R & D Product
Management
1. Pemahaman R & D
Penelitian dan pengembangan Produk adalah salah satu cara di mana suatu bisnis
dapat mengalami pertumbuhan di masa depan dengan mengembangkan produk baru untuk
meningkatkan dan memperluas operasi mereka. Dengan kata lain bahwa R&D Produk ini
merupakan tahap awal dan tahap eksplorasi yang harus dilakukan oleh sebuah lembaga /
perusahaan dengan melakukan riset dan pengembangan serta pengujian pada suatu produk
dan layanan untuk mengetahui seberapa efektif bagi perusahaan, sesuai dengan bidang kerja
perusahaan tersebut.
Hasil dari penelitian pengembangan ini tidak hanya untuk pengembangan sebuah
produk yang sudah ada saja, melainkan juga untuk menemukan suatu pengetahuan atau
jawaban atas permasalahan praktis. Dalam konteks bisnis, R&D sendiri merujuk pada
aktivitas yang berorientasi pada komersial untuk jangka panjang, baik dalam bidang ilmu
maupun teknologi. Dengan R&D, perusahaan bisa dengan mudah mengembangkan dan
melakukan pengujian suatu produknya. Terlebih jika ada masalah pada produk yang
dirancangnya.
Penelitian yang menghubungkan antara penelitian dasar dan penelitian terapan adalah
penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian dan pengembangan bukanlah pengganti
penelitian dasar dan penelitian terapan, tetapi ketiga penelitian ini diperlukan untuk
mengadakan perubahan.
2. Mengelola Dana
Bagian R&D biasanya bertanggung jawab mengelola sejumlah dana tertentu yang
telah dianggarkan perusahaan untuk riset dan pengembangan.
3. Melakukan Testing
R&D juga merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dan
memberikan pelayanan apabila pihak luar hendak melakukan kerjasama dengan perusahaan
tersebut berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa untuk aktivitas riset dan pengembangan
perusahaan.
Secara umum, demikianlah tugas dan tanggung jawab bagian R&D. Di dalam setiap
perusahaan dapat terjadi variasi tergantung dari jasa yang ditawarkan masing-masing
perusahaan serta ukuran perusahaan tersebut.
Jad secara umum, divisi R&D dalam perusahaan memiliki fungsi untuk melakukan penelitian
dan mengembangkan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan menyangkut semua
kebutuhan perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui produk yang dibutuhkan masyarakat, atau persepsi masyarakat
mengenai suatu produk. Hasil dari penelitian tersebut digunakan untuk menciptakan sistem
baru yang lebih baik bagi perusahaan.
Umumnya tujuan yang ingin di capai dari penciptaan produk baru adalah:
a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor,
yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa
bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah
ada.
Pengembangan produk baru tidak terlepas dari biaya ketidakpastian, dan kegagalan.
Menurut Cooper(1993), mayoritas program pengembangan produk gagal mencapai pasar
sasaran dari produk baru yang benar-benar bisa mencapai pasar, sekitar 35% diantarannya
mengalami kegagalan. Oleh sebab itu, ketika sebelum perusahaan menetapkan tujuan untuk
mengembangkan produk baru perusahaan membutuhkan proses dan alat analisis yang cermat
dan andal dalam rangka pengembangan produk baru.tersebut.
Baru bagi pasar (new to market) yang mengandung arti belum ada perusahaan yang
memproduksi atau memasarkan produk tersebut sebelumnya.
Setelah kita mengetahui tujuan dari pengembangan produk yang akan kita
kembangkan. Maka kita juga harus tahu bentuk dari pengembangan produk itu sendiri.
Macam bentuk pengembangan produk yang perlu dikembangkan oleh perusahaan ada 3
macam menurut Prawiradijaya, yaitu :
a. Initial Development
Suatu usaha penggunaan barang sehingga mempunyai tingkat penggunaan yang lebih
tinggi dari tingkat sebelumnya.
b. Improvement Development
Adalah setiap perubahan barang yang berakibat barang tersebut mampu memenuhi
kebutuhan konsumen atau merupakan perubahan suatu barang pada wujud atau bentuk yang
lebih disukai konsumen.
