Makalah Etika Profesi
Makalah Etika Profesi
Disusun oleh :
Feny Siti Aisyah 10080016153
Aziz Setiyawan 10080016189
Dera Sindia 10080016214
Denisa Shofia 10080016241
Hanina Az Zahra 10080016305
Reza Dwi Muthia 10080016321
PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018-2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Etika Sosial” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi PR.
Makalah Etika Sosial ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah etika sosial ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
PENDAHULUAN
Kata etika sudah melekat dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan
sesamanya. Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang dikerjakannya itu salah, benar,
baik, atau buruk. Setiap manusia selalu erat kaitannya dengan etika, baik ketika manusia tersebut
berperilaku dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kerja. Manusia sebagai
makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya tidak
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan dan terwujud. Nilai yang terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat,
wejangan peraturan, perintah dan semacamnya. Pada dasarnya memberi kita orientasi bagaimana
dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini. Etika memiliki keterkaitan dengan pergaulan
sosial, sebagaimana yang diketahui apabila seseorang bergaul tanpa ada etika yang mengaturnya
tentu pergaulan tersebut akan rusak. Sebagai contoh yakni pergaulan dalam remaja. Remaja
merupakan generasi penerus yang akan datang yakni penerus yang akan membangun bangsa ke
arah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan dapat menciptakan kegiatan
yang dapat menguntungkan dirinya sendiri,keluarga, dan lingkungan sekitar, oleh karena itu
remaja tersebut perlu mendapatkan perhatian dari orang tua dan masyarakat sekitar. Banyak kita
dengar sekarang di media massa maupun media elektronik ada remaja yang berprestasi dan ada
remaja yang melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan diluar kesadarannya yang merugikan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan masalah:
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-
norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti
yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
-Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
-Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
-Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia
orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu
kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala
aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau
sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan.
Etika normatif dapat dibagi menjadi :
a. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak
dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori
dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana
manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada
dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
a. Etika individual
b. Etika Sosial
Adapun hak-hak khusus, dan etika-etika yang harus dikerjakan masing-masing suami-istri
terhadap pasangannya adalah sebagai berikut:
· Interaksi
a. Dosen terbuka untuk menerima pernyataan dari mahasiswa mengenai pelajaran yang
diasuhnya dan siap membantu mahasiswa yang mengajukan pertanyaan di kelas maupun di tempat
lain.
b. Dosen terbuka dan berani menerima perbedaan pendapat yang menyangkut ilmu
pengetahuan dengan mahasiswa mengingat ilmu pengetahuan senantiasa berubah dan
berkembang.
c. Dosen memiliki integritas dan dedikasi tinggi dalam mengevaluasi hasil ujian dan
bentuk penugasan lain dalam memenuhi komitmen yang telah disusun dalam silabus.
d. Dosen Pembimbing Akademik wajib memberikan bimbingan kepada mahasiswa
bimbingan.
e. Dosen senantiasa berusaha meningkatkan mutu dunia akademis melalui proses
belajar mengajar, penelitian dan kepedulian sosial dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
f. Dosen bebas menyampaikan pendapat sesuai dengan kebebasan akademik dan
mimbar akademik.
· Lingkungan
a. Dosen memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
b. Dosen tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan
Fakultas/Kampus.
c. Dalam menggunakan telpon fakultas, dosen berbicara seperlunya, dan menggunakan
air, listrik sehemat mungkin.
2.2.2 Etika Pegawai Administrasi
1. Etika Pegawai Administrasi bertujuan:
a. membentuk citra pegawai yang dapat dijadikan teladan dalam memasuki lingkungan
masyarakat modern dan profesional.
b. membentuk citra lingkungan civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan,
kesehatan dan waktu.
c. membentuk citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.
· Waktu
a. pegawai mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu
b. pegawai masuk dan pulang kerja tepat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
c. pegawai memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan dan memberikan layanan
kepada pengguna jasa fakultas.
d. pegawai memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan komitmen waktu yang telah
dijanjikan dalam memberikan layanan kepada mahasiswa.
e. pegawai senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan jasanya sebagai
perwujudan tanggungjawabnya.
· Lingkungan
a. pegawai memilik kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
b. pegawai tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan
fakultas/kampus.
c. dalam menggunakan telpon fakultas, pegawai berbicara seperlunya, dan
menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
· Waktu
a. mahasiswa mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu.
b. mahasiswa mengikuti tatap muka di kelas secara teratur sesuai dengan jadwal tatap
muka yang ditetapkan.
c. mahasiswa memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada dosen, baik
dalam konsultasi dengan dosen di luar acara tatap muka di kelas maupun dalam proses bimbingan
skripsi dan bimbingan akademik.
d. Mahasiswa menghargai dosen atau mahasiswa lain dengan memberitahukan
sebelumnya untuk pembatalan komitmen waktu yang telah dijanjikan sebelumnya.
