Anda di halaman 1dari 14

INFOMATEK

Volume 21 Nomor 1 Juni 2019

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS


PADA PT. STU DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA

Hermita Dyah Puspita*), Ginanjar Abda’u

Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknik – Universitas Jenderal Achmad Yani

Abstrak: PT. STU merupakan perusahaan pembuatan produk yang berbahan dasar logam. Kondisi tata letak
saat ini pada lantai produksi perusahaan belum sesuai dengan aliran bahan, sehingga mengakibatkan terjadinya
arus bolak-balik dan gerakan menyilang. Dengan adanya arus bolak-balik tersebut mengakibatkan jarak yang
ditempuh selama proses produksi menjadi jauh, sebesar 125.424,8 meter dengan OMH (Ongkos Material
Handling) sebesar Rp 104.851.262 pada periode Februari 2017 – Maret 2018. Permasalahan tersebut dapat
diselesaikan dengan perancangan ulang tata letak awal yang disesuaikan dengan aliran bahan dengan
menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP) ditambah dengan modifikasi berdasarkan batasan
yang terdapat pada lantai produksi. Dari hasil perancangan terdapat 3 alternatif usulan tata letak yang terbentuk.
Ketiga alternatif tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan total jarak tempuh dan ongkos material handling. Dari
hasil evaluasi didapatkan bahwa alternatif ke-3 memiliki total jarak tempuh dan OMH lebih kecil, sehingga
alternatif ke-3 dipilih sebagai tata letak usulan. Hasil tata letak usulan ini memiliki aliran bahan yang lebih baik
karena jarak tempuh yang diakibatkan oleh arus bolak-balik (back tracking) menjadi lebih pendek dan gerakan
menyilang berkurang sebesar 58,82%. Selain itu, total jarak tempuh yang terjadi pada tata letak usulan 43,05%
lebih kecil, dan OMH 30,97% lebih kecil dibandingkan dengan tata letak awal.

Kata kunci: Systematic Layout Planning, Tata Letak Fasilitas, Minimasi Biaya

1
I. PENDAHULUAN perpindahan material yang jauh menyebabkan
Metode penyusunan tata letak fasilitas pabrik waktu yang dibutuhkan untuk transportasi
semakin berkembang sejalan dengan semakin cukup tinggi, sehingga menyebabkan biaya
bertambahnya kompleksitas problem yang yang dikeluarkan juga menjadi tinggi.
dihadapi di lantai produksi.
Kegiatan pemindahan bahan adalah kegiatan
Salah satu hal penting yang merupakan kunci yang memerlukan biaya dan dapat
keberhasilan dari tata letak pabrik adalah mempengaruhi struktur biaya produksi
jarak, waktu dan biaya (Handoko [1]). Jarak (Kovács [2]), sehingga perlu dilakukan
perencanaan, pengawasan, pengendalian dan
*)
hermitadyah@gmail.com perbaikan agar tujuan pemindahan bahan
Pertama diterima : 14 Mei 2019 dapat tercapai (Apple [3]). Jika pola aliran
Direvisi : 16 Mei 2019
Disetujui untuk publikasi: 20 Mei 2019
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

material direncanakan dengan baik dan produknya, desain gambar dibuat oleh pihak
cermat akan mempunyai pemanfaatan ruang perusahaan beserta spesifikasi dari produk
pabrik yang lebih baik, mengurangi waktu tersebut. Walaupun engineer to order tapi
proses, meminimalkan kecelakaan kerja, pemesanannya repeat order dimana
aliran produksi menjadi lancar sehingga konsumen memesan kembali produk yang
meningkatkan efisiensi produksi (Tompkins sama pada periode sebelumnya.
[4]). Perbaikan tata letak dan metode kerja
dapat meningkatkan produktivitas (Risma dan Alur produksi yang diterapkan oleh PT. STU
Dian [5]). Tujuan dari tata letak adalah untuk adalah alur produksi berdasarkan proses (by
mengurangi proses pemindahan bahan dan process), dimana pengaturan dan
memudahkan pengawasan di dalam aktivitas penempatan mesin serta peralatan produksi
produksi sehingga akhirnya terjadi ditempatkan ke dalam satu departemen yang
penghematan (Wignyosoebroto [6]). memiliki fungsi yang sama (Matusek [7]).