Adalah merupakan suatu penggunaan barang dengan cara meningkatkan guna barang
tersebut. Penggunaan barang dalam bermacam-macam variasi adalah merupakan ciri dalam
pengembangan produk.
Dari bentuk pengembangan produk baru ini dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu
klasifikasi berdasarkan pengembangannya dan klasifikasi berdasarkan fungsinya dalam
strategi pemasaran.
Produk Inovasi
Adalah produk dengan inovasi terbaru dan berbeda dengan produk sebelumnya. Produk-
produk dengan inovasi terbaru dapat dengan baik memulai daur hidupnya. Namun
pengembangan produk dengann menggunakan jalan inovasi ini sendiri memiliki resiko yang
tinggi tentunya memerlukan banyak investasi uang, waktu dan sumber-sumber lainnya dari
perusahaan tersebut. Contoh mesin cuci, mesin fax dan microwave.
Produk Modifikasi
Produk yang telah ada sebelumnya di modifikasi sedemikian rupa, namun dalam hal ini
memodifikasi betul-betul dapat mendatangkan laba namun tidak beresiko tinggi.
Produk Daur Ulang
Disebut dengan istilah produk daur ulang adalah produk yang telah beredar sebelumnya
namun ada pembaharuan baik dari nama produk itu sendiri. Misalnya saja kita telah
mengetahui sebelumnya mengenai produk makanan cepat saji, namun bagi perusahaan
tertentu seperti Mc. Donald hal ini adalah jenis usaha baru.
Dalam perusahaan biasanya produk baru tersebut memberikan identitas baru bagi perusahaan
tertentu sehingga perusahaan tersebut dikenal konsumennya sebagai perusahaan yang
memproduksi barang tersebut. Misalnya Seiko, konsumen akan mengenal perusahaan
tersebut sebagai perusahaan yang memproduksi jam.
Perusahaan dapat memproduksi produk baru dengan cara menciptakan rasa baru, ukuran yang
baru dan model yang baru. Hal ini memungkinkan perusahaan dapat mempertahankan
existensinya dalam dunia bisnis.
Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan dapat meningkatkan penjualan produk baru di
pasaran misalnya saja penjualan komputer, tingkat kecanggihan komputer selalu berubah dan
semakin canggih.
Dengan cara ini, perusahaan memproduksi produk tertentu dan memperluas penyebarannya
dengan sistem franchise, yaitu dengan menambah cabang baru untuk memasarkan produk
tersebut.
2.3 Faktor Pengembangan Produk
Salah satu alasan dasar sebuah perusahaan mengembangkan produk baru adalah untuk
menggantikan item-item yang telah kehilangan minat dari konsumen. Pengenalam item baru
membantu meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan. Tentunya dalam
pengembangan sebuah produk sangat dipeharuhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor penghambat.
1. Faktor Pendorong
c. Persaingan : Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan
menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan
dapat menyaingi volume produksi pesaing.
2. Faktor Penghambat
a. Kekurangan gagasan : kurangnya ide / inovasi mengenai produk baru yang penting di
bidang tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk
dasar.
b. Pasar yang terbagi-bagi: persaingan yang ketat menyebabkan pasar menjadi terbagi-bagi
(market frugmentation). Perusahaan harus mengarahkan produk baru ke segmen pasar yang
lebih kecil, dan hal ini berarti penjuaan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
c. Kendala sosial dan pemerintah: produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan
konsumen dan keseimbangan lingkungan.
d. Mahalnya proses pengembangan produk baru: sutau perusahaan pada umumnya harus
menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menentukan hanya satu produk
yang layak dikembangkan.
e. Kekurangan modal: beberapa perusahaan yang memiliki gagasangagasan yang baik tidak
dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk
baru.
g. Siklus hidup produk yang lebih singkat: ketika suatu produk baru berhasil, pesaing
dengan cepat akan meniru.
BAB II
Sumber Eksternal : Perusahan juga dapat mengambil keuntungan ide produk baru dari
beberapa sumber eksternal. Contohnya distributor dan pemasok. Distributor dekat
dengan pasar dan dapat menyalurkan informasi tentang konsumen dan kemungkinan
produk baru. Pemasok dapat memberitahukan perusahaan tentang konsep, teknik, dan
bahan baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk baru. Pesaing juga
merupakan sumber yang penting. Perusahaan memperhatikan iklan pesaing untuk
mendapatkan petunjuk tentang produk baru dari mereka. Perusahaan melacak
penawaran pesaing dan menginspeksi produk baru, memilah produk, menganalisis
kinerja produk, dan memutuskan apakah mereka akan memperkenalkan produk yang
sama atau produk yang lebih baik.
