1 PDF
1 PDF
Oleh :
Geta Okta Prayogi, S.Ked
Grecia Inggris Gultom, S.Ked
Luh Dina Yulita, S.Ked
Popi Zeniusa, S.Ked
Pembimbing :
Dr. dr. Aila Karyus, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
2
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH DIAGNOSIS KOMUNITAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa
Wilayah Kerja Puskesmas Gedong Tataan ” Adalah Salah Satu Tugas Dalam
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Aila Karyus,
membimbing hingga makalah ini dapat diselesaikan. Rasa terima kasih juga penulis
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer
(Kearney et al, 2005). Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat
hipertensi meningkat sebanyak 17,1% (Go et al, 2014) dengan angka kematian
akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya (WHO, 2013).
dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat (James
dkk., 2014). Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77% pasien stroke, dan 74%
pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita
penyakit stroke pada tahun 2008 (WHO, 2013). Selain itu, hipertensi juga
menelan biaya yang tidak sedikit dengan biaya langsung dan tidak langsung
7
yang dihabiskan pada tahun 2010 sebesar $46,4 milyar (Go et al., 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar
kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi
kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia
Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu,
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang
pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus,
tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang
tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak
Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan
komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan
Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi dan komplikasi yang dapat terjadi
jika hipertensi tidak ditangani dengan tepat, maka penggunaan obat yang
rasional pada pasien hipertensi merupakan salah satu elemen penting dalam
penyakit, hingga kematian. Selain itu biaya yang dikeluarkan menjadi sangat
masalah yang didapat adalah mengapa angka kesakitan hipertensi cukup tinggi
Tataan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
persisten. Peningkatan tekanan darah sistolik pada umumnya >140 mmHg atau
punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama 5 menit sampai 30 menit
setelah merokok atau minum kopi (Wade et al). Hipertensi yang tidak diketahui
and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi tekanan darah
2.2 Etiologi
hidup yang tidak sehat (Weber et al, 2014) serta konsumsi alkohol dan
and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh
1. Jika tekanan darah sistol dan distol pasien berada pada kategori
tambahan.
kardiovaskuler total.
(ISHIB)
1. Jika tekanan darah sistol dan diastole pasien termasuk ke dalam dua
2. Diagnosa hipertensi pada dasarnya adalah rata-rata dari dua kali atau
kejadian kardiovaskuler.
Hipertensi Indonesia
WHO.
maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan
Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung
hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II
Mengentalkan
↑ Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler
Diencerkan dengan ↑
Volume darah volume ekstraseluler
↑
↑ Tekanan
↑ Volume
darah
darah
↑ Tekanan darah
Gambar 2
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
tekanan darah yang harus dicapai adalah < 140/90 mmHg dan target
tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal kronik dan diabetes adalah
kronik, penyakit arteri kronik atau ekuivalen penyakit arteri kronik, dan
harus dicapai adalah 130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal
kronik dan diabetes, dan < 125/75 mmHg untuk pasien dengan > 1 g
Gambar 3
Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 7 (Armilawaty et al, 2007)
24
pada tekanan darah akan lebih terlihat pada orang dengan hipertensi,
cukup untuk menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang
asupan kalium, mengurangi konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat
hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari
Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan,
lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per
mengendalikan stress.
sebanyak 9,2 kg. Berolah raga teratur selama 30 menit seperti berjalan,
pada orang yang mengkonsumsi tiga atau lebih minuman per hari
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah:
mengandunggaram natrium.
tape.
tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi. Jika terapi dimulai
dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan
pasien adalah:
29
1. CCB dan BB
2. CCB dan ACEI atau ARB
3. CCB dan diuretika
4. AB dan BB
5. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat.
2.6 Komplikasi
sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
kematian yang sering terjadi adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai
stroke dan gagal ginjal. Dengan pendekatan sistem organ dapat diketahui
1999).
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata,
ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard.
komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi
tingginya tekanan darah tetapi juga telah atau belum adanya kerusakan organ
target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes melitus.
21
Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih dari
dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg
2005).
33
BAB III
METODE
kenyataan bukanlah seperti apa yang tampak, tetapi kenyataan ada di masing-
Gedong Tataan.
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
orang dipilih sesuai dengan kasus Hipertensi terbanyak di Desa Sukadadi yang
1. Terdiagnosia Hipertensi;
mendalam, alat perekam, kamera dan catatan lapangan (field note). Panduan
maka peneliti akan membuat catatan lapangan (field note). Catatan lapangan
(field note) secara garis besar berisi bagian deskriptif dan bagian reflektif.
aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau balum ditanyakan. Adanya
teratur ?
hipertensi?
7. Program hipertensi apa saja yang ada di Puskesmas Rawat Inap Gedong
Tataan?
3.7 Prosedur
melakukan wawancara.
bentuk tertulis.
alat perekam sebagai alat bantu, agar data yang diperoleh dapat lebih
dianalisa.
mungkin.
lainnya dan bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap paling
penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu,
memecahkannya.
41
penyebab masalah.
42
BAB IV
GAMBARAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDONG TATAAN
Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan terletak di Jalan Raya Ganjaran nomor
kerja 9,176 Ha yang terbagi dalam sebelas desa binaan yaitu desa Sukaraja,
Batas wilayah Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah sebagai berikut:
Desa terjauh dari Puskesmas Rawat Inap Gedong Tatan adalah Desa Cipadang
dengan jarak tempuh ± 17,6 km, sedangkan desa terdekat adalah Desa Sukaraja
43
Visi Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah “Bersama Kami Sehat”.
Misi untuk mewujudkan visi Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan adalah:
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan pada
tahun 2017 diketahui jumlah penduduk pria 25.897 jiwa (50,92%) dan
penduduk wanita 24.996 jiwa (49,08%), dengan pembagian dapat dilihat pada
tabel berikut.
15,7%, pegawai 5% dan pedagang 2,3%. Penduduk dengan agama Islam 92%,
Katolik 2,8%, Kristen Protestan 2,7%, Budha 1,5% dan Hindu 1%.
45
Tataan adalah:
c. Desa Siaga
b. Pelacakan Kasus
2. Kusta
4. Malaria
5. Flu Burung
7. Diare
48
(KB)
d. Penyuluhan KB.
d. Penyuluhan Gizi
b. Pertolongan Persalinan.
d. Pelayanan Neonatus.
1. Program Pengobatan
1. Usia lanjut
3. Kesehatan Jiwa
4. Kesehatan Gigi
1. Apotek.
2. Pelayanan Laboratorium.
50