Puji syukur kami panjatkam kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asas-asas Pendidikan” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin
penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan tekhnologi, terutama tekhnologi informasi
menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas, sehingga
rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Hal ini
membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (life skill),
yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian
kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan
dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam
kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan ?
2. Apa saja asas-asa pendidikan ?
3. Apa saja asas-asas pendidikan dalam islam itu ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian asas pendidikan
2. Untuk menjelaskan macam-macam asas pendidikan
3. Untuk menjelaskan asas pendidikan dalam islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asas-asas Pendidikan
Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 1 menjabarkan
pengertian pendidikan yaitu: “ Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Dan sistem pendidikan nasional adalah keseluruh komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional”.
4
B. Macam-macam Asas Pendidikan
1. Asas Tut Wuri Handayani
Semboyan tersebut sampai saat ini masih sangat relevan, meskipun kalau
kita perhatikan ada beberapa guru yang tidak paham tentang falsafah tersebut.
Betapa mulianya ajaran tersebut. Bayangkan, seorang pendidik harus dapat
menjadi teladan bagi anak didiknya dalam berbagai hal sehingga guru dapat
menjadi panutan bagi anak didiknya.
5
Ki Hajar Dewantara mendirikan pendidikan kebangsaan yang terkenal
dengan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922. Sifat,sistem, dan metode
pendidikan taman siswa diringkas dalam empat kemasan yaitu Asas Taman
Siswa, panca darma, adat istiadat, dan semboyan atau lambang. Asas Tut Wuri
Handayani merupakan konseptualisasi konsep tujuh asas perguruan nasional,
ketujuh asas tersebut secara singkat disebut “ Asas 1922” adalah sebagai berikut :
6
b. Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin,
luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang bergun dan bertanggungjawab atas keserasian bangsa,
tanah air, serta manusia pada umumunya.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
7
sepanjang hayat. Kedua istilah ini memang tak dapat dipisahkan, tetapi dapat
dibedakan. Seperti diketahui, penekanan istilah belajar adalah perubahan
perilaku ( kognitif/afektif/psikomotorik ) yang relatif tetap karena pengaruh
pengalaman, sedangkan istilah pendidikan menekankan pada usaha sadar dan
sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan pengaruh
pengalaman tersebut lebih efisien dan efektif.
8
didapatnya dengan tetap mengikuti pendidikan itu, seperti kesempatan yang
terbuka baginya, mobilitas pekerjaan, pengembangan kepribadian, dan
sebagainya.
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah, yakni keterkaitan antara
pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman diluar sekolah, yaitu
kurikulum sekolah merefleksi kehidupan diluar sekolah, kehidupan diluar
sekolah menjadi objek refleksi teoritis didalam bahan ajaran disekolah,
sehingga peserta didik lebih memahami persoalan pokok yang terdapat diluar
sekolah. Memperluas kegiatan belajar diluar sekolah, kehidupan diluar
sekolah dijadikan tempat kajian empiris, sehingga kegiatan belajar mengajar
terjadi didalam dan diluar sekolah. Melibatkan orang tua dan masyarakat
dalam kegiatan belajar mengajar, baik sebagai narasumber dalam kegiatan
belajar disekolah maupun dalam kegiatan belajar diluar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memerhatikan kedua
dimensi itu akan mendekatkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar
yang ada disekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber
belajar yang tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar
sepanjang hayat. Dan masyarakat yang memiliki semangat belajar sepanjang
hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar.
9
4. Pendidikan seumur hidup menempatkan peserta didik sebagai pelaku utama
pendidikan dalam pendidikan diri sendiri.
10
c) Memberi jalan bagi mereka untuk dapat mengisi waktu senggangnnya
dengan kegiatan yang produktif dan menyenangkan sehingga mereka
menjadi lebih berarti.
2. Golongan Remaja yang Terganggu Pendidikan Sekolahnya
Namun program yang paling terpenting bagi golongan anak didik ini
adalah pendidikan yang bersifat remedial. Mungkin mereka meninggalkan
pendidikan disekolah karena tidak tertarik, bosan atau tidak melihat manfaat
pendidkan sekolah itu bagi kehidupannya. Sebab itu program remedial yang
diberikan kepadanya harus dapat menarik, merangsang, dan relevan dengan
kebutuhan hidupnya.
