Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR PENDIDKAN

DIMENSI KESOSSIALAN

Di
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Sara Sabila Mahu


NIM : 105351113819
Kelas : F (Pendidikan Bahasa Inggris)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kemampuan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelasaikan Tugas Makalah dengan sub judul “
DIMENSI KESOSIALAN “. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SWT atas petunjuk dan risalah-Nya. Saya dapat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………..….. 1
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………………...4
Rumusan Masalah ………………………………………………………..4
Tujuan Penulisan.. ………………………………………………………..4
Struktur Dimensi Kesosialan…………………………………….…….....5

BAB II PEMBAHASAN
Dimensi Kesosialan..................………………………………….…….....6
Perkembangan Dimensi Kesosialan….………………………….…….....6
Faktor Dibidang Pendidikan............….………………………….…….....6
Pergaulan...........………………………………………………………….7
Faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan……………………......................7
Dampak Pergaulan….………………………….……...............................8
Upaya Untuk Pergaulan Sehat….………………………….……..............9
Pergaulan Dalam Pendidikan....………………………………….…….....10
Interaksi............…………………………………………………………..12
Syarat-syarat Interaksi……………………………………………….........13
Bentuk-bentuk Interaksi…………………………………………………..13
Ciri-ciri Interaksi............………………………………………………….13
Interaksi Dalam Pendidikan…………………………………....................13
Penerapan Dalam Bidang Pendidi...............................................................15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………..........16
Saran ………………………………………………………………….........16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....17

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut M.J Langeveld (1955) sifat hakikat manusia adalah makhluk sosial,
individualitas, dan moralitas. Sifat sosialitas menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan
manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap anak dan kelompoknya.
Setiap anak pasti terlibat dalam kehidupan sosial pada setiap waktu, yang dimaksud
dengan interaksi sosial adalahsuatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia
dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
tingkah laku yang lain.
Manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk mencapai tujuan
hidupnya dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk pertumbuhan dan
perkembangan kepribadiannya.
Dalam hal ini pendidikan ialah pengembangan semua potensi sosial sehingga
manusia sebagai makhlik sosial mampu berperan dan mampu menyesuaikan diri dengan
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan dimensi kesosialan ?
2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pergaulan ?
3. Bagaimana sikap kita dalam menjalani pergaulan ?
4. Bagaimana penerapan pergaulan di dalam bidang pendidikan ?
5. Bagaimana seharusnya berinteraksi ?
6. Bagimana seharusnya kita memahami segala hal yang berkaitan dengan interaksi ?
7. Bagaiman penerapannya interaksi di dalam bidang pendidikan ?

1.3 Tujuan
Dengan disusunnya makalah ini, semoga kita bisa memahami tentang dimensi kesosialan
serta arti penting pergaulan dan iterakasi didalam hidup bermasyarkat dan juga peranan
pentingnya bersosialiasasi dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan.
Dan semoga kita mampu menyesuaikan serta memantapkan diri untuk menjadi pendidik
yang baik serta mampu memanusiakan manusia itu sendiri.

5
DIMENSI KESOSIALAN

DIMENSI KESOSIALAN

PERGAULAN

INTERAKSI

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dimensi Kesosialan
Dimensi kesosialan merupakan dimensi yang pada dasarnya setiap individu
diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya dengan dasar-dasar yang baik agar
dalam perkembangan selanjutnya tidak meninggalkan bibit-bibit perpecahan antarasatu
dengan yang lainnya demi terciptanya masyarakat yang lebih kondusif. Perkembangan
dimkensi sosial dapat kita amati dari berbagai sisi, antara lain :

