Sentral;
k. Membuat laporan berkala tentang pencapaian indikator mutu di
Instalasi Bedah Sentral;
l. Mengukur capaian kinerja pelayanan berdasarkan indikator BLUD
pada Instalasi Bedah Sentral;
m. Membuat rekapitulasi kegiatan pembedahan secara berkala pada
Instalasi Bedah Sentral;
n. Menyelenggarakan pengelolaan kegiatan staf dan logistik pada
Instalasi Bedah Sentral;
o. Membina staf di Instalasi Bedah Sentral;
p. Berkoordinasi dengan seksi terkait Instalasi Bedah Sentral; dan
q. Melaksanakan rapat rutin di instalasi.

7
B. Kepala/ Koordinator Unit Anestesi

1 Nama Jabatan Kepala/ Koordinator Unit Anestesi

2 Pengertian Seorang dokter spesialis anestesi/ perawat anestesi profesional yang


diberi wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola kegiatan
pelayanan anestesi

3 Persyaratan Dokter spesialis anestesi/ perawat anestesi yang telah > 2 tahun bekerja
sebagai dokter spesialis/ perawat anestesi di RS Sahabat Suwayuwo

4 Tanggung Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala


Jawab Instalasi Bedah Sentral

5 Uraian Tugas 1) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan


pelayanan anestesiologi dan sedasi.
2) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan standar.
3) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan anestesiologi dan sedasi
yang bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien.
4) Menjamin terlaksananya program kendali mutu dan kendali biaya.
5) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya
manusia pelayanan anestesiologi dan sedasi secara
berkesinambungan.

C. Kepala Unit Bedah


1 Nama Jabatan Kepala Unit Bedah

2 Pengertian Seorang dokter spesialis (operator)/ perawat senior profesional yang


diberi wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola kegiatan
pelayanan bedah

3 Persyaratan Dokter spesialis (operator)/ Sarjana Keperawatan yang telah > 2 tahun
bekerja sebagai dokter spesialis (operator)/ perawat di RS Sahabat
Suwayuwo

4 Tanggung Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala


Jawab Instalasi Bedah Sentral

5 Uraian Tugas 1) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang melaksanakan


pelayanan bedah.
2) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan dan standar.
3) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan bedah yang bermutu
dengan mengutamakan keselamatan pasien.
4) Menjamin terlaksananya program kendali mutu dan kendali biaya.
5) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya
manusia pada pelayanan bedah secara berkesinambungan.

8
D. Penanggung Jawab Pelayanan (Bedah dan Anestesi)
1 Nama Jabatan Penanggung Jawab Pelayanan Bedah
Penanggung Jawab Pelayanan Anestesi

2 Pengertian Seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan


tanggung jawab untuk mengelola kegiatan pelayanan pembedahan di
Rumah Sakit.

3 Persyaratan Perawat dengan pendidikan minimal DIII keperawatan dan pengalaman >
5 tahun di kamar bedah.

4 Tanggung Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab pada Kepala unit
Jawab masing masing, untuk melaksanakan kegiatan dalam lingkup pelayanan
di Instalasi Bedah Sentral sehingga terlaksana sesuai dengan tujuan
pelayanan yang telah ditetapkan dalam kebijakan-kebijakan Instalasi
Bedah Sentral.

5 Uraian Tugas a. Melakukan inventarisasi kebijakan rumah sakit di instalasi bedah


sentral;
b. Membantu pelaksanaan inventarisasi data SDM serta menyusun
usulan pemenuhan dan pengembangan SDM di Instalasi Bedah
Sentral;
c. Membantu inventarisasi serta menyusun usulan kebutuhan sarana
prasarana dan peralatan di Instalasi bedah sentral;
d. Membantu inventarisasi masalah di instalasi bedah sentral;
e. Mengupayakan implementasi nilai-nilai organisasi yang dijabarkan
dalam buku panduan perilaku di instalasi bedah sentral;
f. Membantu implementasi akreditasi di instalasi bedah sentral;
g. Membantu penyusunan draft Standar Prosedur Operasional (SPO) dan
mengusulkan perubahan SPO di instalasi bedah sentral;
h. Mengupayakan implementasi dan evaluasi SPO di instalasi bedah
sentral;
i. Mengupayakan tercapainya kendali mutu, kendali biaya dan
pencegahan terhadap tindakan yang berpotensi fraud dan gratifikasi
pada instalasi bedah sentral;
j. Turut membantu komite mutu rumah sakit dalam mewujudkan mutu
pelayanan yang berkualitas diinstalasi bedah sentral;
k. Membuat laporan berkala tentang pencapaian indikator mutu di
instalasi bedah sentral;
l. Mengukur capaian kinerja pelayanan berdasarkan indikator BLUD
pada instalasi bedah sentral;
m. Membuat rekapitulasi kegiatan pembedahan secara berkala pada
instalasi bedah sentral;
n. Menyelenggarakan pengelolaan kegiatan staf dan logistik pada
instalasi bedah sentral;
o. Membantu kepala instalasi melakukan pembinaan staf di bedah
sentral;
p. Berkoordinasi dengan seksi terkait instalasi bedah sentral; dan
q. Melaksanakan rapat rutin di instalasi.