Banyak perusahaan menginginkan eksekutifnya untuk menulis ide produk baru pada
format standar yang dapat ditinjau oleh komite produk baru. Tulisan tersebut menjelaskan
produk, pasar sasaran, dan persaingan. Format itu mencakup perkiraan kasar dari ukuran
pasar, harga produk, waktu dan biaya pengembangan, biaya produksi dan tingkat
pengembaliannya. Komite kemudian mengevaluasi ide tersebut terhadap serangkaian kriteria
umum.
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi
beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan
produk dan citra produk. Suatu konsep produk adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan
dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu citra produk (image) adalah
gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon produk.
Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh
perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Pada dasarnya konsumen tidak membeli
gagasan dari suatu produk melainkan konsep dari produk tesebut. Dari berbagai konsep
produk yang ada kemudian dilakukan pengujian yang pada akhirnya di pilih konsep produk
yang paling tepat.
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan
bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Adapun cara mengevaluasi usulan dengan cara
membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya produksi, dan keuntungan yang
diharapkan sesuai dengan sasaran peruahaan. Analisis usaha biasanya selalu berubah-ubah
dalam melakukan perbaikan, jika didapatkan informasi yang baru, sehingga perkiraan yang
dibuat semakin mendekati kebenaran. Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan
perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika
telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan
pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset
dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar
bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi
dengan biaya produksi yang telah dianggarkan. Prototipe ini dapat menjadi sangat mahal,
yang sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan komponen yang ekstensif.
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan
kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan
penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasar yang
dimilikinya. Test pemasaran memberikan pemasar pengalaman dalam memasarkan produks
ebelum menuju pengenalan secara penuh. Hal ini membuat perusahaan mengugi produk dan
keseluruhan program pemasaran yang ada. Karena kampanye untuk promosi dan saluran
distribusi harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap ini menjadi cukup mahal.
8. Komersialisasi (Commercialization)
c. Strategi peningkatan gaya (style improvement) Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan
daya tarik astetis suatu produk, seperti perusahaan memperkenalkan variasi warna, dan
tekstur serta sering merubah gaya kemasan.
Selain strategi pengembangkan produk dari Philip Kotler, ada satu hal penting yang
harus kita ketahui sebelum mengembangkan sebuah produk baru, yaitu Siklus Hidup Produk
itu sendiri. Siklus hidup produk (Product life cycle) adalah suatu konsep penting yang
memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan
manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup.
Pada prinsipnya, Hampir setiap produk di dunia ini mengalami Siklus Hidup Produk.
Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk tersebut berbeda-beda, ada
yang cepat hilang, ada juga yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Apalagi pada produk-produk yang berorientasi pada Teknologi seperti pada produk-produk
Elektronika (Ponsel, Komputer, Televisi), Siklus Hidup suatu produk akan semakin terasa.
Mungkin banyak diantara kita yang kurang memperhatikannya, namun itulah yang sering
terjadi di kehidupan kita.
Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk atau Product
Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen untuk memproduksi
dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus Hidup Produk adalah tahapan-tahapan
proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari diperkenalkannya kepada pasar (market)
hingga pada akhirnya hilang dari pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk,
produsen harus bekerja keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan
lebih lama lagi di pasar (market).
BAB III
Analisis dan Riset
1. Analisis Konsumen
Saat ini konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih
untuk memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah
digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte
produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada
konsumen, konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
perlu mengerti bagaimana konsumenya berperilaku. Pada dasarnya perilaku konsumen
merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi
tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa)
guna memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen melibatkan interkasi antara pengaruh
(afeksi) dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar.
Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam
membangun Strategi Pengembangan dan Pemasaran suatu produk baru. Dengan mengerti
bagaimana Konsumen dalam pengambilan keputusan dalam membeli sebuah produk. Kita
dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli /
Konsumen. Menurut Setiadi (2008:416), keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen
dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang
dihadapinya. Menurut Kotler dan Keller (2009:234) keputusan pembelian merupakan proses
psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara
aktual mengambil keputusan pembelian.
