Cerita Nabi Musa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Keteladanan Dari Kisah Nabi Musa As

Ditulis oleh admin Rabu, 08 Maret 2017 Tambah Komentar

Keteladanan Dari Kisah Nabi Musa As. Di antara keteladanan yang patut dicontoh dari kisah
Nabi Musa a.s. adalah sifat pemberani, tekun dalam belajar, dan suka membela kaum yang
lemah.

Sikap pemberani
Keberanian Nabi Musa a.s. dalam mendakwahkan ajaran dari Allah swt. kepada penguasa Mesir
(Raja Fir’aun) merupakan sikap yang patut untuk diteladani. Nabi Musa a.s. berani mengadu
kekuatan dengan Raja Fir’aun, meskipun dengan risiko akan dibunuh oleh Raja Fir’aun. Perlu
diketahui pula, bahwa Raja Fir’aun adalah orang tua angkat dari Nabi Musa a.s.. Begitulah risiko
dalam mendakwahkan ajaran agama Islam. Risiko apa pun harus siap dihadapi, meskipun
berhadapan dengan risiko kematian. Oleh sebab itu, kalian juga harus memiliki sikap pemberani
dalam membela dan memperjuangkan agama Islam. Jika agama Islam dihina, dilecehkan,
ataupun dicemooh, maka kalian harus berani membela agama Islam, meskipun harus bertaruh
dengan nyawa. Begitulah sikap
seorang ksatria sejati yang berani memperjuangkan agama Islam.

Ketekunan dalam belajar


Keteladanan yang lain dari Nabi Musa a.s. adalah ketekunan beliau dalam menuntut ilmu atau
belajar kepada Nabi Khidir. Beliau diperintahkan oleh Allah swt. untuk menuntut ilmu ke tempat
yang sangat jauh dan dituntut untuk sabar dan tekun dalam belajar, meskipun menemui
kejadiankejadian yang aneh. Selain itu, beliau juga sangat patuh dan taat kepada guru yang
memberinya berbagai pelajaran. Begitu juga dengan kalian, tekun dan rajinlah dalam menuntut
ilmu. Jangan ada rasa malas untuk belajar, karena ilmu yang akan kalian dapatkan adalah sebagai
bekal kalian di masa depan. Dalam belajar, kalian juga harus menghormati, patuh, dan taat
kepada orang yang mengajar kalian, yaitu guru. Jangan suka berbuat durhaka kepada guru,
karena guru merupakan orang tua kalian di sekolah.

Sikap suka membela yang lemah


Ketika Nabi Musa a.s. tinggal di istana Raja Fir’aun dan mendapati pertengkaran antara keluarga
kerajaan Fir’aun (orang Qibti) dan rakyat jelata dari bani Israil, beliau justru membela rakyat
jelata dari bani Israil yang lemah. Akhirnya, secara tidak sengaja Nabi Musa membunuh orang
Qibti tersebut. Beliau pun diusir dari kerajaan dan itulah risiko yang harus diterimanya. Akan
tetapi, Nabi Musa tidaklah kecewa karena telah membela rakyat jelata. Beliau tetap berkeyakinan
bahwa yang dilakukannya adalah benar. Beliau senantiasa membela rakyat yang tertindas oleh
penguasa zalim.

Sikap yang demikian haruslah kita teladani. Orang yang tertindas dan lemah harus dibela agar
hak-haknya dapat terpenuhi. Jangan sampai kalian justru suka menindas orang lain yang lemah
dan suka menghina orang yang miskin. Bersikaplah seperti Nabi Musa yang senantiasa bersikap
membela kaum yang lemah dan tertindas.

Anda mungkin juga menyukai