PT. STU merupakan perusahaan yang Untuk menunjang tata letak tersebut
bergerak di bidang pembuatan produk yang dibutuhkan pengaturan dan penempatan tata
berbahan dasar logam. Produk yang letak yang baik. Pada saat ini lantai produksi
dihasilkan perusahaan yaitu alat-alat signaling PT. STU masih terdapat back tracking (arus
kereta api, rangka generator, molding, dies, bolak-balik) yang disebabkan oleh
dan mesin tepat guna. Strategi respon penempatan mesin yang belum sesuai
terhadap permintaan yang digunakan oleh dengan aliran bahan. Arus bolak balik ini
perusahaan adalah make to order dan menyebabkan bertambahnya jarak yang
engineer to order. Make to order digunakan ditempuh sehingga OMH pun menjadi tinggi.
untuk produk peralatan signaling kereta api, Diantara beberapa macam produk yang
molding, dan dies. Perusahaan mulai produksi dikerjakan oleh PT. STU, salah satu produk
ketika terdapat pemesanan dari konsumen yang mempunyai jumlah pemesanan yang
dan pemesanan disertai dengan desain paling tinggi diantara produk yang lain adalah
gambar produk dari konsumen. Strategi produk bezzel, sehingga dapat digunakan
engineer to order digunakan untuk produk sebagai pedoman untuk mengatur tata letak di
mesin tepat guna. Pada strategi ini, lantai produksi.
perusahaan memulai produksi ketika terdapat
pemesanan dari konsumen namun Dari Gambar 1 diagram alir proses pembuatan
pemesanan tidak dengan desain gambar bezzel dapat dilihat bahwa kondisi tata letak

28
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas pada PT. STU
dengan Kriteria Minimasi Biaya

saat ini menyebabkan terjadinya arus bolak- II. METODOLOGI


balik (back tracking) dan gerakan menyilang 2.1. Studi Pendahuluan
(cross movement). Arus bolak-balik terjadi Langkah pertama yang dilakukan adalah studi
sebanyak 2 kali dan gerakan menyilang terjadi pendahuluan. Studi pendahuluan merupakan
sebanyak 17 kali. Adapun jarak yang studi yang dilakukan untuk memperoleh
ditempuh selama proses produksi pada bulan informasi tentang kondisi perusahaan saat ini
Februari 2017 – Maret 2018 adalah yang berkaitan dengan penelitian yang akan
128.458,34 meter dan ongkos material dilakukan. Tahap ini dilakukan dengan cara
handling yang diperlukan sebesar Rp observasi langsung ke perusahaan dan
107.160.605. wawancara. Observasi dilakukan dengan cara
Pekerjaan
No. Peta
: Aliran produk Bezzel Main Aspeck
:1
pengamatan secara langsung kondisi yang
Sekarang Usulan Aliran Komponen Tutup Belakang

Dipetakan oleh : Ginanjar Abda’u


ada di perusahaan dengan tujuan untuk
Aliran Komponen Ho od

Tanggal dipetakan : 10 Juli 2018 Aliran Komponen b agian Ram

mengetahui gejala atau fenomena yang


Kantor Penyimpanan dihadapi perusahaan. Studi pendahuluan yang
Area Pengelasan

geram dan galon

Penyimpanan
telah dilakukan yaitu melihat jalannya proses
Penyimpanan Bahan Baku

produk jadi

4
produksi dari bahan baku sampai produk jadi
M. Bor

dan yang berkaitan dengan tata letak fasilitas


Gerinda
Noching

M. Sawing

NC Cutting
pabrik. Wawancara dilakukan dengan cara
Bahann baku yang

mewawancarai kepala produksi untuk


13
diproses di NC Cutting
2 6
Noching 12
11

3
7

10

M. Bending
2
3

1
3
mengetahui adanya keluhan yang dirasakan
4
4 M. Bending
1

oleh operator dalam menjalankan proses


9

3 5 1
Power press Bahan baku yang
2
diproses di M. Laser M. Laser
2 Power press

produksi serta untuk mengetahui biaya


14

Tempat
8

Cetakan
Mesin
Bending

Area
5
4
material handling yang keluarkan oleh
Assembly
Area
Gudang
sparepart
Pengecatan
perusahaan.
Toilet

M. Drat
Berdasarkan masalah yang ada yaitu kondisi
tata letak fasilitas yang tidak sesuai dengan
M. Milling

aliran bahan yang dapat mengakibatkan arus

Toilet
bolak-balik dan cross movement, maka perlu
dilakukan perancangan ulang tata letak
Gambar 1.1 Diagram Alir Produk Bezzel

Gambar 1. fasilitas agar sesuai dengan aliran bahan.