9
E. Logistik
1 Nama Jabatan Petugas penanggung jawab logistik kamar bedah

2 Pengertian Seorang yang bertugas untuk mengelola penyediaan dan penyimpanan


alat-alat kesehatan dan peralatan lainnya yang diperlukan.

3 Persyaratan Perawat dengan pendidikan minimal DIII keperawatan dan pengalaman >
5 tahun di kamar bedah.

4 Tanggung Secara struktural dan fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Unit
Jawab Bedah

5 Uraian Tugas a. Membuat permintaan rencana alat-alat operasi yang akan


dipergunakan
b. Membuat permintaan rencana alat-alat yang akan diperlukan
dilingkungan Instalasi Bedah Sentral

10
BAB VI

PROGRAM KERJA

A. Keselamatan Pasien
1. Pengertian
Merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety):
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD).

2. Tahapan
Tahapan pelaksanaan keselamatan pasien yang dilakukan antara lain:
a. Identifikasi Pasien
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memastikan ketepatan identitas
pasien dan ketepatan jenis layanan. Dilakukan pada saat serah terima pasien:
1) Mengecek identitas pasien yang tercantum di gelang identitas dengan rekam medis
pasien.
2) Memastikan ketepatan identitas pasien dengan cara :
a) Pada pasien yang kompeten dalam berkomunikasi: tanyakan langsung kepada
pasien: nama lengkap, tanggal lahir dan umur.
b) Pada pasien yang tidak kompeten dalam berkomunikasi: tanyakan identitas
pasien kepada keluarga dan atau petugas yang mengantar pasien.
c) Mencocokkan jawaban pasien/ keluarga/ petugas yang mengantar dengan
identitas yang tertera pada gelang yang akan dipakai (nama lengkap, tanggal
lahir/ umur).
b. Komunikasi Yang efektif
Untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi baik kondisi pasien dari dan
kepada seseorang (dokter, perawat, kepala bagian, penanggung jawab, atasan,
bawahan, unit terkait, keluarga pasien) melalui komunikasi yang dilakukan secara
akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi, dan tepat kepada penerima informasi
sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dilakukan memakai teknik SBAR sesuai dengan Kebijakan Komunikasi
Efektif yang diberlakukan di RS Sahabat Suwayuwo.

1) Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai

11
Obat-obat anastesi yang termasuk dalam Hight Alert dan NORUM di
kelompokkan, disimpan maupun penyiapan dan pengeluarannya sesuai dengan
ketentuan dari Panduan Obat Kewaspadaan Tinggi Dan NORUM.
2) Kepastian Tepat Prosedur Tepat Pasien Operasi
Pasien yang akan dilakukan tindakan anastesi sebelumnya harus dilakukan visit
pra anastesi, sebelum dilakukan pembiusan dilakukan sign in, sebelum dilakukan
insisi dilakukan time out dan sebelum penutupan area operasi dilakukan sign out.
Diperhatikan juga resiko-resiko yang akan menjadi kegawatan yang berujung
pada kematian.
3) Resiko Infeksi
Dalam Five Momment for Hand Hygiene semua petugas harus melakukan
prosedur cuci tangan aseptik sesuai Kebijakan Kebersihan Tangan RS Sahabat
Suwayuwo.
4) Resiko Pasien Jatuh
Suatu langkah-langkah atau cara yang harus dilakukan oleh petugas untuk
mengidentifikasi kemungkinan pasien tersebut mempunyai risiko atau
kemungkinan yang besar atau tidak untuk terjadinya jatuh sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan:
a) Mengunci roda tempat tidur
b) Menutup pengaman tempat tidur
c) Selama pasien berada dalam pengaruh anastesi, ada petugas yang
mendamping.

