Anda di halaman 1dari 16

PEMILIHAN PROSES DAN MATERIAL UNTUK BUSI

MATA KULIAH : SISTEM MANUFAKTUR (501PPM2T)


STUDI KASUS

Busi

Penyusun : Ahmad Zulkarnaen ( 217003 )


Spesialisasi : Perawatan Mekanik
Tanggal : 20 Oktober 2019
Dosen : Ir. Duddy Arisandi, S.T., M.T.
Topik :
1. Pembuatan Ulir Pada Busi
2. Kesimpulan Pemilihan Material

Program Studi Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin

Akademi Teknik Soroako

Semester Ganjil TA 2019/2020


Daftar Isi
1. Pendahuluan .................................................................................................................................. 4
1.1 Tentang busi .......................................................................................................................... 4
1.2 Ulir.......................................................................................................................................... 6
1.3 Standar Ulir ........................................................................................................................... 7
2. Kesimpulan .................................................................................................................................... 9
2.1. Material yang Dipilih Untuk Membuat (Produk) .............................................................. 9
2.2 Desain Produk tentang Pemilihan Bahan .............................................................................. 11
3.1 Tabel Sifat Bahan ........................................................................................................................ 11
3.2 Tabel Struktur Mikro .................................................................................................................. 12
3.3 Tabel Unsur Komposisi dan Fungsi ............................................................................................ 13
3.4 Tabel Pengaruh Unsur Paduan .................................................................................................. 13
3. Proses Pembuatan Ulir ............................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16
1. Pendahuluan
1.1Tentang busi

Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran
dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang untuk membakar bensin yang telah
dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat
elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan
ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk
busi diberikan secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert Bosch. Karl
Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai perancang busi.

Ahmad Zulkarnaen_217003

https://slideplayer.info/slide/2732355/?sa=X&ved=2ahUKEwiv2cOgro_IAhXH7XMBHcgJCpYQ9QEwA3oECAoQCg

Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang memerlukan busi
untuk memercikkan campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang
tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan sendirinya
(jadi tidak memerlukan busi).

Cara kerja Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil
pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara
elektrode di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena
bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur
gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan
dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat
insulator, berubah menjadi konduktor. Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan
mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat
tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah
percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini.
1.2 Ulir
Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam.

Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segitiga samakaki .

Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir disebut jarak bagi (P) lihat gambar.

Keterangan gambar:

D = diameter terbesar ulir luar (ulir baut)

Ahmad Zulkarnaen_217003
atau diemeter terbesar dari ulir dalam

(ulir Mur)

Dc = diameter paling kecil dari ulir luar

(ulir baut) atau diameter terkecil dari ulir

dalam (ulir mur).

Dp= diameter rata-rata dari ulir luar dan ulir

dalam

1 = sudut ulir

2 = Puncak ulir

3 = jarak puncak ulir (jarak bagi) (P)

4 = Kedalaman ulir atau tingggi ulir (H)


1.3 Standar Ulir
Dalam perdagangan ulir sudah distandarisasikan & bentuk ulirnya dapat bermacam macamnya:
1. Standard British Witworth
2. British Association
3. American National Standar
4. Unified Standar
5. Square thread ( Ulir sekrup bujur sangkar)
6. Acme Thread
7. Ulir sekrup bulat( Knuckle thread )
8. Ulir sekrup trapesium( Buttress thread )
9. Ulir sekrup metris( Metric thread )

1.3.1 Macam ulir ditinjau dari Negara asal /Pembuatnya


1. Ulir sekrup Withworth ( W ), satuan inchi, karena berasal dari Inggris, miss : W1/2”
x 5”.
Artinya : Ulir sekrup With worth dengan DL = ½” dan L = 5”.
Mata Ulir berbentuk segitiga.
Aplikasi : untuk menahan vibrasi, automobil

Ahmad Zulkarnaen_217003

memiliki puncak datar


2. Ulir sekrup yang berasal dari Amerika yang disebut “Sellers” ( s ). UNC , NF.
Contoh : 5/8 – 18 UNC
Artinya : dl = 5/8” . L=18”.
Standar nasional Amerika dimana
memiliki puncak datar

Ahmad Zulkarnaen_217003
3. Ulir sekrup yang berasal dari German yang disebut “ Metrik”(M).
Misal : M20 x 50.
Artinya : dl = 20 mm,
L = 50 mm
2. Kesimpulan
2.1. Material yang Dipilih Untuk Membuat (Produk)

1. Baja Karbon

Ahmad Zulkarnaen_217003
Bahan adalah material yang terdiri dari logam (ferrous dan non ferrous) dan logam (keramik,
polymer, dan komposit), bahan ini mempunyai kegunaanya masing-masing. Bila ditinjau abad ke-19
bahan masih digunakan secara tradisional misalnya kayu, kulit, besi cor, besi tempa, kuningan dan
perunggu dan lain-lainnya. Proses pembentukannya-pun masih sederhana dan untuk itu untuk
perancangan dilakukan berdasarkan coba-coba dan tidak berpengalaman, maka dalam pelaksanaanya
selalu mengalami kegagalan. Kegagalan dianggap suatu pekerjaan menimbulkan resiko. Tapi
bagaimanapun kita ambil hikmahnya agar dapat untuk perbaikan desain berikutnya. Hal lain dengan
peraturan lengkap dan produksi massal secara modern masih merupakan idaman masa depan.