11
Program semacam itu tidak semata-mata bersifat vokasional dan
teknik melainkan merupakan peningkatan atas pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki agar mereka dapat menghadapi
tantangan-tantangan hari depan mereka.
4. Golongan Technicians dan Professionals
Program pendidikan seumur hidup itu terlebih sangat besar peranannya
bagi golongan itu. Mereka pada umumnya menduduki posisi-posisi penting
dalam masyarakat. Kemajuan masyarakat banyak tergantung pada
golongan ini. Agar mereka tetap berperan dalam masyarakatnya, maka
mereka harus senantiasa memperbarui dan menambah pengetahuan
keterampilannya. Untunglah pada umumnya golongan ini telah memiliki
kebiasaan dan motivasi yang kuat dalam self learning.
5. Para Pemimpin dalam Masyarakat
Para pemimpin dalam masyarakat (golongan politik, agama, sosial,
dsb) perlu selalu memperbaiki sikap dan ide-idenya agar mereka dapat
tetap berfungsi memimpin masyarakat sesuai dengan gerak kemajuan dan
pembangunan. Mereka harus mampu mensistensikan pengetahuan dan
berbagai macam keterampilan atau keahlian, karena tendesi spesialisasi
dalam masyarakat sekarang menjadi makin lama makin jauh. Kemampuan
mensistensikan itu tidak pernah diperoleh dari pendidikan sekolah biasa.
Sebab itu program pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut perlu
diadakan.
6. Golongan Anggota Masyarakat yang Sudah Tua
12
Program pendidikan itu terlebih untuk memenuhi dorongannya untuk
mengetahui hal-hal yang baru, jadi tidak lagi penting dilihat dari kegunaan
dan keuntungan materilnya.
Baik asas Tut Wuri Handayani maupun belajar sepanjang hayat secara
langsung berkaitan dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri
Handayani pada perinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan peserta didik untuk
mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Asas belajar sepanjang hayat hanya
dapat diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan
mampu mandiri dalam belajar.
13
sumber-sumber tersebut. Disisi lain sebagai motivator, guru mengupayakan
timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar.
14
AECT (Association for Education and Communication
Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources)
adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan
belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-
bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran,
yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber,
lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar
keaktifan dalam proses pembelajaran.
Hal ini berarti bahwa bahwa alam sekitar yang dijadikan sumber
belajar bermakna jauh lebih luas dan lebih bervariasi jika dibandingan
“guru” dan perpustakaan di sekolah sebagai sumber belajar atau sumber
pengetahuan. Dengan hal yang seperti itu semua orang akan mendapat
peluang untuk belajar sepanjang hayat, karena didukung dengan
ketersediaan sumber belajar sekaligus sumber ilmu dimana-mana. Hal ini
juga mengandung makna bahwa seorang guru yang mengajar mengambil
bahan pelajaran juga berasal dari alam takambang ini. Alam Takambang
15
Jadikan Guru tantu saja merupakan sumber belajar yang maha lengkap,
jauh lebih lengkap jika dibandingkan dengan sumber belajar pendidikan
formal yang berupa pustaka, labortoriun dan work shop.
16
memiliki kelainan (cacat fisik atau mental) memperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang
disandang agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
c) Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk
memperoleh pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang
menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai
sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah
normal sampai jauh diatas normal.
17
g) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda:
kepemimpinan dan keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap
patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara,
kepribadian dan budi luhur.
18
mendorong peserta didik untuk mencari informasi sendiri yang dikatakan
sebagai upaya belajar mandiri (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan,
2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
3) Masalah tujuan belajar
Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan
belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama kemajuan transpotasi
dan komunikasi membuat dunia semakin “sempit”, sehingga intensitas
interaksi antar manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku,
agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar perlu diperluas
dengan learning to life together dan learnign to be, sehingga dengan
demikian apa yang dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
belajar lebih lanjut dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan
lapangan kerja dan bahkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan
(Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar
Pengantar Pendidikan).