Para pengembang produsen harus bisa memahami setiap sisi perilaku konsumen. Para
konsumen melewati lima tahap proses pembelian, yaitu
a.Pengenalan Masalah, Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar
perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang
paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian
dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda bergantung pada
kategori produk dan karakteristik pembeli. Melalui pengumpulan informasi, konsumen
tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing serta fitur merek tersebut.
Sikap orang lain Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang
lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat
pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku.
Faktor situasi yang tidak terantisipasi Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat
pembelian. Hal ini terjadi mungkin karena konsumen kehilangan pekerjaan, beberapa
pembelian lain yang lebih mendesak, atau pelayanan toko yang dapat mengurungkan
niat pembelian.
e. Perilaku Pascapembelian.
Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan
tertentu.
Selain itu kontak produk dapat terjadi seperti melalui menerima contoh gratis di pusat
perbelanjaan, mengenali komputer pada saat di sekolah, melihat orang lain menggunakan
produk tersebut. Dengan demikian konsumen dapat mengelami kontak dan terlibat dengan
suatu produk melalui berbagai cara yang berbeda.Strategi yang dibutuhkan saat ini adalah
berkaitan dengan loyalitas merek agar perusahaan tetap bertahan hidup. Sebagai suatu
fenomena kognisi, loyalitas merek merupakan komitmen internal untuk membeli dan
membeli ulang suatu merek tertentu.Sebagai fenomena perilaku, loyalitas merek adalah
sekedar perilaku pembelian yang berulang.
Loyalitas merek menurut Peter (2000) adalah keinginan melakukan dan perilaku pembelian
ulang. Loyalitas merek terdiri dari berbagai macam antara lain
Loyalitas merek tak terbagi yaitu karena alasan-alasan tertentu, konsumen benar-
benar hanya mau membeli satu macam merek saja dan membatalkan pembelian jika
merek tersebut ternyata tidak tersedia.
Loyalitas merek berpindah, disini konsumen pindah untuk membeli merek pesaing.
Hal ini terjadi pada sasaran bersaing di pasar yang pertumbuhannya lamban atau
sedang menurun.
Loyalitas merek terbagi adalah pembelian dua atau lebih merek secara konsisten,
misalnya rumah tangga membeli berbagai macam merek sapho untuk anggota
keluarga yang berbeda atau tujuan yang berbeda.
Pengabaian merek, pembelian yang tidak memiliki pola pembelian ulang yang jelas.
Menumbuh kembangkan loyalitas merek yang tinggi pada konsumen adalah sasaran penting
untuk strategi pemasaran dan dasar pengembangan sebuah produk baru. Ada suatu gambar yang
dapat digunakan sebagai perangkat strategis untuk memplot konsumen merek perusahaan
maupun merek pesaing dengan dasar loyalitas merek dan tingkat penggunaan.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menumbuhkembangkan loyalitas
merek antara lain :
1. jika saru-satunya segmen yang paling menguntungkan adalah pengguna berat loyal
merek, berfokuslah pada pengalihan loyalitas konsumen kepada merek perusahaan.
2. jika ada pengguna sedang loyal merek yang cukup besar jumlahnya, berfokuslah untuk
meningkatkan tingkat penggunaan mereka atas merek perusahaan.
3. jika ada pengguna berat pengabai merek dengan jumlah yang cukup besar, cobalah
untuk membuat nama merek perusahaan sebagai ciri utama dan/atau kembangkan
keunggulan relatif
4. jika ada pengguna sedang pengabai merek dalam jumlah yang cukup, upayakan
membuat nama merek perusahaan sebagai suatu ciri yang utama dan tingkatkan
penggunaan merek perusahaan di antara konsumen, mungkin dengan menemukan
keunggulan relatif yang dapat bertahan lama.
2. Analisis Pesaing
Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau mengidentifikasi apa-
apa saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau perusahaan yang menghasilkan barang atau
jasa yang mirip dengan produk kita. Sebelum melakukan penelitian dan pengembangan
produk baru, analisis pesaing menjadi salah satu faktor penting disamping analisis konsumen.
