V
V
Busi
Busi (dari bahasa Belanda bougie) adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran
dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang untuk membakar bensin yang telah
dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat
elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan
ground pada bagian bawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk
busi diberikan secara terpisah kepada Nikola Tesla, Richard Simms, dan Robert Bosch. Karl
Benz juga merupakan salah satu yang dianggap sebagai perancang busi.
Ahmad Zulkarnaen_217003
https://slideplayer.info/slide/2732355/?sa=X&ved=2ahUKEwiv2cOgro_IAhXH7XMBHcgJCpYQ9QEwA3oECAoQCg
Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang memerlukan busi
untuk memercikkan campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang
tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan sendirinya
(jadi tidak memerlukan busi).
Cara kerja Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil
pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara
elektrode di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena
bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur
gas di antara kedua elektrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan
dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat
insulator, berubah menjadi konduktor. Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan
mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat
tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah
percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini.
1.2 Ulir
Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam.
Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk segitiga samakaki .
Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir disebut jarak bagi (P) lihat gambar.
Keterangan gambar:
Ahmad Zulkarnaen_217003
atau diemeter terbesar dari ulir dalam
(ulir Mur)
dalam
1 = sudut ulir
2 = Puncak ulir
Ahmad Zulkarnaen_217003
Ahmad Zulkarnaen_217003
3. Ulir sekrup yang berasal dari German yang disebut “ Metrik”(M).
Misal : M20 x 50.
Artinya : dl = 20 mm,
L = 50 mm
2. Kesimpulan
2.1. Material yang Dipilih Untuk Membuat (Produk)
1. Baja Karbon
Ahmad Zulkarnaen_217003
Bahan adalah material yang terdiri dari logam (ferrous dan non ferrous) dan logam (keramik,
polymer, dan komposit), bahan ini mempunyai kegunaanya masing-masing. Bila ditinjau abad ke-19
bahan masih digunakan secara tradisional misalnya kayu, kulit, besi cor, besi tempa, kuningan dan
perunggu dan lain-lainnya. Proses pembentukannya-pun masih sederhana dan untuk itu untuk
perancangan dilakukan berdasarkan coba-coba dan tidak berpengalaman, maka dalam pelaksanaanya
selalu mengalami kegagalan. Kegagalan dianggap suatu pekerjaan menimbulkan resiko. Tapi
bagaimanapun kita ambil hikmahnya agar dapat untuk perbaikan desain berikutnya. Hal lain dengan
peraturan lengkap dan produksi massal secara modern masih merupakan idaman masa depan.
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua yang
berpengaruh pada sifat-sifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh menurut
persentasenya.
Baja karbon memiliki kandungan antara karbon antara 0,6 – 1,7 % karbon memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Kuat sekali.
2) Sangat keras dan getas/rapuh.
Ahmad Zulkarnaen_217003
Ahmad Zulkarnaen_217003
Sifat Bahan
1 Baja Karbon α Ferrit , atau α besi, memiliki struktur kristal BCC untuk temperatur ruang
austenite, atau γ baja, pada 912 °C(1674 °F), memiliki sturuktur kristal FCC
cementite (Fe3C), hanya dari 6.70 wt% C; pada konsentrasi campuran besi
karbida pada kondisi tersebut
3.2 Tabel Struktur Mikro
Ahmad Zulkarnaen_217003
No Bahan Struktur Mikro
1 Baja Karbon
Ahmad Zulkarnaen_217003
naiknya kandungan karbon
1 Baja Karbon Cr 20% & Tidak Kekerasan Meningkatkan Terbaik Sedikit melawan
0.5% terbatas sedikit kekerasan dari Mn , kehalusan
kurang dari
W