2. Sifat – sifat Baja Karbon

Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua yang
berpengaruh pada sifat-sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh menurut
persentasenya.

Baja karbon memiliki kandungan antara karbon antara 0,6 – 1,7 % karbon memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Kuat sekali.
2) Sangat keras dan getas/rapuh.

3) Sulit dibentuk mesin.

4) Mengandung unsur sulfur ( S ) dan posfor ( P ).

5) Mengakibatkan kurangnya sifat liat.

6) Dapat dilakukan proses heat treatment dengan baik.

Ahmad Zulkarnaen_217003

Diagram Fasa Fe-C


2.2 Desain Produk tentang Pemilihan Bahan

3.1 Tabel Sifat Bahan

Ahmad Zulkarnaen_217003
Sifat Bahan

No Bahan Mekanis Fisis Kimia Teknik

1 Baja Kekuatan baik


Karbon Mampu
Konduktifitas Tahan panas
Getas tempa
G 10060

Tabel Parameter Letic

No Bahan Parameter Letic

1 Baja Karbon α Ferrit , atau α besi, memiliki struktur kristal BCC untuk temperatur ruang

austenite, atau γ baja, pada 912 °C(1674 °F), memiliki sturuktur kristal FCC

δ ferrite, dimana titik lebur di 1538 °C (2800°F),memiliki struktur kristal


BCC

cementite (Fe3C), hanya dari 6.70 wt% C; pada konsentrasi campuran besi
karbida pada kondisi tersebut
3.2 Tabel Struktur Mikro

Ahmad Zulkarnaen_217003
No Bahan Struktur Mikro

1 Baja Karbon

Struktur Mikro Karbon seluruh Ferritnya ‫ ׀‬Stuktur Mikro Karbon


3.3 Tabel Unsur Komposisi dan Fungsi
No Bahan Unsur Komposisi ( Fungsi
%)

1 Baja C 0.08 Menaikan pada kekuatan tarik ( tensile strength ),


Karbon menaikan keuletan (ductility) dan
G10060
sifat mampu las (weldability) akan menurun dengan

Ahmad Zulkarnaen_217003
naiknya kandungan karbon

Mn 0.45 Sebagai deoksidasi dari baja dan dapat mengikat sulfur


dengan

membentuk senyawa MnS yang titik cairnya lebih


tinggi dari titik cair baja

P 0.04 Menaikan kekuatan dan kekerasan

Si 0.08 Sebagai deoksidasi , menaikan hardenability jika


dalam

jumlah banyak dapat menurunkan keuletan

3.4 Tabel Pengaruh Unsur Paduan


No Bahan Unsur Pengaruh Unsur Paduan

Solid Silibility Pembentukan Pembentukan Carbide Carbide


Ferrit Austenit Temperatur
Tempering

1 Baja Karbon Cr 20% & Tidak Kekerasan Meningkatkan Terbaik Sedikit melawan
0.5% terbatas sedikit kekerasan dari Mn , kehalusan
kurang dari
W

Co Tidak 75% Kekerasan Mengurangi Mirip besi Kekerasan


terbatas kekerasan

Mn Tidak 3% Sangat kuat Meningkatkan Kurang dari Sangat kecil


terbatas kekerasan Cr

Mo 8% & 38% Memberikan Meningkatkan Kekuatan Pengerasan


0.3%C usia pengerasan kekerasan terbaik sekunder
Mo-Fe daripada Cr

W 11% & 33% Memberikan Mengurangi Kuat Pengerasan


Ahmad Zulkarnaen_217003

0.25%C usia pengerasan kekerasan per sekunder


Ni-Fe % menaikan

Va 1% & Tidak Kekerasan Sangat Kuat Sangat Maksimal untuk


0.2% terbatas sedikit oleh SS meningkatkan Kuat pengerasan
kekerasan
3. Proses Pembuatan Ulir

Proses pembuatan ulir pada busi dengan


mesin thread rolling

Proses pembuatan drat pada


thread

Thread yang setengah jadi


tersebut di buat dratnya
agar bisa masuk pada
lubang busi pada mesin
DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, Y. (2014). mechanical fastener hal 7, 8, 10, 17 - 20.

Tajudin, b. (n.d.). pemilihan bahan dan proses pembuatan busi, O5-16.

Anda mungkin juga menyukai