To 3a Padi Mei 2018
To 3a Padi Mei 2018
1. C. Situational use
• Tatalaksana non-medikamentosa:
• Psikoterapi suportif
Jawaban Lainnya
• B. Haloperidol 3x5 mg PO antipsikotik generasi I,
efek samping EPS
• C. Olanzapin 3x50 mg PO antispikotik generasi II,
dosis terlalu tinggi
• D. Trihexyphenidyl 3x10 mg PO bukan antipsikotik,
digunakan untuk mengatasi efek samping
ekstrapiramidal dari penggunaan antipsikotik
• E. Alprazolam 1x1 mg PO anxiolitik
Jadi, tatalaksana yang tepat untuk
pasien adalah…
3.
A. Risperidone 2 x 2 mg PO
4. A. Clonidine 1x0,2 mg
4. A. Clonidine 1x0,2 mg
5. A. Narkolepsi
• Diagnosa?
Narkolepsi
• Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari
• Di luar serangan, pasien tidak merasa mengantuk
(bedakan dengan hipersomnia, dimana kantuk
dirasakan sepanjang hari)
• Bisa disertai katapleksi, paralisis tidur, dan
halusinasi hipnagogik
5. A. Narkolepsi
6. B. Nightmare disorder
• Ny. Aulia, 28 tahun
• Sering terbangun malam hari
• Muncul setiap kali bermimpi selingkuhan
suaminya hendak membunuhnya dengan
menusukkan pisau di dada kirinya
• Diagnosis?
Gangguan Tidur
PARASOMNIA
• Sleep terror: pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak mengingat ada
mimpi
• Somnambulisme: berjalan atau beraktivitas sambil tidur
BEDAKAN Narkolepsi dan hipersomnia:
Narkolepsi: Serangan kantuk mendadak yang bisa terjadi
berkali-kali dalam sehari. Namun, di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai katapleksi,
paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik
Hipersomnia: sering merasa mengantuk meskipun
kuantitas dan kualitas tidur di malam hari optimal.
Insomnia: tidak bisa/kekurangan tidur
Sumber: Buku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ - III
Gangguan tidur
• Nightmare disorder:
• Berulang, gambaran mimpi sangat jelas, biasanya
berhubungan dengan ancaman.
• Bangun dan sadar dengan cepat tanpa gejala otonom
• Tatalaksana :
• Medikamentosa: prazosin pilihan utama,
• Psikoterapi: nightmare-focused cognitive behavioral
therapy (image rehearsal therapy)
Jawaban Lainnya
A. Sleep terror pasien terbangun mendadak dari
tidur sambil berteriak ketakutan, tapi dia tidak
mengingat ada mimpi
C. Somnabulisme berjalan atau beraktivitas sambil
tidur
D. Gangguan cemas menyeluruh kecemasan
ambang, tidak jelas pencetusnya
E. Reaksi stress akut ada suatu event tramatic,
kejadian <2 minggu
Jadi, diagnosis yang tepat untuk
6. pasien adalah…
B. Nightmare disorder
7. E. IADL score
• Tn. Angelo, 68 tahun
• Luka sulit sembuh di kakinya sejak 4 bulan
(kemungkinan ulkus pedis DM)
• Cenderung menjauhi orang dan murung
• Pasien sering mengamuk
• Ada “sosok” menganggu (halusinasi visual)
E. IADL score
Instrumental activities of daily living
(biasa untuk skoring pasien geriatri)
8. B. Gangguan aversi seksual
• Diagnosis?
Gangguan Kepribadian
• Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka
berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap
orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang
aneh
9. B. Ciri Kepribadian
Ambang
10. A. Gangguan penyesuaian
• Gangguan bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau
episode depresif mayor tanpa episode manik.
• Siklotimia
Bentuk ringan dari gangguan bipolar. Terdapat
episode hipomania dan depresi yang ringan yang
tidak memenuhi kriteria episode depresif mayor.
11. C. Siklotimia
A. Menghambat reuptake
12.
serotonin di presinaps
• Ny. Elsa, 45 tahun
• Berdebar-debar dan berkeringat secara tiba-
tiba.
• Terkadang keluhan disertai dengan nyeri dada,
sesak nafas, seperti tersekik.
• Keluhan ini berulang bila pasien berjalan-jalan di
taman seorang diri
• Pasien takut keluar rumah sendirian.
Medscape
Jawaban Lainnya
• B. Menghambat aktivitas dopamine antipsikotik
• C. Menghambat reuptake serotonin dan
norepinefrin di presinaps antidepresan trisiklik,
bukan pilihan utama
• D. Menghambat pemecahan enzim
asetilkolinesterase di sinaps neostigmin
• E. Menghambat enzim GABA transaminase
gabapentin
Jadi, mekanisme obat untuk kondisi
pasien ini adalah…
12. A. Menghambat reuptake
serotonin di presinaps
13. B. Relaps jarang
• Tatalaksana?
tmedweb.tulane.edu
Etiologi Tata laksana
•Non-komplikata: E. coli • Sistitis: fluorokuinolon atau
•Komplikata: E. coli, cotrimoxazole PO selama 3
enterococci, pseudomonas hari (non-komp) atau 2
•Uretritis: C. trachomatis, N. minggu (komplikata)
gonorrhoeae • Uretritis: ceftriaxon 125 mg
IM 1x (untuk Neisseria) +
Penunjang doxycycline 2x100 mg PO
•Urinalisis: pyuria, atau azithromycin 1 g PO 1x
bakteriuria (untuk Chlamydia)
•Urinalisis penting pada • Prostatitis: fluorokuinolon
wanita hamil untuk mencari atau cotrimoxazole PO 2-4
bakteriuria asimptomatik minggu
• Pielonefritis: ceftriaxone IV
selama 14 hari
Tatalaksana Pielonefritis
• Ambulatory younger women who present with signs
and symptoms of uncomplicated acute pyelonephritis
may be candidates for outpatient therapy. They must
be otherwise healthy and must not be pregnant. In
addition, they must be treated initially in the
emergency department (ED) with vigorous oral or IV
fluids, antipyretic pain medication, and a dose of
parenteral antibiotics.
• Admission is usually appropriate for patients who are
severely ill, pregnant, or elderly or who have
comorbid disorders that increase the complexity of
management or the complication rate (eg, diabetes
mellitus, chronic lung disease, congenital or acquired
Outpatient treatment
Inpatient Treatment
Jawaban Lainnya
• A. Ceftriaxone 2 gr IV selama 14 hari pasien bisa
rawat jalan, antibiotik IV diberikan single dose saja
di awal
• B. Levofloxacin 750 gr IV selama 5 hari untuk
pasien rawat inap
• C. Ciprofloxacin 2x500 mg PO selama 14 hari
durasi tidak tepat, hanya 7 hari saja
• D. Amoksisilin 3x500 mg PO selama 14
haripilihan utama pada ibu hamil
Jadi, tatalaksana yang tepat pada
kasus ini adalah…
14. E. Kotrimoksasol 2x960 mg
selama 14 hari
E. Ceftriaxone 250 gram IM
15.
single dose
• Tn. Sultan, 56 tahun
• Sering kencing pada malam hari disertai kencing
putus-putus
• Kencing harus mengedan
• Riwayat kencing nanah curiga infeksi GO
• PF: TTV febris, RT : prostat membesar dan
nyeri pada penekanan serta terdapat nyeri
pada perineal
• Urinalisis: bakteriuria dan piuria
• Diagnosa: prostatitis akut
• Tatalaksana?
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
16. C. Orchidektomi
17. C. Ruptur Ginjal Grade III
• Diagnosis?