1. Perkembangan Dimensi Kesosialan


Bidang ilmu psikologi dan sosial menganalisis pengaruh lingkungan sosial terhadap
perilaku individu maupun kelompok dalam masyarakat, psikologi sosial membantu kita
memahami perilaku yang etis dalam ruang lingkup masyarakat yang baik sepereti apa.
Proses tebentuknya dimensi sosial dan perkembangannya dalam pendidikan seperti apa,
dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas atas dorongan untuk bergaul,
dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu sesamanya, sebagai
anggota suatu masyarakat seseorang berkewajiban untuk berperan dan menyesuaikan diri
serta bekerja sama dengan masyarakat.
Masih banyak contoh-contoh lain yang menujukkan betapa dorongan sosialitas
tersebut demikian kuat tanpa orang menyadarinya sebenarnya ada alasan yang cukup kuat.
Seorang filosof Imanuel Kant menyatakan manusia hanya menjadi manusia jika berada di
antara manusia, maksudnya tidak ada seorang manusiapun yang dapat hidup seorang diri
tanpa membutuhkan orang lain.

2. Faktor Dibidang Pendidikan


Sedemikian istimewanya hingga sekolah telah menjadi salah satu rutinitas yang
harus dijalani orang-orang muda yang hendak mengubah kedudukannya dalam susunan
masyarakat.
Manusia dilahirkan sebagai suku bangsa tertentu, perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat menyangkut nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, lembaga
kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, yang terjadi
secara cepat atau lambat memiliki pengaruh mendasar bagi pendidikan.
Esensi dari sekolah adalah pendidikan dan pokok perkara dalam pendidikan adlah
belajar, oleh sebab itu tujuan utama sekolah adalah menjadikan setiap murid didalamnya
lulus sebagai orang dengan karakter yang siap untuk terus belajar. Dan arus globalisasi
dewasa ini berubah-ubah dan berlangsung dalam tempo yang makin sulit diperkirakan.
Cakupan perubahan yang ditimbulkan juga akan makin sulit diukur. Pengaruhnya pada
setiap individu juga makin mendalam dan tak pernah dapat diduga dengan akurat.
Dimensi kesosilan akan penjadi faktor penting dalam bidang pendidikan karena
berperan langsung dalam pembentukan individu yang mampu berbaur dengan segala
macam lapisan bidang, situasi dan masyarakat.

7
B. Pergaulan
Pergaulan merupakan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain yang
berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjdi saling mempengaruhi satu dengan
lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang terjadi antara
individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi
erat tidaknya pergaulan yang terjalin.
Aristoteles mengemukakan bahwa manusia sebagai makhluk sosial
(zoonpoliticaon) yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang telapas dari kebersamaan
dengan manusia lain. Pergaulan yang dilakukan mencerminkan kepribadiannya.
Dalam bergaul kita harus pandai dalam menempatkan diri dapat membedakan
bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua dan orang yang lebih muda. Dalam etika
pergaulan manusia perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Siapa yang dihadapi
2. Dimana pergaulan itu berlangsung
3. Bagaimana cara kita bersikap
Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan, seseorang perlu
bersikap, antara lain :
1. Perhatian terhadap orang lain.
2. Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan, teman sebaya harus
dihargai dan yang lebih muda harus disayangi.
3. Dapat menempatkan diri.
4. Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan.
5. Rendah hati dan tidak ingin menang sendiri.
6. Tidak membedakan sesama dalam pergaulan.

 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pergaulan


a. Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia anak-anak
berbeda dengan usia remaja, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut dan
sebagainya. Dapat dikatakan bahwa, apabila bentuk pergaulan itu dilakukan
oleh dan untuk umur sebanya.
b. Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan. Perilaku
pergaulan anatara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang
dilapangan,pekerjaan pabrik dan lain sebagainya.
c. Faktor lingkungan, pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam
pendidikan, kegiatan, status sosialnya, sangat berbeda-beda, dan heteregon
memerlukan penyesuaian yang sangat ekstra hati-hati.

8
 Dampak Dari Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam mengenal lingkungan sosialnya,
melalai pergaulan diperoleh manfaat sebagai berikut :

Manfaat Pergaulan
a. Lebih mengenal nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku sehingga
mampu membedakan mana yang panatas dan mana yang tidak dalam
melakukan sesuatu.
b. Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa
manusia memiliki keunikan yang msing-masing perlu dihargai.
c. Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga
mampu meningkatkan rasa percaya diri.
d. Mampu membentuk kepribadian yang baik dan bisa diterima diberbagai lapisan
sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas
diteladani.