· Interaksi
a. mahasiswa berani mengemukakan pendapat dan siap menerima pendapat orang lain
dalam proses belajar mengajar.
b. mahasiswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan tugas-tugas yang
dibebankan dosen dalam proses belajar mengajar sesuai dengan silabus.
c. Mahasiswa tidak menggunakan telephone genggam (HP) pada waktu mengikuti
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan resmi lainnya.
· Lingkungan
a. mahasiswa memiliki kepedulian terhadap kebersihan kesehatan lingkungan.
b. mahasiswa tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan
fakultas/kampus.
c. dalam menggunakan telpon fakultas, mahasiswa berbicara seperlunya, dan
menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan
teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan
tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara
golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu
berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini
kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan
kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap
orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman
dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi"
terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat
sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya
perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.
Perhatian kita pada isu lingkungan ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana
keterkaitan dan relasi kita dengan generasi yang akan datang. Kita juga diajak berpikir kedepan.
Bagaimana situasi alam atau lingkungan di masa yang akan datang? Kita akan menyadari bahwa
relasi kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak bisa timbal balik. Karenanya ada teori
etika lingkungan yang secara khusus memberi bobot pertimbangan pada kepentingan generasi
mendatang dalam membahas isu lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus,
memandang generasi yang akan datang dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan sekarang. Apapun
yang kita lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turut memunculkan
beberapa pandangan tentang etika lingkungan dengan kekhususannya dalam pendekatannya
terhadap alam dan lingkungan.
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan
menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan
juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika
yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan
etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk
kepentingan semua mahluk.
Yang dimaksud Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat
pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang,
sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip
yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk
menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya
adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan
komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang
menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.
PEMBAHASAN
Etika Sosial
Etika sosial adalah sebuah tatanan yang mengatur tentang perilaku seseorang terkait
pergaulan dengan lingkungan. Aturan ini terkait dengan masalah kesopanan, sesuatu yang boleh
atau tidak untuk dilakukan, serta tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang tersebut.
Aturan tentang etika sosial ini bersifat normatif, sehingga tidak diatur dalam hukum formal.
Sesuai pengertiannya, maka tidak ada indikator terukur yang bisa menjadi patokan tentang
hal tersebut. Selain itu, etika sosial ini berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Parameter
yang digunakan tentang makna etika sosial tersebut juga berbeda-beda. Oleh karena itu, tak jarang
timbul sebuah masalah. Seperti adanya gesekan dari dua budaya yang saling bersinggungan, atau
kesulitan untuk beradaptasi dengan budaya lokal yang sudah ada. Untuk itu, kita harus
mempelajari suatu etika sosial maupun kearifan lokal dari sebuah daerah, sehingga kita mampu
menyiapkan diri serta perilaku ketika akan memasuki suatu wilayah yang memiliki konsep etika
sosial yang berbeda.
Sistematika Etika
- Etika Deskriptif
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya: adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik dan buruk tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu
tertentu,dalam kebudayaan atau subkultur tertentu,dalam suatu periode sejarah,dan sebagainya.
Karena etika deskriptif hanya melukiskan,tidak member penilaian. Misalnya ia melukiskan adat
mengayau kepala yang ditemukan dalam masyarakat yang disebut primitif, tapi ia tidak
mengatakan bahwa adat semacam itu dapat diterima atau harus ditolak.
Sekarang ini etika deskriptif dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial: antropologi budaya,
psikologi, sosiologi, sejarah dan sebagainya, meskipun mereka tidak pernah akan memakai istilah
etika “deskriptif”. Studi-studi termasyhur tentang perkembangan kesadaran moral dalam hidup
seorang manusia oleh psikolog Swiss Jean Piaget (1896-1980) dan psikolog Amerika Laurence
Kohlberg (1927-1988) merupakan contoh bagus mengenai etika deskriptif ini. Karena itu dapat
dimengerti bahwa etike deskriptif ini sebetulnya termasuk ilmu pengetahuan empiris dan bukan
filsafat.