Analisis Semen WHO 2010
Parameter Cut Off
Volume semen (ml) 1,5
Konsentrasi sperma (106/ml) 15
Jumlah sperma total (106/ejakulat) 39
Motilitas progresif (%) 32
Motilitas total (%) 40
Vitalitas (live sperms, %) 58
Morfologi normal (%) 4
pH ≥7,2
Leukosit (106/ml) <1
MAR/Immunobead test (%) <50
• Oligo/anuria
• Azotemia
• Mual dan
muntah
• Sesak Napas
• Edema
• Kelelahan
• Dehidrasi
• Pruritus
Drug Induced Nephrotoxicity
• 6 mekanisme :
1. mengubah hemodinamik intraglomerular
tacrolimus, ARB, ACE-I
2. toksik pada sel-sel tubulus : aminoglikosida,
amphotericin B, tenofovir, adefovir, cidofovir
3. inflamasi glomerulonefritis : NSAID, litium,
hidralazine, PTU
4. nefropati kristal : ampisilin, ciprofloxacin,
asiklovir, foscarnet
Aafp.org
5. rabdomiolisis : statin, cocaine , heroin
Uptodate.com
6. trombotik mikroangiopati : clopidogrel,
Jawaban Lainnya
• A. Nefropati HIV kronik, muncul dalam jangka
waktu pengobatan bertahun-tahun, protein
meningkat/banyak pada urin
• B. Nefritis interstitial alergi oleh karena
trimetophrim-sulphamethoxazole rash, fever,
eosinofilia, eosinofiluria
• D. Deposit kompleks imun pada GBM GNAPS
• E. Minimal change nephropathy sindroma
nefrotik
Jadi, etiologi gagal ginjal akut pasien
ini adalah…
C. Nefrotoksisitas
19.
tenofovir
20. A. Tumor Wilms
• Oligo/anuria
• Azotemia
• Mual dan
muntah
• Sesak Napas
• Edema
• Kelelahan
• Dehidrasi
• Pruritus
Jawaban Lainnya
• A. Gagal ginjal akut tahap risk UO < 0,5 ml/kgbb
selama 6 jam
• B. Gagal ginjal akut tahap injury UO < 0,5
ml/kgbb selama 12 jam
• D. Gagal ginjal akut tahap loss persisten selama
4 minggu
• E. Gagal ginjal kronis dengan gangguan ginjal akut
persisten 3 bulan
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
C. Gagal ginjal akut tahap
21.
failure
22. C. Biopsi
• Diagnosis: Ca prostat
• Pemeriksaan penunjang?
Gejala retensi urin
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)
Ca prostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)
Karsinoma prostat
• Karsinoma yang cukup sering dijumpai pada laki-
laki
• Gejala umum
• Retensi urin, tanda-tanda obstruksi mirip BPH
• Hematuria
• Sering disertai nyeri saat berkemih membedakan
dengan ca buli
• Nafsu makan dan berat badan turun
• RT prostat keras, berbenjol, bisa disertai nyeri
• Pemeriksaan lab PSA (prostate specific antigen),
normal = 4 ng/mL
• Measurement of serum Prostate Specific Antigen (PSA) level is
useful to detect early prostate cancer. PSA-screening may reduce
the mortality rate from prostate cancer, but this is associated with
a high rate of overdiagnosis and overtreatment.
• Transrectal Ultrasound (TRUS) has only moderate accuracy in the
detection of prostate carcinoma, but is very useful in the
estimation of prostate volume and thus calculation of PSA-
density.
• The role of Magnetic Resonance Imaging (MRI) in diagnosis and
staging of prostate carcinoma is rapidly increasing.
• The gold standard for diagnosis of prostate carcinoma is
histological assessment obtained by transrectal ultrasound-
guided systematic core needle biopsy.
• Computed Tomography (CT) and positron emission tomography
(PET) have no value in early prostate cancer detection and the
indications are limited to lymph node staging and detection of
distant metastases.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20524513
Jawaban Lainnya
• A. PSA hanya untuk pemeriksaan awal,
menentukan prognosis
• B. USG abdomen seharusnya usg transrectal
• D. BNO IVP bukan pilihan dalam pemeriksaan
prostat
• E. CT scan untuk melihat metastasis
Jadi, pemeriksaan penunjang pada
pasien ini adalah…
22. C. Biopsi
23. C. Stress incontinence
• Diagnosis?
Inkontinensia Urin (IU)
Definisi: Gangguan kontrol buang air kecil
• Stress: berkaitan dengan peningkatan tekanan
intraabdomen seperti tertawa, bersin, batuk, naik
tangga
• Urge: BAK involunter bersamaan dengan keinginan
kencing yang tidak bisa ditahan; disebabkan
overaktifitas otot detrusor yang menyebabkan
kontraksi buli yang tidak dapat ditahan (detrusor
overactivity).
• Mixed: kombinasi stress dan urge
• Overflow: keadaan dimana terjadi kegagalan
Faktor Resiko IU Tipe Stress
• Age > 40 th
• Ras
• BMI > 30
• Diabetes
• Merokok
• Paritas
• Riw. histerektomi
Tatalaksana IU
• Stress incontinence: Pelvic floor physiotherapy,
anti-incontinence devices, and surgery
• Urge incontinence: Changes in diet, behavioral
modification, pelvic-floor exercises, and/or
medications and new forms of surgical intervention
• Mixed incontinence: Pelvic floor physical therapy,
anticholinergic drugs, and surgery
• Overflow incontinence: Catheterization regimen or
diversion
• Functional incontinence: Treatment of the
underlying cause
Jawaban Lainnya
• A. Overflow keadaan dimana terjadi kegagalan
pengosongan buli secara komplit akibat gangguan
kontraksi otot detrusor dan atau bladder outlet
obstruction
• B. Urge BAK involunter bersamaan dengan
keinginan kencing yang tidak bisa ditahan; disebabkan
overaktifitas otot detrusor yang menyebabkan
kontraksi buli yang tidak dapat ditahan
• D. Mixed kombinasi overflow dan urge
• E. Functional ketidakmampuan untuk menahan BAK
karena alasan selain masalah neurourologi dan
disfungsi LUT
Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien
23. adalah…
C. Stress incontinence
C. Iuran tertunda + denda rawat inap
24. 2,5%
www.panduanbpjs.com
Syarat membuat kartu BPJS
darurat
• 1. Membuat surat keterangan tidak mampu dari RT
dan kelurahan
• 2. Meminta surat rekomendasi pembuatan kartu
BPJS darurat ke Dinas Sosial
• 3. Mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS
Kesehatan Kelas III di kantor BPJS setempat
• Langkah –langkah ini harus diselesaikan dalam
waktu 3x 24 jam sejak dirawat di rumah sakit.
Selain itu, pasien hanya boleh dirawat di kelas III.
Jawaban Lainnya
• A. Membebaskan biaya pasien di IGD dan setelah
pasien pulang, mendaftarkan pasien ke BPJS
Kesehatan tidak tepat
• C. Memberi pelayanan terbaik sesuai standar dan
menagihkan biaya pengobatan kepada pasien
tidak tepat, pasien tidak mampu
• D. Melaporkan kondisi ini ke pihak manajemen RS
dan Komite Medik tidak relevan
• E. Melaporkan kasus ini kepada Dinas Sosial dan
Dinas Kesehatan untuk berkoordinasi dengan pihak
BPJS tidak ada langkah seperti ini
Sikap dokter yang paling tepat terkait
kondisi pasien adalah…
25.
B. Memberi pelayanan kesehatan
yang sesuai sambil meminta
pasien/keluarga untuk mengurus
kartu BPJS PBI
D. Nicardipine 0,5
26
mcg/kgBB/menit
• Laki-laki, 56 tahun
• Nyeri kepala
• TD 220/120 mmHg, nadi 80/menit, napas
20/menit, suhu afebris
• Tidak ditemukan defisit neurologis
• Diagnosis: krisis hipertensi (hipertensi
urgensi)
• Terapi medikamentosa?
Dasar Teori
• Krisis hipertensi: Keadaan hipertensi yang
membutuhkan penurunan TD segera. TD sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg.
• Hipertensi emergensi
• Adanya kerusakan organ target akut atau progresif
(nyeri dada, sesak nafas, nyeri kepala, pandangan
kabur)
• Hipertensi urgensi
• Peningkatan TD bermakna tanpa gejala berat atau
kerusakan organ target progresif
• Krisis hipertensi ada 2 emergensi dan urgensi
• Perbedaan utamanya bukan pada tekanan darah, namun
keberadaan Target Organ damage
• Target organ damage harus dilihat secara objektif:
(lab/pf/pnunjang lain) jantung (ekg/enzim), paru (edem paru
akut), otak (papil edem,ct scan,pf motori/sensorik), ginjal
(kreatinin)
• Obat utama untuk emergensi: nicardipine. Alasan:
efek cepat, TD tidak langsung cepat drop, dapat diatur
dengan infusion pump.
Medscape, 2016
Hipertensi Urgensi
Obat Dosis Awitan
Kaptopril 6,25-50 mg oral atau sublingual 15 menit
Klonidin Awal per oral 0,15 mg, selanjutnya 0,15 mg 0,5-2 jam
tiap jam, dosis total 0,9 mg
Labetalol 100-200 mg per oral 0,5-2 jam
Furosemid 20-40 mg per oral 0,5-1 jam
HipertensiEmergensi
Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Nicardipine Mulai dgn dosis 5mg/jam, 5-20 menit 1-4 jam
naikkan 2,5mg/jam tiap 15 menit
bila target belum tercapai
Furosemid 20-40 mg (hanya bila ada retensi 5-15 menit 2-3 jam
cairan)
Nitrogliserin Infus 5-100 mcg/menit 2-5 menit 5-10 menit
Diltiazem Bolus IV 10 mg (0,25mg/kgBB)
dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
D. Nicardipine 0,5
mcg/kgBB/menit
C. Candesartan 1x8 mg
27
PO
• Perempuan, 60 tahun
• TD 150/100 mmHg, nadi 78, napas 20, suhu
afebris
• Rutin konsumsi captopril 3x25 mg PO
SC Guideline, 2006
Jawaban Lainnya
• B. Clopidogrel 1x75 mg PO antiplatelet, namun
bukan drug of choice
• C. Ticagrelor 2x80 mg PO antiplatelet, namun
bukan drug of choice
• D. ISDN 2x5 mg PO antiangina, tidak menjadi
annjuran
• E. Simvastatin 1x20 mg PO untuk tatalaksana
dyslipidemia
28 Jadi, terapi medikamentosa yang
paling tepat diberikan untuk
mengatasi penyebab kondisi Tn.
Dimas adalah…
A. Asam asetilsalisilat
1x80 mg PO
29 C. Left circumflex artery
• Perempuan, 50 tahun
• Nyeri ulu hati sejak 2 jam
• Nyeri ulu hati diserati keringat dingin, mual,
dan muntah (angina equivalent)
• PF: TD 100/60 mmHg, nadi 112, napas 24,
suhu afebris
• EKG
Acute Coronary Syndrome
• ACS spektrum gejala klinis PJK akibat
penurunan mendadak aliran darah ke jantung
iskemi miokard •Nyeri dada
• Kriteria diagnosis (2/3): •Di dada, terasa berat
•Menjalar ke lengan kiri, punggung, dan
• Gejala Iskemik rahang
-Lama Nyeri 1 jam
• Perubahan EKG -Gejala sistemik: mual + keringat dingin
• Kenaikan marker enzim jantung
(Troponin/CKMB)
• Tatalaksana awal : MONACO ; Morfin-‐oksigen-‐
nitrogliserin -‐aspirin -‐clopidogrel
N Segmen Jantung Lead EKG Pembuluh darah
o yang mengalami
gangguan
1 Anteroseptal V1 – V4 LAD
2 Anterior V3 – V4 LAD
3 Anterior ekstensif V1 – V6 LMA
4 Anterolateral V5 – V6, I, dan aVL LCA (LCX)
E. Norepinefrin 0,05
mcg/kgBB/menit
31 A. Melakukan RJP 30:2
Ventricular
Tachycardia (VT)
Ventricular
Fibrillation (VF)
4 Gambaran EKG yang wajib diingat saat kasus
Henti jantung / Cardiac arrest
Asystole
Pulseless Electric
Activity (PEA)
Semua gambaran EKG tanpa nadi;
kecuali VT dan VF adalah PEA
Jawaban Lainnya
• B. Memeriksa nadi spontan tidak tepat
• C. Memeriksa napas spontan tidak tepat
• D. Mengecek kesadaran tidak tepat
• E. Mengecek monitor dilakukan sebelum
melakukan DC shock
31 Jadi, tindakan yang seharusnya
selanjutnya dilakukan adalah…
• Laki-laki, 62 tahun
• Nyeri dada sejak 3 jam, durasi 30 menit,
disertai keringat dingin, mual, muntah (khas
angina)
• EKG: T inversi II, III, aVF
• Troponin I: 0,5 ng/ml
• Diagnosis?
Acute Coronary Syndrome
• ACS spektrum gejala klinis PJK akibat
penurunan mendadak aliran darah ke jantung
iskemi miokard •Nyeri dada
• Kriteria diagnosis (2/3): •Di dada, terasa berat
•Menjalar ke lengan kiri, punggung, dan
• Gejala Iskemik rahang
-Lama Nyeri 1 jam
• Perubahan EKG -Gejala sistemik: mual + keringat dingin
• Kenaikan marker enzim jantung
(Troponin/CKMB)
• Tatalaksana awal : MONACO ; Morfin-‐oksigen-‐
nitrogliserin -‐aspirin -‐clopidogrel
N Segmen Jantung Lead EKG Pembuluh darah
o yang mengalami
gangguan
1 Anteroseptal V1 – V4 LAD
2 Anterior V3 – V4 LAD
3 Anterior ekstensif V1 – V6 LMA
4 Anterolateral V5 – V6, I, dan aVL LCX
C. UAP
C. Gelombang u di setiap
33
lead
• Perempuan, 52 tahun
• Muntah dan BAB encer lebih dari 10 kali
• PF: TD 80/60 mmHg, nadi120, napas 24,
suhu afebris, akral dingin, CRT>2 detik
• Kadar K: 2,60 (hypokalemia)
C. Gelombang u di setiap
lead
34 C. Peningkatan afterload
• Laki-laki, 67 tahun
• Sesak memberat sejak 2 minggu terakhir
• Tidur dengan menggunakan 2 bantal
ditumpuk (orthopnea)
• Riwayat hipertensi
• PF: TD 170/110 mmHg, nadi 112, napas 28,
JVP meningkat, bising pansistolik di apex, S3
gallop
• Diagnosis: HHD dengan klinis CHF
Gagal jantung akut
• Merupakan kejadian atau perubahan yang cepat
dari tanda dan gejala gagal jantung
• Dapat berupa gagal jantung akut yang baru terjadi
pertama kali (de novo) atau dekompensasi pada
gagal jantung kronik (ADHF on CHF)
Gagal jantung akut
• Pada prinsipnya dicetuskan oleh gangguan pada hal
berikut :
• Preload peningkatan volume akibat retensi cairan;
penurunan preload karena aritmia
• Contractilty kontraktilitas menurun misalnya akibat
infark; aritmia meningkatkan demand oksigen
• Afterload peningkatan resistensi vaskular misalnya
pada HT
Jawaban Lainnya
• A. Peningkatan frekuensi nadi kompensasi
turunnnya CO pada kasus shock
• B. Peningkatan curah jantung tidak jadi gagal
jantung
• D. Peningkatan kontraktilitas jantung tidak jadi
gagal jantung
• E. Peningkatan isi sekuncup tidak jadi gagal
jantung
34 Jadi, penyebab kondisi gagal jantung
pada Tn. Dono adalah…
C. Peningkatan afterload
B. Gambaran p wave
35 lebih tinggi 3 kotak pada
EKG 12 lead
• Perempuan, 54 tahun
• Sesak memberat sejak 1 bulan terakhir
• Sesak disertai batuk berdahak, riwayat
merokok PPOK
• Sesak disertai mual dan perut kembung
• PF: JVP meningkat, asites, edema pretibial
pitting
• Diagnosis: gagal jantung kanan ec/ cor
pulmonale
Cor Pulmonale
Cor pulmonale
• Perubahan struktur dan fungsi ventrikel kanan akibat
gangguan pada sistem respirasi
• Gejala:
• Gejala gangguan paru: sesak napas, batuk lama
• EKG
– Right axis deviation
– P pulmonal
– Low QRS voltages (most obvious in
the limb leads).
