Anda di halaman 1dari 2

Lelaki Ikan

Cerita ini menceritakan tentang seorang lelaki yang memiliki sisik. Sisik-sisik itu
terus bermunculan dan saat ia melompat ke laut, tubuhnya sepenuhnya berubah
menjadi ikan. Sebelum dia melompat ke laut ada seorang wanita yang menyaksikan
dan menunggunya. Dan kini setelah dia berubah menjadi ikan yang besar dia kembali
menuju tepi jurang untuk mengucap salam kepada perempuannya dan mengatakan
untuk bertemu di tebing itu saat purnama bersama anak mereka dan ia akan memberi
tanda dengan lompatan. Tetapi, sudah 7 tahun ikan tersebut ke tepi tebing tetapi tak
ada sautan. Sampai suatu ketika mulutnya terkait pancing meninggalkan luka yang
dalam, hal ini dikarenakan kesedihannya mengurangi tingkat kewaspadaannya.
Seorang nelayan yang sudah hampir 1 tahun tidak mendapatkan hasil yang maksimal,
merasakan alat pancingnya menangkap sesuatu yang besar. Ikan besar itu berjuang
melepaskan tali dan mata pancing. Dan sang nelayan berjuang menahan tali. Ketika
ikan besar itu merasa sudah tidak ada jalan keluar, ikan besar itu berenang menuju
tebing dimana awal dia menjadi ikan serta dengan membawa si nelayan dan
perahunya. Dan sekuat tenaga pula ikan besar itu menghentakkan mulutnya. Tali
pancing itu putus, tetapi mata pancingnya terbenam makin dalam. Dan si nelayan juga
terlempar ke udara jatuh terbanting ke batu karang. Kedua tangan sang nelayan
memeluk ikan tersebut, dan terguling. Di atas tebing anak lelaki ikan besar menunjuk,
"lihat ibu, ada manusia yang bersetubuh dengan ikan" Ibunya menangis memeluk
anak perempuannya yang pingsan saat bapaknya berguling bersama manusia dan
tenggelam tidak pernah muncul lagi.
Dialog Lelaki Ikan

Ikan : "Perempuanku, aku di sini!"


Perempuan : "Kaukah itu, lelakiku? Ya. Itu pasti kau. Aku yakin kini. Kau pasti sudah
tidak bisa berbicara lagi. Karena sudah menjadi ikan. Sebentar lagi aku akan pulang
ke rumah kita. Mengurus anak-anak kita yang masih kecil-kecil. Tolong buatlah tanda
bahwa itu kau. Suamiku dulu dan suamiku sekarang, meski kau sudah menjadi ikan.
Agar aku yakin dan dapat pulang dengan hati tenang"
Ikan : "Kembalilah pulang istriku. Urus anak-anak kita baik-baik. Berikan pengertian
kepada mereka bahwa bapaknya sudah menjadi ikan, sudah menjadi bagian tak
terpisahkan dari samudera ini. Kalau mereka rindu, ajaklah mereka ke tebing itu.
Datanglah saat purnama. Aku akan muncul di perairan ini dengan melakukan
lompatan tinggi tiga kali. Itulah tanda lompatan dari bapanya"
Perempuan : "Baik aku pulang suamiku. Semoga kau sejahtera di laut yang dingin itu.
Aku akan mengajak anak-anak kita kalau purnama tiba. Kalau saatnya tiba"

Anda mungkin juga menyukai