- Etika Normatif
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung
diskusi-diskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral. Disini ahli bersangkutan
tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika deskriptif, tapi ia melibatkan
diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Ia tidak lagi melukiskan adat
mengayau yang pernah terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan di masa lampau, tapi ia menolak
adat itu, karena dinilai bertentangan dengan martabat manusia. Ia tidak lagi membatasi diri dengan
memandang fungsi prostitusi dalam suatu masyarakat, tapi menolak prostitusi sebagai suatu
lembaga yang melanggar martabat, biarpun dalam praktik belum tentu diberantas sampai tuntas.
Tentu saja, etika deskriptif dapat juga berbicara tentang norma-norma, misalnya bila ia membahas
tabu-tabu yang terdapat dalam suatu masyarakat primitif. Hal yang sama bisa dirumuskan juga
dengan mengatakan bahwa etika normatif itu tidak deskriptif melainkan preskriptif
(memerintahkan), tidak melukiskan melainkan menetukan benar atau tidaknya tingkah laku atau
anggapan moral. Secara singkat dapat dikatakan etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-
prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam
praktik. Etika normatif dapat dibagi lebih lanjut dalam etika umum dan etika khusus.
1. Etika umum
Etika yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk
bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
Memandang tema-tema umum seperti apa itu norma etis? jika ada banyak norma etis, bagaimana
hubungannya satu sama lain.
2. Etika khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan
itu dapat juga berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang
kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis: cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakan, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya. Berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum
atas wilayah perilaku manusia yang khusus. Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian:
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama
lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat
manusia saling berkaitan.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun
secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara) sikap kritis terhadap pandangan-
pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
3. Etika Profesi
Merupakan etika khusus yang dikhususkan pada profesi tertentu, misalnya etika
kedokteran, etika Rumah Sakit, Etika Kebidanan, Etika Keperawatan, dan lain-lain. Kode etik
suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang
bersangkutan di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-
ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak
hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan berkaitan juga dengan tingkah lakunya
secara umum dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Guna etika adalah memberi arah bagi
perilaku manusia tentang apa yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban
moral(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
- Metaetika
Metaetika adalah ucapan-ucapan kita dibidang moralitas atau bahasa yang diucapkan
dibidang moral. Metaetika mengenai status moral ucapan dan bahasa yang digunakan dalam
batasan baik, buruk atau bahagia. Cara lain lagi untuk mempraktikan etika sebagai ilmu adalah
metaetika. Awalan meta (dari bahasa Yunani) mempunyai arti melebihi melampaui. Metaetika
seolah-olah bergerak pada tarap lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada tarap “bahasa etis”
atau bahasa yang kita gunakan dibidang moral. Dapat dikatakan juga bahwa metaetika
mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Dipandang dari segi tata bahasa rupanya
kalimat-kalimat etis tidak berbeda dari kalimat-kalimat jenis lain (khusunya kalimat-kalimat yang
mengungkapkan fakta). Metaetika ini termasuk “filsafat analitis”, suatu alihan penting dalam
filsafat ke 20. Aliran ini mulai berkembang di Inggris pada wasl abad ke 20 dan George Moore
yang disebut adalah salah satu seorang pelopor. Dari Inggris filsafat analitas meluas ke berbagai
Negara lain tapi di Negara-negara berbahasa Inggris (seperti Amerika Serikat dan Australia)
posisinya selalu paling kuat. Karena terkait dengan filsafat analitis ini,metaetika kadang-kadang
juga disebut “etika analitis”.
Etika sangat melekat dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya.
Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral dalam kehidupan
kita sehari-hari. Ada berbagai macam etika, mulai dari Etika social, etika keluarga, etika
pendidikan, etika bisnis, etika lingkungan, etika kedokteran dan lain sebagainya. Etika sosial
adalah etika yang mengatur perilaku seseorang terkait pergaulan dengan lingkungan, sistematika
etika ini ada deskriptif , normative, dan mataetika.
Memahami etika dalam pergaulan (social) dapat disimpulkan
1. Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik norma agama,
kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
2. Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang tersebut mengutamakan
perilaku yang sopan santun saat berhubungannya dengan setiap orang.
3. Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor umur,
pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
4. Dampak positif dari pergaulan adalah mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa
diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang
pantas diteladani.
5. Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian
yang menyimpang.
Berbagai masalah tentang pergaulan remaja pada masa ini, terutama di negara kita
Indonesia, yang dikenal dengan baik dengan budaya ketimuran dan mengerti akan sopan santun
juga marak terjadi.
2.3 SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini kita berharap semoga etika yang baik yang diterapkan ita sehari-
hari bukan hanya teori tentang etika,tetapi bagaimana penerapan dari etika itu dalam kehidupan
sehari hari.