19
didik. Sedangkan sebagai organisator, pendidik membimbing
peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah
ada (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
20
1. At-tawasu’ fi Al-Maqashid la fi Al-Alah
3. At-Tadarruj fi At-Talqin
Maksudnya adalah berangsur-angsur dalam memberikan pendidikan dan
pengajaran. Prinsip ini diterapkan berdasarkan asumsi bahwa penerimaan
pengetahuan kemampuan menguasai pada tahap awal. Hal ini disebabkan anak
mempunyai kekuatan otak yang masih sangat minim sehingga pemberian
pengetahuan dan keterampilan secara berangsur-angsur ( Ibnu Khaldun dalam
muqaddimahnya). Oleh karena itu, Al-Gazali menyatakan bahwa berilah pelajaran
anak didik sesuai dengan kekuatan otaknya.
Aplikasi prinsip ini merupakan Ibnu Khaldun dilakukan dalam tiga tahap
yaitu sebagai berikut.
21
a. Marhala ula, pendidik memberikan beberapa permasalahan yang menjadi
topik pokok suatu bab, lalu menerangkannya secara global dengan
memperhatikan kesanggupan otak peserta didik untuk memahaminya.
b. Marhalah tsaniyah, pengulangan mempelajari tiap'tiap bab dari suatu mata
pelajaran dengan keterangan dan penjelasan lebih luas sebagai tangga
untuk mempelajari secara mendalam.
c. Marhalah tsalitsah, dipelajari setiap mata pelajaran dengan mendalam,
sehingga peserta didik dapat menguasai setiap permasalahan dengan
sempurna.
Dalam hal ini, seorang peserta didik dapat meneliti dan memperhatikan
bahanbahan yang dapat ditangkap dengan pancaindra kemudian diolah dengan
pelatihan olah pikir, sehingga mendapatkan pemahaman Yang rasional.
22
c. Kemudian pendidik kembali pada pendapatnya, sehingga pendapat lain
dapat diterangkan dengan sanggahan-sanggahan yang kemudian akan
diterima atau ditolak oleh peserta didik.
d. Setelah itu, bandingkan masalah tersebut dengan masalah- masalah yang
serupa, berbeda, atau mendekatinya.
e. Kemudian cabangkan permasalahan yang dipelajari sgbagai penerapannya.
f. Untuk menyelesaikan penerapan ini, pendidik dapat memberikan kebebasan
pada peserta didik untuk bertanya jawab serta mengemukakan keberatan
yang kemudian dijawab dan dijelaskan oleh pendidik.
23
Asas Kurikulum Dalam Islam
1. Asas Agama
Dasar yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam
Al-Qur’an maupun sunnah, karena kedua kitab tersebut merupakan nilai
kebenaran yang universal, abdi dan bersifat futuristik. Selain kedua
sumber tersebut masih ada sumber lain yaitu dasar yang bersumber dari
dalil ijtihad. Dalil ijtihad berupa ijma, qiyas, istihsan dll.
2. Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan islam, dengan
dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum pendidikan agama islam
mengundang suatu kebenaran, terutama dari nilai-nilai sebagai pandangan
hidup yang diyakini kebenaran. Hal tersebut karena salah satu kajian
filsafat adalah sistem nilai, baik yang berkaitan dengan arti hidup, masalah
kehidupan, norma-norma yang muncul dari individu, sekelompok
masyarakat, maupun suatu bangsa yang dilatarbelakangi oleh pengaruh
agama, adat istiadat dan asas konsep individu tentang pendidikan.
3. Asas Psikologis
Dasar psikologis mempertimbangkan tahapan psikis anak didik, yang
berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan, bakat-bakat
jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan keinginan
individu, minat dan kecakapan.
4. Asas Sosial
Dasar sosiologis memberikan implikasi bahwa kurikulm pendidikan
memegang peranan penting terhadap penyampaian dan perkembangan
kebudayaan, proses sosialisasi individu, rekontruksi masyarakat.
24
Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
25
yang diperoleh), metode mengajar yang digunakan, fasilitas yang tersedia,
serta lingkungan yang mempengaruhinya.
5. Prinsip integritas, implikasinya adalah mengupayakan kurikulum agar
menghasilkan manusia seutuhnya, kawni (sunnah Allah)manusia yang
mampu mengintegrasikan antara fakulttas dzikir dan fakultas fikir, serta
manusia yang dapat menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat.