Diagram Alir Bezzel

29
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini oleh Muther (1956) merupakan perancangan
adalah merancang ulang tata letak fasilitas tata letak fasilitas produksi secara manual /
produksi yang memperlancar aliran produksi konvensional (Muther [8]). SLP dipilih karena
dan dapat meminimasi ongkos material metode ini merancang layout dengan
handling. memperhatikan proses yang ada dan
hubungan kedekatan masing-masing
2.2. Identifikasi Data yang diperlukan departemen berdasarkan aliran bahan serta
Identifikasi data peneiltian yang dibutuhkan dapat meminimasi ongkos material handling
adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Produk, 2. (Barnwal dkk. [9]), (Ojaghia dkk. [10]). SLP
Deskripsi Proses, 3. Jenis dan Jumlah Mesin, juga dapat meminimasi adanya arus bolak
4. Dimensi Mesin, 5. Layout Awal Perusahaan, balik (back tracking) dan gerakan menyilang
6. Data Alat Pemindahan Bahan. (cross movement) sehingga metode SLP
digunakan sesuai dengan permasalahan yang
2.3. Metode Penelitian sedang dihadapi perusahaan. Langkah-
Metode yang digunakan dalam perancangan langkah dalam SPL dapat dilihat pada
tata letak fasilitas menggunakan systematic Gambar 2.
layout planning (SLP). Metode SLP dikenalkan

Data Masukan dan Aktivitas

1. Aliran Material 2. Hubungan Aktivitas


Phase Analisis

3. Diagram Hubungan Aktivitas/Aliran

4. Kebutuhan Luas Area 5. Luas Area yang tersedia

6. Diagram Hubungan Ruangan

Phase Sinthesis
7. Pertimbangan Modifikasi 8. Batasan Praktis
( Design Process)

9. Perancangan Alternatif Tata Letak

10. Evaluasi Alternatif Phase Pemilihan Altrernatif

Gambar 2.
Langkah-langkah dalam SPL
Penjelasan Gambar 2: Pengumpulan data sebagai data masukan
1. Data Masukan dan Aktivitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
melakukan survey secara langsung ke

30
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas pada PT. STU
dengan Kriteria Minimasi Biaya

bagian engineering, bagian produksi, serta tidak masuk dalam prioritas boleh
melakukan wawancara dan pengamatan diletakkan berdekatan ataupun tidak, akan
terhadap pihak yang terlibat dalam proses tetapi pada penempatannya tetap harus
produksi. Data masukan dan aktivitas memperhitungkan bagian lain yang bisa
dalam penelitian ini adalah: peta perakitan jadi merupakan penghubung diantaranya.
(assembly chart), bill of material (BOM), 4. Menghitung Kebutuhan Luas Area
proses produksi mulai dari bahan baku Langkah selanjutnya dalam aktivitas SLP
yang dipakai untuk produk sampai menjadi adalah menentukan kebutuhan luas area
produk jadi, peralatan dan mesin yang untuk pengaturan segala fasilitas pabrik
dibutuhkan, waktu yang dibutuhkan umtuk yang dibutuhkan. Pada tahap ini
membuat produk. memperhatikan penempatan bahan,
2. Penentuan Aliran Material keleluasaan operator untuk bergerak dan
Berdasarkan informasi data awal yang kelonggaran (allowance). Perhitungan ini
diperoleh maka tahap pertama yang ditujukan untuk mengetahui luas area yang
dilakukan adalah menganalisa aliran dibutuhkan tiap stasiun kerja yang ada di
material pada lantai produksi. Tahap ini lantai produksi.
dilakukan untuk mengetahui kondisi aliran 5. Luas Area Yang Tersedia
material dan perpindahan material dari satu Pada penelitian ini luas area yang tersedia
departemen ke departemen lainnya. bisa didapat dengan mengukur kondisi tata
Menggunakan from to chart table untuk letak fasilitas awal pada lantai produksi.
mengetahui prioritas kedekatan antar Data luas area yang tersedia digunakan
fasilitas atau mesin secara kuantitatif dari sebagai pembatas kebutuhan luas area
segi biaya pemindahan material. pada proses perancangan ulang tata letak
3. Penentuan Relationship Diagram fasilitas.
Activity Relationship Diagram merupakan 6. Diagram Hubungan Ruang
suatu diagram hubungan antar aktivitas Area Allocatoin Diagram (AAD) merupakan
(mesin/ departemen) berdasarkan tingkat lanjutan dari ARD, dimana dalam ARD
prioritas kedekatan, sehingga diharapkan telah diketahui kesimpulan dari tingkat
ongkos material handling yang minimum kedekatan antar departemen dengan
(Rosyidi [11]). ARD dibuat berdasarkan demikian berarti bahwa ada sebagian
prioritas pertama pada tabel skala prioritas, departemen yang harus dekat dengan
untuk kemudian diikuti dengan prioritas departemen yang lainnya dan ada juga
yang selanjutnnya. Bagian-bagian yang sebaliknya, atau dapat dikatakan bahwa

