Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FITOKIMIA

FLAVONOLS

DOSEN:
Munawarohthus Sholikha, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :


Rutini Susi Elawati 16334097
Rana Almira 17334002
Risa Afriliyanti 17334009
Khaerunnisa 17334010
Olivia Octavianti 17334011
Tri Yuniati 17334019
Vidya Retno Prabandari 17334020

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


Program Studi Farmasi-P2K
Jakarta 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmatNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ”Flavonols”
yang dibuat sebagai salah satu tugas untuk memenuhi persyaratan dalam mata
kuliah Fitokimia
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
tentang salah satu kandungan dari flavonoid yaitu senyawa Flavonols, baik bagi
para pembaca pada umumnya maupun bagi penyusun khususnya.
Penyusun juga menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab, itu penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan
penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Fitokimia yaitu Ibu Munawarohthus Sholikha, M.Si yang telah memberikan
kesempatan untuk menyusun makalah ini dengan baik.
Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Jakarta, Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
a. Latar Belakang........................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Flavonoid ................................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Flavonoid ................................................................................................. 4
2.3 Penggolongan Flavonoid ...........................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................
3.1 Pengertian Flavonols .......................................................................................................
3.2 Senyawa Flavonols ..........................................................................................................
3.2.1 Kuersetin .............................................................................................................
3.2.2 Galangin ..............................................................................................................
3.2.3 Fisetin .................................................................................................................
3.2.4 Kaempferol .........................................................................................................
3.3 Tanaman Penghasil Senyawa Flavonol ...........................................................................
3.4 Ekstraksi, Pemisahan dan Identifikasi .............................................................................
3.4.1 Identikasi UltraViolet Senyawa Flavanol ...........................................................
3.4.2 Ektraksi Kuersetin Dari Ektrak Terong Belanda ................................................
3.5 Efek Senyawa Flavonol ...................................................................................................

ii
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................
4.2 Saran ................................................................................................................................
BAB V DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan berpuluh-puluh ribu
tumbuhan yang banyak dibudidayakan sebagai tumbuhan pangan, industri,
tanaman obat, dan banyak lagi lainnya. Masyarakat Indonesia sejak zaman
dahulu telah mengenal berbagai macam tanaman yang mempunyai khasiat
obat atau menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman yang
berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman obat tradisional.
Sebagai tanaman obat, kegunaannya pun tidak terbatas dan menghasilkan zat
yang berkhasiat melalui proses biosintesis.
Eksplorasi bahan alami yang mempunyai aktivitas biologis menjadi
salah satu target para peneliti, setelah senyawa-senyawa sintetik yang
mempunyai aktivitas biologi seperti senyawa antioksidan sintetik (butylated
hydroxytulen), Butylated hydroxyanisole (BHA). Beberapa penelitian yang
telah dikembangkan, senyawa-senyawa yang mempunyai potensi sebagai
antioksidan umumnya merupakan senyawa flavonoid, fenolat, dan alkaloid.
Flavonoid dalam bidang pengobatan banyak digunakan sebagai anti
virus, anti keradangan, diuretic, antispasmodic, dan bersifat sitotoksik.
Flavonoid adalah senyawa dengan struktur rantai karbon C6-C3-C6 merupakan
pigmen yang terdapat pada beberapa bagian tumbuhan seperti pada akar,
bunga, daun, tepungsari, dan buah. Flavonoid jarang ditemukan dalam satu
golongan flavonoida, namun sebagai campuran beberapa golongan. Hal ini
menjadikan suatu masalah yang sangat menarik bagi para peneliti. Yaitu
terbukti dari adanya berates-ratus penelitian tentang flavonoid dari banyak
spesies dengan teknik isolasi dan pemisahan modern. Misalnya M.
Hamburger etal yang mengisolasi 12 glikosida flavonol dari daun Searidaca
diversifolia. Nianbai Fang, Mark Leidig, Tom J. yang mengisolasi 51
flavonoid dari Butierrezia microcephala.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa struktur umum dari senyawa flavonols?
2. Apa yang dimaksud dengan senyawa flavonols?
3. Apa saja tanaman/hewan penghasil senyawa flavonols?
4. Bagaimana ekstraksi, pemisahan dan identifikasi senyawa flavonols?
5. Apa efek dari senyawa flavonols?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami struktur umum senyawa flavonols.
2. Memahami definisi senyawa flavonols.
3. Memahami tanaman/hewan penghasil senyawa flavonols.
4. Memahami ekstraksi, pemisahan dan identifikasi senyawa flavonols.
5. Memahami efek dari senyawa flavonols.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Flavonoid


Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar
ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu,
dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-
tumbuhan. Flavonoid mem- punyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15
atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propan
(C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.
Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-
diarilpropan atau neoflavonoid.Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari
beberapa jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propane dari sistem
1,3-diarilpropana.Flavon, flavonol dan antosianidin adalah jenis yang banyak
ditemukan dialam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama.
Banyaknya senyawa flavonoida ini disebabkan oleh berbagai tingkat
hidroksilasi, alkoksilasi atau glikosilasi dari struktur tersebut.. Flavonoid
merupakan senyawa polar karena memiliki sejumlah gu gus hidroksil yang
tidak tersub stitusi.
Pelarut polar seperti etanol, metanol, etilasetat, atau campuran dari
pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstrak flavonoid dari jaringan
tumbuhan yang sempurna ataumendekati sempurna. Metode ekstraksi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu maserasi.
Pengambilan bahan aktif dari suatu tanaman, dapat dilakukan dengan
ekstraksi. Dalam proses ekstraksi ini, bahan aktif akan terlarut oleh zat penyari
yang sesuai sifat kepolarannya. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa
faktor seperti sifat dari bahan mentah obat, daya penyesuaian dengan tiap
macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak.

3
2.2 Klasifikasi Flavonoid
Jika dilihat dari struktur dasarnya flavonoid terdiri dari dua cincin
benzen yang terikat dengan 3 atom carbon (propana). Dari kerangka ini
flavonoid dapat dibagi menjadi 3 struktur dasar yaitu Flavonoid atau 1,3-
diarilpropana, isoflavonoid atau 1,2-diarilpropana, dan neoflafonoid atau 1,1-
diarilpropana.

2.3 Penggolongan Flavonoid

Nama flavonoid sendiri berasal dari kata Flavon yang merupakan


senyawa fenol yang banyak terdapat di alam. Senyawa flavon ini memiliki

4
struktur yang mirip dengan struktur dasar flavonoid tetapi pada jembatan
propana terdapat oksigen yang membentuk siklik sehingga memiliki 3
cincin heterosiklik.
 Flavon
Senyawa flavon ini dapat dioksidasi sehingga memiliki bentuk
yang bervariasi bergantung pada tingkat oksidasinya. Senyawa dasar
flavon yang tidak teroksidasi disebut flavan. Berikut contoh dari flavon
yang teroksidasi membentuk gugus –OH.
 Flavonol
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-
glikosida, dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan
mirisetin yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol
lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur
sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa dioksidasi
oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada
pengerjaannya masih dapat dilakukan.
 Isoflavon
Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit
dan sebagai fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam
tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar
dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna manapun.
Beberapa isoflavon (misalnya daidzein) memberikan warna biru muda
cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang
lain tampak sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia
berubah menjadi coklat.
 Katekin
Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada
tumbuhan berkayu. Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari
ekstrak kental Uncaria gambir dan daun teh kering yang mengandung
kira-kira 30% senyawa ini. Katekin berkhasiat sebagai antioksidan.