Ketika kita akan mengembangkan produk baru hanya berfokus pada analisis konsumen dan
mengabaikan analisis terhadap pesaing/kompetitor. Maka kemungkinan produk baru yang
kita kembangkan tidak akan bertahan lama di pasaran.
2.1 Identifikasi Pesaing
Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang mereka
miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yang lengkap. Pembuatan peta persaingan
yang digunakan untuk melakukan analisis pesaing memerlukan langkah-langkah yang tepat.
Langkah-langkah ini perlu dilakukan agar analisis pesaing tepat sasaran dan tidak salah arah.
Langkah pertama yang perlu dilakukan perusahaan adalah dengan identifikasi seluruh
pesaing yang ada. Langkah ini perlu dilakukan agar kita mengetahui secara utuh kondisi
pesaing kita. Dengan demikian, memudahkan kita untuk menetapkan langkah selanjutnya.
Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, dapat dilakukan melalui segmen
pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini perusahaan harus mengestimasi besarnya pasar
dan market share masing-masing pesaing. Market share yang harus diketahui adalah untuk
masa sekarang dan di masa yang akan datang, baik yang dikuasai pesaing maupun secara
keseluruhan.
Dengan mengestimasi besarnya market share, akan kelihatan peluang yang ada serta
ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan datang. Setiap peluang harus
dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan peluang baru yang sebesar-besarnya.
Kemungkinan ancaman atau masalah yang timbul pun harus segera diantisipasi sehingga
tidak menimbulkan masalah.
3. Riset
Riset ini sangat penting dilakukan agar kita mengetahui produk apa saja yang dibutuhkan
masyarakat serta bagaimana prospek keuntungannya bila dijual. Dengan melakukan riset
terlebih dahulu terhadap produk-produk yang akan kita jual, kita juga akan bisa melihat
seberapa besar potensi pasar produk tersebut, trendnya penjualannya saat ini dan bisa
memprediksi kira-kira bagaimana trend produk tersebut dalam beberapa bulan ke depan.
Cara pertama yang patut untuk kita coba adalah dengan melakukan riset produk
menggunakan fitur dari Google Trend. Melalui fitur Google Trend ini, kamu bisa
mendapatkan informasi mengenai trend apa yang banyak ditelusuri oleh pengguna internet
dalam satu negara dalam kurun waktu tertentu. Kunjungi laman Google Trend, kemudian
silahkan masukan kata kunci yang ingin dicari. Misalnya, kamu hendak menjual masker
jerawat, maka isilah kotak pencarian dengan kata kunci ‘Cara menghilangkan jerawat’.
Jangan lupa ubah lokasi pencarian menjadi Indonesia serta waktu pencarian yang sesuai
kebutuhan.
Nantinya akan muncul grafik yang menunjukkan berapa jumlah pencarian pengguna
Google untuk kata kunci tersebut. Bila grafiknya mengalami peningkatan, maka produk yang
digunakan untuk menghilangkan jerawat sedang laris di pasaran. Jika grafiknya cenderung
turun, maka produk tersebut sedang sepi peminat.
Selain itu, melalui Google Trend, akan muncul dimana saja daerah yang paling banyak
memakai kata kunci tersebut di mesin pencari. Ini bisa kamu jadikan referensi sebagai target
pasar yang potensial untuk produk yang nanti akan kamu jual.
Langkah selanjutnya untuk mengetahui produk yang sedang laris yakni kunjungi
beberapa marketplace yang sering menjadi tempat berbelanja online. Beberapa situs yang
menjadi destinasi belanja populer di Indonesia yakni Bukalapak, Lazada, Tokopedia,
serta Shopee. Biasanya pada masing-masing marketplace, tersedia informasi mengenai apa
saja produk yang masuk dalam kategori paling laris (best seller). Biasanya produk yang
terjual lebih dari 400 produk dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu termasuk kategori laris.
Agar lebih meyakinkan, bandingkan hasil pencarian antara situs satu dengan yang lainnya
kemudian tentukan mana produk yang paling sering dibeli. Dengan menjual jenis produk
yang sedang naik daun, Anda akan meminimalkan kerugian karena sepinya peminat.