Dampak negatif pergaulan


Memilih pergaulan yang tepat memang tidaklah mudah, sebab terkadang
pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan sehingga mudah terlena dan sulit
menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang, beberapa dampak negatif yang
terbentuk akibat pergaulan yang salah antara lain :
a. Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas serta menyukai hal-hal
yang melanggar norma sosial.
b. Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam.
c. Dijauhi masyarakat sekitar akibat dari pola perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma sosial yang berlaku.
d. Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.

Cara mengatasi pengaruh negatif pergaulan


Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang terlanjur
mencemari diri individu antara lain :
a. Membangkitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah
ia lakukan adalah menyimpang.
b. Memutuskan rantai yang mehubungkan antara individu dengan lingkungan
penyebab ia berperilaku menyimpang.
c. Melakukan pengawasan sebagai kontrol secara terus menerus agar terhindar
dari perilaku yang menyimpang.
d. Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasehat secara persuasif,
sehingga anak tidak merasa bahwa ia dibawah proses pembimbingan.

9
Upaya untuk mewujudkan pergaulan yang sehat
salah satu upaya untuk mewujudkan pola pergaulan yan sehat dan
bermanfaat adalah dengan berpegang pada prinsip sebagai berikut :
a. Jadilah humas untuk diri sendiri
Langkah ini penting agar orang lain mengenal, mengetahui
kemampuan dan prestasi anda. Sebarkan informasi ini saat anda bertemu
relasi baru tetapi buanglah jauh-jauh sikap menyombongkan diri.
b. Bidik sasaran yang tepat
Saat butuh sesuatu anda harus tahu kemana mencari bantuan.
Pikirkan tujuan yang ingin anda capai, setelah itu buka daftar jaringan
anda. Pilihlah relasi yang tepat yang bisa memberi hasil cepat. Mengorek
informasi juga butuh kesabaran. Jika relasi tidak memberi solusi instan,
anda harus sedikit bersabar, tunggulah sampai kapan ia menghubungi
anda.
c. Berbagi hal yang menyenangkan
Buatlah rekan anda merasa senang dan nyaman bekerja atau
berhubungan dengan anda.
d. Bersosialisasi
Jangan terlalu banyak tenggelam ke belakang meja kerja,
sesekali hirup udara segar di luar sana. Temui orang-orang yang
mempunyai potensi tinggi untuk memajukan karir anda.
e. Biarkan mereka bicara
Jadilah pendengar yang baik. Waktu berbicara perhatikan isi
pembicaraannya, dengarkan dengan sabar, janagn sampai terlihat anda
sedang menunggu giliran untuk berbicara. Biarkan ada sedikit jeda untuk
menanggapi lawan bicara. Makin banyak anda bisa membuat relasi
berbicara maka semakin banyak informasi yang akan didapatkan.
f. Buang sikap angkuh
Jangan memandang rendah atau sebelah mata terhadap orang
yang berposisi lebih rendah dari pada anda.
g. Buat mereka merasa penting
Buat relasi anda menjadi orang penting dengan mengingat
beberapa detail pribadi.
h. Bergabunglah dengan berbagai kegiatan
Banyak perkumpulan, organisasi atau klub professional yang
didirikan dengan tujuan untuk membangun jarigan. Cobalah bergabung
di salah satu perkumpulan yang paling sesuai dengan anda. Ini
merupakan cara efektif untuk bertemu, berkenalan dan melakukan
kontak dengan orang-orang yang bisa membantu perkembangan karir
anda.

10
 Pentingnya Pergaulan Dalam Pendidikan
Menurut pendapat Dr. M.J Langgeveld, pergaulan itu merupakan ladang atau
lapangan yang memungkinkan terjadinya pendidikan. Pendidikan akan terjadi antara
orang dewasa dengan orang belum dewasa.

