Anda di halaman 1dari 13

KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS MAHASISWA

Survei di Universitas se Kota Bekasi Barat (2018)


Oleh:
Djoko
Veithzal Rivai Zainal

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh


motivasi keberhasilan, kreativitas, dan persepsi mahasiswa tentang kemampuan
dosen terhadap efektivitas praktik bahasa Inggris, baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama. Penelitian ini menggunaan metode survei yang dilakukan
terhadap mahasiswa Universitas se Kota Bekasi Barat pada tahun 2018 dengan
jumlah observasi 97 mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik regresi baik sederhana maupun jamak. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dari motivasi keberhasilan (X 1), kreativitas (X2)
persepsi mahasiswa tentang peran dosen (X3) terhadap kemampuan bahasa
Inggris (Y) dengan persamaan regrexi = 122,567 + 0,792X1+ l,019X2 +
0,918X3
Kata Kunci: motivasi keberhasilan, kreativitas, persepsi, kemampuan, penelitian
dengan metode survei, dan regresi jamak

1. Pendahuluan
Di era globalisasi sekarang ini, akan semakin banyak perkembangan yang
terjadi di negeri ini. mulai dari perdagangan bebas, semakin banyaknya berdiri
perusahaan-perusahaan asing di Indonesia sehingga penggunaan bahasa
Internasional seperti bahasa Inggris sudah sangat tersebag luas. tetntunya
mahsiswa sebagai pencari kerja sudah menjadi suatu keharusan untuk bisa
menguasai bahasa Inggris agar bisa mengikuti perkembangan zaman di era
globalisasi ini. seperti apa prngaruh besarnya bahasa Inggris di dunia
Internasional? Bahasa Inggris ada;ah bahasa yang paling banyak digunakan di
dunia. Bahasa ini merupakan bahasa ibu yang lebih dari 500 juta orang di seluruh
dunia
Keterbukaan juga mendorong mengalirnya teknologi baru dari dunia maju.
Di dalam proses ini peranan bahasa Imggris menjadi sangat menentukan karena
melalui pengusaan bahasa Inggris itu mendorong terjadinya adopsi atau transfer
teknologi, adaptasi teknologi maupun penyebarannya. Cepat lambatnya proses
transfer serta penyebaran teknologi sebagian besar menentukan pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Diakui bahwa penyebaran pertumbuhan ekonomi modern
dewasa ini disebabkan karena difusi ilmu pengetahuan mengenai teknik produksi
yang baru. Sejalan dengan adanya kebebasan untuk belajar dari bangsa lain,
seseorang ditantang untuk menemukan ide-ide baru dan mengenal produk-produk
baru dari bangsa lain. Semakin terbuka suatu bangsa, semakin besar keuntungan
yang diperoleh dari investasi dalam bahasa maupun investasi sektor fisik lainnya.
Dengan semakin besarnya frekuensi hubungan antar bangsa, bahasa Inggris
sebagai bahasa pergaulan bangsa-bangsa semakin menjadi kebutuhan.
Dengan demikian, kemampuan bahasa Inggris akan merupakan suatu
proses yang berkesinambungan. Bahasa Inggris merupakan salah satu syarat untuk

1
melamar pekerjaan, khususnya dalam menghadapi era globalisasi, dan APEC
(Asia Pasific Economic Cooperation) tahun 2020. Salah satu cara untuk
menghadapi persaingan tersebut adalah membekali sumber daya manusia (SDM)
dengan kemampuan berbahasa Inggris. Termasuk kebijakan penerimaan
mahasiswa baru dan tenaga/pegawai baru sepatutnya mensyaratkan kemampuan
berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.
Sementara itu, Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN dan
Asia belum menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa
Indonesia, sehingga tidak mengherankan bilamana bangsa Indonesia selalu
tertinggal dalam berbagai hal dengan bangsa-bangsa lainnya terutama dalam hal
berkomunikasi dan pergaulan internasional. Untuk mengejar ketertinggalan ini
diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dengan berbagai cara dan upaya
terutama dalam kemampuan berbahasa Inggris.
Meskipun pelajaran bahasa Inggris telah diberikan sejak dari bangku
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dan bahkan telah diberikan tambahan
dengan berbagai kursus/pelatihan melalui berbagai lembaga penyelenggara baik
lembaga yang cukup profesional maupun yang masih amatir, akan tetapi hasilnya
masih sangat jauh dari yang diharapkan. Lamanya waktu belajar bahasa Inggris
nampaknya belum dapat menjamin seorang mahasiswa dapat dan mampu
berbahasa Inggris dengan baik, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran yang diperoleh selama ini belum efektif bagi mahasiswa tersebut.
Akibat terbatasnya kemampuan dalam berbahasa Inggris ini, maka
mahasiswa selalu mengalami kesulitan dalam mempelajari dan mendalami
pengetahuan-pengetahuan yang rujukannya berbahasa Inggris, dan demikian pula
untuk keperluan melamar pekerjaan.
Sementara itu, ada yang berpendapat bahwa keberhasilan mahasiswa
dalam mempelajari bahasa Inggris tidak terlepas dari peran aktif dosen yang
mampu memberi motivasi dan dapat menciptakan iklim belajar yang harmonis,
kondusif dan menggairahkan. Di samping itu, keberhasilan ditentukan pula oleh
seberapa besar tujuan belajar dapat dicapai, diukur dari hasil belajar dan
dinyatakan sebagai kemampuan dalam praktik.
Didasarkan pada kenyataan tersebut maka perlu diketahui penyebabnya
dan sekaligus dicarikan upaya untuk meningkat kemamapuan berbahasa Inggris
mahasiswa yang akhirnya dapatmeningkatkan kemampuan berbahasa Inggris
mahasiswa tersebut. Untuk mengetahui hal ini, diantaranya dapat dilakukan
melalui penelitian.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan bahasa Inggris
mahasiswa, sehingga dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah.
Penelitian ini dilakukan terbatas hanya pada (1) motivasi keberhasilan yang
merupakan motivasi mahasiswa untuk lebih mampu dalam berbahasa Inggris
dengan baik; (2) kreativitas mahasiswa untuk dapat cepat menguasai bahasa
Inggris; (3) persepsi mahasiswa tentang dosen yang cukup berperan untuk
meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris; (4) kemampuan berbahasa
Inggris dengan baik akan meningkatkan kemampuan penguasaan keilmuan
lainnya.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (l) apakah ada pengaruh