5
 Flavanon
Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu,
daun dan bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari
tanaman genus prenus dan buah jeruk; dua glikosida yang paling lazim
adalah neringenin dan hesperitin, terdapat dalam buah anggur dan jeruk.
 Leukoantosianin
Leukoantosianidin merupakan senyawa tan warna, terutama terdapat
pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida,
contohnya melaksidin, apiferol.
 Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling
tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut
dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah
marak, ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi.
Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik
tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini
dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan
metilasi atau glikosilasi.
 Auron
Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu
dan briofita. Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan
tampak pada kromatografi kertas berupa bercak kuning, dengan sinar
ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah jingga bila diberi
uap amonia.
 Kalkon
Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat
dengan sinar UV bila dikromatografi kertas. Aglikon flavon dapat
dibedakan dari glikosidanya, karena hanya pigmen dalam bentuk glikosida
yang dapat bergerak pada kromatografi kertas dalam pengembang air.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Flavonol

Flavonol adalah kelas flavonoid yang memiliki 3-hydroxyflavone


(nama IUPAC 3-hydroxy-2-phenylchtomen-4-one). Keragaman berasal dari
posisi yang berbeda dari gugus -OH fenolik . Mereka berbeda
dari flavanol (dengan "a") seperti catechin , kelas lain dari flavonoid. Flavonol
alami yang paling sederhana adalah galangin, 3,5,7 –tri-hidroksiflavon.
sedangkan yang paling rumit, hibissetin adalah 3,5,7,8,3’,4’,5’
heptahidroksiflavon.
Bentuk khusus hidroksilasi (C6(A)-C3-C6(B), dalam mana C6 (A)
adalah turunan phloroglusional, dan cincin B adalah 4-atau 3,4-dihidroksi,
diperoleh dalam 2 flavonol yang paling lazim yaitu kaempferol dan quersetin.
Hidroksiflavonol, seperti halnya hidroksi flavon, biasanya terdapat dalam
tanaman sebagai glikosida. Flavonol kebanyakan terdapat sebagai 3-
glikosida. Meskipun flavon, flavonol, dan flavanon.
Flavonol hadir dalam berbagai macam buah dan sayuran. Pada
populasi Barat, perkiraan asupan harian dalam kisaran 20-50 mg per hari
untuk flavonol. Asupan individu bervariasi tergantung pada jenis makanan
yang dikonsumsi.

7
3.2 Senyawa Flavonol
3.2.1 Kuersetin

Kuersetin dikategorikan sebagai flavonol, salah satu dari enam subclass


senyawa flavonoid. The International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC) menyebutkan nomenklatur untuk kuersetin adalah 3,3',4',5,7-
pentahydroxyflavanone. Kuersetin adalah aglikon. Aglikon adalah komponen
bukan gula sedangkan glikon adalah komponen gula. Berbagai flavonol dibuat
oleh penempatan diferensial kelompok fenolik-OH dan gula (glikon). Semua
flavonol, termasuk kuersetin memiliki kesamaan yaitu 3-hydroxyflavone [9].
Rumus struktur dari kuersetin ditunjukkan pada gambar:

3.2.2 Galangin

Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah


lengkuas (Alpinia galanga L).. Bagian tanaman ini yang biasa digunakan
adalah rimpangnya. Pada rimpang lengkuas terdapat senyawa-senyawa
flavonoid, glikosida dan diarilheptanoids. Pada penelitian tiga senyawa
golongan flavonoid telah berhasil diisolasi dari rimpang lengkuas (Alpinia
galanga L) yaitu 3,5,7-trihydroksiflavon (galangin), 3,5,7- trihydroksi-4’-
metoksiflavon (kaempferide) dan 5,7-dihidroksi-4’- metoksi-3-O-β-d-
glukopiranosidaflavon (kaempferide-3-O-β-D-glukosida).

Senyawa – senyawa tersebut diketahui mempunyai bioaktivitas sebagai


antioksidan. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A, satu
cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung

8
oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid
ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem penomoran digunakan untuk
membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.

Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom


hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam
bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk
bebas yang disebut aglikon.

3.2.3 Fisetin

Fisetin-tetrahydroxyflavone (3,7,3',4'1), dikenal sebagai Natural Brown


adalah flavonoid tanaman bioaktif penting besar sebagai obat terapi berpotensi
yang berguna untuk berbagai radikal bebas yang dimediasi serta penyakit
lainnya. Fisetin praktis tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dalam etanol,
methanol, aseton dan dimetilformamida (DMF). Fisetin termasuk obat
golongan BCS kelas II dengan kelarutan 0,002 mg/ml dengan absorpsi dan
bioavailabilitas yang sangat rendah sekitar 10% .

