Anda di halaman 1dari 2

OLEH : NIKHO MELGA SHALIM, DR / DR.

EMMY DWI SUGIARTI, SPM, MKES PMN RS


MATA CICENDO
Tanggal : 30-Oct-2018 | Dilihat : 639 kali
Katarak pada Pasien Epilepsi dengan Terapi Karbamazepin dan Lamotrigin
Oleh : Nikho Melga Shalim, dr / dr. Emmy Dwi Sugiarti, SpM, Mkes
PMN RS Mata Cicendo
Katarak adalah kekeruhan lensa kristalina mata yang dapat menyebabkan
terganggunya proses hantaran cahaya menuju retina. Keluhan pada pasien dapat
bervariasi dari yang ringan, seperti lebih merasakan silau saat melihat cahaya,
sampai yang berat berupa kebutaan. Kebutaan pada katarak merupakan kebutaan
yang bersifat dapat dihindari. Mekanisme terjadinya katarak dapat berhubungan
dengan usia, trauma, penyakit sistemik, serta penggunaan obat-obatan jangka
panjang.
Epilepsi merupakan suatu gangguan neurologis yang berupa adanya kejang
berulang akibat pelepasan impuls listrik abnormal pada otak. Penggunaan obat obatan
antiepilepsi jangka panjang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejang
berulang pada pasien. Obat-obatan antiepilepsi seperti fenitoin, valproat, serta
karbamazepin dilaporkan berperan dalam mengakibatkan terjadinya katarak.
Katarak didefinisikan sebagai kekeruhan pada lensa mata. Lensa merupakan
media refraktif yang bersifat transparan. Terganggunya transparansi lensa pada
katarak akan mengganggu proses penghantaran cahaya dan pembentukan
bayangan pada retina. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan penglihatan
sampai kebutaan. Keluhan pada pasien dapat bervariasi dari yang ringan, seperti
lebih merasakan silau saat melihat cahaya, gangguan penglihatan, sampai
kebutaan. Keluhan memburuk secara perlahan.
Katarak merupakan penyakit multifaktor. Mekanisme terjadinya katarak dapat
berhubungan dengan usia, trauma, penyakit sistemik, serta penggunaan obatobatan
jangka panjang. Terdapat beragam jenis obat yang diketahui dapat memicu
terjadinya katarak. Obat yang paling sering mengakibatkan terjadinya katarak
adalah kortikosteroid, dengan persentase sebesar 4.7% dari total semua kasus
katarak. Obat-obat lainnya yang memicu katarak diantaranya adalah amiodaron,
antikolinesterase, statin, beta adrenergik antagonis, psikotropika dan obat-obatan
antiepilepsi. Walaupun belum ada penelitian kohort dalam skala besar yang
membuktikan antiepilepsi dapat menimbulkan katarak, beberapa laporan kasus
telah melaporkan akan terjadinya hal tersebut.
Hanhart et al melaporkan bahwa Karbamazepin memiliki keterkaitan dengan
perkembangan katarak. Mekanisme terjadinya katarak akibat penggunaan
Karbamazepin belum jelas. Beberapa mekanisme diduga dapat berupa efek
langsung obat pada kanal natrium lensa, jalur pengaturan akuous, dan opasitas
pungtata korteks lensa. Karbamazepin memiliki mekanisme kerja sebagai
penghambat kanal natrium. Terganggunya kanal natrium mengakibatkan pompa
Na+/K+ ATPase terganggu. Terdapat kadar natrium yang rendah (10 mmol/L) dan
kadar potasium yang tinggi (120 mmol/L) pada kondisi normal lensa. Keadaan ini
berkebalikan pada humor akuos. Ion natrium akan bergerak masuk ke dalam lensa
bersama dengan ion klorida sementara ion potasium akan keluar dari lensa
mengikuti gradien konsentrasi. Pompa Na+/K+ ATPase membantu terciptanya
keseimbangan antara kedua kation tersebut. Pompa Na+/K+ ATPase akan
mengeluarkan natrium dari dalam lensa dan memasukan potasium ke dalam lensa
melawan arah gradien konsentrasi. Terjadinya peningkatan kadar natrium pada
lensa dapat terjadi jika pompa tersebut terganggu. Hal ini akan mengakibatkan
terbentuknya gradien osmotik dan air akan tertarik masuk ke dalam lensa.
Terjadinya fluktuasi air dalam lensa mengakibatkan bertambahnya indeks refraktif
lensa dan akan memicu terjadinya katarak kortikal.
Lamotrigin merupakan obat antiepilepsi yang memiliki mekanisme seperti
Karbamazepin, yaitu menghambat kanal natrium. Satu-satunya penelitian yang
mencoba menghubungkan penggunaan LTG dengan katarak dilaporkan oleh Chu
et al pada tahun 2017. Jumlah penelitian dan literatur yang terbatas dalam
membahas efek obat antiepilepsi terhadap perkembangan katarak, membuat Chu
et al menyusun sebuah penelitian berbentuk case-control yang diambil dari Data
National Health Insurance Research di Taiwan. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa tidak ada peningkatan risiko perkembangan katarak pada kelompok
penggunaan LTG. Chu et al juga melaporkan bahwa hasil yang sama mereka
dapatkan pada kelompok pengguna Karbamazepin. Ukuran sampel kelompok
pengguna Karbamazepin dan LTG yang kecil pada penelitian ini merupakan
keterbatasan yang muncul sehingga Chu et al menyatakan bahwa efek
katarakogenik dari LTG dan Karbamazepin belum dapat disingkirkan.
Katarak merupakan penyakit yang tidak mengancam nyawa. Hasil keberhasilan
operasi katarak ditentukan oleh tajam penglihatan koreksi terbaik pasien serta
kualitas hidup yang didapat setelah operasi. Prognosis pada katarak secara umum
dapat ditentukan berdasarkan ada tidaknya kelainan mata lainnya selain katarak dan
terdapatnya kelainan sistemik pada pasien.
Katarak dapat terjadi pada pasien epilepsi dengan penggunaan jangka panjang
Karbamazepine dan Lamotrigin sebagai obat antiepilepsi. Meskipun tidak ada
penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan antara Lamotrigin dan
perkembangan katarak, dugaan peran Lamotrigin dalam menyebabkan kekeruhan
lensa tidak dapat disingkirkan.

Anda mungkin juga menyukai