Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN PENULISAN

MAKALAH PADA JURNAL ILMIAH


PROGRAM SARJANA (S1) DAN MAGISTER (S2)
UNIVERSITAS & STMIK PUTERA BATAM

UNIVERSITAS & STMIK


PUTERA BATAM
2014
PANDUAN PENULISAN
MAKALAH PADA JURNAL ILMIAH
PROGRAM SARJANA (S1) DAN MAGISTER (S2)
UNIVERSITAS & STMIK PUTERA BATAM

I. PENDAHULUAN

Para Ilmuwan Indonesia harus meningkatkan daya saingnya dalam berkiprah,


memperluas aspirasi dan wawasannya, meningkatkan mutu produk
kecendekiawanannya, sehingga pada gilirannya akan dapat pula meningkatkan produk
ekonomi ke taraf internasional. Pada pihak lain, pemerintah sudah meningkatkan
anggaran penelitian tahun-demi-tahun sehingga kenaikan tersebut harus diimbangi
dengan peningkatan kuantitas dan mutu publikasi ilmiah, antara lain dicerminkan oleh
tingginya posisi perguruan tinggi di kancah internasional. Jadi, produksi tulisan yang
didasari oleh penelitian empiric dan telaahan yang ditujukan untuk menghasilkan
temuan dan pendapat serba orisinil dan baru (novelties, new to science) seyogyanya
meningkat pula.
Diharapkan pedoman ini dapat digunakan untuk mengukur apakah suatu terbitan
berkala ilmiah sudah memenuhi persyaratan mutu minimum untuk diberikan pengakuan
dan ikut meningkatkan mutu terbitan berkala ilmiah dan daya saing ilmuwan di
Indonesia.Selain itu dapat meningkatkan komunikasi ilmiah antara peneliti dan
masyarakat pengguna untuk mencapai sasaran bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan kebutuhan pembangunan di Indonesia.

II. DASAR HUKUM

Dasar Hukum yang digunakan dalam kebijakan unggah makalah pada jurnal
ilmiah untuk lulus program sarjana (S1) dan magister (S2) adalah:

a. Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat


di Perguruan Tinggi;
b. Permendiknas No. 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala Ilmiah;
c. Peraturan Dirjen Dikti No. 29/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi
Berkala Ilmiah;
d. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 2050/E/T/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya
Ilmiah dan Jurnal; dan
e. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah.

III. KETENTUAN

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka terhitung mulai kelulusan setelah


Agustus 2012 diberlakukan ketentuan di Universitas & STMIK Putera Batam sebagai
berikut:

a. Untuk lulus program Sarjana (S1) harus menghasilkan makalah yang dipublikasikan
pada jurnal ilmiah.
b. Untuk lulus program Magister (S2) harus telah menghasilkan makalah ilmiah yang
diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional diutamakan yang terakreditasi Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Makalah untuk jurnal ilmiah harus mengandung item-item berikut ini dan disusun
berurutan minimal terdiri dari:

a. Judul Makalah (Skripsi/Tesis).


b. Nama Mahasiswa (nama pertama) diikuti Nama Pembimbing (nama terakhir) yang
dituliskan tanpa gelar.
c. Nama Program Studi dan Universitas/STMIK Putera Batam.
d. Abstract (judul diikuti teks abstrak) dan diikuti Kata Kunci.
e. Pendahuluan (latar belakang dan tujuan).
f. Isi makalah (metode, hasil, dan deskripsi/pembahasan).
g. Kesimpulan.
h. Daftar Pustaka (hanya dituliskan yang diacu di dalam makalah).

