Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGENDALIAN HAYATI

PENGGUNAAN NEMATODA ENTOMOPATOGEN (Steinernema Spp.)

SEBAGAI BIOPESTISIDA

OLEH:

ANDRE MAULANA PURBA

71170713009

AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan insektisida kimia sudah kita

ketahui, beberapa dampak negatif seperti dapat menyebabkan kematian pada

musuh alami, pencemaran lingkungan, menimbulkan keracunan pada manusia dan

menimbulkan ledakan hama. Oleh karena itu diperlukan pengembangan alternatif

pengendalian hama yang efisien dan aman dengan menggunakan biopestisida

seperti Nematoda Entomopatogen Steinernema spp.

Nematoda adalah mikroorganisme berbentuk cacing berukuran 700-1200

mikron dan berada di dalam tanah. Nematoda entomopatogen telah dipergunakan

untuk mengendalikan serangga hama pada tanaman pangan, perkebunan, rumput

lapangan golf serta tanaman hortikultura. Nematoda pada umumnya mempunyai

bentuk tubuh seperti cacing, transparan, panjang dan agak silindris, dan

diselubungi oleh kutikula non seluler yang elastis.


Lebih dari sepuluh tahun, nematoda patogen serangga dari famili

Steinernematidae telah banyak digunakan sebagai agensia hayati pengendali

hama. Salah satu nematoda dari famili Steinernematidae yang sering digunakan

sebagai agensia hayati adalah Steinernema. Nematoda patogen serangga banyak

dijumpai secara alami di tanah dengan membawa bakteri simbionnya dan

merupakan patogen yang dapat menyebabkan kematian pada berbagai serangga

hama. Steinernema masuk ke dalam tubuh serangga melalui integumen, spirakel,

anus, dan mulut. Salah satu kunci keberhasilan infeksi nematoda ke dalam

inangnya adalah dengan berhasilnya dilepaskannya bakteri simbion ke dalam

tubuh inangnya. Setelah dilepaskannya bakteri simbion ke dalam tubuh inang

maka bakteri simbion akan menyebabkan inang mengalami septisemia dan

kemudian akan mati.

Mekanisme Infeksi Nematoda Pada Inang

Nematoda entomopatogen membunuh hama serangga karena berperan

sebagai endoparasit, khususnya pada dinding usus, tubulus malphigi, ovarium dan
hemocoel. Beberapa manfaat dan keunggulan nematoda sebagai agensia

pengendalian secara hayati yaitu sebagai berikut :

1. Mempunyai kemampuan aktif untuk mencari mangsa (menemukan inang)

2. Bersifat selektif pada jenis serangga tertentu

3. Mampu membunuh inang dalam waktu yang relatif singkat (< 24 jam)

4. Dapat digunakan secara sinergistik dengan insektisida

5. Mudah untuk dikembangkan secara massal

6. Aman bagi organisme non target dan lingkungan

7. Mudah di aplikasikan dengan alat semprot standar yang umum digunakan

untuk pestisida kimia.

Beberapa kelebihan dari nematoda entomopatogen dan bakteri simbionnya

dibanding agens hayati lainnya adalah dapat diaplikasikan terhadap lahan yang

telah terkontaminasi oleh residu pestisida. Selain itu juga bakteri tersebut dapat

mematikan serangga inang dengan cepat, menyediakan nutrisi yang cocok, dan

membuat lingkungan yang cocok bagi perkembangan dan reproduksi nematoda.

Bakteri simbion mampu memproduksi senyawa antimikroba seperti

antibiotik, bakteriosin, dan fages yang dapat menghambat perkembangan

mikroorganisme sekunder yang ada di dalam tubuh serangga inang. Selama

perbanyakan nematoda, cadangan makanan di dalam bangkai serangga menurun

sampai terbentuk dauer juvenil, kemudian bakteri disimpan kembali oleh dauer

juvenil.
Nematoda Membunuh Hama Ulat (Spodoptera litura)

Gejala dan tanda serangga yang terinfeksi nematoda dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu efek internal, eksternal dan perilaku. Gejala umum yang terjadi

adalah serangga akan berhenti bergerak dan makan, lalu terjadi perubahan warna.

Kematian serangga akan terjadi secara septisemia dalam waktu beberapa jam

sampai tiga hari tergantung temperatur dan spesies nematoda. Nematoda

entomopatogen dan bakteri simbionnya sebagai biopestisida relatif aman

digunakan, baik bagi lingkungan maupun manusia. Berbeda dengan pestisida

sintetik yang berdampak buruk baik terhadap lingkungan maupun bagi manusia.

Kaya dan Gaugler (1993 dalam Lacey et al. 2001) mengemukakan bahwa

nematoda entomopatogen tidak dapat menyerang manusia, tanaman, hewan

vertebrata, dan banyak hewan avertebrata. Juga merujuk pada beberapa pengujian

dilaporkan bahwa nematoda entomopatogen tidak dapat menginfeksi katak, kadal,

mencit, tikus, Guinea pig, kelinci, ayam, ikan, dan monyet serta manusia (Akhurst

dan Smith 2002).


Contoh paling nyata adalah sebanyak 75 orang yang bekerja pada

perbanyakan nematoda entomopatogen selama periode 12 tahun dan pekerja di

laboratorium yang melakukan penelitian tentang nematoda entomopatogen lebih

dari 20 tahun tidak pernah dilaporkan terinfeksi oleh nematoda entomopoatogen

(Bedding 2000 dalam Akhurst dan Smith 2002) Oleh karena itu penggunaan

nematoda entomopatogen ini aman bagi lingkungan dan manusia.

Anda mungkin juga menyukai