– RVH
• Pemeriksaan
• PF jantung: S2 mengeras, murmur e.c insufisiensi
trikuspid dan pulmonal, gallop S3 dan S4 mengeras saat
inspirasi
• Rontgen:
• Gangguan paru yang mendasari: PPOK paling sering
• Pembesaran ventrikel kanan
• Pembesaran arteri pulmonal
Jawaban Lainnya
• A. Gambaran p wave lebih lebar dari 3 kotak pad
EKG 12 lead p mitral, tidak khas pada cor
pulmonale
• C. Gambaran sudut costofrenicus menumpul pada
CXR efusi pleura
• D. Gambaran pinggang jantung menghilang pada
CXR LAE
• E. Gambaran EKG S di V1+R di V5/V6 lebih dari 35
mm LVH
35 Jadi, hasil pemeriksaan penunjang
yang dapat diharapkan ditemukan
pada Ny. Dini adalah…
B. Gambaran p wave
lebih tinggi dari 3 kotak
pada EKG 12 lead
36 E. Gambaran bootshaped heart
• Anak, 3 bulan
• Biru setiap kali menangis
• Didiagnosis Tetralogy of Fallot
Asianotik Sianotik
Medscape
Transposition of Great Arteries
TGA
• Kesalahan posisi
• Aorta yang keluar dari ventrikel
kanan
• Arteri Pulmonalis yang keluar
dari ventrikel kiri
• Sianosis dari lahir
• Darah kotor dari sistemik melewati
RV dan kembali ke sistemik
• Darah bersih dari vena pulmonalis
melewati LV dan kembali ke arteri
pulmonalis ke paru, tanpa
melewati aliran sistemik
Transposition of Great Arteries
Signs:
• S2 tunggal dan keras
katup aorta berada di
depan pulmonal
• Murmur (-) tidak ada
perbedaan tekanan
bermakna di dalam
jantung setelah bayi
dilahirkan
• Foto Egg shaped Heart
(khas untuk TGA)
Pathophysiology of heart
disease Lilly
Jawaban Lainnya
• A. Splitting S2 ASD
• B. Murmur middiastolik
• C. Continuous murmur PDA
• D. Gambaran eggshaped heart TGA
36 Jadi, hasil pemeriksaan penunjang
yang mungking ditemukan pada An.
Dodi adalah…
E. Gambaran bootshaped
heart
37 A. Arthralgia
• Anak, 12 tahun
• Nyeri sendi disertai demam tinggi sejak 5
hari
• Didiagnosis mengalami penyakit jantung
rematik
A. Arthralgia
38 C. Katup trikuspid
• Perempuan, 27 tahun
• Lemah seluruh tubuh disertai demam tinggi
• Bekerja sebagai penghibur dunia malam
(faktor risiko)
• PF: murmur diastolik di sela iga III-IV
parasternal kiri
C. Katup trikuspid
39 E. Faring
• Anak 4 tahun
• Batuk2, riw tersedak makanan
• Sadar, TD 90/60, HR 120x/m, RR 24x/m
• PF paru dbn KA
• Lokasi obstruksi?
• Sumbatan di orofaring dan
hipofaring tidak ada gejala
respirasi biasanya. Keluhan
odinofagia (+)
• Sumbatan di supraglotis stridor
inspiratorik, muffled voice,
pemanjangan inspirasi
• Sumbatan di epiglottis stridor
inspiratorik dengan suara kasar dan
lemah
• Sumbatan di subglotis wheezing
ekspiratorik
• Karina hingga bawah suara
napas tambahan akan terdengar
asimetris, lebih dominan ke satu
sisi (biasanya kanan)
Ajar THT FKUI
ric Airway Foreign Body, Medscape
/www.srems.com/site/cme/AcuteUpperAirwayObstruction_Pediatrics.pdf
Jawaban Lainnya
• A. Bronkus suara napas tambahan akan
terdengar hanya di 1 sisi
• B. Karina suara napas tambahan akan terdengar
hanya di 1 sisi, dapat menyebabkan atelektasis
• C. Trakea wheezing pada fase ekspirasi
• D. Laring tempat dimana adanya pita suara,
biasanya suara menjadi kasar, inspiratory stridor
Jadi, lokasi obstruksi yg paling
mungkin adalah...
39 E. Faring
C. Tonsilitis kronik eksaserbasi
40
akut
• Perempuan 25 thn
• Nyeri saat menelan, onset 3 hari
• Pemeriksaan fisik:
• TD 110/70 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20x/menit, T 38 oC
KA
• Tonsil hiperemis, T2/T3, kripta melebar, detritus +
• Diagnosis?
Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik
Terapi Viral: istirahat, minum cukup, analgetik Menjaga higien mulut, tonsilektomi jika:
or antivirus jika berat. infeksi berulang, gejala sumbatan, curiga
Bakteri: penisilin, eritromisin, antipiretik neoplasma
dan obat kumur.
Jawaban Lainnya
• A. Tonsilitis akut tonsil hiperemis +, kripta tidak
melebar
• B. Tonsilitis kronik kripta melebar, tonsil tidak
hiperemis
• D. Abses peritonsil uvula bergeser
• E. Tonsilofaringitis akut + faring hiperemis
Jadi, diagnosis yg sesuai adalah...
C. Tonsilitis kronik
40
eksaserbasi akut
41 D. Antihistamin
• Anak 3 tahun
• Batuk 2 minggu
• Whoop sound (+), diikuti muntah
• Riwayat imunisasi tdk lengkap faktor resiko KA
• PF: Perdarahan subkonjungtiva
• Dx: Pertusis
• Tatalaksana?
Pertusis
• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping cough,
konjungtiva kemerahan).
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
Pertusis
• Tatalaksana • Perawatan penunjang
• Antibiotik: eritromisin oral (12.5 • Hindarkan sejauh mungkin segala
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) tindakan yang dapat merangsang
terjadinya batuk
selama 10 hari atau jenis • Jangan memberi penekan batuk,
makrolid lainnya. obat sedatif, mukolitik atau
• Oksigen: bila pernah terjadi antihistamin.
• Obat antitusif dapat diberikan bila
sianosis atau berhenti napas atau batuk amat sangat mengganggu.
batuk paroksismal berat. • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
• Tatalaksana jalan napas: Selama dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
batuk paroksismal, letakkan anak
• Beri ASI atau cairan per oral. Jika
dengan posisi kepala lebih anak tidak bisa minum, pasang
rendah dalam posisi telungkup, pipa nasogastrik dan berikan
atau miring, untuk mencegah makanan cair porsi kecil tetapi
sering untuk memenuhi
aspirasi muntahan dan kebutuhan harian anak.
membantu pengeluaran sekret.
ttp://www.ichrc.org/47-pertusis
Jadi, terapi yg dapat diberikan
kecuali...
41 D. Antihistamin
A. Konsolidasi di hemitoraks
42
kanan
• Laki-laki 60 tahun
• Sesak, Batuk, hemoptu, ↓BB
• Onset 5 bulan
• Riwayat merokok faktor resiko KA
• Pemeriksaan Fisik:
• TD 100/70 mmHg, HR 70 x/menit, RR 36 x/menit, T 37.3 oC
• Ekspansi dinding dada kanan tertinggal, fremitus taktil
meningkat pada dada kanan, dan suara napas kanan
menurun susp massa, mungkin disertai efusi
• Pemeriksaan Penunjang?
Karsinoma paru
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Batuk-batuk dengan / • hemitoraks kiri
tanpa dahak (dahak tertinggal, fremitus kiri >
putih, dapat juga kanan, suara napas paru
purulen) kiri menghilang.