IV. PENULISAN NASKAH

Jurnal Ilmiah merupakan forum komunikasi ilmiah bagi dosen, mahasiswa, dan
pemerhati kependidikan untuk menyebarluaskan hasil penelitian yang relevan dengan
program studi yang bersangkutan. Adapun syarat penulisan naskah adalah sebagai
berikut:
1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan menggunakan
kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar.
2. Naskah dilengkapi dengan abstrak maksimal 150 kata. Abstrak dan kata kunci
ditulis dalam bahasa inggris untuk artikel berbahasa Indonesia, dan ditulis dengan
bahasa Indonesia untuk artikel berbahasa Inggris.
3. Naskah berisi 20-25 halaman dengan kertas ukuran A4, margin kiri, atas, kanan, dan
bawah adalah 2,54 cm, diketik dengan Font Times New Roman 12 pt, space 1,5 line.
4. Artikel hasil penelitian memuat judul, nama penulis, abstract, kata kunci,
pendahuluan (berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan landasan teoritis), metode penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan, kesimpulan serta daftar rujukan. Saran tidak diperlukan.
5. Naskah ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah baku (dilengkapi
daftar kepustakaan dan kutipan yang perlu). Sumber kutipan dimasukkan ke dalam
teks dan diletakkan di dalam kurung dengan susunan nama pengarang, tahun
publikasi dan halaman.
Contoh:
(Luther, 1994: 34-68)
6. Penulisan judul artikel diikuti nama penulis di bawahnya menggunakan huruf
kapital pada awal kata dengan center alignment.
Contoh:
Penerapan Prinsip Belajar Ranah Otak dalam
Pengembangan Desing Pembelajaran Berbasis Web
Dodi Tenika

7. Penulisan identitas penulis berisi nama mahasiswa dan nama dosen (tanpa gelar),
nama program studi, dan nama institusi.
Contoh:
Mastini
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam
Dodi Tenika
Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam

8. Bab ditulis dengan huruf kapital, left alignment tanpa nomor.


Contoh:
METODE PENELITIAN
9. Subbab, subsubbab ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, left alignment
tanpanomor, dantidak menggunakan numbering convension.
Contoh:
Rancangan Konseptual Model
10. Penomoran dalam teks menggunakan angka Arab jika memang urutannya
diperlukan, jika tidak maka penomoran tidak diperlukan.
Contoh:
… sebagai berikut: (1) kesiapan dalam belajar, diharapkan terbangun melalui fitur
ringkasan materi, materi pre-rekuisit, simulator, dan diskusi antar pemelajar melalui
forum; (2) pencarian makna, akan difasilitasi oleh adanya penyajian materi ajar
yang komprehensif, peta konsep dan simulator interaktif serta diskusi antar
pemelajar; (3) belajar yang bermakna, pada akhirnya diharapkan dapat diciptakan
melalui repetisi berulang dan umpan balik, link ke sumber-sumber belajar relevan
yang tersedia di internet, dan simulator interaktif serta diskusi antar pemelajar.
11. Gambar dan tabel harus diletakkan sedekat mungkin dengan teks yang
berhubungan. Hindari penggunaan gambar dan tabel berwarna, karena jurnal akan
dicetak hitam-putih. File gambar harus disertakan dalam format .gif, .jpg, .bmp,
.pct, .png, .psd. Semua gambar dan tabel harus disertai keterangan dan nomor
gambar atau tabel tersebut.
Contoh:
Gambar 1. Model procedural tahapan pengembangan pembelajaran pembuatan
puzzle game
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
12. Penulisan daftar rujukan disusun berdasarkan abjad dengan pokok nama penulis
(nama akhir di depan), judul buku (cetak miring), kota penerbit, penerbit, dan tahun
terbit. Apabila sumber rujukan berupa artikel di jurnal, maka judul artikel diberi
tanda petik dan nama jurnal dicetak italic (miring).
Contoh:
Reizer, RobertA. Trend and Issues in Instructional Design and Technology. Upper
Sanddle River, NJ: Pearson Education, Inc., 2007.
V. TATA CARA PENGETIKAN