31
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

hubungan antar aktivitas mempengaruhi dalam tahap ini yaitu menghitung dan
tingkat kedekatan antar tata letak aktivitas membandingkan total jarak tempuh yang
tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas terjadi dan besarnya OMH, sehingga dapat
tersebut ditentukan dalam bentuk Area diperoleh alternatif terbaik yang memiliki
Allocation Diagram. Adapun dasar total jarak tempuh dan biaya OMH yang
pertimbangan dalam prosedur paling minimum.
pengalokasian area ini adalah ARD dan 9. Alternatif Tata Letak Terbaik
luas area yang dibutuhkan. Setelah didapatkan alternatif terbaik,
7. Pertimbangan Modifikasi Dan Batasan selanjutnya dilakukan pembuatan template
Praktis tata letak sesuai dengan AAD yang sudah
Pertimbangan dan batasan praktis dibuat.
merupakan aspek yang dapat 10. Perhitungan Feasibility Study
mempengaruhi rancangan tata letak Dari hasil alternatif terbaik kemudian
fasilitas, meskipun berupa data kualitatif. dihitung feasibility study yaitu dengan
Oleh sebab itu, pengamatan lebih jauh menghitung biaya penjumlahan antara
mengenai batasan praktis perlu dilakukan. biaya intsalasi tata letak fasilitas baru dan
Langkah ini dilakukan dengan menggali biaya OMH tata letak fasilitas usulan, hasil
informasi dari lantai produksi. dari penjumlahan biaya tersebut akan
8. Perancangan Alternatif Tata Letak dibandingkan dengan OMH tata letak
Perancangan tata letak bisa dibuat dengan fasilitas perushaan saat ini. Hasil
cara mengkombinasikan pertimbangan- perbandingan tersebut untuk menunjukkan
pertimbangan kebutuhan luas area yang kelayakan dari perancangan tata letak
dibutuhkan. Kombinasi ini dapat dilakukan fasilitas yang baru.
dengan membentuk AAD. Bentuk AAD
merupakan desain alternatif tata letak III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dengan modifikasi seperlunya berdasarkan Terdapat 16 jenis produk yang diproduksi
pertimbangan- pertimbangan yang pada periode Maret 2017 sampai dengan
diberikan. Kemudian dilakukan evaluasi Februari 2018. Alat material handling yang
Alternatif. Tahap ini merupakan tahap digunakan untuk menunjang jalannya proses
mengevaluasi alternatif-alternatif tata letak produksi yaitu hand pallet, hand Stacker, dan
fasilitas yang akan diusulkan. Tahap ini troli. Ketiga alat tersebut memiliki biaya alat
bertujuan untuk memilih alternatif tata letak pemindahan bahan sebesar, Rp 26.360.000,
fasilitas terbaik. Langkah yang dilakukan Rp 26.800.000, dan Rp 26.310.000. dan total

32
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas pada PT. STU
dengan Kriteria Minimasi Biaya