Fisetin merupakan salah satu alternatif antioksidan alami yang cukup


potensial. Fisetin terutama ditemukan pada dalam buah-buahan, kacang-
kacangan, anggur dan sayuran seperti bawang, mentimun, apel, kesemek dan
stroberi pada konsentrasi 2-160 mg / g dengan perkiraan asupan harian rata-
rata 0,4 mg dan menampilkan berbagai efek biologis termasuk antioksidan dan
anti-inflamasi

9
3.2.4 Kaempferol
Kaempferol merupakan salah satu senyawa kelompok flavonoid IUPAC :
3,5,7-trihydroxy-2-(4-hydroxyphenyl)chromen-4-one (NCBI CID : 5280863)
Kaempferol adalah flavonoid alami yang telah diisolasi dari Delphinium,
Witch-hazel, grapefruit, dan sumber tanaman lainnya. Kaempferol adalah
padatan kristal kuning dengan titik leleh 276-278 derajat celcius. Ini sedikit
larut dalam air, dan larut dalam etanol dan dietil eter.

Kaempferol adalah biomarker untuk konsumsi kacang kering dan kacang


matang (Canadian Institutes of Health Research HMDB0005801). Kaempferol
umum terjadi pada Pteridophyta, Pinophyta dan Angiospermar. Dalma
Pteridophyta dan Pinophyta Kaempferol telah ditemukan di beragam keluarga.

Kaempferol juga telah diidentifikasi di Dicotyledons dan Monocotyledons


of Angiosperms. Asupan rata-rata flavonol dan flavon rata-rata dalam riset
normal diperkirakan sebagai 23 mg / hari, dimana kaempferol berkontribusi
sekitar 17%.

10
3.3 Tanaman Penghasil Senyawa Flavonols

Bagian Tumbuhan dan kandungan Flavonol :

Bagian Tanaman Nama Tanaman Familia Nama Senyawa

Kuersetin glikosida,
Tilia cordata (Mill.) Tiliaceae
Kaempferol glikosida

Bunga Caryophyllus
aromaticus L. Myrtaceae Kuersetin, kaempferol
(Cengkeh)

Morinda citrifolia L.
Rubiaceae Kuersetin
(Mengkudu, Pace)
Buah
Phaseolus vulgaris L.
Papilionaceae Kuersetin, Kaempferol
(Buncis)

Citrus granatum L.
Kulit Buah Lythraceae Kuersetin
(Delima)

Daun Sonchus arvensis L. Asteraceae Kaempferol

Rhizoma Languas galanga L. Zingiberaceae Kaempferol, Kuersetin

Allium schoenoprasum
Umbi Lapis Amaryllidaceae Kaempferol, Kuersetin
L. (Kucai, Langkio)

Akar Pluchea indica L. Asteraceae Kuersetin

11
3.4 Ekstraksi, Pemisahan dan Identifikasi dari Senyawa Flavonols

3.4.1 Identifikasi Ultraviolet Senyawa Flavonol

Sinar Warna Bercak Sinar


Tipe Flavonoid
Ultraviolet Ultraviolet + NH3

Kuning, hijau kuning


Flavonol (tersubstitusi pada 3-O) dan 4’-OH
atau cokelat
Ungu gelap
Tidak ada perubahan Flavonol dengan 5-OH tetapi tanpa 4’-OH atau
atau perubahan sedikit tesubstitusi

Fluoresensi Fluoresensi hijau Flavonol yang tidak memiliki 5-OH bebas,


biru muda kuning atau hijau biru tetapi terdapat substitusi pada 3-OH

Kuning
pucat dan Perubahan warna
Flavonol dengan 3-OH bebas dan memiliki
kuning atau sedikit atau tidak ada
atau tidak memiliki 5-OH bebas
fluoresensi perubahan
jingga

Fluoresensi
kuning, Perubahan warna
Flavonol dengan 3-OH bebas dan memiliki
hijau sedikit atau tidak ada
atau tidak memiliki 5-OH bebas
kuning, perubahan
hijau biru

12
3.4.2 Identifikasi Kuersetin dengan Spektrofotometer Uv-Vis

Untuk tahap analisis kuersetin hasil penelitian, langkah awal yaitu


pembuatan larutan standar flavonoid kuersetin sebagai kurva standar, yaitu
membuat beberapa larutan dengan konsentrasi yaitu 0,5; 1,0; 2,0; 4,0 dan
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 420 nm, diperoleh nilai absorbansinya yaitu
0,018; 0,060; 0,127 dan 0,247. Hasil dari pengukuran absorbansi inilah
yang kemudian digunakan untuk membuat kurva standar flavonoid.
Diperoleh persamaan garis untuk kurva standar flavonoid yaitu y =
0,07246956x – 0,01613044.

Dari gambar diatas secara keseluruhan terlihat bahwa dengan


meningkatnya konsentrasi etanol pada pelarut meningkatkan yield yang
diperoleh. Yield terbesar diperoleh pada konsentrasi etanol 90% dengan
perolehan yield rata-rata sebesar 0,0618 mg/g dan yield terendah dengan
perolehan rata-rata sebesar 0,0426 mg/g pada konsentrasi etanol 99%.
Yield kuersetin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi etanol.
Ketika konsentrasi etanol mencapai maksimal, yield menurun, hal ini di
interprestasikan sebagai kenaikan kelarutan kuersetin dengan
meningkatnya konsentrasi etanol. Namun saat konsentrasi etanol lebih
tinggi dari maksimum, laju ekstraksi dari kuersetin menurun secara
bertahap. Campuran etanol dengan air dapat meningkatkan jumlah

13
senyawa fenolik glikosida yang terekstrak, dimana zat ini merupakan jenis
senyawa yang larut dalam air. Selain itu, dengan adanya penambahan air
ke dalam pelarut yang digunakan dapat memperbesar jaringan pada
tumbuhan (sampel) tersebut sehingga kontak luas permukaan antara
jaringan tumbuhan (sampel) dengan pelarut akan semakin besar.

3.4.3 Ektraksi Kuersetin Dari Ektrak Terong Belanda

1. Tahap Ekstraksi dengan Metode Maserasi


Bahan baku yang telah dihaluskan, ditimbang dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer kemudian dimasukkan pelarut etanol (C2H5OH)
dengan konsentrasi 60%, 70%, 80% dan 90% ke dalamnya dan ditutup
dengan menggunakan aluminium foil selama waktu 3 hari, 4 hari dan 5
hari.

2. Tahap Ekstraksi dengan Metode Sokletasi


Kulit terong belanda yang telah dihancurkan, dikeringkan dan
dihaluskan, dibungkus menggunakan kertas saring yang kemudian
diumpankan ke dalam alat soklet. Masukkan pelarut etanol dengan variasi
konsentrasi pelarut yaitu 70%, 80%, 90% dan 99% kedalam labu soklet.
Kemudian dipanaskan dengan suhu ± 90oC selama dengan variasi waktu
ekstraksi yaitu 3 jam, 4 jam, dan 5 jam

3. Tahap Pemurnian

Ekstrak yang telah diperoleh dipekatkan dengan menggunakan vacum


rotary evaporator pada suhu 78 oC. Prosedur isolasi kuersetin ekstrak
etanol terong belanda yaitu ekstrak etanol kulit terong belanda diekstraksi
berturut-turut dengan 50 ml n-heksana (fraksi I), 50 ml dietil eter (fraksi
II), dan 50 ml etil asetat (fraksi III) dengan menggunakan corong pemisah.
Fraksi III dipekatkan dan dihidrolisis menggunakan 7% HCl (10 ml/g
residu) selama 5 jam, kemudian disaring dan filtratnya diekstraksi dengan

14
etil asetat dalam corong pisah untuk mendapatkan kuersetin. Kuersetin
yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.

3.5 Efek Senyawa Flavonol

Beberapa efek dari senyawa flavonol yaitu:


1. Pelindung efek terhadap pankreas dan kanker ovarium,pencegahan
serangan jantung.
2. Mencegah penurunan kandungan α tokoferol dalam LDL (low density
lipoprotein)
3. Sebagai antibakteri dan anti virus
4. Sebagai antioksidan alami
5. Sebagai antiinflamasi

15
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai
antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa senyawa
ini ditemukan pada batang, daun, dan buah.
Flavonol adalah kelas flavonoid yang memiliki 3-hydroxyflavone
(nama IUPAC 3-hydroxy-2-phenylchtomen-4-one). Keragaman berasal
dari posisi yang berbeda dari gugus -OH fenolik. Beberapa contoh
senyawa flavonol adalah kuersetin, galangin, fisetin dan kaempferol.
Beberapa efek dari senyawa flavonol yaitu:
1. Pelindung efek terhadap pankreas dan kanker
ovarium,pencegahan serangan jantung.
2. Mencegah penurunan kandungan α tokoferol dalam LDL (low
density lipoprotein)
3. Sebagai antibakteri dan anti virus
4. Sebagai antioksidan alami
5. Sebagai antiinflamasi

16
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. A. Chourasiya, A. Upadhayay, R. N. Shukla, To Asses Isolation of


Quercetin From The Leaves of Azadirachta indica and Antidiabetic Study
of The Crude Extracts,Journal of Pharmaceutical and Biomedical
Sciences, 25(25) 2012 : hal. 179.
2. A. T. Septiana, A. Asnani, Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut
Sargassum duplication,Jurnal Teknologi Pertanian, 14 (2) 2013 : hal. 80.
3. A. Yulianingtyas, B. Kusmartono, Optimasi Volume Pelarut dan Waktu
Maserasi Pengambilan Flavonoid Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.),Jurnal Teknik Kimia, 10(2) 2016 : hal. 58.
4. B. E. Kilfoyle, D. Kaushik, J.L. Terebetski, S. Bose, and B. B. Michniak-
Kohn, Formulating, Packaging, And Marketing Of Natural Cosmetic
Products Chapter 14 : The Use Of Quercetin And Curcumin In Skin are
Consumer Products (New Jersey:) John Wiley & Sons, Inc., Hoboken,
New Jersey,
5. C.C Chang, M. Yang, H. Wen, J. Chern, Estimation of total flavonoid
content in propolis by two complementary colorimetric methods, Journal
Food Drug Anal, 10(3):178–82, 2002
6. De te e Ke eh t RI. “P ete St d U u E t Tu uh O t” Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan, 9, 2000
7. F. Firdiyani, T. W. Agustini, W.. F. M ’ uf, E t Se y w B t f Sebagai
Antioksidan Alami Spirulina plantesis Segar dengan Pelarut yang
Berbeda,JPHPI, 18(1) 2015 :hal. 29.
8. G. S. Kelly, Quercetin Alternative Medicine Review, 16(2), 2011
9. G. Pan, G. Yu, C. Zhu, J. Qiao, Optimization of Ultrasound-assisted
Extraction (UAE) of flavonoids compounds (FC) from Hawthorn Seed
(HS),Ultrasonics Sonochemistry, 19, 2012

17
10. I. J. Putri, Fauziyah dan Elfita, Aktivitas Antioksidan Daun dan Biji Buah
Nipah (Nypa fruticans) Asal Pesisir Banyuasin Sumatera Selatan dengan
Metode DPPH, Maspari Journal, 5(1) 2015 : hal. 17.
11. J. T. Guo,.et al. Antioxidant Properties of The Extracts From Differents
Parts of Broccoli in Taiwan, Journal Food Drug Analysis, 9(2) 2001 : hal
96 – 101.
12. J. Coates, Interpretation of Infrared Spectra, a Practical Approach,
Encyclopedia of Analyrical Chemistry, 2007, hal. 5 – 8.

18

Anda mungkin juga menyukai