5.1. Penulisan abstrak

Penulisan teks abstract menggunakan style body text abstract, dimana kata
“Abstract” dan “Kata Kunci” dibuat bold italic, seperti contoh berikut:
Abstract: This research intends to find out the effects of using inquiry and
expository strategies, learning style, and the interaction of those two variables on
the students‟ history achievement……
Kata kunci: strategi belajar, strategi inkuiri dan ekspositori, gaya belajar

5.2. Penulisan sumber kutipan

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

5.3. Penulisan keterangan tabel

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

5.4. Penulisan keterangan gambar

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

5.5. Penulisan nomor list dalam paragraf

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

5.6. Penulisan karakter khusus

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

6.1. Penulisan Nama Pengarang Dalam Daftar Pustaka

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam


6.2. Kutipan Pustaka yang Disajikan dalam Teks

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

6.3. Kutipan yang Disajikan dalam Catatan Kaki

Mengikuti panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis Universitas Putera Batam

VI. GAYA PENULISAN

Gaya penulisan (style) adalah konvensi tata keseragaman dalam penulisan, antara
lain meliputi penggunaan tanda baca, pengapitalan nama atau istila tertentu, pemiringan
huruf, pengejaan kata majemuk, saat tepat penggunaan angka atau singkatan serta
kebiasaan penulis/penyuting menyajikan naskah, merancang tabel dan indeks, dan
menulis bibliografi dan catatan kaki sesuai dengan bidang kespesialisasiannya.
Kriteria penilaian gaya penulisan meliputi:

1. Kefektifitas judul artikel


Judul artikel dalam terbitan berkala meliputi ilmiah harus spesifik dan efektif yang
diukur dari kelugasan penulisannya.
2. Pencantuman nama penulisa dan lembaga penulis
Kemantapan dan kemapanan pencantuman baris kredit (byline) yang meliputi nama
penulis (yang harus tanpa gelar akademis atau indikasi jabatan dan kepangkatan)
sebagai pemilik hak kepengarangan (authorship), alamat lembaga tempat kegiatan
penelitian dilakukan sebagai pemegang hak kepemilikan (ownership) atas tulisanm
dan penunjukan alamat korespondensi kalau berbeda (berikut alamat e-mail bisa
dipersyaratkan) secara jelas dan bertaat asas.
3. Abstrak
Setiap artikel dalam terbitan berkala ilmiah harus disertai satu paragraf abstrak
(buka ringkasan yang terdiri atas beberapa paragraf) dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris yang secara gamblang, utuh, dan lengkap menggambarkan esensi isi
keseluruhan tulisan, yang dilengkapi dengan nama pengarang, (terjemahan) judul
artikelnya, dan lajur bibliografinya. Pada beberapa terbitan berkala ilmiah (terutama
di lingkungan kesehatan dan kedokteran) diberlakukan penyajian format abstrak
yang terstruktur
4. Kata kunci
Kata kunci yang berfungsi karena dipilih secara cermat sehingga mampu
mencerminkan konsep yang dikandung artikel terkait merupakan kelengkapan
artikel ilmiah modern untuk membantu peningkatan keteraksesan artikel yang
bersangkutan.
5. Sistematika pembaban
Kecermatan tata cara penyajian tulisan, sehingga memiliki sistematika dan
pembaban yang baik sesuai dengan jenis artikel serta sistem yang dianut disiplin
ilmunya merupakan ciri terbitan berkala ilmiah yang bernilai tinggi. Terbitan
berkala ilmiah sebaiknya tidak memuat tulisan dengan bentuk pembaban mirip
penulisan skripsi, dengan mencantumkan kerangka teori, penyataan masalah,
kegunaan penelitian, tinjauan pistaka, saran tindak lanjut dan sejenisnya.
6. Pemanfaatan instrumen pendukung
Dalam beberapa bidang ilmu tertentu, penulisan artikel dituntut untuk menggunakan
semua sarana pelengkap (seperti ilustrasi, gambar, foto, tabel, dan grafik) untuk
mendukung pemaparan deskriptif. Dalam bidang lain, sarana pelengkap dapat
diwujudkan dalam bentuk cacatan kaki dan cacatan akhir.
7. Cara pengacuan dan pengutipan
Pemapanan gaya selingkung terbitan berkala ilmiah meliputi sistem pengacuan
pustaka (nama-tahun, urut nomor, cacatan kaki, cacatan akhir) serta cara pengutipan
yang harus dijaga kebakuan dan kemantapannya.
8. Penyusunan daftar pustaka
Penyusunan daftar pustaka disesuaikan dengan panduan Skripsi/Tugas Akhir/Tesis.
9. Petunjuk bagi calon penulis
Petunjuk bagi penulis agar diberikan secara jelas dan terperinci dalam setiap
volume, supaya ketaatasasan pada gaya selingkung terbitan berkala ilmiah dapat
dipertahankan.
10. Peristilahan dan kebatasan
Terbitan berkala ilmiah dicirikan oleh penggunaan istilah yang baku dan bahasa
yang baik dan benar.
VII. SUBSTANSI ISI