jarak tempuh sebesar 3.077,4 meter, 521,1 didapatkan total jarak tempuh yang terjadi
meter, 43.590,3 meter serta manual operator sebesar 128.458,34 meter dan biaya OMH
sebesar 78.236 meter. Setelah itu dihitung sebesar Rp 107.160.605.
OMH per meter tiap alat pemindahan bahan,
hasil dari perhitungan tersebut adalah Hand Langkah 1. Penentuan Aliran Material
Stacker sebesar Rp 51.429/ meter, Hand Tahap yang pertama dilakukan untuk
Pallet Rp 8.566/ meter, Troli Rp 604/ meter, melakukan perancangan tata letak fasilitas
dan Manual Operator Rp 331/ meter. adalah menganalisis aliran material pada
lantai produksi.
Perhitungan OMH dapat memberikan Peta kerja yang digunakan pada tahap ini
informasi berupa data total jarak tempuh yang adalah From to Chart. Tujuan menggunakan
terjadi dan total OMH awal dari proses From to Chart adalah untuk mengetahui
produksi pada periode Maret 2017 - Februari prioritas kedekatan antar fasilitas atau mesin
2018. Data-data tersebut digunakan untuk secara kuantitatif dari segi biaya pemindahan
menggambarkan kondisi tata letak fasilitas bahan. Tabel 1. adalah From To Chart yang
awal dan sebagai kriteria uji pada penelitian terbentuk.
ini. Proses produksi pada periode tersebut
Tabel 1. Tabel From To Chart
Bahan
Gudang Gudang
From To baku NC Gerinda M. Bending M. Bor M. Bubut M. Drat M. Gergaji M. Las M. Laser M. Milling M. Sekrap NC Cutting Noching Pengecatan Perakitan Power Press Total
Bahan Baku Produk Jadi
Cutting
Bahan baku NC Cutting - Rp27.077.369 Rp27.077.369
Gerinda - Rp7.801.913 Rp7.801.913
Gudang Bahan Baku - Rp97.279 Rp97.279
M. Bending Rp4.899 - Rp1.283.486 Rp28.746 Rp50.577 Rp1.367.707
M. Bor Rp14.829 - Rp7.017 Rp308.955 Rp76.792 Rp138.557 Rp546.150
M. Bubut Rp1.655.794 Rp361.452 - Rp198.772 Rp387.768 Rp5.585.135 Rp1.053.258 Rp9.242.180
M. Drat - Rp113.864 Rp514.374 Rp628.238
M. Gergaji Rp139.814 Rp52.430 Rp5.501.232 - Rp130.316 Rp394.264 Rp40.548 Rp6.258.604
M. Las - Rp1.307.055 Rp657.869 Rp1.964.924
M. Laser Rp36.741 Rp897.725 - Rp1.315.526 Rp877.018 Rp7.529.720 Rp10.656.730
M. Milling Rp296.818 Rp23.170 Rp2.130.701 - Rp3.714.906 Rp1.036.448 Rp7.202.043
M. Sekrap Rp352.736 - Rp352.736
NC Cutting Rp2.921.006 Rp58.786 Rp16.670 Rp2.382.854 Rp7.760.192 - Rp597.235 Rp13.736.743
Noching Rp37.072 Rp11.221 - Rp797.842 Rp846.135
Pengecatan Rp172.385 - Rp1.040.995 Rp15.105.288 Rp16.318.668
Perakitan - Rp1.376.563 Rp1.376.563
Power Press Rp280.158 Rp483.836 Rp864.109 - Rp1.628.103
Gudang Produk Jadi - Rp0
Total Rp0 Rp2.925.905 Rp0 Rp2.424.155 Rp509.740 Rp5.501.232 Rp1.306.656 Rp0 Rp4.163.448 Rp0 Rp11.639.711 Rp7.760.192 Rp27.077.369 Rp1.315.526 Rp11.282.399 Rp5.131.235 Rp8.924.798 Rp17.139.720

33
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

Langkah 2. Penentuan Activity Relationship perhitungan didapatkan kebutuhan luas area


2
Diagram (ARD) sebesar 265,5 m
Gambar 3 adalah ARD yang terbentuk. Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Luas Area
A-4,5,15 E A E-16 A-9 E A E Jenis Mesin Ukuran (m) Luas Total
Allowance Jumlah
6
M. Bubut
9
M. Las
3
Gudang Bahan Baku
18
Gudang Produk Jadi /Stasiun Mesin Luas
P L (100%) (unit)
I-16 U-9,11 I U-18 I O I O Kerja (M^2) (M^2)

Bahan baku
2 1,2 2,4 4,8 1 4,8
NC Cutting
A-14,17 E A E A-6 E A-18 E

10
M. Laser
5
M. Bor
8
M. Gergaji
16
Perakitan
Gerinda 2,5 2,4 6 12 20 12

I O I U-16,11,4,15,9 O-5 U-11,9,4,16 I O


Gudang
7,8 1,7 13,26 26,52 1 13,26
Bahan Baku

A E A-18 E A-9 E-15


Gudang
6,1 4 24,4 48,8 1 24,4
14 15 11
Produk Jadi
Noching Pengecatan M. Milling

I U-17,5,11 I-16 U-9 I-16 O-4 1,8 0,6 1,08 2,16 1 2,16
M. Bending
3,7 1,2 4,44 8,88 1 8,88
A E A-7 E A-15 E
M. Bor 1 0,75 0,75 1,5 4 6
17 4 7
Power Press M. Bending M. Drat