• Batuk darah • Pemeriksaan KGB
• Sesak napas
• Suara serak • Foto Thorax: konsolidasi
• Sakit dada (massa), efusi pleura,
atelektasis
• Sulit / sakit menelan
• Benjolan di pangkal PDPI
PDPI
Jawaban Lainnya
• B. Bercak halus di apeks kanan TB, batuk kronik,
sesak hemoptu, BB turun, keringat malam ronki (+),
sputum BTA (+), ro infiltrat di apex
• C. Sputum 3 lapis BE, ro honeycomb
• D. Sputum BTA positif TB, batuk kronik, sesak
hemoptu, BB turun, keringat malam ronki (+),
sputum BTA (+), ro infiltrat di apex
• E. Diafragma mendatar PPOK, riwayat merokok,
barrel chest, Ro sela iga melebar, gambaran jantung
pendulum, diafragma mendatar.
Jadi, temuan penunjang yg anda
harapkan...
A. Konsolidasi di hemitoraks
42
kanan
43 B. Atelektasis paru
• Laki-laki 50 tahun
• Hemoptu 3 hari, batuk kronik 2 bulan
• Riw merokok
• Pemeriksaan Fisik: KA
• TD 140/90 mmHg, HR 90 x/menit, RR 24 x/menit, T 36.5 oC
• Ronki +/-
• Rontgen:
• Radioopak di hemitoraks kanan
• Trakea tertarik ke sisi kanan
• Diagnosis?
Deviasi Trakea
• Trakea tertarik ke sisi paru yang bermasalah
• Atelektasis
• Fibrosis paru
• Aplasia paru
• Pneumonektomi
• Trakea terdorong menjauhi sisi paru yang
bermasalah
• Pneumotoraks
• Efusi pleura
• Keganasan
Atelektasis
• Definisi
• Ekspansi tidak lengkap/kolapsnya sebagian atau semua
bagian paru
• Etiologi :
• Obstruktif : foreign body, tumor, and mucous plugging
• Non-obstruktif
• loss of contact between the parietal and visceral pleurae efusi
pleura, pneumotoraks
• Compression tumor
• loss of surfactant ARDS
• replacement of parenchymal tissue by scarring or infiltrative
disease TBC
• Manifestasi klinis
• Sesak napas
• Batuk
• Takikardi
• Sianosis
• Berkurangnya pergerakan dada di sisi yang sakit
• Vokal fremitus berkurang
• Penurunan suara napas satu sisi
• Ingat: atelektasis menarik jaringan di sekitarnya
sedangkan massa/cairan/udara mendorong jaringan
di sekitarnya
Jawaban Lainnya
• A. Abses paru kavitas dengan air fluid level
• C. Karsinoma paru konsolidasi di paru,
mendorong jaringan di sekitarnya
• D. Pneumotoraks sesak, nyeri dada, suara napas
menghilang, hipersonor, deviasi trakea menjauhi,
pleural line
• E. Efusi pleura sesak, suara napas melemah,
redup, deviasi trakea menjauhi, sudut costofrenicus
tumpul
Jadi, diagnosis yg paling sesuai...
43 B. Atelektasis paru
44 E. Etambutol
• Laki-laki 31 tahun
• Pandangan buram, sulit membedakan warna onset 1
minggu
• Os penderita TB dalam pengobatan minum + suntik
KA
OAT kat 2
• Tatalaksana?
Asma
• Anamnesis Asma:
• Gejala episodik
• Reversibel, dengan atau tanpa pengobatan
• Timbul/memburuk pada malam/dini hari
• Respons terhadap bronkodilator
• Terdapat faktor risiko yang bersifat individual
• Pemeriksaan fisis:
• PF dapat normal
• Konsensus Asma PDPI
PDPI Asma
PDPI Asma
PDPI Asma
Jawaban Lainnya
• B. Injeksi kortikosteroid IV jika serangan berat
atau tidak mempan dengan SABA untuk pemberian
di ICU
• C. Injeksi aminofilin IV bukan tatalaksana awal,
diberikan pada kasus serangan sedang ke atas
• D. Inhalasi B2 agonis kerja cepat dan kortikosteroid
inhalasi CS sebagai controller, terutama utk
asma persisten
• E. Lakukan pemeriksaan spirometri tdk dilakukan
dalam kondisi serangan akut
Jadi, tatalaksana selanjutnya
adalah...
A. Inhalasi B2 agonis kerja
45
cepat
46 C. Uji Rivalta
• Laki-laki 58 th
• Sesak memberat sejak 3 hari
• Batuk dan sesak 2 bulan
• Pemeriksaan Fisik KA
• TD 110/70 mmHg, HR 70 x/menit, RR 30 x/menit, T 37 oC
• Suara napas kiri berukurang dan perkusi dada kiri redup
• Tindakan selanjutnya?
Algoritma
Resusitasi
Neonatus
Sumber : Neonatal
Resuscitation Program, AHA,
6th ed
RESUSITASI NEONATUS
• VTP/PPV jika bayi tetap apnu atau megap-
megap, atau jika frekuensi denyut jantung kurang
dari 100 per menit setelah langkah awal resusitasi,
VTP dimulai.
48 B. VTP saja
49 C. TB Kasus Polyresistance
• Laki-laki 42 thn
• Batuk 3 bulan, sesak, nyeri dada
• Riw TB 1 tahun lalu, konsumsi OAT 3 bulan stop
• Tes sputum BTA saat ini ++/+++/+ KA
• Uji resistensi: resisten thd isoniazid dan etambutol
• Diagnosis?
Jawaban Lainnya
• A. TB kasus kambuh dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB
• B. TB kasus monoresistance salah satu OAT
• D. TB kasus MDR resisten isoniazid dan
rifampisin
• E. TB kasus XDR TB MDR dengan salah satu obat
golongan fluorokuinolon dan salah satu OAT injeksi
lini ke 2
Jadi, diagnosis nya adalah...
49 C. TB Kasus Polyresistance
50 D. Epiglotitis Akut
• Anak 2 thn
• Sesak 1 jam SMRS
• Drooling, hot potato voice (+)
• PF: KGB servikal membesar KA
• Ro: thumbprint sign
• Diagnosis?
Epiglotitis
• Pada orang dewasa, organisme penyebab
utama epiglotitis akut adalah Haemophilus
influenzae (25%), kemudian H
parainfluenzae, Streptococcus
pneumoniae, and group A streptococci.
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
dapat dilakukan foto polos leher lateral.
Dimana dapat terlihat obstruksi
supraglotis karena pembengkakan
epiglottis (thumb sign).
http://emedicine.medscape.com/article/763
612-overview#a4
• Laringotrakeobronkitis (croup)
• Penyebab utamanya parainfluenza virus type 1
• inflamasi larynx dan trakea, gejala khas adalah barking
cough (batuk menggonggong)
• gambaran “steeple sign / wine bottle”
Jawaban Lainnya
• A. Croup batuk menggonggong, steeple sign
• B. Laringitis akut disfagia, suara serak/hilang
sama sekali
• C. Laringotrakeobronkitis croup
• E. Aspirasi benda asing terutama pada pasien
imobilisasi lama atau gangguan dalam menelan,
dapat timbul choking, auskultasi abnormal di satu
sisi
Jadi, diagnosis nya adalah...
50 D. Epiglotitis Akut
C. Amankan jalan napas
51.
dan oksigen
• Tn. Norton, usia 28 tahun
• kejang yang sudah berlangsung selama 30
menit sebanyak 3 kali kemungkinan
status epileptikus
• Penanganan awal yang paling tepat
adalah...
Definisi
Pilihan lain
• A. Diazepam IV setelah ABC aman
• B. Diazepam supp setelah ABC aman
• D. Fenobarbital sesuai algoritma setelah
diazepam dan fenitoin
• E. Rehidrasi intravena bila perlu, tapi akses iv
wajib dipasang
Jadi, tatalaksana awal pasien ini
51. adalah…
C. Amankan jalan napas dan
oksigen
52. C. Status epileptikus
C. Status epileptikus
53. C. Prednison 1x60 mg PO
Gejala:
• Dahi tidak bisa
digerakkan
• Lagoftalmus
(tidak bisa
menutup mata)
• Tidak bisa
menggembungk
an pipi
• Tidak bisa
TATALAKSANA
• Tetes mata artifisial dan plester mata malam hari
perlu mengingat lagotfalmus dapat menyebabkan
mata terbuka dan kering
• Kortikosteroid (prednison) adalah terapi utama (1
mg/kgBB/hari atau 60-80 mg/hari) selama 7 hari
lalu tappering down.
• Fisioterapi diperlukan
Pilihan lainnya
• A. Asiklovir 5x800 mg PO diperbolehkan
memberikan asiklovir 5x400 mg, namun secara
evidence based tidak bermakna
• B. Dexametason 1x8 mg PO perlu konversi
• D. Methylprednisolone 3x0,5 mg PO perlu
konversi
• E. Ciprofloxacin 2x500 mg PO tidak perlu
antibiotik
53. Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
C. Prednison 1x60 mg PO
54 D. Oral
D. Oral
55. A. Von Reckhlinghausen
A. Von Reckhlinghausen
56. C. 3
C. Pungsi lumbal
B. Lesi hiperdens
58.
berbentuk lentikular
• Penurunan kesadaran setelah jatuh dari
sepeda motor.
• Pasien sempat pingsan namun segera
bangun kembali, namun tiba-tiba pasien
jatuh pingsan.
• Pada pemeriksaan kaku kuduk (-), jejas di
temporal (+).
A. Demensia alzheimer
62. C. Verapamil
Oksigen:
100% pada 10-12 L/menit selama 15 menit
efektif dan aman untuk sakit kepala klaster akut
http://www.achenet.org/assets/2/7/GoadsbyCluster.pdf
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cluster-headache/basics/treatment/con-20031706
Oksigen 7 L/m -> pilihan terapi klaster guidelines lama tahun 2005 (AFP)
Jawaban lainnya
• A. Sumatriptan tx akut migrain
• B. Oksigen 10 lpm tx akut cluster
• D. Steroid
• E. Fenobarbital kejang neonatus, status
epileptikus
Jadi, tatalaksana profilaksis pasien ini
62. adalah…
C. Verapamil
63. A. Migrain dengan aura
Migraine headache
hindari pencetus
terapi abortif:
non spesifik: acetaminofen, NSAID
spesifik: triptan, ergotamine, DHE
Bila tidak respon opioid
Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.
Cluster headache
Akut: oksigen 7-10 lpm
Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
Jawaban Lainnya
• B. Migrain basiler migrain yang muncul dari
regio brainstem: dizzy, double vision, lack of
coordination
• C. Migrain tanpa aura pada soal ada kilatan
selama 20 menit
• D. Migrain hemiplegik saat serangan migrain,
pasien mengalami kelemahan temporer disalah
satu sisi tubuh
• E. Migrain oftalmoplegik sangat jarang, migrain +
kelemahan otot mata dilatasi pupil, tidak bisa
menggerakkan mata ke arah atas dsb
63. Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Ny. Melisa, 35 th
• sensasi aneh pada tungkai bawah kiri saat
berjalan
• riwayat fraktur 10 bulan lalu namun hanya
kontrol 2 bulan pertama
• rontgen ditemukan adanya angulasi.
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus
di atas adalah?
Bone healing
• Early inflammatory stage ( 1
minggu)
• hematoma, disertai dengan
infiltrasi sel radang dan
fibroblas jaringan granulasi
• Repair stage (4- 6 minggu)
• Pertumbuhan pembuluh
darah
• Pembentukan matriks (soft
callus)
• Remodelling stage (3-6
bulan)
• Dibantu stres mekanik
Komplikasi fraktur
• Malunion
• Tulang yang patah mengalami penyembuhan pada posisi
yang tidak seharusnya
• Delayed union
• Fraktur yang butuh waktu lebih lama untuk sembuh
• Non-union
• Fraktur yang gagal mengalami penyembuhan dalam 3
bulan
• Menyisakan sendi palsu (pseudoarthrosis)
Non union – mal union
Pilihan Lain
• A. Non-union tidak menyambung, membentuk
gambaran pseudoartrosis
• C. Single union tidak ada istilah itu
• D. Delayed union saat 3-6 bulan belum
menyambung sempurna, baru terlihat kalus.
• E. Multiple union tidak ada istilah ini
66. Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
B. Mal-union
C. Sprain ligamen
67.
talofibular
• Tn. Uncle Ben, 32 tahun
• nyeri di sekitar mata kaki tungkai kirinya
setelah salah mendaratkan kaki saat berebut
bola rebound
• edema (+), ekimosis (+), tidak ditemukan
krepitasi
• Nyeri diperberat dengan gerakan inversi
• Diagnosis yang paling tepat adalah...
TATALAKSANA
HINDARI
Jawaban Lainnya
• A. Ruptur tendon achilles thompson test (+)
• B. Fraktur tibia fibula sinistra krepitasi (+)
• D. Dislokasi talocruralis deformitas (+)
• E. Tarsal tunnel syndrome heel pain (+)
67. Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
C. Sprain ligamen
talofibular
68. B. Rickets
B. Rickets
B. Dislokasi anterior
69.
articulatio glenohumerale
• nyeri pada bahu kiri dan tidak dapat
digerakan
• terjatuh dengan bahu menjadi tumpuan dan
posisi lengan terentang, ROM sendi bahu (-),
kontur bahu hilang
• Diagnosis ?
DISLOKASI BAHU
• Dikatakan dislokasi bahu bila os humerus terlepas
dari scapula pada glenohumeral joint.
• Sendi pada bagian bahu adalah sendi yang memiliki
area pergerakan (ROM) yang paling luas dibanding
seluruh sendi yang ada di tubuh manusia. Sebagian
besar dislokasi sendi yang terjadi adalah dislokasi
pada sendi bahu.
• Berdasarkan arah dislokasinya, dapat terjadi kea rah
anterior, posterior dan inferior
GEJALA KLINIS DISLOKASI BAHU
• Sendi bahu tidak dapat digerakan
• Korban menggendong tangan yang sakit dengan
tangan yang lain
• Korban tidak bisa memegang bahu yang
berlawanan
• Kontur bahu hilang
• Bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
REPOSISI HENNIPEN
• Secara perlahan dielevasikan sehingga bongkol
sendi masuk kedalam mangkok sendi.
• Pasien duduk atau tidur dengan posisi 45 derajat,
siku pasien ditahan oleh tangan kanan penolong
dan tangan kiri penolong melakukan rotasi arah
keluar (eksterna) sampai 90 derajat dengan lembut
dan perlahan.
• Jika korban merasa nyeri, rotasi eksterna sementara
dihentikan sampai terjadi relaksasi otot, kemudian
dilanjutkan.
• Sesudah relaksasi eksterna mencapai 90 derajat
maka reposisi akan terjadi.
REPOSISI STIMSON
• Pasien tidur tengkurap, kemudian tangan yang
dislokasi digantung tempat tidur diberi beban 10-15
pound selama 30 menit biasanya akan terjadi
reposisi jika tidak berhasil dapat ditolong dengan
pergerakan rotasi dan kemudian interna.
Jawaban Lainnya
• A. Fraktur 1/3 medial klavikula ada tonjolan di
bahu, krepitasi
• C. Sprain M Deltoideus ROM +
• D. Strain coracoclaviculare ROM +
• E. Dislokasi
acromioclaviculare
ROM (+) namun terbatas
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
69.
B. Dislokasi anterior articulatio
glenohumerale
70. E. Ewing sarkoma
E. Ewing sarkoma
71. D. Displasia panggul
• Presentasi sungsang
• Saat lahir kaki kanan lebih pendek dari kaki
kiri.
• Tes barlow dan ortolani (+).
D. Displasia panggul
72. C. Deformitas varus
C. Deformitas varus
C. Pemasangan collar neck
73.
dan long spine board
• Terjatuh dari gedung dan mengeluh lemah
pada tangan dan kaki.