Penilaian terhadap bobot dan mutu substansi ilmiah terbitan berkala ilmiah mutlak
diperlukan dan sedapat-dapatnya dilakukan secara objektif dengan cara
membandingkannya dengan terbitan berkala ilmiah sejenis yang sudah dianggap
mapan. Substansi terbitan berkala ilmiah sangat ditentukan oleh artikel yang dimuatnya
sehingga artikel tadi seyogianya merupakan tulisan yang didasrkan pada hasil penelitian
empirik (antara lain dengan menggunakan strategi penelitian ilmiah termasuk survey,
studi kasus, percobaan/ eksperimen, analisis arsip, dan pendekatan sejarah), atau hasil
kajian teoretis yang ditujukan untuk memajukan teori yang ada atau mengadaptasi teori
pada suatu keadaan setempat, dan/atau hasil penelaahan teori dengan tujuan mengulas
dan menyintesis teori-teori yang ada.
Kriteria penilaian substansi isi meliputi:

1. Cakupan keilmuan
Cakupan bidang keilmuan terbitan berkala ilmiah merupakan indikator mutu
substansi yang penting, semakin dalam kespesialisasiannya, maka semakin tinggi
nilainya. Terbitan berkala ilmiah yang bersifat bunga rampai, tidak besar dampak
ilmiahnya bagi kemajuan disiplin ilmu. Pada pihak lain, terbitan berkala ilmiah
berpendekatan antardisiplin (pada umumnya dipakai dalam penelitian ilmu modern)
bukan berarti terbitan berkala ilmiah bunga rampai. Kajian antardisiplin dapat
didekati dan berbagai bidang ilmu yang berkaitan yang terfokus dapat didekati dari
berbagai bidang ilmu yang berkaitan yang terfokut pada satu permasalahan, seperti
kajian otonomi daerah, lingkungan, dan bioteknologi. Sebaliknaya, terbitan berkala
ilmiah yang bersifat bunga rampai memuat berbagai kajian berbagai bidang ilmu
yang tidak berkait satu dengan lainnya.
2. Aspirasi wawasan
Aspirasi wawasan terbitan berkala ilmiah diukur dari luas daerah dan/atau Negara
asal penyumbang tulisan, jumlah pembaca yang ingi dicapai (antara lain melalui
bahasa dan besar tiras), ruang lingkup, dan wilayah geografi permasalahan yang
diliput, serta mitra bebestari yang dilibatkan, Keuniversalan lebih penting daripada
kenasionalan dan kelokalan. Skor 0 akan diberikan kepada terbitan berkala ilmiah
yang kelokalan. Skor 0 akan diberikan kepada terbitan berkala ilmiah yang dikelola
oleh sebuah perguruan tinggi dan memuat ≥ 40% naskah dari lingkungan perguruan
tinggi terkait karena dianggap berapspirasi sangat lokal.
3. Kepioneran ilmiah/orisinalitas karya
Kepioneran isi terbitan berkala ilmiah ditentukan oleh kemutakhiran (state-of-the-
art) ilmu dan teknologi, kecanggihan sudut pandang dan/atau pendekatan, kebaruan
temuan bagi ilmu (novelties, new to science), ketuntasan penggarapan (tidak hanya
mengulang penelitian sejenis sebelumnya, tidak mempermutasikan metodologi dan