2
dari motivasi keberhasilan pada kemampuan berbahasa Inggris, (2) apakah
adapengaruh dari kreativitas pada kemampuan berbahas Inggris, (3) apakah ada
pengaruh dari persepsi mahasiswa tentang peran dosen untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris, dan (4) apakah ada pengaruh dari motivasi
keberhasilan, kreativitas, dan persepsi mahasiswa tentang peran dosen secara
bersama-sama pada kemampuan berbahasa Inggris Mahasiswa.
Tujuan penelitian untuk mendapatkan data empiris tentang seberapa besar
dan kuat pengaruh motivasi keberhasilan, kreativitas, dan persepsi mahasiswa
tentang peran dosen, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Penelitian ini
diharapkan dapat membantu dalam penyusunan kebijakan untuk meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris mahasiswa. Di samping itu, diharapkan hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan dan perbaikan proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Yang
terakhir, diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan
pertimbangan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Kajian Teoritis
2.1. Hakikat Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan dan kemampuan merupakan sebuah penilaian terkini
atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Menurut Mohamad Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) mengartikan
bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha
dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34)
mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan
sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat
berhasil.
Sementara itu, Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang
individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut
Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini
atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Kemampuan kerapkali dihubungkan dengan tindakan yang dilakukan oleh
setiap individu kepada individu lainnya, bisa berkaiatan dengan pengertian
hubungan sosial, administrasi, finansial, bisa juga berkiatan dengan beragam
masalah sosial (kelompok ataupun perorangan). Oleh karena itulah pada artikel ini
akan mengulas tentang pengertian kemampuan, konsep, dan contohnya.
Kemampuan merupakan paraparse kalimat yang berasal dari bahasa
Inggris ability atau bisa juga dalam ilmu sosial dikenal dengan capability yang
intinya bermakna kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
tindakan sesuai dengan tingkat pengetahuan, penalaran, dan maknisme lainnya
yang berkaiatan dengan kehidupan masyarakat.
Kemampuan adalah perwujutan yang dimiliki seseorang beradasarkan
pada lingkungan, cara bergaul, serta tingkat pengetahuan. Yang kesemuanya bisa
diperoleh dari beragam pengalaman atau bisa juga dibawa sejak lair artinya dari
keturanan keluarga (orangtua).