Faedah pergaulan
a. Pergaulan memungkinkan terjadinya pendidikan
b. Pergaulan merupakan sarana untuk mawas diri
c. Pergaulan itu dapat menimbulkan cita-cita
d. Pergaulan itu memberi pengaruh secara tersirat
Peran pergaulan dalam pendidikan
 Proses Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung
jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung secara
terus menerus. Kesimpulannya :
1. Proses pendidikan menyangkut kegiatan dan lain-lain
2. Proses pendidikan berarti menyangkut tanggung jawab pendidikan
3. Didalam proses pendidikan mengandung unsur :
- Tujuan
- Materi
- Urutan kegiatan
- Metode
- Murid/ peserta didik/ anak
- Guru/ pendidik/ orang tua
- Mengatur proses
- Melayani
Dengan cara pergaulan sehari-hari, anak merasa dirinya dibawa kepada
kedewasaan, pergaulan semacam itulah yang disebut pergaulan paedogogis
(bagaimana membimbing).

 Syarat pergaulan paedagogis


1. Pergaulan antara anak dengan orang dewasa
2. Didalaam pergaulan ada pengaruh
3. Ada maksud tujuan secara sadar untuk anak ke arah kedewasaan
Pendidikan adalah usaha dasar orang dewasa dan disengaja serta
pertaanggung jawab untuk medewasakan anak yang belum dewasa dan
dilakukan secara terus menerus. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam proses pendidikan ada unsur-unsur yang saling mempengaruhi
yaitu guru, murid, tujuan, metode, ikatan kegiatan, dan penilaian yang diatur
dengan baik agar perannya berfungsi dengan baik.
 Peran Pendidikan
1. Harus mengatur proses pendidikan tersebut dengan merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil proses pendidikan tersebut.
2. Dapat menarik minat peserta didik agar perhatiannya terpusat kepada
pokok bahasanya, mampu memahami masalah dan aktif melakukannya.

11
3. Harus bersedia melayani peserta didik sesuai dengan tingkat
kemampunnya dan perkembanganya.
4. Harus banyak belajar dan memperdalam ilmu yang ia miliki dan
diperkaya dengan ilmu-ilmu yang terkait.

 Sifat Pergaulan Pendidikan


Didalam pergaulan, tidak setiap tindakan atau pengaruh orang dewasa
yang diberikan kepada anak adalah mendidik. Pengaruh orang dewasa
kepada anak dikatakan mendidik hanya jika tindakan atau pengaruh itu
secara sengaja dan bersifat positif.
Dr. M.J Langeveld mengemukakan adanya dua sifat pergaulan
dalam rangka pendidkan, yaitu :
1. Bahwa dalam pergaulan orang berusaha mempengaruhi
2. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa atau sekolah, buku,
peraturan, hidup sehari-hari yang ditunjukkan kepada anak
untuk mencapai kedewasaan.
Kemungkinan situasi pergaulan dapat dirubah menjadi situsai pendidikan
dan sebaiknya situsai pendidikan juga bisa berubah menjadi situasi
pergaulan biasa. Ada dua sifat yang harus diperhatikan apabila pendidik
akan mengubah situasi pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan, yaitu :
1. Kewajaran, pengubahan situsai pendidikan pergaulan
hendaknya dilakukan secara wajar sehingga tampak jelas dan
tidak dirasakan kesenjangan oleh peserta didik.
2. Ketegasan, dalam rangka mengubah situsai pergaulan biasa
menjadi situasi pendidikan juga harus dilakukan secara tegas.
Alasannya, bhwa sifat pengubahan situasi seperti ini akan
memberikan kejelasan bagi anak tentang apa yang positif tau
negatif.
Dalam mengubah pergaulan biasa menjadi situasipendidikan sebagaimana
dikemukakan diatas, berbagai hal yang baikdan berguna bagi anak didik ibaratnya
dimasukkan ke dalam pergaulan pendidik. Sebaliknya berbagai hal yang tidak baik tidak
berguna dan berbahaya bagi anak didik dikeluarkan oleh pendidik dari pergaulan tersebut.
Pendidikan bersifat normatif implikasinya bahwa tujuan, isi, ciri, dan alat pendidikan
yang digunakan pendidik semuanya harus diarahkan untuk membimbing anak didik kepada
hal-hal baik atau pencapai kedewasaan. Menurut M.J Langeveld “Pergaulan yang tidak
menghormati keanakan itu menujukkan kekuranagan dan ketidaksempurnaan pedagogis”
Seperti yang dikemukakan oleh David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan
yakni :
1. Transmisi kebudayaan
2. Memilih mengajarkan peranan sosial
3. Menjamin integrasi sosial
4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian
5. Sumber inovasi sosial