objek, tidak memecah satu persoalan penelitian dalam serangkaian tulisan), dan
kehebatan teori serta keluasan perampatan setiap artikel yang dimuatnya. Terbitan
berkala ilmiah seyogianya menjauhi pemuatan artikel yang hanya bersifat ulasan
atau referat tanpa kejelasan makna sumbanga temuan, gagasan, dan pemikiran yang
baru bagi ilmu.
4. Makna sumbangan bagi kemajuan
Sumbangan terbitan berkala ilmiah pada kemajuan ilmu dan teknologi diukur dari
besar makna posisi terbitan berkala ilmiah dalam percaturan pengembangan dan
penguasaan ilmu, kemampuannya dalam „membesarkan‟ nama ilmuwan dan pandit
yang sudah ditampung buah tangannya, dan pengaruhnya pada lingkungan ilmiah
serta pendidikan.
5. Dampak ilmiah
Dampak ilmiah terbitan berkala ilmiah antara lain dapat dinilai dari tinggi frekuensi
pengacuan terhadap tulisan yang dimuatnya, peranannya untuk berfungsi sebagai
pemacu kegiatan penelitian berikutnya, dan besarnya jumlah tiras. Untuk
pengakreditasian terbitan berkala ilmiah, harus melampirkan bukti dampak antara
lain meliputi jumlah sitasi oleh terbitan berkala ilmiah lain, impact factor, dan
terdaftar dalam sistem terbitan berkala ilmiah internasional.
6. Nisbah sumber acuan primer berbanding sumber lainnya
Nisbah perbandingan sumber pustaka primer dan bahan lainnya menentukan bobot
pemikiran dan gagasan yang dijadikan kerangka penulisan. Semakin tinggi pustaka
primer yang diacu, semakin bermutu pula tulisannya.
7. Derajat kemuktahiran pustaka acuan
Derajat kemuktahiran bahan yang diacu dengan melihat proporsi terbitan 10 tahun
terakhir merupakan tolok ukur mutu terbitan berkala ilmiah yang penting. Karya
klasik yang relevan dapat diacu sebagai sumber masalah tetapi tidak untuk
pembandingan pembahasan. Keseringan pengarang mengacu pada diri sendiri (self
citation) dapat mengurangi nilai terbitan berkala ilmiah.
8. Analisis dan sintesis
Ketajaman analisis dan sintesis yang dilakukan secara kritis akan meningkatkan
martabat artikel dan mengdongkrak mutu terbitan berkala ilmiah.
9. Penyimpulan dan perampatan
Penarikan simpulan, perampatan yang meluas, dan pencetusan teori baru yang
dituangkan secara mapan dalam setiap artikelnya akan membuat terbitan berkala
ilmiah lebih bermakna dibandingkan dengan memuat tulisan yang berisi simpulan
dangkal dan saran bahwa penelitiannya perlu dilanjutkan.
LAMPIRAN 1. Contoh Bidang Pengetikan

2.54 cm

2.54 cm

2.54 cm
2.54 cm

Tempat pencantuman
nomor halaman
LAMPIRAN 2. Contoh Makalah pada Jurnal Ilmiah

(Sumber = Endang Raino Wirjono, Falkutas Ekonomi,


Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
LAMPIRAN 3

Surat Edaran Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya


Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai