Anda di halaman 1dari 7

RESUME BELAJAR

ANALISA SWOT

OLEH:
VINDY ADESTYA PUTRI
P1337420919046

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN – POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
2019
A. DEFINISI SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-
masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa
analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh
organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar
yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.

B. KOMPONEN SWOT
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.

Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya
akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada
kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan
dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12
subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

C. JENIS-JENIS ANALISIS SWOT


1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S
dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa
dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap
kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti
setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness
(W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu
Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara
memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen
dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau
mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya
organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan
kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh
dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah
pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada
model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan
satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model
kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing
komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama
lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena
mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta.
Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan
yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna
jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan
selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.

D. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT


Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal.
Fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu : pendekatan
SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman).
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga
keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi
organisasi keperawatan secara keseluruhan. Setiap data akan di kelompokan apakah
merupakan kekuatan. Kelemahan, kesempatan ataukah merupakan ancaman bagi
organisasi.

E. CONTOH LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISA SWOT


STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED
1. Memiliki visi, misi dan motto Keperawatan
2. SDM terdiri dari : DIII (….orang), SPK (….orang), Pekarya (….orang).
3. Rumah Sakit Pemerintah Tipe …..
4. Terdapat Standar Asuhan Keperawatan
5. Tersedia Sarana & prasarana Untuk pasien dan tenaga perawat
6. Sudah ada sistim Dokumentasi
7. Terdapat Administrasi penunjang dll
8. Kualitas tenaga belum memnuhi kualifikasi
9. MKP belum dilaksanakan
10. Belum ada pembagian tugas yang jelas
11. Pendokumentasian proses Keperawata belum optimal Dll
12. Terbukanya kesemptan melanjutkan pendidikan pada progran yang lebih baik
13. Adanya program pelatihan/kursus
14. Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat
15. Adanya tuntutan masyarkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan dll

Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul permasalahan-


permasalahan yang harus kita kaji untuk dilakukan perencanaan pembenahan.

F. RUMUSAN MASALAH
Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan
pendekatan SWOT maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di
dalam sebuah organisasi Rumah Sakit khususnya pada Organisasi
Keperawatan.Permasalahan yang ditemukan ini tidak saja hanya kekurangan-kekurangan
yang akan menggangu atau menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga
kemungkinan-kemungkinan peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih baik dari
sekarang. Masalah-masalah yang ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya
dilakukan perencanaan untuk mengatasi permasalahan atau meningkatkan kwalitasnya.
1. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di
ruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran
sebagai berikut :
a. Kepala ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Asosier
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan
sebelumnya, bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana
yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
2. Rencana Strategis Kegiatan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana
rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam Manajemen
Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek
keperawatan yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur
kebutuhan tenaga perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing
perawat di ruangan, jadual kerja dari masing-masing perawat, bagaimana
mensupervisi perawat,bagaimana sistim kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang
menunjang di dalam proses keperawatan seperti, farmasi, radiologi,laboratorium,
gizi (Jalur opersional).Hubungan dengan bagian – bagian lain yang turut mendukung
di dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).
3. Pengaturan Waktu Dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah Semua rencana strategis di susun maka mulai dilakukan
penetuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya.
Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam
penerapan model asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu
bulan.
MINGGU URAIAN RENCANA KERJA
a. Pembuatan Struktur organisasi kelompok
b. Orientasi ruangan dan perkenalan
c. Analisa situasi dan perumusan masalah
d. Penyusunan program kerja
e. Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan professional
f. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan model
praktek keperawatan professional
g. Penyusunan format pengkajian khusus dan sistim dokumentasi asuhan
keperawatan
h. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat, dan kelengkapan
administrasinya
i. Penyusunan format supervise
j. Penyusunan format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format kegiatan harian
k. Uji coba peran

a. Penerapan Model asuhan Keperawatan Profesional : Aplikasi peran,


pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan
b. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi Keperawatan
c. Penyelenggaraan Supervisi Keperawatan
d. Penyelenggaraan Sentralisasi Obat
e. Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam

a. Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi peran,


pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan
b. Penerapan semua program
c. Penyelengaraan rotasi 24 jam

a. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan professional


b. Penyusunan laporan
4. Persiapan Pelaksanaan
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu
pelaksanaannya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti
dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti
dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana deskripsi
tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
5. Persiapan Pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain
bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi
kesesuaian format yang dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah
sesuai dengan standar dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami
semua oleh perawat yang ada di ruangan, apakah efisien dan efektif dalam
pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang
model pendokumentasian yang sesuai.
6. Persiapan Evaluasi
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum.

Anda mungkin juga menyukai