O-9,4 U-15 I
2,1 0,6 1,26 2,52 5 12,6
I O O

M. Bubut 3 0,6 1,8 3,6 1 3,6

3,6 0,6 2,16 4,32 1 4,32


A-12,2 E A-13 E

1
13
NC Cutting
Bahan Baku NC
Cutting
M. Drat 1,2 0,6 0,72 1,44 1 1,44
I-11,5 U-17,9 I O
M. Gergaji 1,2 0,6 0,72 1,44 3 4,32

M. Las 2,5 2,4 6 12 10 12


A-11 E A-11 E
M. Laser 5,6 2,4 13,44 26,88 1 26,88
12 2
M. Sekrap Gerinda

I I O
M. Milling 1,5 1,5 2,25 4,5 6 27
O

Gambar 3. M. Sekrap 2,4 0,6 1,44 2,88 3 8,64

Activity Relationship Diagram NC Cutting 2,4 1,2 2,88 5,76 1 5,76

0,6 0,6 0,36 0,72 1 0,72


Noching
4 1 4 8 1 8
Langkah 3. Menghitung Kebutuhan Luas Area
Pengecatan 10 3 30 60 1 60
Pengaturan ruangan berkaitan erat dengan
Perakitan 2,4 1,2 2,88 5,76 2 11,52
kebutuhan luas area yang dibutuhkan untunk
1,2 0,9 1,08 2,16 2 4,32
Power Press
fasilitas produksi atau mesin, penempatan 1,2 1,2 1,44 2,88 1 2,88

bahan, keleluasan operator untuk bergerak Total 265,5

dan kelonggaran. Perhitungan ini ditujukan


untuk mengetahui luas area yang dibutukan Langkah 4. Luas Area Yang Tersedia
untuk masing-masing fasilitas atau mesin yang Pada penelitian ini luas area yang tersedia
terdapat dalam lantai produksi. Dari hasil bisa didapat dengan mengukur kondisi tata

34
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas pada PT. STU
dengan Kriteria Minimasi Biaya

letak fasilitas awal pada lantai produksi Tujuan pembuatan ini adalah untuk dapat
perusahaan. Dengan mengetahui informasi menyesuaikan posisi tiap fasilitas atau mesin
mengenai luas area yang tersedia pada lantai dengan mempertimbangkan ukuran mesin dan
produksi, maka dapat dilakukan perbandingan luas area yang tersedia. Gambar 3
untuk mengetahui apakah luas area yang memperlihatkan area location diagram.
tersedia dapat memenuhi kebutuhan luas area
produksi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel Langkah 6. Pertimbangan Modifikasi Dan
3 berikut ini. Batasan Praktis
Pada proses perancangan tata letak fasilitas
Tabel 3. Perbandingan Luas Area yang Dibutuhkan lantai produksi PT. STU terdapat hal-hal yang
dan Luas Area yang Tersedia
Data
2
Luas (m ) perlu dipertimbangkan. Hal-hal tersebut
Total Kebutuhan Luas Area
265,5
merupakan kondisi atau keadaan dari tata
Secara Teoritis
letak fasilitas awal dan tidak akan dirubah,
Luas Area yang Tersedia 702,3
sehingga perlu dilakukannya pertimbangan

Tabel 3 menunjukkan bahwa luas area yang terhadap modifikasi yang akan dilakukan.

tersedia pada lantai produksi dapat memenuhi Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan

kebutuhan luas area produksi yang tersebut, yaitu :

dibutuhkan. Dengan kata lain, perancangan 1. Kondisi bangunan atau gedung lantai

ulang tata letak fasilitas dapat dilakukan pada produksi hanya memiliki satu pintu untuk

lantai produksi perusahaan tanpa harus akses keluar dan masuk, sehingga perlu

melakukan penambahan luas area yang mempertimbangkan pola aliran bahan yang

tersedia. akan digunakan dalam perancangan tata


letak fasilitas. Pola aliran yang sesuai

Langkah 5. Diagram Hubungan Ruang dengan kondisi seperti ini adalah pola U-

Pembentukan diagram hubungan ruang atau shape.

Area Alocation Diagram (AAD) dilakukan 2. Area pengecatan tidak dapat dipindahkan

dengan menggambar ulang susunan fasilitas karena area tersebut membutuhkan desain

atau mesin pada diagram hubungan aktivitas khusus untuk pengecatan, sehingga area

(ARD). Fasilitas atau mesin yang digambar pengecatan yang sudah ada akan tetap

pada diagram ini masih berbentuk blok dijadikan area pengecatan untuk modifikasi

diagram, tetapi ukurannya sudah disesuaikan tata letak yang akan dilakukan ke

dengan ukuran yang sebenarnya dari hasil depannya.

perhitungan luas area tiap fasilitas atau mesin.