B. Keselamatan Kerja
1. Pemakaian APD
Selama melakukan tindakan petugas harus menggunakan APD yang terdiri dari:
a. Masker
b. Tutup Kepala
c. Baju petugas
d. Handscoon
e. Alas kaki
f. Kaca mata

2. Pemeriksaan Kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala berdasarkan program bagian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
b. Pemeriksaan Spirometri untuk petugas kamar bedah 1 tahun sekali

C. Pengendalian Mutu
1. Maintenance Alat
a. Maitenance harian dilakukan setiap hari pada shift pagi
b. Maitenance bulanan dilakukan maintenance bulanan oleh bagian sarana prasaran
rumah sakit.
2. Kalibrasi Alat
Alat anestesi yang digunakan dilakukan kalibrasi secara berkala setiap 1 tahun sekali.
3. Sasaran Mutu
a. Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤ 2 hari.
b. Kejadian kematian dimeja operasi ≤ 1 %.
12
c. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi ≤ 100 %.
d. Tidak adanya kejadian operasi salah orang ≤ 100 %.
e. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi ≤ 100 %.
f. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi ≤
100 %.
g. Komplikasi anestesi karena over dosis, reaksi anestesi dan salah penempatan
endotracheal tube ≤ 6 %.
h. Kesesuaian diagnosa medik pre dan post operasi.
i. Kejadian de-saturasi O2 pada saat durante anesthesi pasien dengan general
anasthesi.
j. Angka tunda operasi.

13
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Integritas Instalasi Bedah Sentral dengan Unit Lain


1. Dengan Instalasi Rawat Inap
Bila ada operasi dari ruangan, ruangan mendaftarkan program operasi tersebut ke
kamar bedah setelah konfirmasi dengan dokter operator dan anestesi untuk menentukan
jadwal operasinya.
2. Dengan Intalasi Rawat Intensif
Pasien post operasi yang tidak memungkinkan kembali ke ruangan dan
memerlukan pengawasan serta bila menggunakan ventilator maka pasien di kirim ke ICU.
3. Dengan Instalasi Rawat Darurat/ Instalasi Gawat Darurat
Jika ada pasien IRD dengan kasus-kasus emergensi dan harus segera dilakukan
tindakan operasi maka setelah pasien dipersiapkan untuk operasi maka segera dikirim ke
kamar bedah cito.
4. Dengan Instalasi Farmasi
Instalasi farmasi menyiapkan obat-obatan, alkes dan bhp yang diperlukan melalui
Apotek yang berada dalam lingkungan rumah sakit.
5. Dengan Laboratorium
Pasien pra, durante maupun post operasi yang memerlukan pemeriksaan darah
segera dapat langsung diperiksakan ke laboratorium.

6. Dengan TIM PPI


Setiap program pencegahan HAIs/ Healthcare Associated Infections merupakan
salah satu program pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit, maka Instalasi Bedah
Sentral wajib melakukan koordinasi dengan tim PPI untuk menilai tingkat kebersihan kamar
bedah, kepatuhan petugas diantaranya kepatuhan menggunakan APD, cuci tangan,

14
kerapian, kebersihan serta memberikan rekomendasi untuk penanganan yang
berhubungan dengan PPI.
7. Dengan Instalasi Perbaikan Sarana RS
Sarana dan prasarana baik elektronik maupun non elektronik, yang mengalami
kerusakan atau gangguan di informasikan ke bagian IPSRS untuk di perbaiki. Demikian
juga untuk bahan N2O bila telah habis, maka Instalasi Bedah Sentral menginformasikan
kepada IPSRS untuk mengganti yang baru dan mengambil yang habis.
8. Dengan bagian Laundry
Setelah linen dipakai untuk operasi/ kotor kemudian dikumpulkan dalam ember
tertutup yang telah dipisahkan antara yang terkontaminasi dengan yang tidak (kontaminasi
dengan bahan infeksius pus, darah, dll) kemudian dikirim kebagian laundry untuk di proses
pencucian sesuai dengan prosedur yang berlaku.
9. Dengan Unit Kesling
Hubungan dengan unit kesling adalah sebagai pemantau kualitas ruangan dengan
secara rutin melakukan pemeriksaan kadar air, pemeriksaan dinding, lantai, suhu,
kesterilan alat-alat operasi dari cssd, sampah medis maupun non medis.
10. Dengan bagian Radiologi
Pasien post operasi yang memerlukan pemeriksaan radiologi dapat langsung
diperiksakan ke Radiologi sebelum kembali ke ruangan.
11. Dengan CSSD
Pengelolaan alat-alat bedah yang digunakan selama operasi dilakukan penyeterilan
melalui CSSD sehingga dapat menjamin kesterilan alat yang dipakai.

BAB VIII

KEGIATAN ORIENTASI

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

15
Orientasi di Instalasi Bedah Sentral dilakukan dalam satu hari. Peserta yang mengikuti
orientasi dijadwalkan terlebih dahulu, kemudian diberikan materi tentang pelayanan yang
dilakukan di Instalasi Bedah Sentral.

