ten
Raibnya Sang Naskah
Oleh OMAN FATHURAHMAN.
rita kecil di harian
B Kempas, 18 Januari
dan
2016, tentang raib-
‘dm | TYanaskah kuno Jawa-Ti-
mba-| ongkok koleksi Museum
rilat | Reksopustoko Mangkune-
sini
beri |
watis luput dari perha-
N
garan Solo, Jawa Tengzh,
tian publik.
‘Makdumiah, hiruk-pikuk oi ja
‘gt politi engarn beranjak dari
‘media, dan kasus Kopi sianida
kelihatannya lebih menarik di
simak: Untunglsh, teman-tenan
aktivis Masyarakat Pernaskalan
‘usantara_masih_memiliki ke-
fan | pedulian dan mengingatkan saya
Rp | untuk: menus,
pie | se
Dwi Wore Retno Mestuti, do-
on Prodi Sastra Jawa Fakuiltas
a3 lima Pengetahuan Budaya UT,
ba-| yang dalam beberapa tahun ter
ini | akhir mengkaji naskah itu, heran
an | dan masygil dengan raibnya nas.
U | da
Jah ‘pusala” cu. Baginys, naskah,
sawacTongkok yang keselurul
annya berjumlah 118 bush dan
tersebar di berbagai koleksi da
fam dam luar neger’ ita sungit
penting dalam Konteks kebine=
Kaan bangs ini. Sebaby, naskah,
in isinya mengisambarkan per
lt | gumulan komunitas etnisitas
@ | onglok diabadke-19 untuk men=
0 Jal daa di satu sisi dengan tetap
U| memuncullan identitas etnisitas
i+} dal
asalnya di sisi lin,
‘Namanama legenda Sam Kok
‘Sik Jin Kow, yang dikisablean
= | dalam naskah tersebut, babikan
| ditulis “menggunakan’ aksara
» | svara dan aksara rekan sehingge
iki
jak ctnisitas Tiongholenya
- | masih sangat kuat (Mestuti 20m,
) | Menjadi Jawa: Naskak CinasJa
Wa).
Berita di Kompas itu memang
edi, tetapi masalannya sesunge
1] guhnya tidgk sesederhana, itu!
be
Kasus hilangnya artefsle budaya
sejarah dari museum di Solo,
"| Khususnya, bukan kali ini saja
tes
ud. Pada 2008, publik juga
dibaat hebol ketika puluan nas
Kah Kuno dam area Kolck Mia
seum Radya Pustaka berpindah
tangan secarailegal, sampai-sam-
| Paioko Widddo Wali Kota Solo
| sau, turun tanga memben-
| tule tim investigasi Ini memuns
juktanada yang tak heres dengan
a
‘manajemen preservasi nas
Jeah euro di sejumlah mus
scum dan perpastakaan kita,
Belum lagi kita puny ma-
salah aktuisis naskah Koleksi
pribaui: di masyarakat oleh
fangan-tangun asing: meski
UU Cog Budaya telah tegas
melarangnya,
Arti naskah kuno
Indonesia bak negeri tak
tahu diuntung, Negara se-
ing absen dalam hel raibraya
sang naskaht Padshal, tak
semua bangs mewarisi pa-
Juhi ribu naskah kuno ti
‘isan tangant Selain mencer
‘inkan jati dri bangsa ber
Deradaban ting, Ieragam—
an aksara dan bahasa dalam,
naskah kuno sesunggulinya,
Jaga meneguhkan kebineka-
fan misyaralcat Nusantara
sajak mtusan tahun lal
(Chambertloir dan Fathu-
rahman 1999, Khazanah
Naskah).
Naskah kuna, yang banyak
{clantarkan di rumahnya sendiri,
adalah ult kebesaran peradab~
‘an nenek moyanggkita yang telah
berkemampuan merekar, mem-
roduksi, menyimpan, —serta
‘mengolah informsi melalui ake
‘sara setara dengan peradaban be-
sa dania semisal Mesir, Tonge
kok, India, Arab, Romawi, dan
Persia. Dengan bekal peradaban
aksara dan babhasa itulah, bang.
serbangsa di alas berhasil me-
‘mengarui dunia, termasike Nu-
santara.