Ketika melakukan riset produk di marketplace, kamu juga bisa mendapatkan
informasi mengenai karakteristik toko yang sering dikunjungi pelanggan. Pelajari jenis
produk dan harga barang kompetitor tersebut sebagai referensi sebelum membuka
toko online. Biasanya riset seperti ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis dropship yang
sangat membutuhkan riset mendalam di marketplace untuk mengetahui produk yang bagus
serta supliernya untuk dipasarkan.
Cara riset yang satu ini memang tergolong mudah, cepat, serta datanya akurat. Kamu
bisa menggunakan fasilitas Google Keyword Planner untuk mendapatkan data mengenai
berapa banyak orang yang mencari produk yang hendak kamu jual dalam kurun waktu
tertentu.
Fasilitas ini juga akan memberimu berbagai referensi keyword terkait yang biasanya
dicari oleh konsumen di berbagai tempat. Jika kamu tidak menemukan data mengenai produk
yang hendak dijual, itu bukanlah pertanda baik. Di sisi lain, Google akan memberikanmu
informasi tambahan mengenai keyword yang sering dicari konsumen. Ini bisa menjadi acuan
Anda untuk menentukan produk yang akan dijual. Google Keyword Planner baru dapat Anda
gunakan jika minimal ada 1 campaign yang aktif di Google Ads.
4. Gunakan Kuesioner
Meskipun cara imi agak terkesan kuno, namun membagikan kuesioner
merupakan cara melakukan riset produk yang cukup efektif. Pastikan kamu membuat
pertanyaan di kuesioner yang tepat sasaran dan tak berbelit-belit. Pilihlah responden yang
sekiranya mau bekerja sama untuk mengisi kuesioner secara benar dan jujur. Untuk menarik
perhatian, berikan hadiah sebagai ucapan terima kasih.
Cara lain untuk mengetahui manakah produk yang sedang laris adalah dengan
mengacu pada ulasan produk baik dalam bentuk tulisan di marketplace, blog maupun video
YouTube. Biasanya produk yang sedang laris juga mendapatkan banyak ulasan.
Misalnya, kamu berencana untuk menjual produk kosmetik bagi kulit berjerawat. Sebaiknya
kunjungi channel YouTube para beberapa vloger kecantikan untuk mengetahui manakah
produk yang mereka rekomendasikan. Biasanya ulasan positif para vloger ini memicu para
pengikutnya untuk beramai-ramai membeli produk tersebut.
Setelah membayar biaya berlangganan tool, Anda akan mendapatkan informasi secara detail.
Tak hanya mengenai produk mana yang sedang laris, namun juga soal jumlah penjualan serta
data statistik produk dalam kurun waktu tertentu. Informasi ini akan sangat membantu kalian
yang hendak memulai bisnis online untuk memilih produk yang tepat.
BAB IV
Jadi, pada dasarnya, forecasting ini merupakan suatu teknik analisa perhitungan yang
dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Tujuannya untuk memperkirakan
kejadian di masa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu. Analisa atau
peramalan ini bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta
pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut untuk mencapai target yang diharapkan.
Peramalan ini sendiri juga bisa menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek, menengah
maupun panjang suatu perusahaan dalam mengembangkan produk bisnis.
2. Jenis-jenis Forcasting
Berdasarkan waktu, perkiraan atau forecasting dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
(Herjanto, 2008:78):
– Perkiraan jangka panjang, mencakup waktu lebih dari 18 Bulan. Misalnya, perkiraan
yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas, dan
perencanaan untuk kegiatan litbang (penelitaian dan pengembangan).
– Perkiraan jangka menengah, mencakup waktu antara 3-18 Bulan. Misalnya, perkiraan
perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
– Perkiraan jangka pendek
Mencakup jangka waktu kurang dari 3 Bulan. Misalnya, perkiraan yang berhubungan dengan
perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja, dan penugasan karyawan.
Berdasarkan fungsi dan perencanaan operasi di masa depan, perkiraan atau forecasting dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu (Heizer dan Render, 2009:47).
– Perkiraan ekonomi (economic forecast), menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi
tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan
indikator perencanaan lainnya.
– Perkiraan teknologi (technological forecast), memperhatikan tingkat kemajuan teknologi
yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan
yang baru.
