Vitamin
Vitamin
VITAMIN
A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi vitamin A, D, E,dan C secara kualitatif dengan reaksi
warna.
2. Menjelaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin dalam
makanan.
B. LANDASAN TEORI
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat, yaitu larut dalam
lemak dan pelarut lemak, dapat disimpan dalam tubuh, dieksresikan sedikit ke
dalam asam empedu, gejala defisiensi lambat munculnya, tidak harus disuplai
tiap hari dalam makanan, mempunyai prekursor atau provitamin. Hanya
mengandung elemen C, H, dan O, diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam
sistem limfatik, beracun dalam dosis relatif rendah. Sedangkan vitamin yang
dapat larut dalam air memiliki sifat, di antaranya adalah larut dalam air,
disimpan dalam jumlah yang sedikit, dieksresikan ke dalam urin, gelaja
defisiensi cepat terlihat, harus disuplai setiap hari dalam makanan, umumnya
tidak mempunyai prekursor, mengandung elemen C, H, O, dan N (serta Co
dan S), diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam sistem aliran darah, dan
beracun dalam dosis yang relatif tinggi (Muchtadi, 2009).
1. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak
a) Vitamin A
b) Vitamin D
Vitamin D (C28H44O) adalah grup vitamin yang larut dalam lemak
prohormon. Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol. Vitamin D
dibagi menjadi tiga, yaitu vitamin D1 tidak digunakan karena masih
merupakan senyawa campuran, vitamin D2 (Ergokalciferol) berasal dari
hewan, vitamin D3 berasal dari tumbuhan. Vitamin D dapat disebut
sebagai hormon, karena vitamin D dihasilkan sendiri oleh kulit dari suatu
prekusor yang apabila terkena oleh sinarmatahari.Fungsi khusus vitamin
D adalah membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar
kalsium dan fosforter sedia di dalam darah untuk diendapkan dalam
proses pengerasan tulang. Sumber vitamin D yang utama adalah telur,
susu sapi, mentega, daging, sereal sarapan yang difortifikasi, dan minyak
ikan (Sumardjo, hlm: 358, 2009).
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang
dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang
dewasa.Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan
osteoporosis.Kelebihan vitamin D akan menyebabkan keracunan dengan
gejala kelebihan absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan
klasifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-
paru, dan organ tubuhlainnya. Tanda-tanda kelebihan vitamin D adalah
akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang nafsu makan,
diare, muntah-muntah, gangguan mental, dan pengeluaran urin
berlebihan sehingga penderita mengalami dehidrasi (Proverawati dan
Kusumawati, 2009).
c) Vitamin E
Vitamin E adalah vitamin reproduktif, vitamin kesuburan
(fertilitas), faktor X, dan faktor sterilitas. Zat nutrisi yang esensial untuk
manusia dan hewan tingkat tinggi ini ikut berperan dalam beberapa
sistem reaksi pada tubuh. Pada jaringan hewan, vitamin E hanya terdapat
dalam jumlah sedikit, terutama terdapat dalam hati, otot, ginjal, susu, dan
telur. Sebagian besar vitamin E terdapat pada minyak nabati, seperti
minyak dari lembaga biji gandum, minyak lembaga biji beras, minyak
biji kapas, minyak jagung, minyak kacang, minyak kedelai, minyak
bunga matahari, dan beberapa minyak biji-bijian yang lain (Sumardjo,
hlm: 361, 2009).
a b c
d e f
g h i
j k l
m n
Gambar I.1 Alat-alat Percobaan
Keterangan :
a) Tabung reaksi
b) Pipet ukur 1 ml
c) Pipet ukur 5 ml
d) Lumpang dan alu porselen
e) Spatula
f) Beaker glass 100 ml
g) Penangas spiritus
h) Penjepit
i) Ballfiller
j) Gelas arlogi
k) Timbangan
l) Pipet tetes
m) Gelas ukur 10 ml
n) Kaki tiga
1. Bahan
a) Minyak ikan
b) Serbuk SbCl3
c) Larutan CHCl3
d) Vitamin A
e) Larutan H2O2
f) Kapsul Nature E
g) Alkohol 95 %
h) Asam Nitrat
i) Vitamin C
j) Fehling A dan Fehling B
k) Aquades
D. PROSEDUR KERJA
A. Vitamin A
Campuran
Hasil
B. Vitamin D
Dipanaskan hingga
gelembung tidak ada tapi
belum mendidih
Campuran
Hasil
Vitamin E Alkohol
Campuran
Hasil
D. Vitamin C
Vitamin C Fehling
Campuran
dipanaskan
Hasil Reaksi
Hasil
Pratiwi, Sri Maryati, dkk.. 2007. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan
dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2012. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Pelajar.
Jakarta: Dian Rakyat.
Odland, D. dan Eheart, M.S. 1975. Ascorbic acid, mineral and quality retention in
frozen broccoli blanched in water, steam and ammonia steam. J. Food Sci. 40,
1004-1007.