Bangso-bangsa Eropa.sudah
Jama mengagumi keragaman ak.
sara dan bahasa Nusantara, sam
pai-sampai dalam raglan Pe-
kan Roya Bula Prankfure 2015 a
Jerman_ pun, UniversitAtsbibli-
othek secara Khusus menggelar
pameran Scirif! und Sprache,
‘Beragam naskah kuno Nusantara
dipamerkin, dialihmediakan,
serta didisluslan, Bulan hanya
aksara dan bahasanys, bahkan
‘ara pembuatan kertas dalinwong
sebagai media tulis tradisional.
siya pun dipertontonkan dengan
‘mengundang Ted Permadi, sang
ahli dari UPI Bandung.
Sarjana-sarjana Eropa juga sa-
dah lama membangan kesarja-
‘naan mereka dengan’ mengan-
dlalksn naskah-naska kano Th
onesia, Dalam konteks Java,
MC Rickles adalah ssa satu
contol sajana yang seperti tak
ermah kekabisan amunisi me-
Yekonstruksi sera Jawa ber
basis naskah, Dalam. Koni ex
schatan yang lcini tidal terlaly
prima pun, Pak Merle, Pegi a
disapa, bahkan sedang memper.
sapkan penulisan sefarah io-
‘@afi Manglunegara T atau yang
dikenal sebagai Sumber Njawe,
berdasar pada Servt Babad Pe
funegaran, sebuah naskal Jae
Yang tersimpan di The British
Library (add Ms 12818) (Ricklefs
2010). Pekerjaan yang seharus-
nye juga diem oleh aja.
nasarjana pribumi sendin.
‘Tanpa salah urus sq, naskah
Jano secera periahan tap pasti
ferancam punah mengingat daya
{aban las yong digunakan me-
nile ketorbatasan apa die
tambah kelembapan dara di ik
Jim tropis,gigtan ngengat. dan
serangg, seria ancaman he
Youngkinan musnah albat. ter
Jadinga bencana alam seperti
‘empa dan tsundoi. Karena it,
Salah urus pengelotaan museum
atau perpustakaan seperti yang
terjadi ci Museum Reksopustoko
Mangkunegaran atau ‘Museum
Rady Pastaka itu dipastikan
akan mempercepat hilanenya
Dengan artefak budaya yang
scounggulnya meryimpan
informasi tentang siape jo-
tii ita,
Revitalisasi museum
MeskDpun mew aneka
raga tele Buda ber
Seiarth yang menage
Kents kita sebelah
bangsa berpersdaban besar,
ddbandingken regia nega
Inn, ita mth relat kee
tinggi dam hl sen an
Passion mengesla mec
ayakan museum i
Indonesia, trmasak tise,
um penyimpan naskah kuno,
‘masih bersifat elitis, berjarak
dengan masyarakat umum,
hanya akrab dengan kalang-
anterdiik sj, dan citar.
‘ui st ala
‘Adapun museumemuse-
um di sjamlah near gh
in) sudah bertunafomed
tidak sj css denon ngs
si radisonaya seb
tempat mengoles ners
dan emamterkan Dens bom
hercuray mela poe
bowai destinasi wisata dan hi-
buran bsg pengunjung uum,
‘Staf yang dipekerjakan pan ada-
lah para uate teri,
Visalia stef museu
nears nia singe despa
perkembangan mutakhir tekno.
Jogi komunikasi dan informasi
sehinggmenjad atk dan
menyenangin agi anata
‘clalipun dengan ttap meta
tauanartamanys untuk edu
Milngnya ska na
wacTionghok Kolelsi Mineary
Relsopusioko | Manglanggtay
dan runekin jug maka,
tah dalam kl ai ang ea
teres, has sla st al
Bat sia dari potret pengloluan
museum kita yang belim ter.
cerahlan, Semoqa int menjsd
momentum bag it unt pe
Inkukn transforma peng
an museum scar profesonal,
Visines, tansparan. dan kun?
tabelsehinggnmelahiskan tn
seum yang Mendide dan mez
nyemghan,
OMAN PATHURATIMAN
Peneliti Senior PPIM; Gurw
Besar Filologi di FAH UIN-
Jakarta; Ketua Umum
‘Masyarakat Perashehan
‘Nusareara