3
Sementara itu kemampuan terdiri dari kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik. Kemampuan intelektual (intelectual ability) menurut Robbins
dan Judge (2008: 55-66) adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah. Individu
dalam sebagian besar masyarakat menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan
yang tepat, pada nilai yang tinggi. Individu yang cerdas juga lebih mungkin
menjadi pemimpin dalam suatu kelompok. Tujuh dimensi yang paling sering
disebutkan yang membentuk kemampuan intelektual menurut Dunnette (1976:
478-483) adalah: (a) kecerdasan angka; (b) pemahaman verbal; (c) kecepatan
persepsi; (d) penalaran induktif; (e) penalaran deduktif; dan (f) visualisasi spasial.
Sedangkan kemampuan fisik (physical ability) menurut Robbins dan
Judge (2008: 55-66) dan Fleishman (1979:82-92) adalah kemampuan tugas-tugas
yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik
serupa. Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan
pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam
kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut
berbeda-beda.
Kemampuan adalah suatu kapasitas atau bakat yang diperoleh secara
sengaja atau secara natural yang memungkinkan seorang individu untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu dengan sukses. Dalam bidang ilmu
hukum, kemampuan bisa didefinisikan sebagai kekuatan untuk melaksanakan
suatu tindakan legal atau memuaskan suatu kewajiban legal.
Kemampuan bisa berhubungan dengan kesanggupan dalam melakukan
tindakan atau mencapai hasil tertentu melalui seperangkat bakat, ciri khas, fungsi,
proses, atau layanan yang bisa dikendalikan dan diukur, atau suatu tingkatan
tertentu dari kompetensi dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
(Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
2.2. Hakikat Motivasi Keberhasilan
Pengertian Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar
semangat seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Arti
motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semua hal yang menimbulkan dorongan
atau semangat di dalam diri seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
Secara etimologi kata motivasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu
“motivation”, yang artinya “daya batin” atau “dorongan”. Sehingga pengertian
motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong atau menggerakkan seseorang
untuk bertindak melakukan sesuatu dengan tujuan tertentu.
Motivasi bisa datang dari dalam diri sendiri ataupun dari orang lain.
Dengan adanya motivasi maka seseorang dapat mengerjakan sesuatu dengan
antusias.
Motivasi orang tergantung pada kekuatan motifnya. Motif adalah
kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam diri individu (Mersey,
Blanchard dan Johnson, 1996: 27), atau apa yang menggerakkan seseorang untuk
bertindak dengan cara tertentu, atau sekurang-kurangnya mengembangkan sesuatu

4
(Hodgetts, 1996:467).
Motivasi keberhasilan ialah kombinasi dari tiga faktoryaitu keberhasilan
pendidikan, keberhasilan dalam melaksanakan tugas, dan pengalaman
sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas.Dalam motivasi keberhasilan ada enam
kondisi eksperimen yaitu kondisi santai, netral, orientasi pada keberhasilan,
sukses, gagal dan sukses gagal (McClelland, 1976:97).
Sementara itu, motivasi ekstrinsik dalam dunia pendidikan dapat
dilakukan oleh guru. Guru harus mengambil keputusan tentang apa yang harus
diajarkan, bagaimana menyajikan pelajaran dan bagaimana menentukan cara
pengajaran agar siswa mengerti apa yang diajarkan dan mampu menerapkan
dalam kehidupan nyata(Brohpy, 1990: 7). Dorongan eksternal dari guru sangat
penting bagi seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam praktik.
Teori motivasi keberhasilan ini menyelaraskan tentang pencapaian tujuan
yang mengandung tiga faktor yaitu motif keberhasilan, kemungkinan
keberhasilan, dan nilai keberhasilan. Dengan demikian, motivasi keberhasilan
adalah dorongan untuk memenuhi keinginan dengan mempengaruhi perilaku
individu untuk melakukan aktivitas dengan cara lebih baik untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian diatas motivasi jeberhasilan adalah kemampuan untuk
melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa
kehilangan semangat
Dengan pemahaman tersebut, maka dapat dikemukakan aspek-aspek yang
terkandung dalam motivasi keberhasilan sebagai berikut: (1) kecenderungan
menerimatanggungjawab, (2) menerimatantangan dengan resiko sedang, (3)
menginginkan prestasi belajar yang lebih baik, (4) senangmemecahkan masalah,
(5) senang menerima umpan balik, (6) bersedia melakukan kompetisi, (7) senang
membahas kasus-kasus sulit, dan (8) melakukan segala sesuatu dengan cara yang
lebih baik.
2.3. Hakikat Kreativitas
Kreativitas adalah sebagai suatu proses untuk menghasilkan yang baru,
apakah itu berupa gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang
menghasilkan. Penekanan pada tindakan menghasilkan ketimbang pada hasil akhir
dari tindakan tersebut.
Kreativitas dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses.
Kreativitas sebagai proses adalah kemampuan mengidentifikasi banyak
kemungkinan solusi pada persoalan tertentu (Vecchio,1995:338). Suatu proses
yang bersifat imajinatif, tidak konvensional, estetis, fleksibel, integrasi informasi
dan proses sejenis (Sprinthall dan Sprinthall, 1990: 124), atau setiap tindakan,
gagasan atau produk yang merubah domain yang ada atau domain yang baru
(Csikzentmihalyi, 1996:28).
Kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu,
memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih
pengetahuan dan mempelajari buku. Kreativitas berkaitan dengan apa yang
dikembangkan (Nunnally, 1964:305). Kreativitas bukanlah ciri kepribadian, tetapi
keterampilan atau proses yang menghasilkan produk yang kreatif (Woolfok,
1993:305).
Model kreativitas Csikzentmihalyi (1996:27) menyatakan bahwa