• TD 110/70, HR 100 x/m. Kekuatan motorik
atas 2/2, bawah 1/1.
• Gangguan berkemih, buli terasa penuh,
terasa kebas dan kesemutan pada kaki.
• Tatalaksana
• Emergency Fasiotomi
Pilihan Lain
• A. Kortikosteroid dosis tinggi
• B. RICE
• C. ORIF
• E. Loading cairan kristaloid 2L
Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk
74. pasien ini adalah…
D. Fasciotomi
75. D. Surgery
D. Surgery
76 A. Tes Jaeger
• Laki-laki 50 tahun
• Pandangan dekat
kabur perlahan
• Onset 5 tahun
KA
• Mata tenang
• Dx: Presbiopia
• Pemeriksaan yg
dianjurkan?
• Daya akomodasi mata
lemah
• Usia tua
• Sulit melihat jarak dekat
• Tatalaksana: lensa
positif
ADISI LENSA
Usia 40 – 45 th Usia 46-50 th Usia 51 – 55 th Usia 56 – 60 th > Usia 60 th
76 A. Tes Jaeger
77 D. Ulkus kornea sentral
• Laki-laki, 29 tahun
• Mata kiri merah, gatal, terasa seperti berpasir, silau,
berair, onset 2 minggu
• Riwayat mata kiri terkena ranting pohon FR
KA
• OS : visus 6/30, tes fluoroscein (+) terdapat hipopion
pada bilik mata depan
• Diagnosis?
Keratitis fungal
• Riwayat trauma
tumbuhan
• Mata merah, visus
turun
• Injeksi silier
• Lesi satelit
• Hipopion
• Komplikasi keratitis fungal :
- Ulkus kornea
- Perforasi kornea
- Endoftalmitis
• Diagnosis?
Keratitis
• Inflamasi pada kornea kornea
edema, injeksi silier, mata nyeri, Bacterial keratitis
visus turun.
• Etiologi: virus, bakteri, jamur,
parasite, atau non infeksi
(trauma, garukan, defisiensi
vitamin A, dll)
• Pemeriksaan penunjang keratitis:
Fluorescent test atau pewarnaan
Rose Bengal. Lesi dendritic khas pada
• Fluorescent dye: tidak menetap keratitis herpetic (HSV)
Pada herpes zoster oftalmikus,
pada strome/ epitel kornea yg ditemukan pseudodendritik
intak jadi kalau ada defek
kornea (inflamasi, ulkus,
Etiologi Keratitis
ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA
Keratitis bakterial Sekret purulen , antibiotik topikal
pemakaian lensa kontak
78
A. Herpes simpleks
keratitis
79 C. Retinoblastoma
• Diagnosis?
Retinoblastoma
• Retinoblastoma is caused by the so-called retinoblastoma
gene, which is a mutation in the long arm of chromosome 13.
http://emedicine.medscape.com/article/1222849-
clinical
Flexner-Wintersteiner
rosettes in
retinoblastoma
http://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical
Pilihan Lain
• A. Katarak kongenital riwayat demam saat hamil
(infeksi rubella), tanpa ada strabismus
• B. Buftalmus glaukoma kongenital, TIO
meningkat, diameter kornea membesar, Cow’s eye
• D. Ulkus kornea tes fluorescein (+)
• E. Episkleritis pelebaran pembuluh darah
episklera, berkurang dengan fenilefrin
79 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
C. Retinoblastoma
C. Subkapsular posterior
80
lensa
• Laki-laki 50 tahun, buram sejak 3 bulan
• Penderita DM 15 tahun, tidak terkontrol
• PF: visus tidak membaik dengan pinhole,
lensa keruh, reflex fundus sulit dinilai
• Letak kelainan??
Katarak traumatik
Jenis Katarak
• Katarak didapat:
• Katarak senilis (age-related cataract) – seringnya katarak
nuklear
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata /
bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca
operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain,
misalnya diabetes melitus sering mengakibatkan
katarak subkapsular posterior
• Katarak kongenital
• Berdasarkan morfologi:
• Katarak nuklear senilis
• Katarak kapsular
• Katarak subkapsular posterior terkait DM, tetes mata
steroid
• Berdasarkan maturitas:
• Katarak imatur
• Katarak matur
• Katarak hipermatur
• An. 5 th
• Pandangan buram ketika melihat jauh, sejak 2
minggu
• Hobi menonton televisi dengan jarak sangat
dekat
• PF: VOD 5/60 dikoreksi dg lensa S-4,5D
menjadi 6/30, VOS 5/12 dikoreksi dg lensa S-
0,75D menjadi 6/6
• Diagnosis: Ambliopia
AMBLIOPIA
• Adalah kondisi visus turun pada salah satu/kedua mata
akibat gangguan perkembangan jaras saraf visus penglihatan
sejak kecil otak hanya ‘belajar/ mengenali’ visus dengan
tajam penglihatan yang normal.
• Mata dengan visus kabur ‘terbiasa’ tidak digunakan
istilah = MATA MALAS
• Dx: Miopia
• Penyebab keluhan?
Miopia
• Rabun jauh
• Bayangan jatuh di depan retina
• Etiologi:
• Kurvatura kornea atau lensa terlalu besar
• Diameter aksial bola mata terlalu panjang
• Indeks refraksi nukleus lensa
• Posisi lensa terlalu di depan
• Klasifikasi:
• Ringan: - 1.00 sampai 3.00
• Sedang: > -3.00
• Berat: > -6.00
• Sangat berat: >-9.00
• Tatalaksana:
• Koreksi lensa negatif, pilih sferis
terkecil agar bayangan jatuh tepat di
retina, bukan di belakang retina.
ANALISIS
• Pasien memakai kacamata berukuran -3.00 Dioptri.
Padahal seharusnya cukup dengan sferis terkecil,
yakni S-2.50 dioptri.
• Akibat bila menggunakan Sferis minus terbesar,
bayangan akan jatuh terlalu ke belakang mata
perlu terus berakomodasi agar bayangan tepat
jatuh di retina kembali memicu sakit kepala
kronik.
Jawaban lainnya
• A. Pasien menderita miopia tambahan tidak
tepat
• B. Pasien menderita miopia berat masih ringan
• C. Dengan S-2.5D pasien harus berakomodasi
dengan sferes negatif lebih kuat. Jika menggunakan
ukuran ini, justru ideal
• E. Adanya anisometropia pada kedua mata tidak
tepat
Jadi, penyebab keluhan pasien ini
82 adalah…
D. Dengan S-3.00D pasien
harus berakomodasi
83 C. Atriovenous nicking
• Laki-laki, 59 tahun
• Penurunan penglihatan kedua mata 9 bulan
terakhir, sejak 2 bulan lalu memberat
• Riwayat HT tidak terkontrol
• PF: cotton wool spot, copper wire (+)
AV crossing
Jawaban lainnya
• A. bone spicule pigmentation pada retinitis
pigmentosa
• B. cherry red spot pada oklusi arteri retina
sentral
• D. macular star pada neuroretinitis, retinopati
diabetikum
• E. Drusen Bodies age-related macular
degeneration
Jadi, gambaran khas pasien ini
83 adalah…
C. Atriovenous nicking
84 B. Antimetropia
• Perempuan, 30 tahun
• Nyeri kepala, pandangan kabur
• Penguna kacamata:
• Mata kanan: S-3.00D
• Mata kiri: S+1.50D
• Diagnosis?
Anisometropia
• Kekuatan refraksi kedua mata berbeda, baik
perbedaan besar miopia, hipermetropia, atau
antimetropia, serta astigmatisma.
• Keluhan utama mata cepat lelah dan diplopia.
Komplikasi: ambliopia karena secara alamiah mata
SSP akan ”menekan” fungsi mata yang jauh dari
emetropia.
• Tatalaksana: kacamata dengan koreksi iseikonik
(penyesuaian besar gambar yang dihasilkan kedua
mata) atau lensa kontak.