12
C. Interaksi
Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting
dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat.
Dalam berbagai bidang ilmu interaksi memiliki makna yang berbeda.
Interaksi sosial adalah berbagai hubungan sosial yang berkaitan dengan
hubungan antar individu, antar individu dengan kelompok. Jika tidak ada interaksi
sosial, maka di dunia ini tidak ada kehidupan bersama.

 Syarat-syarat Interaksi Sosial


1. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah aksi kelompok atau individuyang diwujudkan dalam
bentuk isyarat dan mempunyai makna untuk penerima dan pelaku. Penerima akan
membalas aksidan reaksi. Kontak sosial dapat dibedakan berdasarkan tingkat
hubungan, bentuk, sifat, dan cara.

- Berdasarkan cara, langsung atau tidak langsung.


- Berdasarkan sifat, ada tiga macam kontak berdasarkan sifat yakni
kelomnpok dengan kelompok, individu dengan kelompok dan
individu dengan individu.
- Berdasarkan bentuk, kontak positif hanya terjadi pada kerja sama
dan kontak negatif hanya terjadi pada pertentangan dan dapat
memutuskan interaksi.
- Berdasrkan tingkat hubungan, kontak primer dapat terjadi saat orang
tersebut bertemu langsung, sedangkan kontak sekunder hanya terjadi
melalui media atau perantara.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah pembacaan perasaan atau gerak-gerik fisik. Kemudian
akan muncul ungkapan perasaan dan sikap seperti menolak, takut, senang, dan
lain sebagainya.
Mungkin jika dilihat komunikasi mirip dengan kontak namun meskipun ada
kontak, tidak dapat menjamin bahwasudah terjadi komunikasi karena kegiatan ini
menuntut orang untuk memahami pesan yang disampaikan tersebut.
Komunikasi mempunyai empat unsur yang terdiri dari umpan balik, pesan,
media komunikasi komunikator (pengirim dan penerima).
- Pengirim, orang yang mengirimkan pesan kepada orang lain disebut
sebagai communicator.
- Penerima, orang yang menerima pesan dari pengirim atau disebut
communicant.
- Pesan, informasi yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima
- Media, sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut, yaitu : media massa, media publik, media kelompok, dan
media antar pribadi.
- Feed back, reaksi yang dilakukan penerima terhadap pesan yang
sudah diterima.