5
kreativitas mempunyai komponen the domain, the field, and the individual
person. Berpikir kreatif menyangkut kemampuan melakukan operasi kognitif
yang berbeda, yaitu fluency, flexibility, originally, and elaboration (Khatena,
1992: 81). Selain itu, beberapa penulis menunjukkan ciri orang kreatif, antara lain
Csikzentmihalyi (1996:28), Vecchio (1995:418) dan Semiawan(1990:10).
Sebagai teori, kreativitas ditemukan oleh Gowan yang membedakan antara
kreativitas personal dan kreativitas kultural (dalam Barbara Clark, 1983:32).
Roweton, mengklasifikasi kreativitas menjadi yaitu enam aspek: definitional,
behavioristic, dispositional, humanistic, psychoanalytic, and operational (dalam
Khatena, 1992: 80). Sedangkan Creativity Circle (Barbara Clark, 1983:31)
merupakan konsep terpadu yang terdiri dari thinking, feeling, sensing, and
intuiting.Akhirnya, Treffinger (1980: 19-22) menyatakan bahwa kreativitas
berkembang secara bertahap: fungsi divergen, proses pemikiran serta perasaan
yang majemuk dan terlibat pada tantangan yang nyata.
Kreativitas sebagai proses mental yang unik, sesuatu yang semata-mata
untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dengan orisinil yang mencakup
pemikiran spesifik disebut Guilford "pemikiran berbeda dan pemikiran bebas
(convergent thinking) yang mengikuti jalur konvergensi dimana pemikiran
menggunakan informasi yang tersedia untuk sampai pada kesimpulan dan
mengarah kepada jawaban benar".
Berdasarkan pemahaman tersebut, aspek-aspek kreativitas mencakup: (1)
memiliki daya imajinasi yang kuat, (2) memiliki banyak inisiatif, (3) memiliki
energi besar, (4) orientasijangka panjang, (5) memiliki sikap tegas, (6) memiliki
minat luas, (7) mempunyai sifat ingin tahu, (8) berani mengambil resiko, (9)
berani berpendapat, dan (10) memiliki rasa percaya diri.
2.4. Hakikat Persepsi Mahasiswa tentang Peran Dosen
1. Menurut Robbins (2003:97) yang mendeskripsikan bahwa persepsi
merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di
analisa (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna.
Gibson, dkk (2003: 169) mendefinisikan persepsi adalah proses kognitif
yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia
sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan
proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap
individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya
sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu
sendiri.Persepsi adalah suatu proses aktif dalam menyerap, mengatur, dan
menafsirkan pengalamannya secara selektif. Persepsi mempengaruhi komunikasi
antarbudaya (Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss, 1996:65-66). Persepsi individu
hakikatnya dibentuk oleh budaya karena ia menerima pengetahuan dari generasi
sebelumnya. Pengetahuan yang diperolehnya itu digunakan untuk memberi makna
tentang fakta, peristiwa dan gejala yang dihadapinya.
Persepsi sebagai suatu proses dengan mana individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan
makna, sehingga persepsi adalah kesan atau pandangan seseorang tentang objek
tertentu (Robbins, 1995: 124). Suatu proses mengenal dan memahami orang lain

6
(Vecchio, 1995:72). Sebagai interpretasi dari informasi pancai ndera, suatu arti
yang dikuatkan pada informasi yang diterima melalui panca indera (Woolfok,
1993:245).
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah suatu proses pengenalan individu pada informasi, memperhatikan dan
memahami informasi. Dengan demikian, aspek-aspek yang dapat ditampilkan
adalah: (1) berpikir kritis dan analitis, (2) kemampuan memformulasikan gagasan
baru (3), kemampuan memecahkan masalah, (4) kemampuan fisik, (5)
kemampuan melakukan pendekatan sosial, (6) kemampuan merasakan dan
mengontrol emosi, (7) kemampuan menempatkan diri, dan (8) memiliki tingkat
kesabaran.
3. Metodologi Penelitian
3.1. Kerangka Berpikir
3.1.1. Pengaruh Motivasi Keberhasilan (X1) terhadap Kemampuan (Y)
Motivasi keberhasilan ialah kombinasi dari tiga faktor yaitu keberhasilan
dalam pendidikan, keberhasilan dalam melaksanakan tugas, dan pengalaman
sukses atau gagal dalam tugas.Teori motivasi keberhasilan ini menyelaraskan
tentang pencapaian tujuan yang mengandung tiga faktor yaitu motif keberhasilan,
kemungkinan keberhasilan, dan nilai keberhasilan.
Mahasiswa mengikuti praktik karena adanya kebutuhan untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan.Dalam banyak hal, mahasiswa harus mau mencari
hal-hal yang baru. Kemampuan mahasiswa berbeda satu sama lain, demikian pula
lingkungan sosial yang dihadapinya. Keadaan demikian memberikan dorongan
kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja keras.Adanya praktik dapat
digunakan sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhannya.Dengan demikian,
dapat diduga ada pengaruh positif dari motivasi keberhasilan terhadap
kemampuan.
3.1.2. Pengaruh Kreativitas (X2) terhadap Kemamapuan (Y)
Kreativitas mencerminkan dinamika seseorang untuk mampu melakukan
sesuatu yang baru atau dengan cara baru. Setiap orang memiliki kreativitas, yang
melekat pada dirinya yaitu kreativitas personal. Namun, masih dapat
dikembangkan kreativitas kulturalnya untuk menemukan hal-hal yang
baru.Semakin tinggi kreativitas seseorang, semakin besar peluang untuk mencapai
tujuan yang ditunjukkan dengan beberapa metode yang terbukti efektif untuk
kreativitas seseorang.
Kemampuan merupakan teknik peningkatan kreativitas yang berhasil.
Semakin tinggi kreativitas seseorang, semakin besar manfaat yang dapat diperoleh
dari praktik dan semakin tinggi pula kemampuan.
Oleh karena kreativitas seorang sangat bervariasi, maka pengukuran akan
dilakukan terhadap indikator-indikator yang mencerminkan ciri-ciri orang kreatif.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat diduga ada pengaruh positif dari
kreativitas dengan kemampuan.
3.1.3. Pengaruh Persepsi Mahasiswa tentang peran Dosen (X3) terhadap
Kemampuan (Y)
Persepsi adalah kesan seseorang tentang objek persepsi tertentu yang
dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Persepsi merupakan proses