No. Materi Waktu Metode Penanggung Jawab

1 Pengantar On scedule Ceramah, Ka. IBS

2 Visi, Misi, Nilai, dan Motto RS Diskusi dan

Sahabat Suwayuwo Tanya jawab


Ka. IBS

3 Pengenalan Instalasi Bedah Ka. IBS


Sentral

4 Struktur IBS Ka. IBS

5 Zona Instalasi Bedah Sentral Ka. IBS

6 Sarana prasarana IBS Ka. IBS

7 SDM IBS Ka. IBS

8 Pengembangan IBS Ka. IBS

9 Mutu dan Pelaporan di IBS Ka. IBS

10 Hospital Tour Ka. IBS

BAB IX
POLA KETENAGAAN INSTALASI BEDAH SENTRAL

A. KETENAGAAN IBS

PENDIDIKAN
NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN NON TUGAS JUMLAH
FORMAL FORMAL

1. Kepala Instalasi Dokter Umum BHD Pengelolaan 1 orang

16
Bedah Sentral IBS

2. Kepala/ Spesialis BHD, BTCLS, HIPKABI Pengelolaan 1 orang


Koordinator Unit Bedah/ S1 Bedah
Bedah Keperawatan +
Ners

3. Kepala/ Spesialis BHD, BTLS, BTCLS, Pengelolaan 1 orang


Koordinator Unit Anastesi/ D III Pelatihan ICU, Sertifikat Anestesi
Anestesi Keperawatan Penatalaksanaan
Anastesi

4. Penanggung S1 BHD, Penelolaan 1 orang


Jawab Pelayanan Keperawatan Pelayanan
Bedah Bedah

5. Koordinator D III BHD Pengelola 1 orang


Logistik Keperawatan Logistik

6. Penanggung D III BHD Penelolaan 1 orang


Jawab Pelayanan Keperawatan Pelayanan
Anestesi Bedah

7. Tim Keperawatan D III BHD Tim 7 orang


Bedah Keperawatan Pelayanan

SPK BHD Bedah 1 orang

8. Tim Keperawatan D III BHD Tim 3 orang


Anestesi Keperawatan Pelayanan
Anestesi

B. Dokter Spesialis IBS


NO NAMA JABATAN TUGAS JUMLAH

1 Spesialis Anestesi Purnawaktu 4 orang

2 Spesialis Obgyn Purnawaktu 8 orang

3 Spesialis Bedah Purnawaktu 1 orang

4 Spesialis Bedah Plastik Purnawaktu 1 orang

5 Spesialis Ortopedi Purnawaktu 2 orang

6 Spesialis Mata Purnawaktu 1 orang

7 Spesialis THT Purnawaktu 1 orang

17
8 Spesialis Bedah Saraf Purnawaktu 1 orang

9 Spesialis Urologi Purnawaktu 1 orang

BAB X

PERTEMUAN/ RAPAT

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

A. Rapat Instalasi Bedah Sentral


a. Morning Report bersama kepala Instalasi perawatan setiap hari jumat jam 14.00 -15.00
wita
b. Rapat insidentil disesuaikan dengan kondisi di lapangan
B. Rapat rutin Instalasi Bedah Sentral
Dilakukan minimal satu kali dalam setiap bulannya, jadwal menyesuaikan dengan
kondisi dilapangan.

C. Pre Confrence
Dilakukan setiap pagi sebelum memulai aktifitas dilingkungan Instalasi Bedah Sentral.

18
BAB XI
PELAPORAN

Dalam melaksanakan kegiatannya, Instalasi Bedah Sentral mencatat/ melaporkan kegiatan


pelayanan berupa pelaporan internal yaitu:
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat setiap hari yaitu data kunjungan pasien operasi baik pasien rawat inap
maupun pasien rawat jalan, berdasarkan:
a. Jenis operasi (khusus, besar, sedang, dan kecil).
b. Sifat operasi (operasi elektif, operasi cito).
c. Klasifikasi atau spesialisasi operasi dan dokter yang melakukan operasi.
d. Jenis tindakan operasi.
e. Jenis anestesi dan dokter anestesi.
f. Laporan tunda operasi.
g. Laporan pembatalan operasi.
h. Laporan mutu.
2. Laporan Bulanan
Laporan harian yang direkap setiap bulan. Laporan tersebut adalah data kunjungan
pasien operasi baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan, berdasarkan:
a. Jenis operasi (khusus, besar, sedang, dan kecil).
b. Sifat operasi (operasi elektif, operasi cito).
c. Klasifikasi atau spesialisasi operasi dan dokter yang melakukan operasi.
d. Jenis tindakan operasi.
e. Jenis anestesi dan dokter anestesi.
f. Laporan tunda operasi.
g. Laporan pembatalan operasi.
19
h. Laporan mutu.

BAB XII
PENUTUP
Demikian Pedoman Organisasi IBS RS Sahabat Suwayuwo ini dibuat dan akan digunakan
sebagaimana mestinya. Dan apabila ada hal-hal yang perlu diperbaiki, maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya dikemudian hari.

20

Anda mungkin juga menyukai