Antimetropia
• Merupakan subklasifikasi dari anisometropia
• Kondisi jarang
• Salah satu mata myopia, mata satunya hyperopia
• Kondisi menyebabkan perbedaan besar bayangan
dari kedua mata (aniseikonia) tetap nyeri
kepala/eyestrain meski dengan kacamata
• Tatalaksana:
• Sama seperti anisometropia pada umumnya: kacamata
iseikonia
Jawaban lainnya
• A. Hipermetropia dan astigmatisa tidak tepat
• C. Ambliopia mata malas karena stimulasi
kurang
• D. Anisometropia betul, namun ada jawaban
yang lebih spesifik
• E. Miopia kompleks istilah tidak lazim
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
84
B. Antimetropia
A. Eyelid hygine dengan
85 air hangat + salep mata
tetrasiklin 3%
• An. 10 tahun, merah, nyeri kelopak mata
kanan 2 hari
• PF: edema, eritema palpebral, sisik-sisik
kecil sepanjang margo palpebral bilateral,
krusta, sebagian bulu mata rontok
• Perempuan, 60 tahun
• Kedua mata nyeri, merah, pandangan buram,
nyeri kepala, dan mual
• Onset 1 jam yll KA
• PF: VODS 3/60, injeksi sklera, BMD normal, lensa
keruh, nucleus lensa di dasar, shadow test
pseudopositif, TIO 45 mmHg
• Dx?
Katarak traumatik
Jenis Katarak
• Katarak didapat:
• Katarak senilis (age-related cataract) – seringnya katarak
nuklear
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata /
bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca
operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain,
misalnya diabetes melitus sering mengakibatkan katarak
subkapsular posterior
• Katarak kongenital
• Berdasarkan morfologi:
• Katarak nuklear terkait usia
• Katarak kapsular
• Katarak subkapsular
• Berdasarkan maturitas:
• Katarak imatur
• Katarak matur
• Katarak hipermatur
87 A. Glaukoma Fakolitik
88 C. Pupil Marcus Gunn
• Pemeriksaan refleks pupil.
• Swinging light test tampak refleks kedua pupil
tidak sama.
Keratokonjungtivitis
bakterial
Jadi, diagnosis dan terapi yang
sesuai adalah…
E. Keratokonjungtivitis sika ;
89
air mata buatan
90 B. Retinitis pigmentosa
• Laki-laki 26 tahun, pandangan semakin buram terutama senja
hari niktalopia
• Kakak laki-laki dan paman pasien mengeluhkan hal serupa
X-linked
• Visus dan mata bagian depan tidak tampak kelainan
• Tes perimetri: lapang pandang menyempit.
• Funduskopi: bone spicules (+).
90 B. Retinitis pigmentosa
91 C. Consecutive sampling
• Metode sampling?
Teknik Pengambilan Sampel
Probability – berdasarkan peluang
• Acak sederhana
• Acak sistematik
• Acak stratifikasi
• Kluster sederhana
Non Probabel – tidak berdasarkan peluang
• Convenient / accidental
• Consecutive
• Purposive
• Snowball
Probability
Probability (2)
• Simple random sampling: pengambilan sampel
secara acak sederhana
• Pada populasi homogen yang kerangka sampelnya jelas
• Stratified random sampling: dikelompokkan, lalu
diambil beberapa bagian dari kelompok itu
• Cluster random sampling: populasi terbagi menjadi
cluster dan dipilih cluster secara acak. Cluster
dianalisis secara utuh
• Systematic random sampling: pengambilan acak
dengan metode tertentu (misal urutan genap)
Non Probability
• Convenient = memilih siapa
yang “kebetulan” ada, ada
sampling frame
• Consecutive = setiap yang
memenuhi kriteria inklusi
langsung dijadikan sampel,
tidak ada sampling frame
• Purposive = berdasarkan
keputusan peneliti semata
(umumnya untuk uji kualitatif)
• Snowball = satu subjek
merekrut subjek yang lain
biasanya untuk kasus yang
langka
Jawaban Lainnya
• A. Convenience sampling berdasarkan
kenyamanan peneliti
• B. Purposive sampling berdasarkan tujuan
tertentu
• D. Random sampling randomisasi
• E. Systematic sampling tidak ada metode ini
Jadi, metode sampling yang dilakukan
adalah…
91 C. Consecutive sampling
92 D. Kolmogorov Smirnov
• Penelitian: efektivitas atorvastatin dibandingkan
simvastatin dalam menurunkan angka LDL.
• Angka LDL dinyatakan dalam bentuk angka
• Uji normalitas?
Uji normalitas
• Data numerik sebelum dilakukan pengujian
hipotesis perbandingan (dengan uji T, ANOVA, dan
lainnya) perlu dipastikan terdistribusi secara normal
• Uji yang dimaksud adalah uji normalitas
• Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov
• Variabel bebas : dua jenis antihipertensi -- kategorik
• Variabel tergantung : tekanan darah sebelum dan sesudah --
numerik berpasangan
Variabel tergantung
Jumlah variabel bebas Jenis variabel Tidak Berpasangan
tergantung berpasangan
• Apa kesimpulannya ?
Menghitung risiko relatif
Pilihan Lain
• A. Paparan timah dan sindrom metabolik memiliki
hubungan sebab akibat yang lemah bila RR > 1
• B. Paparan timah dan sindrom metabolik memiliki
hubungan sebab akibat yang kuat bila RR > 1
• D. Paparan timah merupakan faktor protektif
terhadap kejadian sindrom metabolik bila RR < 1
• E. Peluang pasien menderita sindrom metabolik
karena paparan timah adalah satu kali lipat lebih
tinggi dari seharusnya
Jadi, interpretasinya adalah…
C. Paparan timah tidak
berpengaruh terhadap
93
kejadian sindrom
metabolik
94 B. Korelasi
• Seorang dokter ingin melakukan penelitian tentang
hubungan antara kolesterol (asumsi mg/dl) dengan
obesitas (asumsi IMT)
• Untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara
kolesterol dan obesitas.
94 B. Korelasi
97
95 A. Uji Exact Fisher
• Seorang peneliti hendak melakukan penelitian
tentang hubungan kejadian DM (dibedakan menjadi
sakit DM dan tidak sakit DM) dengan kejadian
Penyakit jantung (dibedakan menjadi sakit dan tidak
sakit).
• Ternyata, data penelitian tersebut tidak memenuhi
kriteria uji chi square.
Cross
Observasional
sectional
Desain ANALITIK: ada
Penelitian Eksperimental pembanding
: ada Case control
perlakuan
Cohort
POTONG
LINTANG
• Deskriptif, sewaktu
• HUBUNGAN ASOSIASI
TIDAK KAUSALITAS
• CEPAT DAN MURAH
• Menghitung RELATIF RISK
(RR)
KASUS
KONTROL
• Retrospektif
• Dapat melihat
kausalitas
• Umum digunakan
pada KASUS
LANGKA
• Menghitung ODDS
KOHORT
RATIO (OR)
• 2 Jenis:
• Prospective cohort
• Retrospective/historic
al cohort
• Subjek diikuti untuk
periode tertentu
• SANGAT BAIK
menilai KAUSALITAS
• Relatif LAMA dan
MAHAL
• Menghitung RELATIF
ODDS RATIO
+ - axd
risiko + a b
Faktor bxc
- c d
Jadi, parameternya adalah…
96 B. Odd ratio
97 A. Interobserver reliability
• Dua orang pemeriksa antropometri
• Data pemeriksa pertama dan kedua berbeda 0,1 cm
97 A. Interobserver reability
D. Melakukan informed consent
98
prosedur RT
• Pasien suspek BPH dokter hendak
melakukan RT
D. Melakukan informed
98 consent prosedur RT
A. Dokter melakukan
99 tindakan sesuai triase
kegawatdaruratan
• Korban yang dilarikan ke RS sebanyak 10 orang.
• Di RS tersebut terdapat 1 orang dokter dan 2 orang
perawat yang sedang berjaga.
• 5 orang korban lagi masih dalam perjalanan ke RS.
Salah satunya merupakan anak bupati.
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi
Justice
D. Istri