7
mengenal dan memahami orang lain. Apabila persepsi mahasiswa tentang peran
dosen baik dan positif, akan memberikan kemampuan yang tinggi. Kemampuan
menunjukkan kapasitas seseorang individu dengan menggunakan kemampuan
intelektual atau mental dan fisik untukmengerjakan berbagai tugas. Apabila dosen
mampu mentransfer pengetahuan dan keterampilannya sehingga mahasiswa
terpuaskan serta terpenuhi keinginannya, persepsi mahasiswa tentang peran dosen
akan baik. Dengan mengacu pada kerangka berpikir tersebut dapat diduga ada
pengaruh positif antara persepsi mahasiswa tentang peran dosen dengan
kemampuan.
3.1.4. Pengaruh Motivasi Keberhasilan (Xr), Kreativitas (X2) dan Persepsi
Mahasiswa tentang Peran Dosen (X,) secara bersama-sama terhadap
Kemampuan (Y)
Kemampuan merupakan ukuran keberhasilan yang dapat dilihat dalam
dimensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Indikasi yang menunjukkan bahwa
efektivitas praktik akan meningkat apabila motivasi keberhasilan mahasiswa juga
meningkat. Efektivitas dosen juga akan meningkat apabila kreativitas mahasiswa
juga meningkat. Demikian pula halnya apabila persepsi mahasiswa tentang peran
dosen semakin baik.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka motivasi keberhasilan, kreativitas
persepsi mahasiswa tentang peran dosen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kemampuan. Dengan kerangka berpikir tersebut dapat diduga bahwa ada
hubungan positif antara motivasi keberhasilan, kreativitas, dan persepsi
mahasiswa tentang kemampuan dosen secara bersama-sama dengan kemampuan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian disusun sebagai berikut: (1) ada pengaruh positif dari
motivasi keberhasilan terhadap kemampuan; (2) ada pengaruh positif dari
kreativitas dengan kemampuan; (3) ada pengaruh positif dari persepsi mahasiswa
tentang kemampuan dosen terhadap kemampuan; dan (4) ada pengaruh positif
dari motivasi keberhasilan, kreativitas dan persepsi mahasiswa tentang peran
dosen secara bersama-sama terhadap kemampuan.
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan simple random sampling.Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah teknik regresi baik sederhana maupun jamak. Pengambilan
sampel penelitian dilakukan dengan metode multi-stage random sampling, dari
920 orang mahasiswa yang mengikuti praktik bahasa Inggris, diambil sebagai
responden sebanyak 97 (sembilan puluh tujuh) orang. Penelitian ini menggunakan
empat buah instrumen yang dikembangkan dari hasil kajian teoritis dan instrumen
tersebuttelah diuji coba. Uji coba dimaksudkan untuk menghitung validitas dan
reliabilitas butir-butir yang akan digunakan dalam penelitian. Perhitungan
validitas instrumen dengan taraf signifikan α = 0,05. Butir akan dinyatakan valid
jika koefisien korelasi Product Moment ro> rt sedangkan untuk mengetahui
koefisien reliabilitas instrumen pengukuran menggunakan rumus Alpha Cronbach
yaitu: (1) motivasi keberhasilan berbentuk instrumen penelitian berskala lima
adalah sebesar 0,86423 dengan jumlah instrumen 30 butir yang tidak valid 4 butir
dan selanjutnya yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 26 butir, (2)