13
 Bentuk-bentuk Interakasi Sosial
1. Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif adalah hasil dari hubungan positif dan dapat
menghasilkan perastuan. Berikut ini macam-macam interaksi sosial asosiatif :
- Kooperasi, usaha bersama yang dilakukan orang-orang untuk tujuan
bersama.
- Akomodasi, apabila masyarakat mematuhi semua norma yang berlaku
di wilayahnya, maka hal ini disebut sebagai akomodasi. Bentuknya
adalah eliminasi, segregasi,adjudikasi, konsiliasi, mediasi,kompromi,
dan koersi. Tujuannya adalah menyatukan pemahaman dari kelompok
tersebut sehingga tidak ada yang bertikai.
- Asimilasi, peleburan dua kebudayaan berbeda dan menjadi satu
kebudayaan baru untuk tujuan bersama.
- Akulturasi, mirip dengan asimilsai namun kebudayaan asli dari
kelompok tersebut masih ada. Dua budaya berpadu dan
menghasilakan budaya baru tanpa membuat budaya asli hilang.
2. Interkasi sosial bentuk disosiatif, hasil hubungan negatif dan dapat menimbulkan
perpecahan. Berikut macam-macam interaksi sosial disosiatif :
- Oposisi, kelompok atau individu yang menyalahkan dan menentang
sesuatu yang sudah lama dan pelakunya disebut sebagai oposan.
- Kompetisi, usaha yang dilakukan untuk meraih prestasi dan
menentukan yang terbaik.
- Kontravensi, ini berada ditengah-tengah antar kempetisi dan oposisi.
Hal ini membuat individu merasa bimbang karena ketidakpastian
dari individu lain atau menyembunyikan perasaannya karena
individu lain.

 Ciri-ciri Interaksi Sosial


1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
2. Ada komunikasi antar pelaku dengan simbol-simbol
3. Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung
4. Memiliki tujuan tertentu
Tidak semua tindakan dapat dikategorikan sebagai interaksi. Dalam interaksi harus ada
orientasi timbal balik dari pihak-pihak yang bersangkutan.

 Interaksi Dalam Pendidikan


Interaksi dalam pendidikan adalah sebuah interaksi yang tidak pernah sepi dari
masalah. Marno dan Idris (2008:96) mengemukakan bahwa melalaui penjelasan, anak
didik dapat memahami prosedur, memahami prinsip, atau membuat analogi.
Interaksi edukatif dilakukan dengan beberapa prinsip yang dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

14
Prinsip Pengembang Bagi Peserta Didik
1. Prinsip Motivasi
Memotivasi anak didik untuk menerima pembelajaran ada yang tinggi, ada yang
sedang, dan ada juga yang sedikit sekali. Hal ini perlu disadari oleh oleh pendidik
agar dapat memberi motivasi yang bervariasi kepada peserta didik.
2. Prinsip Berangkat Dari Presepsi Yang Miliki
Latar belakang pengalaman dan pengatahuan yang berada dari peserta didik
dimanfaatkan oleh pendidik untuk kepentingan pengajaran. Penjelasan yang
diberikan dengan mengaitkan pengalaman dan pengetahuan peserta didik akan
memudahkan peserta didik menaggapi dan memahami pengalaman yang baru dan
bahkan membuat anak didik mudah memusatkan perhatian.
3. Prinsip Mengarah Kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu
Bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran dapat terkait bila ada konsep
atau pola penyampaian yang baik.
4. Prinsip Keterpaduan
Keterpaduan pembahasan dan peninjauan pada mata pelajaran yang berbeda akan
membantu peserta didik untuk memadukan perolehan belajar dalam kegiatan
interaksi edukatif.
5. Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi
Peserta didik yang terbiasa dihadapkan dengan masalah kemudian
memecahkannya, akan cepat tanggap dan kreatif.
6. Prinsip Mencari, Menemukan, dan Mengembangkan Sendiri
Peserta didik mempunyai potensi untuk mencari dan mengembangkan dirinya
lewat lingkungan dimana ia berada.
7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi peserta
didik, sebab kesan yang didapatkan akan lebih tahan lama tersimpan didalam
benak peserta didik.
8. Prinsip Hubungan Sosial
Dalam belajar tidak selamanya peserta didik harus belajar sendiri, tetapi ada
kalanya harus belajar bersama dalam kelompok.
9. Prinsip Perbedaan Individual
Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan peserta didik adalah dari segi
biologis, intelektual, dan psikologis.

Indikator Keberhasilan Interaksi Edukatif


1. Daya serap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku (aspek efektif) maupun keterampilan (aspek psikomotorik) yang telah
dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Namun demikian, indikator yang sering dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan
adalah daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran yang diajarkan.
Keberhasilan daya serap anak didik terhadap bahan pengajaran yang diajarkan dalam
interaksi edukatif diukur dengan tes prestasi yang dilakukan dengan evaluasi.