– Perkiraan permintaan (demand forecast), proyeksi permintaan untuk produk atau
layanan suatu perusahaan. Perkiraan ini juga disebut perkiraan penjualan yang
mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi
perencanaan keuangan, pemasaran, serta sumber daya manusia.
2.3 Forcasting Berdasarkan Jenis Data yang Disusun
Berdasarkan jenis data perkiraan yang disusun, perkiraan dibagi menjadi dua jenis, yaitu
(Saputro dan Asri, 2000:148).
– Perakiraan kualitatif, yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil prediksi
yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Biasanya perkiraan ini
didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer
pendapat para ahli, dan survey konsumen.
– Perkiraan kuantitatif, yaitu perkiraan yang didasarkan atas data penjualan pada masa lalu.
Hasil perkiraan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam perkiraan
tersebut. Penggunaan metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.
Berdasarkan sifat penyusunannya, perkiraan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Ginting, 2007)
– Perkiraan subjektif, yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang
menyusunnya.
– Perkiraan objektif, didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan
menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.
1. Penentuan Tujuan
Pada tahap ini penentuan tujuan dari setiap peramalan harus disebutkan secara tertulis,
formal dan eksplisit. Sebelum membuat suatu ramalan kita harus bertanya lebih dahulu
mengapa peramalan tersebut dibutuhkan dan bagaimana menggunakan hasil ramalan tersebut.
Peramalan disipkan sedemikian rupa sehingga manajemen dapat membuat keputusan-
keputusan yang tepat mengenai alokasi sumber daya yang ada sekarang dan oleh karena itu si
pembuat ramalan harus memahami kegunaan-kegunaan dari proyeksi-proyeksi manajerial
yang telah ditetapkan.
Tahap ini biasanya merupakan tahap yang cukup rumit dan seringkali merupakan
tahap yang paling kritikal karena tahap-tahap berikutnya dapat dilakukan atau tidak
tergantung pada relevansi data yang diperoleh tersebut.
4. Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan penyeleksian data karena dalam proses peramalan seringkali
kita mempunyai data yang berlebihan atau bisa juga terlalu sedikit. Beberapa data mungkin
tidak relevan dengan masalah yang akan kita analisis sehingga mungkin dapat mengurangi
akurasi dari peramalan. Data yang lain mungkin tepat guna tetapi hanya untuk beberapa
periode waktu saja.
Tahap ini adalah tahap di mana kita menguji kesesuaian (fitting) data yang telah kita
kumpulkan ke dalam model peramalan dalam artian meminimumkan kesalahan peramalan.
Semakin sederhana suatu model biasanya semakin baik model tersebut dalam artian bahwa
model tersebut mudah diterima oleh para manajer yang akan membuat proses pengambilan
keputusan perusahaan.
Sebelum kita melakukan penerapan secara aktual, suatu model harus diuji lebih
dahulu untuk menentukan akurasi, validitas dan keandalan yang diharapkan. Jika berbagai uji
keandalan dan akurasi telah diterapkan pada model tersebut, mungkin revisi perlu dilakukan
dengan memasukkan faktor-faktor kausal dalam model tersebut.
Demi keberhasilan suatu peramalan, maka dibutuhkan input dari manajemen. Pada
tahap ini dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian jugdemental untuk melihat pengaruh dari
resesi suatu perekonomian, pengaruh perubahan inflasi, kemungkinan pemogokan tenaga
kerja atau perubahan kebijakan pemerintah dan sebagainya.
8. Revisi Terakhir
Seperti telah dikemukakan tidak ada ramalan yang bersifat statis. Penyiapan suatu
ramalan yang baru akan dilakukan tergantung pada hasil evaluasi tahap-tahap sebelumnya.
Pendistribusian hasil peramalan kepada manajemen harus pada waktu tepat dan dalam
format yang konsisten. Jika tidak, nilai ramalan tersebut akan berkurang. Peramal harus
menentukan siapa yang harus menerima hasil ramalan tersebut, tingkat kerincian ramalan
sesuai dengan para penggunanya dan berapa kali para penggunanya harus diberikan dan
diperbaiki. Setelah itu peramal harus selalu melakukan diskusi dengan para pengguna
ramalan tersebut berkenaan dengan kegunaan dari informasi peramalan tersebut.