8
instrumen kreativitas berbentuk instrument penelitian berskala lima adalah
0,87500 dengan jumlah instrumen 30 butir yang tidak valid 4 butir dan
selanjutnya digunakan dalam penelitian dalam penelitian adalah sebanyak 26
butir, (3) instrumen persepsi mahasiswa tentarig peran dosen berbentuk instrumen
penelitian berskala lima adalah 0,83414 dengan jumlah instrumen 30 butir yang
tidak valid 5 butir dan selanjutnya digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 25
butir, dan (4) instrumen kemampuan berbentuk instrument penelitian berskala
lima adalah 0,84.551 dengan jumlah instrumen 30 butir yang tidak valid 2 butir
dan selanjutnya yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 28 butir.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pertama, pengaruh dari motivasi keberhasilan (X,) terhadap efektivitas
praktik (Y) ditunjukkan oleh persamaan regresi = 121,631 + 1,042 X1 Kekuatan
pengaruh antara motivasi keberhasilan (X1) terhadap kemampuan (Y) ditunjukan
oleh koefisien korelasi ry1 = 0,613 dan koefisien determinasi r2y1 =0,3757 yang
berarti bahwa 37,57 % efektivitas praktik (Y) ditentukan oleh motivasi
keberhasilan (X1), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dari
motivasi keberhasilan (X1) terhadap kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa
(Y).
Berkaitan dengan hasil tersebut di atas, untuk meningkatkan motivasi
keberhasilan mahasiswa perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut.
(1) Meningkatkan dorongan internal serta dorongan eksternal, meningkatkan
keinginan mahasiswa untuk mampu dalam berbahasa Inggris dengan cara
dosen menjelaskan melalui praktik sebagai salah satu sarana menuju
pemahaman yang menyeluruh, meyakinkan mahasiswa tentang manfaat
bahasa Inggris dan menekankan pentingnya praktik untuk mempercepat
penguasaan bahasa Inggris.
(2) Menjelaskan tujuan serta proses kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa
sehingga mahasiswa menyadari bahwa kemampuan berbahasa Inggris yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan akan memberikan
manfaat,
(3) Materi dan metode perlu disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Metode
yang tepat adalah partisipasi aktif, sehingga mahasiswa dapat berperan lebih
aktif dalam kemampuan berbahasa Inggris,
(4) Memberikan tantangan yang lebih besar untuk meningkatkan usaha dan
prestasi mahasiswa, sehingga mahasiswa akan termotivasi untuk belajar lebih
baik,
(5) Memberikan tanggung jawab kepada mahasiswa sehingga akan memaksa
mahasiswa untuk mau berbuat sebaik mungkin sebatas kemampuannnya,
(6) Secara bertahap hilangkan rasa ketergantungan selalu meminta petunjuk pada
dosen, mahasiswa perlu dilatih mandiri agar dapat memecahkan masalah
sendiri.
(7) Menghidupkan suasana kompetitif antara sesama mahasiswa, agar .tercipta
persaingan yang sehat di antara mahasiswa untuk mendapatkan prestasi
terbaik serta meningkatkan kompetensinya.
(8) Memberikan penghargaan dan rangsangan kepada mahasiswa yang

9
berprestasi serta kepada mahasiswa yang berprestasi rendah perlu didorong
untuk mengejar ketertinggalannya.

Kedua, pengaruh dari kreativitas (X2) terhadap kemampuan berbahasa


Inggris Mahasiswa (Y) ditunjukkan oleh persamaan regresi = 121,335 +
1,022X2. Kekuatan pengaruh dari kreativitas (X2) terhadap kemampuan berbahasa
Inggris Mahasiswa (Y) ditunjukan oleh koefisien korelasi ry2= 0,724 dankoefsien
determinasi r2y2=0,5241 yang berarti bahwa 52,41 % kemampuan berbahasa
Inggris (Y) ditentukan oleh kreativitas (X2), sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh positif dari kreativitas (X2) terhadap kemampuan berbahasa Inggris
(Y).
Berkaitan dengan hasil tersebut di atas, untuk meningkatkan kreativitas
mahasiswa perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
(1) Memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengembangkan gagasan,
wawasan dan imajinasi tentang bagaimana melakukan intensifikasi.
Berkembangnya gagasan dan wawasan akan memperluas cakrawala pandang
mahasiswa dan akhirnya menciptakan peluang tumbuhnya kreativitas.
(2) Mengembangkan imajinasi dengan kemampuan melakukan orientasi jangka
panjang, agar mahasiswa tidak terpaku pada keberhasilan sesaat, tetapi tetap
mengupayakan keberlanjutan keberhasilan.
(3) Mengembangkan inisiatif dan minat mahasiswa untuk melakukan sesuatu
yang baru dengan cara-cara baru, agar mendapat pengalaman baru tanpa
merasa takut akan gagal. Keberhasilan atau kegagalan merupakan bagian
pembelajaran kreativitas,
(4) Mengembangkan sifat ingin tahu sebagai upaya pengembangan pola pikir
produktif dan berkembangnya produk kreatif.
(5) Mendorong tumbuhnya semangat dan sikap percaya diri agar lebih berani
dalam mengemukakan pendapat, tegas dalam prinsip, tidak ragu pada
kemampuan diri, dan tumbuhnya rasa percaya diri akan mengembangkan
kreativitas seseorang.
(6) Menciptakan iklim atau suasana praktik yang kondusif bagi tumbuhnya
kreativitas
(7) Menciptakan daya tarik sehingga apa yang mereka ikuti dan kerjakan dalam
praktik menjadi menyenangkan.
(8) Active training perlu dikembangkan dengan memberikan kesempatan
pengembangan kognitif, perilaku dinamis dan mendorong kreativitas praktik.