35
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

2,4 1,7 4

2,5
Pengelasan

1 Penyimpanan Produk

6,1
Penyimpanan
Bahan Baku
0,75
Jadi

7,8
2,1

M. Bor
0,6
M. Bubut

3,3 Rak
M. Bubut
0,6

M. Bubut

Rak
3
M. Bubut Meja
1,2
0,6

M. Bubut Rakit

M. Gergaji
1,2

M. Bubut
0,6 1,2
M. Bubut

1,2
1,8 Meja

2,4
3
Rakit
Bahan Baku

Rak
M. Laser

M. Milling
2,4

3,7
1,8 Rak
1,2 Mesin
1,8
0,6

M. Bending Bending

0,6
2,4 M. Drat
Area Pengecatan
10
5,6

M. Laser

1,2
Noching

Cutting
NC
4

2,4
Bahan Baku
NC Cutting
Noching

0,6
Power
1,2

press

Power 2,4
press

1,2
2,5

Gerinda
mesin power press
Tempat cetakan

2,8

2,4
0,6

M. Sekrap

M. Sekrap

M. Sekrap

Gambar 4.
Area Alocation Diagram

36
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas pada PT. STU
dengan Kriteria Minimasi Biaya

Dalam menentukan luas gang antar mesin, Area Alocation Diagram (AAD) beserta total
perlu mempertimbangkan ukuran dari alat jarak yang ditempuh.
pemindah bahan yang digunakan. Alat
pemindahan bahan yang digunakan antara Langkah 8. Evaluasi Alternatif
lain handstacker, handpallet, dan troli. Evaluasi alternatif dari segi total jarak tempuh
Tujuannya adalah agar alat tersebut dapat dan OMH.Hasil evaluasi perhitungan total
bergerak secara leluasa. jarak tempuh yang terjadi dan OMH dari ketiga
alternatif tata letak fasilitas dapat dilihat pada
Langkah 7. Perancangan Alternatif Tata Letak Tabel 4.
Pada tahap ini dilakukan perancangan
alternatif tata letak dengan membuat alternatif

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Evaluasi


No Kriteria Tata Letak Awal Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
1 Total Jarak Tempuh yang Terjadi 125.414,80 meter 76585,6 meter 78832,4 meter 71429,2 meter
2 OMH Rp104.851.262 Rp77.886.468 Rp74.140.065 Rp72.378.568
3 Back Tracking 2 (80,6 meter) 2(17,3 meter) 2(21,7 meter) 2(16,6 meter)
4 Cross Movement 17 4 6 7

Langkah 9. Alternatif Tata Letak Terbaik Biaya selama 2 hari = Rp 1.500.000 x 2 = Rp


Berdasarkan hasil evaluasi alternatif, maka 3.000.000
alternatif tata letak fasilitas terbaik adalah
alternatif 3. Hal tersebut diputuskan karena b. Biaya perubahan panel listrik (3 titik)
alternatif 3 memiliki total jarak tempuh dan Biaya pemasangan panel listrik = Rp 235.000 /
OMH yang paling rendah, yaitu 71.429,2 titik
meter dan Rp 72.378.568. Gambar 4 adalah Biaya panel 3 titik = Rp 235.000 x 3 = Rp
tata letak alternatif 3 yang terpilih. 705.000

Langkah 10. Perhitungan Feasibility Study c. Biaya pembuatan pondasi untuk mesin
Perhitungan biaya perubahan tata letak usulan Biaya pembuatan pondasi untuk mesin = Rp
meliputi : 500.000
a. Biaya sewa forklift dan operator (2 hari) Total biaya perubahan tata letak usulan
Biaya sewa forklift dan operator = Rp
1.500.000 / hari

37
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

= Biaya sewa forklift dan operator + Biaya Jadi berdasarkan penjumlahan antara biaya
perubahan panel listrik + Biaya pembuatan instalasi tata letak fasilitas baru dan biaya
pondasi untuk mesin + OMH tata letak usulan OMH tata letak fasilitas usulan memiliki biaya
= Rp 3.000.000 + Rp 705.000 + Rp 500.000 + yang lebih kecil dibanding biaya OMH tata
Rp 72.378.568 letak fasilitas perusahaan saat ini, artinya
= Rp 76.583.568 proses perancangan tata letak baru dapat
dilakukan atau layak diimplementasikan.

