Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL

4.1 Karakteristik Sampel Penelitian


Sampel yang digunakan adalah penderita hipertensi rawat di Desa Sukawati, Gianyar yang
berjumlah 80 sampel diambil dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Karakteristik
sampel bisa dilihat pada Tabel 2 yang telah dicantumkan.

Tabel 2. Karakteristik Sampel Penelitian (n=80)


Karakteristik f (%)
Jenis Kelamin
Laki 53 (66,3)
Perempuan 27 (33,7)
Usia (Tahun)
<40 9 (11,3)
40-60 47 (58,8)
>60 24 (30,0)
Pendidikan Terakhir
Rendah 69 (86,3)
Tinggi 11 (13,7)
Pekerjaan
Buruh Bangunan 30 (37,5)
Petani 26 (32,5)
Pedagang 16 (20,0)
PNS 8 (10,0)
Jenis Obat
Amlodipin 59 (73,8)
Captopril 21 (26,2)

Menurut tabel 2, laki-laki lebih banyak yang berjumlah 53 orang (66,3%) dibandingkan
perempuan yang berjumlah 27 orang (33,7%). Dilihat usia sampel, usia terbanyak pada usia
40-60 tahun berjumlah 47 orang (58,8%), diikuti usia >70 tahun 24 orang (30%) dan usia <40
tahun berjumlah 9 orang (11,3%). Tingkat pendidikan pada sampel penelitian ini terbanyak
pada kategori rendah berjumlah 69 orang (86,3%) dan tinggi berjumlah 11 orang (13,7%).
Pekerjaan pada sampel penelitian tersebut yang paling banyak terdapat pada pekerjaan kategori
buruh bangunan berjumlah 30 orang (37,5%), petani berjumlah 26 orang (32,5%), kemudian
pedagang berjumlah 16 orang (20%) serta PNS berjumlah 8 orang (10%). Pada jenis obat,
amplodipin merupakan obat yang paling banyak digunakan berjumlah 59 orang (73,8%), lalu
diikuti captopril berjumlah 21 orang (26,2%).

4.2 Distribusi Sampel Menurut Tingkat Kepatuhan


Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan melakukan pengobatan pada penderita hipertensi di
Desa Sukawati – Gianyar dalam menjalani pengobatan dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Distribusi Sampel Menurut Tingkat Kepatuhan


Tingkat Kepatuhan f (%)
Patuh 30 (37,5)
Tidak Patuh 50 (62,5)

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa distribusi frekuensi tingkat kepatuhan


pengobatan pada penderita hipertensi paling banyak pada kategori tidak patuh berjumlah 50
orang (62,5%) dan patuh berjumlah 30 orang (37,5%).

4.3 Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi


Distribusi frekuensi sampel menurut tingkat pengetahuan tentang hipertensi dapat dilihat pada
tabel 4 yang telah dicantumkan.

Tabel 4. Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi


Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi f (%)
Tinggi 27 (33,8)
Rendah 53 (66,2)

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 53 orang (66,2%) memiliki tingkat pengetahuan


yang rendah dan 27 orang (33,8%) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.
4.4 Distribusi Sampel Menurut Dukungan Tenaga Kesehatan
Distribusi frekuensi sampel menurut dukungan tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel 5
sebagai berikut.

Tabel 5. Distribusi Sampel Menurut Dukungan Tenaga Kesehatan


Dukungan Tenaga Kesehatan f (%)
Tinggi 59 (73,8)
Rendah 21 (26,2)

Berdasarkan tabel 5, bahwa dukungan tenaga kesehatan terhadap kepatuhan


pengobatan pada penderita hipertensi paling banyak pada kategori tinggi berjumlah 59 orang
(73,8%) dan kategori rendah berjumlah 21 orang (26,2%).

4.5 Distribusi Sampel Menurut Motivasi Berobat


Distribusi frekuensi sampel menurut motivasi berobat dapat dilihat pada tabel 6 yang telah
dicantumkan.

Tabel 6. Distribusi Sampel Menurut Motivasi Berobat


Motivasi Berobat f (%)
Tinggi 51 (63,8)
Rendah 29 (36,2)

Tabel 6 menunjukkan, sebanyak 51 orang (63,8%) memiliki motivasi berobat yang


tinggi dan sebanyak 29 orang (36,2%) memiliki motivasi berobat yang rendah. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Hanum, 2019 di Puskesmas Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki motivasi tinggi yaitu sebanyak 64,3%. Motivasi
merupakan suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang akan melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
“dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang. Oleh
karena itu, motivasi paling kuat ada dalam diri individu sendiri. Motivasi individu ingin tetap
mempertahankan kesehatannya sangat berpengaruh tehadap faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku penderita dalam kontrol penyakitnya.
Hanum, S., Puetri, N. R., Marlinda, M., & Yasir, Y. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan,
Motivasi, dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi
di Puskesmas Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated
Health Journal), 10(1), 30-35.

Niven N. Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat & Profesional Kesehatan Lain / Neil
Niven; Alih Bahasa Agung Walu. Jakarta: SGC; 2012.

4.6 Distribusi Sampel Menurut Dukungan Keluarga


Distribusi frekuensi sampel menurut dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 7 sebagai
berikut.

Tabel 7. Distribusi Sampel Menurut Dukungan Keluarga


Dukungan Keluarga f (%)
Tinggi 53 (66,3)
Rendah 27 (33,7)

Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa 53 orang (66,3%) memiliki tingkat dukungan


keluarga yang tinggi untuk berobat dan 27 orang (33,7%) memiliki tingkat dukungan keuarga
yang rendah untuk berobat. Hasil penelitian ini sejalanan dengan penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Ranomuut Kota Manado tahun 2017 didapati bahwa sebagian besar responden
memiliki dukungan keluarga yang tingi sebanyak 38 responden (55,9%). Dukungan sosial
keluarga yang diberikan kepada penderita hipertensi dapat berupa dukungan emosional seperti
mengingatkan penderita untuk mengkonsumsi obat dengan teratur, memberikan perhatian,
kasih sayang serta kepedulian terhadap penderita hipertensi. Dukungan instrumental seperti
dengan memberikan pertolongan langsung kepada penderita hipertensi dengan cara
menyediakan transportasi ketika penderita ingin berobat dan menyediakan biaya pengobatan.
Dukungan informasi juga dibutuhkan oleh penderita hipertensi seperti dengan memberikan
informasi mengenai kesehatan, pengobatan hipertensi, memberikan saran, nasihat serta
petunjuk yang mengenai pengobatan hipertensi. Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh
penderita hipertensi, karena seseorang yang sedang sakit membutuhkan perhatian dari
keluarga.
Bisnu, M. I. K. H., Kepel, B., & Mulyadi, N. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Derajat Hipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. JURNAL
KEPERAWATAN, 5(1).
Sarafino. E.P & Smith. T.W. (1990). Health Pshycholology Biopsychosocial Interactions 7th
Edition.

Anda mungkin juga menyukai