15
Interaksi Dalam Pergaulan Dan Aspek Pendidikan
Didalam pergaulan sehari-hari tentunya terjadi interaksi sosial anatar individu yang
satu ldengan yang lainnya atau antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok dan didalam intraksi itu tentunya adanya saling mempengaruhi antara yang satu
dengan yang lainnya.
Interaksi yang dilakukan kelihatannya sederhana dan sebenarnya itu merupkan suatu
proses yang cukup kompleks, yang didasari atau dilandasi oleh berbagai faktor yaitu : faktor
psikologi, faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, maupun faktor simpati.
Prof. Dr. M.J Langeveld dalam pergaulan menyatakan bahwa “Tiap-tiap pergaulan
antara orang dewasa dengan anak adalah merupkan lapangan atau suatu tempat dimana
pekerjaan mendidik itu berlangsung.” Juga Langeved menyatakan bahwa “Pendidikan itu
merupakan suatu gejela yang terjadi didalam pergaulan antara orang dewasa dengan orang
yang belum dewasa.

Manusia adalah makhluk tunggal yang terdiri dari jasmaniyah dan rohaniyah.
Unsur rohaniyah masih mencakup dua segi kejiwaan yaitu :
Hakikat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dan satu hakikat lagi yaitu
membedakan manusia dengan makhluk-makhluk yang lain ialah hakikat sebagai makhluk
susila, makhluk berketuhanan. Berdasarkan hakikat manusia itu, maka dapat digolongkan ke
dalam berbagai segi atau aspek pendidikan.

Diantara aspek pendidikan yang sangat penting yaitu :


a. Pendidikan Budi pekerti, satu-satunya aspek yang sangat fondamentil dalam kehidupan.
b. Pendidikan kecerdasan adalah tugas pokok dari sekolah, tujuannya yaitu mendidik anak
agar dapat berfikir secara kritis, logis, dan kreatif.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang selalu belajar dan dipelajari. Makhluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan manusia lain.
Sejak lahir manusia telah memiliki insting untuk bergaul dan berinteraksi dengan
lingkungn dan masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu manusia adalah sosok yang
cepar meniru dan belajar, jadi alangkah baiknya jika kita dapat menerapkan kegiatan
bersoasialisasi dengan baik pada bindang pendidikan juga dan itu sebenarnya telah
terjadi tanpa kita sadari hanya saja itu belum sempurna dilaksanakan.

3.2 Saran
1. Sebaiknya kita sebagai makhluk sosial harus mampu bergaul dan berinterakasi
dengan baik serta berdasarkan norma-norma yang sesuai dalam lingkungan
masyarakat.
2. Sebaiknya kita sebagai makhluk sosial bisa menjadi contoh dan mengambil contoh
yang positif bagi sesama manusia.
3. Sebaiknya bagi para pendidik lebih banyak lagi belajar dan memahami tentang
hakikat manusia agar mampu memberikan informasi-informasi positif bukan hanya
tentang pelajaran utama tapi juga tentang pelajaran kehidapan bermasyarakat.

17
Daftar Pustaka

http://karniatulaini.blogspot.com
http://pendidikandasar12.blogspot.com
http://www.dosenpendidikan.co.id
http://su11a12.blogspot.com
http://makalah-staid.blogspot.com
http://rahayusumapratiwi.blogspot.com
http://giokram13.blogspot.com
http://id.m.wikipedia.org
http://ismasmki.wordpress.com
http://sahabatrhysayku.blogspot.com
http://corazonard.blogspot.com
http://salamadian.com
http://nananisaina.worpress.com
http://www.academia.edu
http://makala-staid.blogspot.com
http://nuraisyah-pgsdupi.blogspot.com

18

Anda mungkin juga menyukai