Disamping itu, pengupayaan kurikulum tersebut menghasilkan peserta
didik yang mampu menguasai ilmu-ilmu qur’ani (din Allah) dan ilmu
ilmu kawni (sunnah Allah) yang bertujuan untuk mencari ridha Allah
SWT. Prinsip ini dilakukan dengan cara memadukan semua komponen
kurikulum tanpa adanya pemenggalan satu dengan lainnya.
6. Prinsip kontinuitas (istiqomah), implikasinya adalah bagaimana susunan
kurikulum yang terdiri dari bagian yang berkesinambungan dengan
kegiatan-kegiatan kurikulum lainnya, baik secara vertikal ( penjenjangan,
tahapan), maupun secara horizontal.
7. Prinsip sinkronisme. Implikasinya adalah bagaimana suatu kurikulum
dapat seirama, searah, dan setujuan, serta jangan sampai terjadi kegiatan
kegiatan kurikulum lain yang menghambat, berlawanan, atau mematikan
kegiatan lain.
8. Prinsip objektivitas. Implikasinya adalah kurikulum tersebut dilakukan
melalui tuntutan kebenaran ilmiah yang objektif, dengan
mengesampingkan pengaruh-pengaruh emosi yang irasional.
9. Prinsip demokratis. Implikasinya adalah pelaksanaan kurikulum harus
dilakukan secara demokrasi. Artinya saling mengerti, memahami keadaan
dan situasi tiap-tiap subjek dan objek kurikulum. Segala tindakan
sebaiknya dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat, sehingga
kegiatan itu didukung bersama dan apabila terjadi kegagalan maka tidak
menyalahkan satu dengan yang lain.
10. Prinsip analis kegiatan. Prinsip ini mengandung tuntutan agar kurikulum
dikonstruksikan melalui proses analisis isi bahan mata pelajran, serta
analisis tingkah laku yang sesuai dengan materi pelajaran.
26
11. Prinsip individualisasi. Prinsip kurikulum yang memperhatikan perbedaan
pembawaan dan lingkungan pada umumnya yang meliputi seluruh aspek
pribadi peseta didik, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi, bakat,
serta kelebihan dan kekurangannya.
12. Prinsip pendidikan seumur hidup. Konsep ini diterapkan dalam kurikulum
mengingat kebutuhan potensi subjek manusia sebagai subjek yang
berkembang dan perlunya keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai
subjek yang sadar akan nilai (yang menghayati dan yakin akan cita-cita
dan tujuan hidup). Semual hal tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya
belajar yang berkesinambungan.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis sistemik selalu bertolak
dari sejumlah landasan serta memerhatikan asas tertentu. Landasan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilihan utama
perkembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari
kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di
Indonesia.
Asas tut wuri handayani merupakan konseptualisasi dari konsep
tujuh asas Perguruan Nasional Taman Siswa yang lahir pada tanggal 3 Juli
1922 yang merupakan asas perjuan untuk menghadapi kolonial Belanda.
beberapa makna yang terkandung dalam asas Tut Wuri Handayani yaitu
Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri
Handayani.
Asas belajar sepanjang hayat / life long education adalah proses
continue pendidikan yang berlangsung semenjak lahir hingga meninggal
dunia, baik itu secara formal, informal, maupun nonformal, baik yang
terjadi dalam keluarga, sekolah, pekerjaan, ataupun masyarakat.
Asas kemandirian dalam belajar Perwujudan atas kemandirian
dalam belajar akan menempatkan guru, dalam peran utama sebagai
fasilitator dan motivator disamping peran-peran lain seperti informator,
organisator, dan sebagainya.
28
B. Saran
Penulis mengharapkan pembaca dapat memahami asas-asas pokok
pendidikan dan penerapan-nya dengan baik, penulis mengetahui makalah
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi
makalah dari pembaca.
29
Daftar Pustaka
Kadir,Abdul. 2014. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
https://muhmdirpan.wordpress.com/2017/11/22/asas-asas-pendidikan-dan-
penerapannya/
30
31
32
33
34
35