3,2

2,7
5,2 4,2
Kantor Penyimpanan
Geram dan
Pengelasan Galon
M. Bubut

M. Bubut

Penyimpanan
Bahan Baku
M. Bubut M. Bubut

M. Gergaji
Penyimpanan
Produk Jadi
M. Bubut M. Bubut

M. Bubut
M. Bending

Rak

17,12
Rak
Meja
Bending
Mesin

Rakit

M. Sekrap
23,2

Meja
M. Bor
M. Drat

Rakit

Rak
M. Sekrap

M. Sekrap Rak
Bahan Baku
M. Laser

M. Milling
Power
press

Power
press
mesin power press
Tempat cetakan

M. Laser
Area Pengecatan

10,4
Noching

Gudang
2,78

Sparepart
TPS
Noching

7,5
Toilet
Cutting
NC

Gerinda
Bahan Baku
NC Cutting

13,5
14

Toilet

21
Gambar 4.9 AAD Alternatif Tata Letak 3

Gambar 5.
Tata Letak Alternatif 3 yang Terpilih

38
Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas pada PT. STU
dengan Kriteria Minimasi Biaya

V. KESIMPULAN Mechanics, vol 16, no. 1, pp. 63-74, 2017


Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka [3] Apple, J. M. Tata Letak Pabrik dan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pemindahan Bahan. Edisi ketiga. Bandung:
1. Hasil analisis diagram alir terhadap tata
Institut Teknologi Bandung, 1990.
letak fasilitas usulan menunjukkan bahwa
[4] Tompkins, J. A. Facilities Planning, Third
kegiatan arus bolak balik (back tracking)
Edition. New Jersey: John Wiley and Sons
jaraknya berkurang, dan gerakan
Inc., 2003.
menyilang (cross movement) pun
berkurang menjadi 7 gerakan. [5] Risma A, S, Dian, H,. Usulan Perbaikan

2. Total jarak tempuh pada tata letak fasilitas Metode Kerja Berdasarkan Micromotion

usulan adalah sebesar 71.429,2 meter, Study Dan Penerapan Metode 5S Untuk

total jarak tempuh pada tata letak fasilitas Meningkatkan Produktifitas. Jurnal

usulan 44,39% lebih kecil dibandingkan Teknologi, Institut & Teknologi AKPRIND

tata letak fasilitas awal, yaitu sebesar Yogyakarta, Volume. 1 No., pp. 191–203,

128.458,34 meter. Sedangkan OMH pada 2008.

tata letak fasilitas usulan sebesar Rp [6] Wignjosoebroto, S. Tata Letak Pabrik dan
72.378.568. dengan persentase 32,45% Pemindahan Bahan. Surabaya: Penerbit
lebih kecil dibandingkan tata letak fasilitas Guna Widya, 2009.
awal yaitu sebesar Rp 107.160.605. [7] Matusek, M. Layout Planning: A Case
3. Waktu kerja operator dan alat material Study on Engineering-to-Order Company.
handling lebih ringkas. Jeseník, Czech Republic: Carpathian
Logistics Congress. 2012.
DAFTAR PUSTAKA [8] Muther, R. Practical Plant Layout. New
[1] Handoko, A. “Perancangan Tata Letak York: Mc Graw-Hill Book Company, 1956.
Fasilitas Produksi Pada UD AHENG Sugar [9] Barnwal, S., Dharmadhikari. P.
Donut's di Tarakan”. Calyptra Jurnal Ilmiah “Optimization of Plant Layout Using SLP
Mahasiswa Universitas Surabaya, vol 2, Method”. International Journal of Innovative
no. 2, pp. 1-21, 2013. Research in Science, Engineering and
[2] Kovács, G, Kot, S. “Facility Layout Technology, vol. 5, issue 3, pp. 3008-3015,
Redesign for Efficiency Improvement and 2016.
Cost Reduction”. Journal of Applied [10] Ojaghia, Y., K. Alireza, Yusofa, N.M.,
Mathematics and Computational
Renania, N.G., Hassana, S. A. H. S.

39
Infomatek Volume 21 Nomor 1 Juni 2019 : 27 - 40

“Production Layout Optimization for Small vol. 16, no. 01, pp. 82-95, 2018.
and Medium Scale Food Industry”.
Procedia CIRP, vol. 26, pp 247 – 251,
2015.

[11] Rosyidi, M.R. “Analisa Tata Letak Fasilias


Produksi dengan Metode ARC, ARD, dan
AAD di PT XYZ”. Jurnal Teknik WAKTU,

40

Anda mungkin juga menyukai