Ketiga, pengaruh dari persepsi mahasiswa tentang peran dosen (X1)


terhadap kemampuan berbahasa Inggris Mahasiswa (Y) ditunjukkan oleh
persamaan regresi = 87,552 + 0,756 X3 Kekuatan pengaruh dari persepsi
mahasiswa tentang peran dosen (X3) terhadap kemampuan berbahasa Inggris (Y)
ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry3=0,445 dan koefisien determinasi r2y3 =
0,1980 yang berarti bahwa 19,80% kemampuan berbahasa Inggis Mahasiswa (Y)
dapat ditentukan oleh persepsi mahasiswa tentang peran dosen (X3). Dengan
demikian, berarti ada pengaruh positif antara persepsi mahasiswa tentang

10
kemampuan dosen (X3) terhadap kemampuan berbahasa Inggris (Y).
Berkaitan dengan hasil tersebut di atas, untuk meningkatkan persepsi
mahasiswa tentang kemampuan dosen perlu dilakukan upaya-upayasebagai
berikut.
(1) Peningkatan persepsi tentang peran dosen yang meliputi atensi dan
ekspektasi. Untuk itu, sebagai pelaku persepsi perlu diajak agar mampu
berpikir logis dan rasional, agar memberikan kesan secara objektif dan tidak
terlalu dipengaruhi oleh faktor internal yang bersumber pada keyakinan dan
karakteristik kepribadian seseorang.
(2) Dosen harus berkualitas tinggi keilmuannya, karena hal ini diperlukan agar
dosen mampu menyadarkan mahasiswa tentang adanya faktor eksternal yang
bersumber dari situasi dan lingkungan melalui proses informasi yang dapat
mempengaruhi persepsi,
(3) Pencairan suasana dan kontradiksi karena bervariasinya mahasiswa.
Mahasiswa cenderung kontradiktif karena: (1) di satu sisi terdapat kelompok
mahasiswa yang terlalu aktif berbicara, di lain pihak ada kelompok yang
selalu diam, (2) terdapat mahasiswa yang bergerak secara cepat dan
sebaliknya ada pula yang justru sangat lamban, (3) mahasiswa merasa sudah
bisa, tahu dan mengerti semuanya, dan (4) ada pula mahasiswa yang
mengalami masalah kepribadian.
(4) Dosen hendaknya tidak hanya sekedar melaksanakan tugas memberikan
bimbingan tetapi sepatutnya memberikan informasi yang jelas sehingga
mudah dicerna oleh mahasiswa.
(5) Seleksi dosen hendaknya tidak hanya karena menguasai masalah teknis,
melainkan juga dituntut untuk dapat mengoptimalkan peran dan
keterampilannya kepada mahasiswa. Syarat penting bagi dosen adalah
mampu berkomunikasi yang baik dengan mahasiswa. Dosen yang berkualitas
akan memberikan kontribusi besar terhadap kemampuan mahsiswa. Dalam
praktik gagasan ini tidak mudah diterapkan, karena dosen yang memiliki
penguasaan teknis dan sekaligus memiliki kemampuan komunikasi yang baik
jumlahnya relatif terbatas,
(6) Dosen memberikan demontrasi dan uji cobau ntuk diikuti para mahasiswa.
Demontrasi tidak hanya berupa percontohan teknis, melainkan juga
menunjukan kinerja yang lebih baik.
(7) Hakikatnya, persepsi ditujukan pada peran dosen. Apabila peran dosen baik,
persepsinya cenderung akan baik pula. Namun, penampilan dan cara dosen
membawakan diri dalam hubungannya dengan mahasiswa akan sangat
mempengaruhi persepsi mahasiswa.
Keempat, pengaruh dari motivasi keberhasilan (X1), Kreativitas (X2) dan
persepsi mahasiswa tentang peran dosen (X3) secara bersama-sama terhadap
kemampuan berbahasa Inggris Mahasiswa (Y) ditunjukkan oleh persamaan
regresi = 122,567 + 0,792X1+ l,019X2 + 0,918X3. Berdasarkan uji keberartian
dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi jamak di atas sangat signifikan.
Kekuatan pengaruh dari motivasi keberhasilan (X1), kreativitas (X2) dan persepsi
mahasiswa tentang peran dosen (X3) secara bersama-sama terhadap kemampuan
berbahasa Inggris Mahasiswa (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi Y 123 = 0,812

11
dan koefisien determinasi R2y123=0,659 yang berarti 65,90% variasi kemampuan
berbahasa Inggris Mahasiswa (Y) dapat ditentukan oleh motivasi keberhasilan
(X1), kreativitas (X2) dan persepsi mahasiswa tentang peran dosen (X3) secara
bersama-sama.

5. Simpulan dan Saran


5.1. Simpulan
Pengujian hipotesis penelitian membuktikan bahwa variabel motivasi
keberhasilan (X1), kreativitas (X2) dan persepsi mahasiswa tentang peran dosen
(X3) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap efektivitas praktik bahasa
Inggris (Y) dengan tingkat penentuan sebesar 65, 90%. Diantara ketiga variabel
bebas tersebut, variabel kreativitas merupakan variabel dengan kontribusi terbesar
dalam mempengaruhi efektivitas praktik bahasa Inggris, kemudian disusul oleh
variabel motivasi keberhasilan dan variabel persepsi maahasiswa tentang
kemampuan dosen. Dengan kata lain, variabel kreativitas merupakan variabel
yang strategik. Artinya, langkah paling efektif untuk meningkatkan kemampuan
belajar adalah melalui peningkatan kreativitas. Peringkat selanjutnya adalah
variabel motivasi keberhasilan dan terakhir variabel persepsi mahasiswa tentang
peran dosen.

5.2. Saran
Berpedoman pada berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian
ini,beberapa saran disampaikan sebagai berikut.
(1) Mahasiswa peserta belajar bahasa Inggris harus memiliki kreativitas dan
motivasi yang tinggi agar dapat berhasil dengan baik dalam berbahasa
Inggris.
(2) Mahasiswa sepantasnya mampu memberi makna positif terhadap kegunaan
belajar dan penguasaan bahasa Inggris dengan baik, agar mudah mendapatkan
lapangan pekerjaan di era persaingan yang semakin ketat.
(3) Mahasiswa yang boleh mengikuti praktik bahasa Inggris diutamakan kepada
mahasiswa mulai semester VII agar dapat membantu mereka dalam menulis
skripsi dan memasuki dunia nyata mencari lapangan pekerjaan,
(4) Dosen hendaknya mampu memotivasi mahasiswa untuk mempelajari semua
materi termasuk kemampuan berbahasa Inggris.
(5) Dosen yang ditugaskan membimbing belajar bahasa Inggris hendaknya dosen
yang telah berpengalaman membimbing praktis, di samping menguasai
dengan baik teknik pelatihan.
(6) Materi pembelajaran hendaknya senantiasa diperbaharui (aktualisasi) dan
disesuaikan dengan k'ebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Pustaka Acuan

Bramley, Peter. 1996. Evaluating Training Effectiveness. Cambridge: MCGraw-


Hill International Limited.
Brophy, Jere E. 1990. Educational Psychology.New York: Longman. Clark,
Barbara. 1983. Growing Up Gifted. Ohio: Charles E.Merril

12
PublishingCompany.
Csikszentmihalyi, Mikaly. 1996. Creativy, New York: Harper Collins Publishers,
Inc.
Depdikbud.1971. Buku Marian Untuk Guru.Jakarta: Balai Pustaka.
Dunnette, M. D. "Aptitude, Abilities, and Skills," Handbook of Industrial and
Organizational Psychology, Chicago: Rand McNally, 1976
Fleishman, E. A. "Evaluating Physical Abilities Required by Jobs," Personnel
Administrator, Juni 1979
Hersey, Paul, Kenneth H.Blanchard, Dewey E.Jonhson, 1996. Managementof
Organizational Behwior.New Jersey: Prentice Hall International,Inc.
Hodgetts, Richard M. 1996. Modern Human Relation at Work.Orlando:
TheDryden Press.
Hoy, Wayne K. and Cecil G.Miskel. 1992. Educational Administration:Theory
Research, and Practice. New York: Randim House. Inc.
Khatena, Joe, Giffed. 1992. Challenge and Response for Education. Illinois:F.E.
Peacok Publisher. Inc.
McClelland, David C.et.al. 1976. The Achievement Motive. New York:Irvington,
Publisher. Inc.
Nunnally, Jum C. 1964. Educational Measurement and Evaluation.NewYork:
McGraw-Hill. Int
Prokopenko, Josepth. 1987. Productivity Management. Genewa: International
Labour Officer.
Robbins, Stephen P. 1995. Organization Theory: Structure, Design and
Applications. Terjemahan Yusuf Udaya. Jakarta: Lie.ec, Arean.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1,
Jakarta: Salemba Empat.
Semiawan, Conny, et.al. 1990. Memupuk Bakatdan Kreativitas Siswa Sekolah
Menengah. Jakarta: Gramedia.
Sprinthall, Norman A. and Richard C. Sprinthall. 1990. Educational Psychology,
a Development Approach. Singapore: McGraw-Hill.
Treffinger, Donald J. 1980. Encouraging Creative Learning for The Giffed and
Talented. California: Ventura Country Superintendent of Schools Officer.
Tubbs, Steward L dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication. Terjemahan
Deddy Mulyana. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Vecchio, Robert P. 1995. Organizational Behaviour.Orlando: The Dryden Press.
Woolfok, Anita E. 1993. Educational Psychology, Needham: Allyn & Bacon

13

Anda mungkin juga menyukai